Kamis, 30 April 2009

LEGALISME ATAU FAKTA ALLAH?


Bacaan: Yohanes 1:19-28

Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: ”Siapakah engkau?”…Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: ”Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?”

Yohanes Pembaptis menarik perhatian banyak orang. Bukan hanya orang awam tetapi juga imam-imam, orang Lewi dan orang Farisi. Meski sesungguhnya ia tidak sedang berupaya menciptakan sensasi demi kepentingan dirinya sendiri.

Anda mungkin bertanya apa yang melatarbelakangi para imam atau orang Farisi tersebut sehingga mendatangi dan bertanya ini itu kepada Yohanes Pembaptis.

Penting diketahui sebelumnya bahwa ada terdapat 4 (empat) fakta penting yang mengundang tanya para imam atau orang Farisi yang mana adalah sebagai berikut:
1. Yohanes Pembaptis lahir dengan cara yang unik yaitu dari pasangan mandul Zakharia dan Elizabeth. Sebelum kelahirannya, ayah Yohanes Pembaptis yaitu Zakharia menjadi bisu persis setelah mendapat tugas di Bait Suci. Artinya, putra Zakharia adalah pria istimewa dari Tuhan. Pertanyaannya, siapakah dia?

2. Biasanya putra seorang imam juga adalah calon imam yang bertugas seperti ayahnya di Bait Allah. Tetapi, Yohanes Pembaptis tidak menjadi imam di Bait Allah melainkan menjadi pengkhotbah baru di padang gurun.

3. Penampilan Yohanes juga sangat unik dan berbeda. Ia tidak mengenakan jubah seperti imam pada umumnya tetapi pakaian yang terbuat dari bulu unta.

4. Putra Zakharia yang istimewa itu membaptis banyak orang dari berbagai kelompok atau golongan hingga ke seluruh daerah Yordan.

Dari fakta-fakta tersebut, maka para imam dan orang Farisi mempunyai 2 (dua) pertanyaan utama yaitu siapakah dia dan apa dasar atau sebagai apa ia membaptis orang-orang?

Karena bagi agama Yahudi pada zaman itu hanya ada tiga jenis petinggi agama yang umum atau lazim di tengah masyarakat mereka. Pertama, yaitu imam dari keturunan Lewi yang bertugas di Bait Suci. Kedua, yaitu ahli Taurat dan orang Farisi sebagai ahli kitab PL dan Pentateukh. Mereka menuangkan hasil interpretasi berupa penjelasan dan aturan-aturan ke dalam kitab-kitab baru bernama Mishnah dan Talmud*). Dan yang ketiga adalah Sanhendrin, yang bertugas seperti polisi yang menginvestigasi ajaran atau pengajar sesat serta memberantasnya. Di kitab Kisah Para Rasul disebutkan sejumlah ajaran sesat yang terdaftar di catatan Gamaliel. Juga, orang-orang Kristen yang diusahakan kemusnahannya oleh Paulus yang pada masa itu masih menjabat sebagai seorang Sanhendrin.

Menjawab pertanyaan para imam dan orang-orang Farisi, Yohanes Pembaptis mempunyai dasar yang sangat kuat. Dengan mengutip Kitab Yesaya, ia menyatakan bahwa dirinya adalah orang yang berseru-seru di padang gurun untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan.

Para imam dan orang Farisi menghadapi tantangan baru yaitu antara berpegang teguh kepada legalisme dan tradisi agamawi atau fakta bahwa Allah sedang memenuhi janji-Nya melalui Yohanes Pembaptis. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah karena menurut pengakuan Yohanes Pembaptis ia hanya orang yang berseru dan mempersiapkan jalan. Sedang spot light-nya adalah Yesus, Tuhan yang datang melawat umat-Nya di dunia.

Tentu saja pernyataan-pernyataan semacam ini sangat menggemparkan. Orang-orang diperhadapkan pada tanda tanya, apakah ini omong kosong, bercanda, atau 100% benar. Dan kisah-kisah selanjutnya tentang Yesus yang disertai berbagai bukti, kuasa, mujizat, hikmat, dan banyak hal lain lagi semakin mengerucut dan mengkristal. Sehingga, para imam dan orang-orang Farisi hanya punya 2 (dua) pilihan. Percaya atau tidak percaya? Menerima atau memusnahkan Kristus dan pengikut-pengikut-Nya?

Dan Anda tahu pada akhirnya bahwa para imam, orang Farisi, ahli Taurat tahu bahwa Yesus tak dapat dimusnahkan bahkan ia bangkit dari mati. Tetapi entah mengapa mereka masih tetap saja menentangnya dan menyebar isu palsu bahkan membayar orang-orang untuk mengatakan bahwa mayat Yesus dicuri oleh murid-murid-Nya.

Kesimpulannya adalah:
1. Penampilan bukanlah ukuran kerohanian. Meski Yohanes Pembaptis mengenakan jubah dari bulu unta yang berbeda dari yang lain, tidak berarti bahwa ia bukan orang yang berkenan atau yang bukan diutus oleh Allah.

2. Jika tidak menjaga hatinya, petinggi-petinggi agama pun dapat menjadi pendusta. Atau, pendusta-pendusta pun dapat berjubah petinggi agama.

3. Tuhan menghendaki pertobatan, perubahan hati, dan pertumbuhan rohani dari umat-Nya. Bukan legalisme.

4. Allah pasti menggenapi nubuatnya. Bersiap sedialah!

*) Mishnah adalah kitab yang berisi tentang penjabaran hukum-hukum dan aturan-aturan hasil rumusan atau interpretasi orang-orang Farisi yang telah disahkan. Talmud adalah kitab yang menjelaskan kitab Mishnah. Tentang Sabat saja, kitab Mishnah menghabiskan 24 bab dan kitab Talmud Babylonia menghabiskan 312 halaman folio. (hal 206 PASH Yohanes oleh DR. William Barclay, BPK. Gunung Mulia)

KEBENARAN TENTANG BAIT SUCI


Bacaan: Yohanes 4:23

Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

Rasul Yohanes menulis banyak hal yang tidak ditulis oleh Matius, Markus dan Lukas. Hal itu tidak berarti bahwa Injil Yohanes lebih baik ketimbang injil yang lain. Tetapi, fakta ini dapat dijadikan pertanda bahwa Injil Yohanes memang diterbitkan setelah ketiga injil yang lain. Rasul Yohanes tampaknya mencermati apa yang belum dituliskan oleh rekan-rekan kerjanya. Selain itu ada kebenaran-kebenaran yang ditekankan rasul Yohanes sebagai point penting dari penggenapan atau penyempurnaan Perjanjian Lama. Salah satu di antaranya adalah tentang Bait Allah.

Sebelum membahas lebih jauh tentang Bait Allah, saya mengajak Anda untuk mempelajari secara singkat dan sederhana tentang latar belakang Bait Allah di Yerusalem dan di Gerizim. Di dua tempat yang berbeda terdapat Bait Allah yang berbeda pula hingga di zaman Yesus. Hal tersebut dikarenakan permusuhan antara bangsa Israel dan bangsa Samaria yang masih terus berlanjut dan berkepanjangan. Ratusan tahun lamanya mereka telah berpisah dan saling tidak suka satu sama lain.

Sejak dulu, jauh sebelum permusuhan timbul, Kerajaan Israel Utara dan Selatan telah ditaklukkan oleh bangsa lain. Akibatnya, Bait Allah pun hancur dan musnah. Sejumlah besar penduduk dibawa ke tanah penjajah atau sebalinya bangsa jajahan lain dibuang ke wilayah Israel. Di sana orang-orang dijadikan pekerja yang dimanfaatkan tenaganya demi kepentingan bangsa penjajah seperti Assyria atau Babylonia.

Orang Yahudi dari Kerajaan Israel Utara telah kawin campur dengan bangsa jajahan yaitu bangsa-bangsa lain yang ditaklukkan Assyria dan dipindahkan ke wilayah Samaria. Sehingga mereka tidak diakui atau diterima lagi sebagai orang Yahudi asli. Sedang orang-orang Yahudi dari Kerajaan Israel Selatan masih mempertahankan ke-Yahudi-annya. Hingga suatu waktu, atas izin dan bantuan raja Persia, akhirnya salah seorang dari bangsa Israel Selatan yaitu Nehemia pergi ke Yerusalem untuk membangun kembali tembok Yerusalem. Di waktu yang bersamaan, Ezra rekan sebangsa Nehemia membangun Bait Allah.

Di masa pembangunan tersebut, orang-orang Samaria mengulurkan tangan menawarkan diri untuk membantu pembangunan kembali Tembok Yerusalem dan Bait Allah. Mungkin karena rasa kebangsaan dan cinta kepada leluhur, mereka ingin melakukannya. Tetapi sangat menyedihkan karena mereka tidak diterima atau di-izinkan dan dianggap sebagai orang asing atau orang non-Yahudi. Bertolak dari peristiwa tersebut, orang-orang Samaria pun akhirnya membangun Bait Suci yang lain dan yang baru yaitu di Gerizim.

Kembali ke zaman Yesus, orang-orang Yahudi yang ingin pergi ke Yerusalem untuk beribadah di Bait Suci paling cepat dan pintas apabila melewati wilayah Samaria. Tidak jarang mereka digoda untuk beribadah di Gerizim saja.

Tampaknya, Yesus mencermati permasalahan ini. Sehingga bertolak dari permasalahan tersebut, Ia menyatakan satu kebenaran sekaligus penggenapan terhadap Perjanjian Lama bahwa Bait Suci adalah manusia-nya bukan gedungnya. Dengan demikian, manusia dapat menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. Di mana saja dan kapan saja. Kebenaran ini pun tidak sedang menyatakan bahwa beribadah di gedung yang megah adalah salah.

Atas dasar ini pula, orang-orang Kristen di masa kini termasuk Anda dan saya semestinya jangan merendahkan atau memandang remeh orang-orang Kristen yang beribadah di gedung perkantoran, ruko atau tempat-tempat yang tidak disebut sebagai ‘gedung gereja’. Karena yang paling penting dan mendasar adalah orangnya bukan gedungnya. Hatinya bukan yang lain. Dan, kebenaran ini juga berarti bahwa orang Kristen semestinya jangan bersikap baik, suci atau benar hanya di gedung gereja saja tetapi juga di tempat-tempat yang lain. Termasuk ketika sendiri bahkan ketika punya kesempatan besar untuk berbuat dosa. Karena sesungguhnya, di setiap waktu dan di setiap tempat dalam hidupnya, semestinya setiap orang Kristen senantiasa mempunyai sikap hati yang menyembah Allah.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba untuk senantiasa bersikap hati menyembah Engkau di setiap tempat dan di setiap waktu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Selasa, 28 April 2009

RENDAH DIRI ATAU NGERTI PERAN?


Bacaan: Yohanes 3:26-30

3:26 Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."
3:27 Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
3:28 Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
3:29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
3:30 Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil

Di masa mudanya, rasul Yohanes pernah melakukan kesalahan. Ia begitu berambisi mendapatkan posisi di sebelah kiri atau kanan Yesus. Sudah tentu, bukanlah ambisi yang ingin maju dan bertumbuh yang menjadi kesalahan murid yang dikasihi Yesus tersebut, tetapi, motifnya. Ia ingin menjadi orang penting, terpandang, atau sesuatu seperti penguasa di zamannya tanpa mengerti tentang kepemimpinan dan kepelayanan menurut Yesus. Itu juga sebabnya mengapa ia dan saudaranya Yakobus mengajukan diri melalui ibu mereka. Dan mungkin pula mereka pun tahu bahwa proposal yang mereka ajukan adalah jenis proposal coba-coba. Kali-kali aja diterima. Kalau nggak ya nggak apa-apa. Mungkin pikir mereka begitu.

Tetapi, setelah sekian lama menjadi murid-Nya, rasul Yohanes mempunyai pandangan yang sangat berbeda tentang jabatan atau posisi. Terbukti dengan bagaimana ia mengingat kata-kata Yohanes Pembaptis dengan sangat baik. Sesuatu yang mungkin sangat menggugah dan berkesan di hatinya.

…"Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga (Yohanes 3:27).

Rasul Yohanes mengerti bahwa posisi, jabatan atau peran adalah karunia atau anugerah dari Tuhan bukan karena, bukan dari atau oleh diri sendiri. Jika bukan Tuhan yang mengaruniakan atau menganugerahkan, maka tidak seorang pun yang dapat mempunyai atau memilikinya.

Mengenai kata-kata Yohanes Pembaptis, itu bukanlah berasal dari diri yang minder tetapi dari diri yang mengerti perannya di hadapan Tuhan. Putra Zakharia tersebut bukanlah seorang yang rendah diri. Sebaliknya, ia adalah seorang yang percaya diri. Sebagai pria keturunan Lewi, Yohanes Pembaptis tampil di depan publik, dikenal dan terkenal. Kemampuan public speaking nya pun sangat tinggi. Suaranya lantang. Bukan rendah atau pelan. Dan, ia disebut sebagai orang yang berseru-seru di padang gurun.

Yohanes Pembaptis sangat mengerti peran-nya yaitu bahwa ia adalah sahabat mempelai yaitu Yesus*). Di acara pernikahan, ia seperti seorang best man dari mempelai pria, yang membantu, mengurus, memastikan, melengkapi, dan menyempurnakan acara, demi kepentingan atau kebaikan sahabatnya yaitu si mempelai.

Fokus seorang best man bukanlah dirinya tetapi sahabatnya yaitu mempelai. Ia sangat bersukacita dan bergembira terhadap mempelai yaitu sahabatnya sampai-sampai tidak pernah memikirkan tentang tingkatan posisi, jabatan, untung-rugi, antar ia dan mempelai tersebut. Sukacitanya adalah acara yang berjalan dengan lancar dan sukses, dan mempelai pria bertemu dengan mempelai wanita.

Orang-orang Kristen di masa kini perlu belajar dari Yohanes Pembaptis untuk mengerti perannya masing-masing. Bukan mengharapkan peran yang besar-besar saja, yang dilihat atau disaksikan banyak orang, sehingga mendapat pujian, hormat dan popularitas. Karena sesungguhnya, memang ada peran yang kecil dan besar, tetapi keduanya adalah sama di hadapan Tuhan, tergantung bagaimana seseorang menerima dan menjalankannya (band. Mat 25:14-46).

Seperti halnya rasul Yohanes, ia pun sudah tahu perannya sehingga tidak pernah lagi mengajukan proposal ekslusif itu apalagi melalui ibunya.

Atau, sebaliknya, jika memang Tuhan mengaruniakan Anda peran yang besar, mengapa tetap di peran yang kecil seperti waktu Gideon bersembunyi di tempat pemerasan anggur?

Jadi, salah satu tugas orang Kristen, mungkin termasuk Anda dan saya, adalah mengenali peran nya dan menjadi efektif dan optimal bagi Tuhan di sana.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba mengenali peran hamba dan menjadi efektif dan optimal bagi Engkau di sana. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

*)Orang Yahudi mengerti bahwa yang dimaksud dengan mempelai pria adalah Tuhan, dan mempelai wanita adalah bangsa Israel. Sehingga dengan demikian, perpindahan agama seperti penyembahan berhala disebut perzinahan spiritual.

Senin, 27 April 2009

KISAH PARA RASUL


Kisah Para Rasul ditulis oleh Lukas berkisar tahun 61-64 M. Seorang yang menulis salah satu dari ke-4 Injil yang juga adalah seorang tabib. Kisah ini dimulai dengan bincang-bincang antara Yesus dan murid-murid-Nya setelah kematian-Nya. Kemudian setelah 40 hari lamanya menjelaskan tentang Kerajaan Allah, Yesus terangkat ke Sorga.

Selain berisi tentang sejarah gereja atau sejarah Kristen di abad pertama, Kisah Para Rasul juga berisi tentang kerja dan kuasa Roh Kudus yang dijanjikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya. Mereka menantikan-Nya dengan tekun berkumpul dan berdoa. Sehingga dari sana dapat kita saksikan bagaimana Tuhan bekerja memulai jemaat-Nya, membangun-Nya, menumbuhkan dan mengembangkan-Nya. Mulai dari hari Pentakosta hingga jemaat bertumbuh dan berkembang ke berbagai tempat. Roh yang dijanjikan itu membawa Filipus untuk bertemu-temu dengan Sida-Sida. Ia juga-lah yang meyakinkan Petrus bahwa Allah juga berkenan kepada orang non-Yahudi. Petrus dipertemukannya secara unik dengan perwira Itali yang bernama Kornelius yang tidak lama setelah itu menjadi murid-Nya dan dibaptis di dalam Kristus.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Allah tidak memandang bulu. Ia bukan hanya menyelamatkan orang Yahudi tetapi juga orang non-Yahudi. Hal ini penting dicatat karena sejak dahulu kala orang-orang Yahudi yang menganggap dirinya keturunan Abraham secara lahiriah saja yang diselamatkan. Bahkan termasuk para rasul seperti Simon Petrus pun berpikir demikian.

Jadi, betapa pentingnya kitab ini. Tanpa bermaksud meninggikan-nya dari kitab yang lain, pemimpin-pemimpin Kristen tertentu memandangnya sebagai kitab favorit. Karena, Kisah Para Rasul adalah inspirasi dan motivasi bagi banyak pemimpin Kristen. Dari sana mereka dapat bercermin, menemukan gap yang besar tentang kualitas kerohanian gereja atau orang Kristen di abad pertama dan di masa kini. Disamping itu, pemimpin atau umat Kristen juga dapat memperoleh keyakinan atau semangat bahwa Tuhan pasti menyertai jemaat-Nya, meskipun di tengah kesulitan, kesukaran dan penganiayaan.

Seperti halnya yang dialami oleh jemaat dan murid-murid Kristus di abad pertama, mereka dianiaya. Para rasul seperti Petrus dan Yohanes dihadapkan ke mahkamah agama. Mereka disesah dan dipenjara. Tetapi, di sana jugalah diberitahukan tentang bagaimana Tuhan melepaskan mereka dari penjara dan berbagai bahaya yang mengancam. Termasuk tentang Paulus yang selalu luput dari buruan orang-orang Yahudi yang bersumpah ingin membunuhnya. Dan lucunya, dengan cara-Nya yang unik, Tuhan mengawal Paulus dengan iring-iringan tentara Roma yang besar hingga akhirnya tiba di kota Roma, kota yang sekian lama ia doakan untuk dapat tiba di sana.

Kisah Para Rasul pada akhirnya banyak mencatat tentang Paulus. Hal ini menandakan bahwa setelah perpisahannya dengan Barnabas dan Markus atau yang disebut Yohanes, Paulus melanjutkan penginjilan keliling-nya dengan Timotius, Aristarkhus, Demas, Titus dan seorang tabib yang bernama Lukas. Lukas lah yang mengobati dan merawat kesehatan Paulus yang kemungkinan menderita penyakit pada bagian mata, dan lain-lain akibat penganiayaan. Sehingga dengan demikian, Lukas yang tampaknya hanya seorang tabib, ternyata punya peran penting dan sangat berarti bagi kekristenan hingga di masa kini. Karena, kitab yang ditulisnya yaitu Kisah Para Rasul juga memberikan gambaran yang jelas tentang latarbelakang dari surat-surat Paulus dan jemaat-jemaat yang dibangunnya.

Sebagai tambahan, berikut di bawah ini adalah catatan-catatan penting yang melaluinya dapat kita peroleh gambaran tentang orang Kristen di abad pertama.
1. Tentang keselamatan yaitu berupa pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus diperoleh dari pertobatan dan baptisan (band. Kis 2:38).

2. Tentang apa yang semestinya dilakukan orang-orang Kristen di Kebaktian. Mereka berdoa, memuji Allah, memecah-mecahkan roti, mendengarkan firman atau pengajaran para rasul, dan ber-fellowship. Mereka bersatu, gembira, dan tulus hati (band. Kis 2:42-47).

3. Tentang penginjilan: Setiap anggota jemaat turut terlibat tanpa kecuali. Bukan hanya para rasul atau orang-orang tertentu saja. Orang-orang Kristen semestinya mempunyai misi di dalam hati dan jiwa mereka. Meskipun dianiaya, jemaat itu pergi, dan tersebar bukan untuk bersedih atau mengasihani diri tetapi untuk memberitakan firman. Bahkan di tengah situasi dan cara yang demikian, jemaat menjadi semakin banyak dan semakin bertumbuh jumlahnya.

4. Tentang posisi mereka di tengah masyarakat. Orang-orang Kristen di abad pertama disukai, disegani dan dihormati dalam hal integritas, kasih dan kepedulian mereka terhadap orang lain.

5. Tentang kesatuan dan kepemimpinan gereja. Para rasul memilih pelayan-pelayan meja. Mereka bersatu, menyelesaikan permasalahan internal dan sepakat mengatur atau membagi wilayah penginjilan.

6. Tentang kuasa Roh Kudus dan otoritas pemimpin di tengah jemaat. Ananias dan Safira mati seketika ketika berdusta kepada Petrus.

7. Kisah Para Rasul juga mencatat tentang titik balik seorang penganiaya bernama Saulus yang kemudian bertobat dan dinamakan Paulus. Dialah rasul Kristus yang besar dan yang terakhir.

8. Dan lain-lain



KEKECEWAAN YANG PENUH KASIH


Kasih Yesus tidak mengecewakan. Bahkan kekecewaan Yesus sekalipun mengekspresikan kasih-Nya yang sempurna. Anda mungkin ingin segera membuktikan apakah pernyataan barusan adalah benar atau salah.

Bacalah ayat-ayat berikut ini dan perhatikanlah apa dan bagaimana Yesus mengutarakan kekecewaan-Nya:
Matius 23:37 "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.

Pada kalimat pertama di atas dapat kira-kira kita mengerti bahwa Yesus kecewa terhadap Yerusalem kota di mana terdapat orang-orang yang telah membunuh para nabi yang diutus Allah. Tetapi, pada kalimat kedua dapat kita temukan ekspresi dari kasih-Nya yang menyatakan upaya-upaya yang Ia lakukan demi kebaikan Yerusalem.

Di samping itu ada terdapat pola yang menandakan kebenaran ini yang tampak dari bagaimana Yesus menyebutkan: Yerusalem, Yerusalem...

Mari pelajari lebih lanjut dari ayat-ayat yang lain:
Lukas 10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,

Yesus menyatakan kesalahan Marta dengan kasih. Speak the truth with love. Demikian ungkapan populer-nya dalam bahasa Inggris.

Kemudian di Lukas 22:31-32 Yesus berkata kepada Simon Petrus atau yang biasa disebut Kefas seperti berikut:
Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.

Perkataan tersebut menunjukkan bahwa Ia menyatakan kesalahan Simon dan memberitahu dia tentang bahaya yang mengancam dirinya. Tetapi Ia juga mendoakannya, memberi kekuatan kepada dia dan memberdayakannya.

Dan di Markus 15:34, Yesus berseru kepada Bapa dengan suara nyaring:..."Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Yesus ditinggalkan Bapa di kayu salib. Ia menanggung penghukuman dan kemarahan ilahi karena menanggung dosa-dosa manusia termasuk Anda dan saya. Apakah Ia kecewa? Mungkin saja. Tetapi kekecewaan yang Anda pikirkan sangat berbeda dengan jenis kekecewaan Yesus. Tidak sedikitpun Ia mengumpat atau memaki meskipun kesakitan yang ia rasakan sangat amat hebat.

Kata kecewa memang biasanya berkonotasi negatif. Mendengarnya Anda mungkin berpikir tentang kekesalan, kemarahan, kegeraman, kesedihan, benci, tidak suka atau putus asa. Tetapi tidak demikian halnya dengan kekecewaan YESUS. Ia berbeda. Sangat amat berbeda.

Kepada Yerusalem, gudang pembunuh para nabi ia katakan: Yerusalem, Yerusalem... Kepada Marta, wanita repot yang lupa ber-saat teduh ia katakan: Marta, Marta... Kepada Simon, pria sombong dan sok jagoan, ia katakan: Simon, Simon... Kepada Allah yang meninggalkan-Nya di kayu salib, ia katakan: Allahku, Allahku... Ia masih menggandeng kata "Allah" dengan kata "Ku". Suatu tanda posesif atau belonging atau mungkin yang paling tepat adalah tanda kasih kepada Bapa-Nya yang ada di Sorga.

Jadi, jika demikian, dapatkah Anda bayangkan apa dan bagaimana Ia ketika memandang Anda dengan segala dosa, kelemahan atau kekurangan-kekurangan Anda? Mungkin akan seperti berikut ini:

Budi…Budi…mengapa engkau tidak memprioritaskan-Ku?

Andi…Andi… mengapa engkau menyalahgunakan seks?

Wati…Wati… mengapa engkau marah dan dendam?

Atau, …Anda mungkin lebih dapat mengira-ngira kalimat yang paling tepat bagi diri Anda.

Minggu, 26 April 2009

PERTUMBUHAN ATAU PERPINDAHAN?


Lebih menyedihkan lagi adalah, anggota-anggota yang meninggalkan gereja besar itu akan memulai sebuah gereja yang baru, atau pindah ke gereja lain yang lebih kecil, tetapi terjebak kembali dalam paradigma gereja besar, kemudian bersiap-siap menghadapi prahara dan perpecahan lagi ketika gerejanya bertambah besar.

Tidak jarang para anggota gereja tertentu merupakan anggota beberapa gereja yang lain sebelumnya. Mereka adalah anggota yang sudah beberapa kali pindah gereja dengan beberbagai alasan. Tuding menuding di antara gembala mereka akhirnya mengemuka. Istilah curi domba (Ams 27:23) menjadi istilah klise untuk menyerang gereja lain yang lebih bertumbuh. Bahkan beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan seorang anggota gereja tertentu. Ia berkisah, bahwa beberapa tahun sebelumnya, anggota gereja mereka hampir mencapai 100 orang. Tetapi kini, karena beberapa hal, termasuk masalah kepemimpinan, kehadiran Minggu tidak pernah melebihi 10 orang. Kemana yang ke 90 orang lainnya?

Larry Stockstill, dalam bukunya Gereja Sel, menekankan bahaya ‘pencurian domba’ dengan mengatakan: Di Bethany, kami menekankan bahwa kami tidak mengejar pertumbuhan melalui perpindahan, tetapi pertumbuhan melalui pertobatan.32

Atau Rick Warren mengklaim, bahwa anggota gerejanya hanya terdiri dari mereka-mereka yang tidak memiliki atau tidak pernah datang ke gereja (unchurch). Agaknya Larry, atau Rick benar – paling tidak secara prinsip – tetapi kita harus memahami bahwa istilah ini dapat membahayakan.

Pencuri domba adalah maling. Jadi gereja ‘pencuri domba’ adalah gereja maling. Dan itu bukan gereja. Tuhan memberi istilah pencuri domba adalah serigala, dan pencuri menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu (Yoh 10:12). Istilah untuk serigala adalah iblis. Sangat membahayakan jikalau seorang pindah ke gereja lain, yang diberi stigma gereja pencuri domba. Gereja lain itu berarti jemaah iblis. Bayangkanlah berapa banyak jemaah iblis di dunia ini – jika pola berfi kir kita demikian picik dan terkesan sadis. Sudah selayaknya istilah gereja curi domba dibuang jauh-jauh bagi gereja yang merasa gerejanya adalah gereja Tuhan.

Sementara itu, gereja yang mencap gereja lain sebagai gereja pencuri atau perebut domba harus menyadari, apakah pemimpinnya adalah gembala yang baik, yang memberdayakan atau hanya gembala upahan – sehingga dombadomba yang bodoh itu lari. Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai gembala yang baik (Yoh 10), tetapi Dia katakan bahwa ada juga gembala upahan. Gembala yang bekerja hanya untuk upah, untuk program, dan tidak perduli untuk memberdayakan anggota-anggotanya, mereka adalah gembala yang jahat.

Ketika anggota-anggotanya pindah, bukannya menyadari diri dan bertobat, tetapi menuding gereja lain. Ini adalah tipe pemimpin upahan dan murahan, yang tidak menyadari dirinya. Pikirkanlah ini, anggota jemaat tidak akan pergi ke tempat lain jika mereka nyaman, aman karena doktrin mereka benar, dipimpin oleh orang yang benar dan diberdayakan dengan benar (bacalah Mazmur 23 sepuluh kali lagi dan yakinilah prinsip penggembalaannya). Justru jika hal-hal ini dilakukan oleh pemimpin ataupun gembala sidang, maka anggota jemaat akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pengembangan gereja lokal mereka .

Pemimpin yang memusatkan diri kepada pertumbuhan gereja besar semata dan menggunakan anggota-anggotanya untuk mencapai gereja besar hanya akan membuat anggota-anggotanya keletihan dan duniawi. Mereka akan berfikir gereja tidak ubahnya dengan perusahaan MLM (Multi Level Marketing), dan mereka hanya alat yang digunakan untuk mencapai tujuan si pemimpin. Tinggal menunggu waktu saja anggota-anggotanya dengan teratur akan mundur lewat pintu belakang gereja yang akan membuat gereja besar berhenti untuk bertumbuh (stagnant), atau beberapa kelompok yang sakit hati (desperate group) ataupun kelompok reformis menyerukan pemberontakan (revolusi) kerohanian, yang berakhir dengan separatisme dan perpecahan.

Penelitian yang dibuat Christian Schwarz untuk mengukur hubungan gereja dengan tingkat pertumbuhan mereka di gereja Jerman, memperoleh hasil yang cukup signifikan dengan asumsi kita. Menurut data Schwarz, pertumbuhan ratusan gereja-gereja di Jerman (meneliti 58 gereja kecil) dalam 5 tahun berjalan adalah sebagai berikut33:

Ukuran Gereja/ Pertumbuhan jiwa Dalam 5 Tahun/ Persentase keseluruhan:
  • 1 – 100 (rata-rata 51 orang)/ 32/ 63%
  • 101 – 200/ 32/ 23%
  • 201 – 300/ 39/ 17%
  • 301 – 400/ 25/ 7%
  • 1000++ (rata-rata 2.856 jiwa)/ 112/ 4%
Penelitian ini, meski realistis, tetapi cukup mengejutkan. Karena dengan anggota ukuran gereja besar (2.856 anggota) dibandingkan dengan 58 gereja kecil (dengan rata-rata anggota 51 orang) digabung jadi satu (menjadi sekitar 2958 anggota dari 51x58), dalam kurun waktu 5 tahun akan berbanding 1.792 banding 112. Ke 58 gereja kecil tersebut dapat memenangkan hampir 1800 orang sementara gereja besar hanya 112. Dengan kata lain, sekitar 3000 anggota gereja yang dibagi dalam gereja gereja kecil telah memenangkan hampir 2000 orang, sementara 2900 anggota gereja besar hanya memenangkan 112 orang. Dengan kata lainnya lagi gereja besar telah mencegah 1.680 (=1.792-112) orang untuk masuk ke dalam gereja. Atau setidak-tidaknya dapat dikatakan, gereja besar (yang anggota-anggotanya tidak efektif) telah menjadikan gereja itu sendiri ‘lawan’ dari gereja-gereja kecil.

32. Larry Stockstill, “Gereja Sel”, Metanoia (Jakarta:2000), hal. 111.
33. Christian Schwarz, Pertumbuhan Gereja yang Alamiah, dalam Wolfgang Simson, Gereja Rumah,
hal 294.

Dikutip dari SUSTAINABLE CHURCH GROWTH oleh Sahat Hutagalung.
Penerbit: BEREAN PUBLICATION HOUSE


Dapatkan diskon 10% s/d Mei 2009 hanya di
BEREAN CORNER BOOKSTORE & GIFTS
Menara Kuningan Unit F2
(SMS. 021 300 15 792 atau E-mail: letters.berean@gmail.com)


Kamis, 23 April 2009

Membawa ALLAH dan Manusia


Bacaan: Yohanes 1:14

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Menurut sejarahwan atau pakar ilmu teologi, Injil Yohanes ditulis oleh rasul Yohanes dan seorang penatua yang juga bernama Yohanes. Mereka berdua pada zamannya tinggal di jemaat Efesus. Kesimpulan itu didasari oleh tahun dan lokasi penulisan rasul Yohanes dan penatua Yohanes yang bersamaan. Rasul Yohanes menulis Injil Yohanes dan surat 1 Yohanes sedangkan penatua Yohanes menulis surat 2 Yohanes dan 3 Yohanes. Besar kemungkinan tercipta kerjasama antara keduanya. Mungkin rasul Yohanes meng-imla-kan kemudian penatua Yohanes menuliskannya di atas lembar papirus. Itu juga yang mungkin menyebabkan mengapa rasul Yohanes tidak menyebutkan namanya atau “aku” atau “saya” tetapi menggunakan sebutan lain yaitu “murid yang dikasihi Yesus”.

Sedangkan latar belakang dari tulisan Injil Yohanes adalah bahwa di sana yaitu di Efesus waktu itu terdapat orang-orang Kristen yang meminta kesediaan rasul Yohanes untuk menuliskan Injil tentang Yesus. Setelah sekian lama menjadi murid-Nya tentulah ia mempunyai pengertian atau kesimpulan dari apa yang telah ia dengar dan saksikan. Dengan demikian, ia dapat memberikan pengajaran kepada jemaat dan orang-orang Kristen di masa yang akan datang.

Di samping itu ada lagi alasan yang mendesak mengapa rasul Yohanes harus menuliskannya. Karena pada zaman itu banyak sudah ajaran-ajaran sesat seperti gnostisme yang percaya bahwa Allah PL adalah Allah yang kejam, yang tidak bersentuhan dengan benda dan bukan sang pencipta langit dan bumi. Di tambah lagi, pada waktu itu terdapat fanatis Yohanes Pembaptis yang meninggikan nabi berpakaian bulu unta itu sampai kelewat batas.

Hal lain lagi dari latar belakang penulisan rasul Yohanes adalah bahwa ia sedang mengkomunikasikan Yesus kepada bangsa Yunani. Caranya adalah dengan mengasosiakan tradisi atau budaya berpikir orang Yunani yang percaya bahwa hikmat, pikiran atau nalar manusia itu berasal dari Tuhan. Hanya saja mereka tidak dapat melihat-Nya. Tetapi mereka percaya bahwa di mana ada keteraturan di sana ada Tuhan atau campur tangan-Nya.

Berbeda dengan orang Kristen, mereka dapat melihat hikmat dan pikiran Tuhan dengan sempurna melalui Yesus. Ia nyata di hadapan mereka, menjadi manusia dan ada di dalam daging. Suatu cara brilian Allah mengkomunikasikan diri-Nya yaitu hati dan pikiran-Nya. Jauh lebih efektif dari metode komunikasi audio visual tercanggih sekalipun. Semua tentang Allah jelas melalui Yesus. Harapan dan kasih-Nya kepada manusia. Oleh sebab itu, di awal tulisannya, Yohanes memulai dengan pengertian dan kesimpulannya tentang Yesus. Bahwa Ia adalah firman yang sudah ada pada mulanya, yang bersama-sama dengan Allah dan adalah Allah.

Bagaimana dengan injil-injil yang lain yaitu Matius, Markus dan Lukas? Ketiganya menuliskan fakta-fakta tentang Yesus secara kronologis dan sistematis. Dimulai dari catatan tentang garis keturunan. Sesuatu yang menandakan ciri penulisan bangsa Yahudi. Seperti istilah dalam ilmu komunikasi atau marketing, ketiga injil tersebut sedang membidik segmen atau pasar Yahudi. Sedang Injil Yohanes yang ditujukan kepada bangsa Yunani.

Ditinjau dari waktu penulisannya, Injil Yohanes ditulis setelah ketiga injil tadi. Dan diasumsikan bahwa Yohanes menuliskannya setelah membaca injil-injil tersebut. Dengan demikian ia dapat melengkapi apa yang belum disampaikan oleh rekan-rekan kerjanya yaitu Matius, Markus dan Lukas.

Secara esensial, pernyataan Yohanes tentang Yesus mengandung 2 (dua) hal penting. Pertama, yaitu bahwa Yesus adalah gambar wujud Allah (exact representataion of God) sebagai penyataan diri Allah kepada manusia. Kedua, yaitu bahwa Yesus adalah gambar Allah sebagai teladan atau contoh bagi keturunan Adam yang dulu pernah diciptakan segambar dan serupa dengannya. Hanya saja, Adam telah jatuh dan terkontaminasi dengan dosa (band. Roma 5:12-21). Atau, sederhananya, tujuan Yesus datang ke dunia dan menjadi manusia adalah untuk membawa Allah kepada manusia dan membawa manusia kepada Allah.

Jadi, jelas-lah alasan mengapa Yesus mengamanatkan kepada murid-murid-Nya untuk pergi dan menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya (band. Mat 28:19-20). Itu semata-mata bukan untuk memperbanyak jumlah pengikut, memperbesar kelompok atau golongan religi. Tetapi, karena kedatangan Yesus mengandung rencana atau rancangan Allah bagi manusia yang berdosa. Mereka butuh model, contoh atau teladan yaitu Yesus. Sehingga dengan menjadi murid-Nya berarti mereka kembali kepada gambar dan rupa Allah yang sejak semula Tuhan karuniakan kepada manusia. Dengan demikian mereka menjadi seperti Allah. Kualitas-kualitas internalnya, karakter, hati, pikiran, dan sifat-sifatnya. Tak heran mengapa Daud mengungkapkan kedahsyatan rancangan ini di Mazmur 8:5-6

Apakah manusia sehngga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia sehingga Engkau mengindahkannya? …Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.

Dan sepertinya pengertian atau kesimpulan Yohanes serupa dan singkron dengan rasul Paulus dan penulis Kitab Ibrani yang menyatakan bahwa Yesus adalah setara (equal) dengan Allah (band. Fil 2:6-7). Ia adalah fully man dan fully God dan adalah exact representation dari diri Allah (band. Ibrani 1:2-3).

Referensi: PASH Yohanes oleh DR. William Barclay. Penerbit: BPK Gunung Mulia; Mac Arthur Study Bible; NASB (New American Standard Bible).


Rabu, 22 April 2009

AROMA YANG MENYENANGKAN TUHAN


Tiga bulan dari tahun ini telah berlalu. Anda mungkin merasakan beban yang berat untuk melangkah ke depan. Keadaan semacam itu sangat mungkin dipengaruhi oleh kondisi Anda sebelumnya. Anda mungkin tidak semangat secara rohani selama tiga bulan terakhir. Tetapi, tetaplah bersemangat dan berilah yang terbaik. Jangan lihat ke belakang. Lihatlah sembilan bulan ke depan. Berdoalah dan bergantung kepada Tuhan dan bersungguh-sungguhlah terhadap Dia.

Saat ini saya ingin mengajak Anda untuk mempelajari Indra Penciuman Rohani. Bacalah Alkitab di Efesus 5:1-2:

5:1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.


Sesuai yang tertulis di sana, jadilah anak-anak dan penurut-penurut Allah yang saling mengasihi. Seperti Kristus yang mengasihi dan menyerahkan diri-Nya demi menebus dosa sehingga kita terlepas dari maut. Kasih dan pengorbanan-Nya adalah persembahan yang HARUM bagi Allah. Apakah Tuhan punya hidung seperti kita? Mengapa perbuatan Yesus itu HARUM bagi Allah?

Secara fisik, bau tidak dapat dilihat. Dari semua 5 indra, indra penciumanlah yang baru-baru ini lebih dimengerti para ahli. Para ahli baru mengerti bahwa molekul-molekul yang beterbangan kemudian dideteksi oleh syaraf reseptor di hidung yang terhubung dengan otak yaitu bagian MEMORI dan EMOSI. Sebagai buktinya, saya masih mengingat bau yang khas dari sebuah gedung tempat kebaktian yang kami sewa beberapa tahun yang lalu. Mungkin meski dengan mata yang tertutup saya dapat mengenalinya. Mengapa? Karena penciuman erat kaitannya dengan emosi dan memori saya. Contoh yang lain adalah tentang bau badan. Orang-orang dapat dikenali dari bau badannya, terlebih orang-orang tertentu dengan bau yang sangat kuat dan dominan.

Bau mempunyai peran yang penting dan sangat berarti. Coba bayangkan 2 kejadian. Kejadian pertama seandainya anda pergi ke sebuah restoran yang indah dan mewah, musiknya enak, makanannya enak tetapi ketika anda tiba, restorannya berbau menyengat dan tak sedap, apakah Anda ingin berada di sana untuk waktu yang lama? Tentu saja tidak bukan? Anda bahkan ingin meninggalkan tempat tersebut secepatnya bukan? Apa memori anda terhadap restoran tersebut? Kejadian yang kedua adalah suatu hari anda sedang mengalami pengalaman yang kurang baik dan melelahkan. Tetapi ketika anda tiba di rumah, istri anda telah menyediakan makanan dan sup yang sangat harum dan mengundang lapar anda. Bagaimana perasaan anda? Bau makanan dan perasaan yang menyenangkan akan anda ingat bukan?

Bagaimana dengan bau atau aroma yang harum? Anda pasti menyukainya karena menyegarkan dan menyenangkan Anda. Contohnya bau lavender yang diteliti dapat memberikan relaksasi dan kini telah tersedia di berbagai klinik kecantikan ataupun spa treatment.

Intinya, bau adalah sesuatu yang SANGAT berpengaruh, bukan saja bagi manusia, tetapi juga bagi Tuhan. Mari perhatikan ayat Kejadian 8:18-21 berikut ini:

8:18 Lalu keluarlah Nuh bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya.
8:19 Segala binatang liar, segala binatang melata dan segala burung, semuanya yang bergerak di bumi, masing-masing menurut jenisnya, keluarlah juga dari bahtera itu.
8:20 Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.
8:21 Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan


Melalui ayat ini dapat kita temukan bahwa Tuhan ingin atau rindu mencium wangi pesembahan yang harum. Tadinya, Ia ingin melenyapkan manusia, tetapi karena Nuh, Tuhan berjanji untuk tidak mendatangkan air bah lagi. Dan sebagai tandanya, Ia menampilkan pelangi yang indah di atas langit yang biru. Dengan demikian, benarlah pernyataan ini:

Persembahan yang harum menggerakkan hati dan emosi Tuhan.

Dalam sejarah bangsa Israel di Perjanjian Lama, yaitu Keluaran 30 berisi persyaratan ukupan persembahan supaya menjadi HARUM bagi Tuhan:
SESUAI KEINGINAN TUHAN (BUKAN YANG KITA SUKA) (ay 34). Permintaan Tuhan terhadap suatu wangi-wangian yang sangat spesifik dan Ia memberitahu resep dan ramuannya.

30:34 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar, kulit lokan dan getah rasamala, wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen, masing-masing sama banyaknya

Hal ini berlaku dalam hidup kekristenan Anda dan saya. Semestinya kita bukan mempersembahkan apa yang Anda dan saya sukai tetapi apa yang di-inginkan Tuhan. Persembahan adalah soal apa yang Tuhan mau, bukan yang kita suka atau asumsikan. Contohnya: kebaktian, doa, dan lain-lain. Apakah caranya kita atau Tuhan? Sukanya kita atau yang Tuhan suka?

HATI YANG KUDUS (ay 35-37). Harus digarami, murni dan kudus. Ada terdapat 3 (tiga) kali kata kudus muncul di sana. Artinya bukan soal kebaktian yang megah atau lighting yang gemerlap, tetapi soal kita kudus apa tidak? Apakah kita bermain dengan dosa, kebaktian tanpa fellowship, gereja yang tidak menjalankan pemuridan, kekristenan tanpa pertobatan, tentu saja tidak di-inginkan oleh Tuhan.

Secara pribadi, saya di-ingatkan untuk tanggap dan cermat meraih setiap momen dalam hidup saya sehingga menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan. Bukannya mengabaikan satu atau dua moment dan berpikir “It’s ok. No problem”. Karena bukankah dengan satu momen yang tidak diabaikan Nuh telah mengubah sejarah manusia hingga saat ini. Karena persembahannya yang harum, Tuhan mengubah keputusannya tentang air bah.

HATI YANG SIAP DIBENTUK (ay 36). Satu hal yang penting disadari adalah bahwa bukan korban nya semata yang di-inginkan Tuhan tetapi hati yang hancur sebelum mempersembahannya. Perhatikanlah kisah tentang perempuan yang mencurahkan minyak wangi seharga satu tahun gaji ke atas kepada Yesus. Hatinya hancur dan bertobat dari dosa-dosanya. Bukan harga atau nilai minyak wanginya secara materi.

HANYA UNTUK TUHAN (ay 37). Wangi-wangian itu bukan untuk dinikmati oleh manusia sendiri tetapi hanya bagi Tuhan. Arti rohaninya adalah bahwa Tuhan-lah yang paling disembah dan ditinggikan oleh manusia. Dia-lah yang paling tahu dan yang menilai atau menentukan yang mana yang berkenan kepada-Nya, bukan manusia.

Persembahan adalah untuk Tuhan dan hanya untuk Tuhan bukan manusia. Seperti juga halnya ibadah atau pertemuan hendaknya menyenangkan Dia bukan orang lain. Dalam konteks penginjilan, hendaknya orang Kristen pun tidak sedang berupaya meng-entertain orang lain demi pencapaian pribadi, kelompok atau golongan.

Ringkasnya, ingatlah kebenaran-kebenaran tentang persembahan yang harum bagi Tuhan dan bagaimana sikap Tuhan terhadap manusia SANGAT DIPENGARUHI oleh harum tidaknya persembahan kita bagiNya:
1. Tidak semua persembahan berkenan kepada Tuhan. Ada yang Tuhan terima dan ada yang tidak. Contoh: persembahan Kain dan Habel; 250 orang yang ditelan bumi karena dosa dan pemberontakan meski mempersembahkan ukupan (band. Bil 16:31-33).
2. Tidak berkenan-nya Tuhan terhadap persembahan bukan hanya berlaku atau terjadi di Perjanjian Lama tetapi juga Perjanjian Baru. Contoh: Ananias dan Safira
3. Tuhan punya penciuman ilahi dan rohani. Ia ingin persembahan yang harum bukan yang bau.
4. Persembahan bagi Tuhan semestinya hanya diperuntukkan bagi Tuhan bukan manusia.
5. Persembahan yang disertai pertobatan dan hati yang hancur dapat menyurutkan atau memadamkan murka TUHAN yang berkobar (band. Bil 16:46)

Anda dapat melakukan tindakan-tindakan praktis sebagai persembahan yang harum bagi Tuhan:
1. Minta nasihat demi pertobatan dan perubahan hidup rohani
2. Bergumul, menyangkal diri dan setia kepada Tuhan
3. Jika Anda adalah orang Kristen yang egois, hendaknya Anda berubah.
4. Jika tiap minggu orang harus melayani Anda, cobalah bertanya kepada yang lain, apakah pendapat mereka tentang Anda? Bertobatlah dan layanilah Tuhan.
5. Bertobat dari dosa-dosa Anda. Berbuat dosa terhadap orang lain sesungguhnya adalah sesuatu yang bau di hadapan Tuhan.

Saya ingin menutup pelajaran ini dengan ceritera yang menarik tentang seorang guru kreatif dan murid-murid yang menyukainya. Suatu kali, guru kreatif tersebut menyiapkan permainan dart game yang special. Bukan dengan sejumlah lingkaran dengan titik tengah sebagai tempat nilai tertinggi. Tetapi, dengan sasaran yang digambar oleh murid-muridnya. Sasaran itu harus berupa gambar dari orang-orang yang mereka benci seperti: musuh, tetangga, ayah, ibu, kakak, adik, atau siapa saja yang tidak mereka sukai. Permainan pun berlangsung seru, penuh luapan emosi dan kemarahan seolah benar-benar melemparkan besi dart yang tajam itu kepada orang yang mereka benci. Setelah selesai, sang guru menarik gambar sasaran yang penuh lubang dan sobekan kertas itu dan tinggallah gambar Yesus yang ada dibelakangnya. Penuh lubang dan sobekan di sana-sini. Murid-murid pun tersentak dan terdiam. Sang guru pun mulai menjelaskan bahwa dosa-dosa terhadap orang lain sesungguhnya adalah dosa terhadap Tuhan. Semua itu bau bagi-Nya.

Oleh karena itu, bertobatlah! Jadilah bau yang harum dari/ bagi Kristus (band. II Korintus 2:15-16) dan persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati (band. Roma 12:1).

(Catatan khotbah BEREAN; Pembicara: Harliem Salim; Minggu, 5 April 2009)

Senin, 20 April 2009

Nusantara Conference, Medan, Sat 18, 2009



IN ALL SEASONS
Lyrics by Vania Salim
Song by Rita Maspaitella


I sing You praises in all seasons
You are marvelous and holy
You are my strength, my rock of salvation
I want to worship You forever

I exalt your name in all the earth
You are majestic, full of glory
Died on the cross and conquered death
Gave me life and made me holy

Lord my God, you are my only reason
You reign forever majestic and holy
You are faithful in all the seasons
You are awesome in all glory
I want to worship You forever more
You are my sanctuary
You are my hiding place


MATAKU TELAH MELIHAT KEMULIAAN
Lirik oleh Rita Maspaitella
Vokal oleh Ria Warna dan Boy Clement


Sukacita tiada terbilang, melihat kerjaMu sungguh nyata
Kemilau jiwa-jiwa, yang t'lah Kau anugrahkan
Mataku tlah melihat kemuliaan

Waktu berjalan tanpa terasa, air mata keringat bercucuran
Tapi kuasaMu nyata, janjiMu Kau genapkan
Mataku tlah melihat kemuliaan

Reff:
PujiHu Tuhan, nusantara Kau layakkan
SyukurHu Tuhan, nyata sungguh janjiMu
Oh Tuhan biarlah api ini terus berkobar
Mataku tlah melihat kemuliaan

FirmanMu yang tlah ditaburkan, biji sesawi kecil jadi besar
Manusia meremehkan, tapi Tuhan berkuasa
Mataku tlah melihat kemuliaan

Angkat hatimu hai saudaraku, lihat kuasa Tuhan selalu bekerja
Biar badai menentang, Dia takkan tinggalkanmu
Mataku tlah melihat kemuliaan

Songs taken from IN ALL SEASONS music album
Produced by SONG OF SANCTUARY

Nusantara Conference, Medan, Fri 17, 2009



SELIDIKI HATIKU
Lagu oleh Rita Maspaitella
Vokal oleh Karina


Kau mencari lebih dalam
Lebih dalam dari sebuah lagu
Lebih dalam dari barisan puisi
Kau mencari hatiku

Kau mencari lebih dalam
Lebih dalam dari segala hikmat
Lebih dalam dari segala pengetahuan
Kau mencari hatiku

Selidiki dan kenal hatiku
Ujilah dan kenal pikiranku
Lihatlah apa jalanku salah
Tuntun aku dijalan yang kekal

Kau mencari lebih dalam
Lebih dalam dari segala kekuatan
Lebih dalam dari sgala kekayaan
Kau mencari hatiku

Tuntun aku Tuhan di jalan yang benar (3x)
Lihat hatiku apa jalanku benar

(Lyrics by Rita Maspaitella, inspired by Psalm 139:23-24.
When I (Rita) feel very tired in my trials and struggles. God wants my heart)


Songs taken from IN ALL SEASONS music album
Produced by SONG OF SANCTUARY




Minggu, 12 April 2009

BROTHERS IN CHRIST



Song & Lyrics by Pierre Jacobs
Produced by BEREAN PUBLICATION HOUSE


Special EASTER Price: @ 20.000,- IDR per CD

Valid until April 30, 2009

Get Now only at BEREAN CORNER

SMS:021 32726785 or E-mail: letters.berean@gmail.com

Sabtu, 11 April 2009

KEBENARAN TENTANG KEBANGKITAN YESUS


Bacaan: Matius 28:1-15

28:1 Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.
28:2 Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya.
28:3 Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju.
28:4 Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.
28:5 Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu.
28:6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.
28:7 Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu."
28:8 Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.
28:9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.
28:10 Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku."
28:11 Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala.
28:12 Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu
28:13 dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.
28:14 Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa."
28:15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

Banyak pendapat yang dapat dilontarkan tentang kebangkitan Yesus. Pendapat itu mungkin menyatakan bahwa Yesus tidak bangkit karena Ia tidak mati tetapi koma. Ada yang mungkin menyatakan bahwa Yesus tidak bangkit karena Ia tidak berada di kubur sejak diturunkan dari salib pada hari Jumat. Itulah sebabnya mengapa kubur kosong pada hari Minggu. Ada juga yang mungkin menyatakan bahwa kebangkitan Yesus hanyalah halusinasi murid-murid-Nya saja. Atau, yang mungkin menyatakan bahwa sebenarnya Yesus tidak bangkit tetapi apa yang tampak hanyalah bayangan yang sengaja Tuhan kirimkan. Sesuatu seperti roh gentayangan. Ada juga yang bilang bahwa Yesus tidak bangkit tetapi dicuri oleh murid-murid-Nya. Ada pula yang menyatakan bahwa Yesus tidak bangkit, Ia hanya digantikan oleh orang lain, dari awal sejak ditangkap, dianiaya, disalibkan sampai mati lalu dikuburkan.

Mari pelajari apakah pendapat-pendapat ini benar atau salah.
1. Yesus tidak bangkit karena Ia tidak mati tetapi koma.
Penyaliban adalah tuntas. Orang yang disalibkan pasti mati. Kalau tidak, tidak akan diturunkan apalagi dikuburkan. Injil mencatat bahwa prajurit Roma menusuk tubuh Yesus dengan tombak sehingga mengeluarkan darah dan air. Katakan saja Yesus koma waktu itu. Pertanyaannya, apakah orang yang koma punya cukup energi untuk bangun, berdiri kemudian membuka pintu kubur yang di “seal”. Menghadapi prajurit-prajurit penjaga kubur. Mungkin bertinju dengan mereka. Setelah itu berjalan sekian jauh jaraknya dari pekuburan menuju ke kota. Bukankah tubuh Yesus bersimbah darah karena dicambuk, dipukul, dimahkotai duri, tergantung di kayu salib selama enam jam, dan ditombak. Ingat juga bahwa sejak berdoa di taman Getsemani Ia tidak tidur, dibawa ke sana sini, dari persidangan yang satu ke persidangan yang lain, memikul salib, tidak makan dan minum. Apakah seorang yang koma dapat melakukan hal-hal semacam itu, apalagi tanpa bantuan atau pertolongan medis?

2. Yesus tidak bangkit karena sejak awal yaitu Jumat malam Ia memang tidak ada dikubur itu.
Pendapat ini juga mempunyai kelemahan yang sangat jelas. Mengapa? Karena jika demikian, begitu bodohnya kah para petinggi Yahudi dan pemerintah Roma menyegel kuburan yang tidak ada isinya. Apalagi menempatkan prajurit-prajurit untuk menjaga atau berjaga-jaga di tempat itu.

3. Yesus tidak bangkit. Itu adalah halusinasi murid-murid-Nya saja.
Pendapat ini pun tidak benar karena setelah bangkit Yesus bertemu dengan rasul-rasul dan kepada lebih kurang 500 murid-Nya. Masakan 500 orang itu mengalami halusinasi pada waktu dan tempat yang sama?

4. Yesus tidak bangkit. Itu bayangan saja. Sesuatu seperti roh gentayangan dari Tuhan.
Ini bukan ciri khas atau kebiasaan Tuhan. Ia bukan pribadi yang licik, suka berbohong atau manipulatif dengan mengatakan bahwa Ia bangkit padahal tidak. Hanya bayangan. Sesuatu seperti roh gentayangan.

5. Yesus tidak bangkit. Ia dicuri murid-murid-Nya.
Ini juga tidak benar. Murid-murid-Nya tidak seperti itu. Ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani, murid-murid-Nya lari terbirit-birit. Petrus yang mengadakan perlawanan pada awalnya, akhirnya mengendap-endap di balik pepohonan dan kerumunan orang-orang bahkan menyangkal Yesus dan bersumpah bahwa ia tidak mengenal Dia.

Setelah Yesus mati, murid-murid-Nya kembali bekerja seperti dulu. Menjadi nelayan. Menangkap ikan di laut. Reaksi semacam itu sangat bertentangan dengan “mencuri Yesus dari kubur”. Tidak ada indikasi bahwa mereka menentang atau mengadakan perlawanan terhadap para petinggi agama Yahudi dan pemerintah Romawi. Melainkan pasrah kepada keadaan, kecewa, putus asa, dan mengasihani diri. Itulah sebabnya mengapa mereka kembali bekerja sebagai nelayan dan menangkap ikan.

6. Yesus tidak bangkit. Ia digantikan oleh orang lain sejak penangkapan atau sejak penyaliban sampai kematian.
Ini pun tidak benar. Siapa orang yang mau melakukan hal itu? Menggantikan Yesus disalib dan mati? Adakah orang yang lebih baik daripada-Nya? Seorang yang tampil secara tiba-tiba menggantikan Dia? Apakah Yesus mau digantikan seperti itu? Mengorbankan orang lain demi diri sendiri?

Yesus menunjukkan bekas luka ditangan-Nya kepada murid-murid-Nya. Ia bertemu dengan mereka. Makan bersama-sama. Berbincang-bincang. Mengajarkan atau menjelaskan Kitab Suci dan terangkat ke Sorga. Jelas bahwa Ia tidak digantikan.

Jawabannya, Yesus mati dan bangkit seperti yang dijanjikan di Kitab Suci. Yesus sendiri mengatakan, “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.”

Akuilah dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percayalah dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan (Roma 10:9).

Itulah kebenaran tentang kebangkitan Yesus.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengakui dan percaya di dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Kristus dari mati. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Kegelapan Tuhan di Kalvari


Bacaan: Mat 27:45-56; Lukas 23:44-49
Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga…

Kegelapan biasanya diasosiasikan dengan dosa, iblis atau neraka. Tetapi kegelapan di Kalvari bukanlah kegelapan biasa. Ia bukan berasal dari iblis atau oleh iblis sebagai asal atau sumber kegelapan moral atau spiritual (moral darkness atau spiritual darkness). Iblis tidak berkuasa atas kegelapan alam (natural darkness) tetapi Tuhan.

Mari pelajari tentang kegelapan Tuhan di Perjanjian Lama. Baca dan temukanlah arti kegelapan Tuhan melalui ayat-ayat berikut yakni:
  • Kej 15:12,17: penerimaan Tuhan terhadap persembahan Abram
  • Kel 10:21-22: kemarahan, peringatan atau hukuman Allah
  • Yoel 2:1-2, 31: hari Tuhan dan kehadiran Tuhan
  • Amos 5:18,20; 8:9: hari Tuhan dan kemarahan ilahi
Kesimpulannya, kegelapan di Kalvari menandakan kehadiran Tuhan. Itu juga menunjukkan sambutan atau penerimaan-Nya terhadap Anak sebagai korban penghapus dosa manusia. Selain itu, kegelapan di Kalvari juga menggambarkan kemarahan ilahi dari Tuhan terhadap dosa-dosa yang ditanggung oleh Anak. Ingatlah tentang seruan Yesus di kayu salib: ”Allah-Ku, Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Kegelapan Allah di Kalvari meninggalkan fakta yang penuh arti rohani. Sebelumnya, yaitu dari jam 9 sampai jam 12 Yesus disiksa secara fisik, dianiaya, diolok-olokkan, dan disalibkan. Tiga jam setelah itu kegelapan meliputi seluruh daerah itu tepatnya mulai jam 12 sampai jam 3. Tabir Bait Suci terbelah dua. Yesus berseru: ”Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Terjadi gempa bumi dan bukit-bukit batu terbelah. Sedangkan orang banyak di Kalvari terdiam. Mereka tidak mempunyai lampu, alat penerang atau cahaya karena kegelapan itu datang di siang hari.

Ironisnya, kegelapan di Kalvari terasa lebih keras mengetuk hati dua pria yang tidak disangka menjadi percaya. Pertama, pria di sebelah kanan Yesus. Kedua, kepala pasukan Roma yang berkata: ”Sungguh, orang ini adalah orang benar (Anak Allah band. Mat 27:54)!”

Melalui fakta-fakta tersebut dapat ditemukan arti atau kebenaran-kebenaran rohani tentang kegelapan di Kalvari yakni sebagai berikut:
  1. Kegelapan di Kalvari bukanlah kegelapan alam biasa seperti gerhana atau semacamnya. Kegelapan di sana saat itu menandakan kehadiran Tuhan, kemarahan ilahi-Nya, dan penghukuman-Nya terhadap Anak yaitu Yesus sebagai penanggung dan penebus dosa manusia.
  2. Respon orang-orang di Kalvari mengungkapkan bahwa kegelapan itu membungkam, mengejutkan dan membuat mereka tercengang.
  3. Respon Yesus di tengah kegelapan Tuhan adalah menyerahkan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa dan menerima hukuman dan kemarahan ilahi dari Bapa. Saat itu Ia berseru: ”Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
  4. Pengorbanan Yesus digambarkan melalui Abraham sebagai bapa yang mempersembahkan anak tunggalnya yaitu Ishak. Hal ini dikonfirmasi oleh Injil Yohanes pasal 3 ayat 16: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal….
  5. Yesus menanggung dan menebus dosa manusia (termasuk Anda dan saya).
  6. Yesus menjadi perantara atau jembatan antara Allah dan manusia. Kebenaran ini diungkapkan dengan tabir Bait Suci yang terbelah menjadi dua.
Dengan kata lain, penderitaan Yesus di Kalvari bukan semata hanya penderitaan fisik, mental, atau ketidakadilan terhadap pria tak berdosa. Tetapi jauh lebih dari itu yaitu penderitaan rohani yang mengandung arti dan kebenaran-kebenaran rohani. Dan yang paling penting lagi, Ia berkorban, menderita, disalib dan mati demi Anda. Karena Ia begitu mengasihi Anda dan saya. Percayalah!

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa bersyukur atas kasih dan pengorbanan-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Selasa, 07 April 2009

SUKA TIDAK SUKA


Bacaan: Yohanes 1:6-8, 15

1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu
1:15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: ”Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.”

Yohanes Pembaptis sangat dihormati dan disegani banyak orang sebagai seorang nabi yang berasal dari Allah. Bukan karena mujizat yang ia lakukan tetapi karena seruan pertobatannya yang menggetarkan dan menantang hati orang-orang di zamannya. Dan memang di Alkitab tidak tercatat ada satu mujizat pun yang ia lakukan.

Realitas ini mengungkapkan kebenaran-kebenaran bagi kekristenan di masa kini bahwa seorang pendeta, penginjil atau hamba Tuhan semestinya bukan menyerukan berita mujizat tetapi berita atau pesan pertobatan.

Seperti halnya di zaman Yesus dan para rasul, mujizat ada menyertai pemberita atau pemberitaan Injil tetapi bukan menjadi berita atau pesan utama. Lagipula sesungguhnya iman bukan timbul dari "melihat mujizat" tetapi dari "mendengarkan firman Tuhan".

Perhatikan saja bangsa Israel yang sudah menyaksikan 10 (sepuluh) tulah. Mereka telah menyeberang laut Teberau. Menyaksikan tiang awan dan tiang api setiap hari. Siang dan malam. Makan manna, daging burung, dan minum air pahit yang berubah menjadi manis. Tetapi bagaimanakah kondisi iman mereka? Sepertinya tak ada yang berubah. Bangsa itu tetap degil dan keras kepala. Mengapa demikian? Karena mereka hanya melihat mujizat tetapi tidak mendengarkan atau memperhatikan firman-Nya.

Jadi, sikap yang mendiskreditkan pendeta, penginjil atau hamba Tuhan yang tidak menyerukan mujizat adalah sangat tidak alkitabiah.

Bagaimana dengan penilaian kesuksesan pengkhotbah berdasarkan tingkat ekonominya? Itu pun perlu diuji dan dipertanyakan. Perhatikanlah Yohanes Pembaptis. Ia adalah seorang yang sederhana yang mengabdikan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan. Pakaiannya terbuat dari bulu unta sedangkan makanannya adalah madu hutan. Apakah ini berarti bahwa ia adalah pengkhotbah yang tidak sukses, yang gagal atau yang tidak diberkati Tuhan? Tentu saja tidak, bukan? Tidak pula berarti bahwa para pengkhotbah Kristen harus berpenampilan miskin, seperti gelandangan atau wajib sama seperti Yohanes yang di masa itu persis seperti nabi Elia.

Yohanes Pembaptis disukai Herodes meski raja itu tidak mau bertobat. Sedangkan Herodias tidak demikian karena ia merasa terganggu dengan kehadiran dan seruan pertobatannya. Berbeda halnya dengan sejumlah orang di masa itu. Mereka bertobat dan sangat menghormati Yohanes sebagai nabi Tuhan.

Ada terdapat 3 (tiga) jenis respon orang terhadap khotbah atau pengkhotbah pertobatan yaitu sebagai berikut:
1. Orang yang suka tetapi tidak mau bertobat. Contohnya, Raja Herodes.
2. Orang yang tidak suka khotbah pertobatan tetapi khotbah yang entertaining atau yang menyenangkan (band. 2 Tim 4:3-4).
Khotbah atau pengkhotbah yang disukai orang-orang semacam itu tentu saja tidak menyampaikan pesan yang utuh dari Kitab Suci. Biasanya hanya membahas seputar kesuksesan materi, berkat, kata-kata bijak, hiburan, humor, jokes, atau cerita-cerita yang lucu. Tidak salah mungkin dalam banyak hal yang disampaikan. Tetapi, permasalahannya adalah bahwa mereka tidak sedang menyampaikan berita utama. Padahal seruan pertobatan adalah pesan penting atau sentral di Alkitab.
3. Orang yang suka mendengarkan khotbah dan bertobat. Contoh: Orang-orang Yahudi di Berea (band. Kis 17:11)

Secara emosi, inilah berbagai jenis respon orang terhadap khotbah pertobatan:
1. Tidak mau bertobat, marah, apatis, tidak mau tahu, menentang, melawan, mendiskreditkan atau mungkin menganiaya si pemberita.
2. Menghindar atau mengalihkan diri kepada khotbah yang entertaining atau menghibur. Orang-orang semacam itu akan mendapatkan sukacita yang semu.
3. Suka mendengar khotbah pertobatan, merasa tertusuk hatinya, sedih, menyesali dosa-dosanya, tetapi kemudian merasakan kelegaan atau sukacita yang berasal dari Tuhan (band. Kis 3:19).

Yohanes Pembaptis adalah gambaran tentang orang Kristen yang sejati. Seorang yang dihormati dan disegani karena integritas dan kasihnya. Hanya saja orang tidak menyukai pesan atau berita yang ia bawa.

Gereja di abad pertama pun demikian. Dalam hal tertentu mereka disukai banyak orang. Integritas, kasih, perhatian dan kepedulian mereka sangat disukai. Para pengusaha biasanya suka menawarkan posisi bendahara atau kasir kepada orang Kristen yang jujur. Jadi, lagi-lagi apa yang tidak disukai dari orang Kristen hanyalah pesan atau seruan pertobatannya. Mengapa? Jawabannya sederhana. Karena tidak semua orang mau bertobat. Ada orang-orang tertentu yang merasa terusik atau terganggu dengan seruan atau pesan-pesan semacam itu. Seperti yang pernah dinyatakan oleh Yesus bahwa domba-domba-Nya akan mengenal suara Dia. Sebaliknya yang tidak mengenali suara-Nya bukanlah domba-Nya. Saya yakin, yang dimaksud dengan suara-Nya adalah suara yang menyerukan pertobatan.

Sekali lagi saya katakan bahwa Yohanes Pembaptis sangat dihormati dan disegani banyak orang. Kebenaran ini ditunjukkan ketika Yesus bertanya kepada sejumlah petinggi agama Yahudi tentang baptisan Yohanes terhadap Dia. Ia bertanya, ”…menurut kamu baptisan Yohanes dari Tuhan atau dari manusia?” Mereka tidak berani menjawab dan bersikap serba salah. Jika mereka katakan dari Tuhan berarti Yesus pun dari Tuhan. Jika mereka katakan dari manusia berarti mereka menolak atau menentang Yohanes Pembaptis.

Dengan kata lain, peran Yohanes Pembaptis sangat penting pada pasca kedatangan Yesus. Alkitab menyebut dia sebagai seorang yang mempersiapkan jalan bagi-Nya. Ia mengumpulkan orang-orang, membawa dan menyerahkannya kepada Yesus. Seolah berkata: ”Bertobatlah dan pergi mengikut Yesus! Aku akan semakin kecil tetapi Dia akan semakin besar!”

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa teguh di dalam pertobatan. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Kamis, 02 April 2009

FACEBOOK TUHAN



Bacaan: Yohanes 1:9-13

1:9 Terang yang sesungguhnya yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Ketika Anda membaca Kitab Injil Yohanes, Anda akan menemukan kisah tentang orang-orang yang tidak mengerti perkataan-perkataan Yesus. Sehingga, mereka menanggapi-Nya dengan respon yang salah atau yang tidak diharapkan.

Mari perhatikan beberapa di antaranya:
Tentang Bait Allah:
Yesus berkata: ”Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Orang-orang Yahudi di Bait Suci bertanya:”Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?”

Perbedaannya: Bait Allah yang dimaksud Yesus adalah yang rohani yaitu tubuh-Nya sendiri yang akan bangkit pada hari yang ketiga setelah kematian-Nya. Sedang Bait Allah yang dimaksud oleh orang Yahudi adalah yang jasmani atau lahiriah yaitu gedung atau bangunannya.

Tentang Keselamatan:
Yesus berbicara kepada Nikodemus tentang dilahirkan kembali yaitu dari air dan Roh, tentang melihat Kerajaan-Nya dan masuk ke dalamnya”. Nikodemus bertanya: ”Bagaimana mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?”

Perbedaannya: Kelahiran kembali yang dimaksud oleh Yesus adalah bertobat dan dibaptis sehingga memperoleh pengampunan dosa, karunia Roh Kudus, dan hidup yang baru (band. Kis 2:38; Roma 6:3-4). Tetapi Nikodemus membayangkan tentang kelahiran jasmani.

Tentang Roti Hidup dan asal usul Yesus:
Yesus berkata: ”Akulah roti yang telah turun dari sorga.” Tetapi, orang banyak bertanya: ”Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?”

Yesus berkata: ”…, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” Tetapi, orang-orang Yahudi berkata kepada-Nya: ”Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?”

Perbedaannya: Yesus menyatakan eksistensinya bukan sebagai manusia tetapi sebagai Firman Allah yang turun dari sorga, yang telah ada sejak dulu bahkan sebelum dunia dijadikan. Ia adalah Alpha dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemuka, Yang Awal dan Yang Akhir, yang kekal, yang tidak dibatasi atau yang tidak terbatas oleh waktu (band. Wahyu 22:13). Sedangkan orang banyak menghitung umurnya atau keberadaannya sejak lahir dari rahim perawan Maria yaitu belum mencapai 50 tahun.

Ada terdapat banyak hal lain lagi yang tidak dimengerti oleh orang-orang banyak seperti tentang makanan rohani, tentang makan daging dan minum darah Yesus. Mereka berpikir tentang kanibalis. Sedang yang dimaksud Yesus adalah bahwa Ia adalah Firman Allah yang dibutuhkan oleh manusia. Mereka butuh mengkonsumsi-Nya secara rohani. Mendengarkan, merenungkan, menghayati dan mengamalkannya. Sehingga dengan demikian, mereka dapat memperoleh hidup rohani yang sehat dan kekal.

Ringkasnya, Yesus berbicara tentang hal-hal spiritual sedangkan orang-orang di zaman-Nya tidak demikian. Mereka berpikir dan berbicara tentang hal-hal yang physical, material, yang lahiriah dan jasmaniah. Sehingga mereka (termasuk murid-murid-Nya) tidak mengerti bahkan menanggapi Yesus dengan salah.

Realitas semacam ini pun terjadi di masa kini yaitu ketika orang-orang memandang Yesus seperti orang banyak tersebut. Mereka tidak mengerti, tidak percaya, apatis bahkan mungkin mencoba mengargumentasikan tentang Dia. Ada pula yang menyebar isu mungkin dengan motif sensasi atau popularitas. Pikir mereka, sangat berpotensi untuk “nebeng tenar” bersama Yesus meski dengan gambar sedang menyalibkan Dia di depan publik.

Sadarlah, bahwa isu ketidakpercayaan terhadap Yesus sesungguhnya bukanlah soal tentang Ia pernah ada atau tidak. Bukan soal apakah Ia benar atau “bohong besar”. Tetapi apakah manusia memandang Dia secara spiritual atau tidak. Apakah manusia berbicara dengan ‘bahasa’ Tuhan atau ‘bahasa’ manusia? Apakah manusia melihat-Nya dengan ‘kaca mata’ Dia atau ‘kacamata’ mereka yang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan-Nya? Karena sepertinya tidak mungkin bagi Tuhan untuk menyatakan diri-Nya sepenuhnya atau seutuhnya dengan bahasa manusia yang berdosa. Dan, lebih tidak mungkin lagi bagi manusia untuk mencari, menemukan dan mengenal Dia dengan cara-cara manusia yang biasanya material, physical, lahiriah atau jasmaniah sifatnya.

Pandanglah Tuhan dengan ‘mata’ rohani. Dan jangan lupa, ketika Anda ingin berkomunikasi 'facebook' dengan-Nya, akseslah ‘internet’ rohani Anda dengan iman kepada-Nya. Jika tidak, Anda mungkin tidak tersambung dan jangan pula heran apabila Anda tersesat bahkan kehilangan arah.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa memandang Engkau dengan ‘mata’ rohani dan berkomunikasi dengan akses iman kepada-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.