Rabu, 24 September 2008
Bacaan: I Kor 8:10-13
8:10 Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai “pengetahuan”, sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala?
8:11 Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena “pengetahuan”mu.
8:12 Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus.
8:13 Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.
Paulus sangat teliti dalam melihat dosa. Ia bukan saja melihat tindakan “dosa” seseorang tetapi juga melihat apakah dampak atau akibat dari tindakan orang tersebut terhadap orang lain. Jika tindakan yang bukan dosa mengakibatkan seseorang menjadi berdosa, maka tindakan tersebut menjadi tindakan “dosa”. Makan daging persembahan berhala semestinya bukan merupakan tindakan “dosa” tetapi karena tindakan tersebut dapat mengakibatkan orang Kristen, mantan penyembah berhala, di zaman Paulus tergoda kembali menjadi penyembah berhala, maka “makan daging persembahan berhala” adalah dosa.
Hal ini tidak saja berlaku untuk “makan daging persembahan berhala” tetapi juga tindakan-tindakan lain yang mengakibatkan orang lain menjadi berdosa, murtad atau meninggalkan Allah.
Timbul pertanyaan, bukankah setiap manusia bertanggung jawab atas pilihan atau kehendak mereka masing-masing? Bukankah setiap orang harus menjaga hati dan pikiran mereka secara pribadi? Dan, bukankah seseorang tidak dapat menyalahkan orang lain ketika ia jatuh ke dalam dosa? Tentu saja, kebenaran tersebut tetap berlaku. Tetapi, jika seorang Kristen mengetahui atau menyadari bahwa tindakannya dapat mengakibatkan orang lain tersandung atau jatuh ke dalam dosa, maka sudah semestinya orang Kristen tersebut mengantisipasi tindakannya tersebut. Tindakan-tindakan tersebut dapat berupa: berpakaian mini, bercanda, tidak ramah, diam, cemberut, tidak komunikatif, dan tindakan-tindakan yang tidak sensitif lainnya.
Kesimpulannya, orang Kristen harus sensitif terhadap tindakan dan lingkungan di mana ia berada.
Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar senantiasa dapat sensitif terhadap tindakan dan lingkungan hamba. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar