Kamis, 30 Oktober 2008

MENGANTISIPASI PERPECAHAN

Kamis, 30 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 12:21-26


12:21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan:”Aku tidak membutuhkan engkau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki:”Aku tidak membutuhkan engkau.”
12:22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
12:23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
12:24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus.
12:25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
12:26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.


Setelah membaca nasihat Paulus ini sepertinya tidak ada satu celah pun terbuka bagi seseorang untuk berpecah dari Jemaat. Mengapa? Karena perpecahan diawali atau dimulai dari dosa.

Bandingkanlah antara nasihat Paulus dengan pengaruh dosa berikut ini:
Pengaruh Dosa:

Memandang rendah anggota jemaat tertentu.

Kurang hormat kepada anggota yang nampaknya kurang terhormat

Kurang perhatian kepada anggota yang nampaknya kurang elok.

Kurang penghormatan kepada anggota yang tidak mulia.

Tidak peduli

Iri hati


Nasihat Paulus:

Memandang anggota yang nampaknya paling lemah, paling dibutuhkan.

Memberikan penghormatan khusus kepada orang yang kurang terhormat.

Memberikan perhatian khusus kepada anggota yang nampaknya kurang elok.

Memberikan penghormatan khusus kepada anggota yang tidak mulia.

Turut menderita

Turut bersukacita


Sungguh sangat berbeda antara dosa dan nasihat Paulus. Dosa merusak hubungan. Kesombongan, iri hati, keegoisan, kepentingan diri sendiri di dalam diri seseorang mengakibatkan konsekuensi negatif terhadap orang di lingkungannya. Anggota-anggota Jemaat yang sombong, egois dan mementingkan diri sendiri dapat mengakibatkan orang lain merasa direndahkan, kurang dihormati, kurang diperhatikan atau dipedulikan, atau kurang didukung. Sehingga tercipta gap yang menghasilkan perpecahan antara anggota di dalam Jemaat.


Melalui hal ini dapat ditemukan atau disimpulkan bahwa perpecahan bukan semata-mata disebabkan oleh perbedaan pendapat atau pengertian tentang Tuhan atau Kitab Suci. Karena terbukti bahwa manusia dapat hidup berdampingan, bertetangga dan bermasyarakat dengan agama yang berbeda-beda. Tetapi, perpecahan terjadi karena dosa kesombongan, iri hati, egoisme, dan kepentingan diri sendiri.


Seperti halnya Paulus terhadap Jemaat Korintus, setiap orang Kristen di zaman ini pun dapat mengantisipasi perpecahan dengan kasih yaitu dengan cara memandang anggota yang nampaknya paling lemah, paling dibutuhkan, memberikan penghormatan khusus kepada orang yang kurang terhormat, memberikan perhatian khusus kepada anggota yang nampaknya kurang elok, memberikan penghormatan khusus kepada anggota yang tidak mulia, turut menderita dengan orang yang menderita, dan turut bersukacita dengan orang yang bersukacita.


Prinsip dan nilai-nilai ini tentu saja berbeda dengan dunia pada umumnya. Sehingga jika Jemaat menganut prinsip dan nilai yang lain yang duniawi maka tidak heran Jemaat akan tenggelam seperti yang digambarkan
Henrietta C. Mears di dalam bukunya What The Bible Is All About:

It is a glorious sight to see a ship launched into the sea, but it is a tragic sight when the sea gets into the ship. The church of Christ should be set as a light in a dark place, but woe unto the church when the wickedness of the world invades.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengantisipasi perpecahan dengan kasih yang berasal dari pada Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar: