Minggu, 28 Maret 2010

Rasul-rasul Yesus - "Yudas Iskariot"

Alkitab tidak mengisahkan panggilan Yesus terhadap Yudas secara khusus seperti sejumlah besar rasul lainnya yaitu Simon, Andreas, Yakobus, Yohanes, Filipus, Natanael, dan Matius.

Kisah yang cukup spesifik tentang Yudas adalah ketika ia mengeluhkan pencurahan minyak wangi terhadap Yesus oleh seorang wanita. Selain dari kisah itu, Yudas juga berbicara ketika ia datang bersama dengan sejumlah besar tentara Romawi ke Taman Getsemani untuk menangkap Yesus. Yudas berkata:”Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.” Setelah itu ia berkata:”Salam Rabi” dan mencium Dia. Yudas memang hampir tidak pernah berbicara atau dibicarakan kecuali di lembar-lembar akhir dari kitab-kitab injil.

Pria yang jarang berbicara ini justru mengakibatkan banyak orang berbicara tentang dia hingga saat ini. Kisah Yudas adalah salah satu kisah yang seringkali diperdebatkan oleh orang-orang Kristen termasuk para theolog. Dari kisah tersebut, sejumlah doktrin pun bermunculan. Ada yang menyatakan bahwa keselamatan dan neraka sudah ditentukan bagi setiap orang. Dengan kata lain, manusia tidak mempunyai pilihan atau kehendak bebas sama sekali. Pendapat yang lain menyatakan bahwa Tuhan berterima kasih kepada Yudas karena ia berperan membantu membawa Yesus ke kayu salib sehingga dosa manusia dapat ditebus.

Salah satu fakta tentang Yudas adalah bahwa Yudas sudah sejak lama tidak menunjukkan integritas yang tinggi sebagai seorang murid dan pengikut Yesus. Yohanes berkata tentang Yudas bahwa ia bukan satu atau dua kali mencuri uang dari dalam kas Yesus dan murid-murid-Nya tetapi “sering”. Ini menujukkan kepalsuan Yudas sejak awal.

Selain hal itu, di bawah ini juga adalah sejumlah fakta lainnya tentang Yudas:
1. Yudas adalah pribadi yang egois dan tega terhadap orang lain demi keuntungan diri sendiri. Uang kas yang ia curi adalah milik Yesus dan murid-murid-Nya yang disimpan untuk kepentingan pelayanan dan operasional sehari-hari. (band. Yoh 12:6)

2. Yudas adalah pribadi yang tertutup soal pikiran dan hatinya. Murid-murid yang lain tidak tahu tentang rencana dan keinginan Yudas. Bahkan justru mereka sendiri merasa tertuduh dan harus meyakinkan Yesus bahwa mereka bukanlah seorang penghianat (band. Mat 26:22).

3. Yudas adalah pribadi yang sangat menjaga citranya meskipun ia sedang melakukan kesalahan. Hal ini ditunjukkan dari bagaimana ia berada di posisi paling depan dari serombongan orang yang ingin menangkap Yesus. Ia seolah hendak mengatakan kepada murid-murid yang lain bahwa ia tertangkap pertama kali dan terpaksa menunjukkan di mana Yesus dan murid-murid-Nya berada. Bahkan lebih lagi, ia mencium Yesus seolah begitu mengasihi Dia (band. Mat 26:49).

4. Yudas tidak bertobat. Ia tidak jadi memiliki 30 keping uang perak dari imam-imam kepala, demikian juga imam-imam itu tidak menerima kembali uang tersebut darinya sebagaimana telah dinubuatkan dalam kitab Zakharia (band. Zak 11:12-13). Berbeda dengan Petrus yang kembali, berubah dan bertumbuh, Yudas akhirnya mati karena bunuh diri.

5. Yudas mempunyai komitmen yang tinggi namun demikian mempunyai motif yang salah. Ia tetap berada dalam kelompok 12 rasul di tengah arus yang keras dari kemunduran sejumlah besar orang yang mengikut Yesus (band. Yoh 6:66).

6. Yudas memandang Yesus sebagai manusia yang penuh kuasa dan kekuatan melakukan banyak mujizat tetapi tidak sebagai Anak Allah yang Maha Tahu tentang hati, pikiran, rencana dan perbuatan jahatnya yang tersembunyi. Seperti banyak orang pada masa itu, Yudas tampaknya juga melihat Yesus sebagai pribadi yang berpotensi sebagai calon pemimpin bangsa Yahudi secara politik dan militer yang dapat mengusir penjajah Romawi dari Israel (band. Yoh 6:15).

Kesimpulannya, kita tidak dapat mengikut Yesus dengan motif yang salah, dengan sikap hati yang tidak jujur, atau berpura-pura, sebaliknya, kita harus bersungguh-sungguh, jujur, real, dan apa adanya. Jika tidak demikian, maka niscaya kita tidak akan dapat bertahan setia sampai selamanya.



Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Minggu, 14 Maret 2010

Menjawab Kritik terhadap Matius

Ada sejumlah kecurigaan terhadap Injil Matius yang dikemukakan oleh kritikus-kritikus alkitab yakni adalah sebagai berikut:
1. Penulis Injil Matius bukanlah rasul Matius tetapi orang lain.
2. Injil Matius tidak murni berasal dari Matius tetapi berasal dari tulisan-tulisan lain seperti dokumen Q, M, dan L.
3. Injil Matius dihasilkan oleh saling pinjam dan salin antara Injil Sinoptik.
4. Injil Matius tidak diilhamkan Allah tetapi oleh manusia. Atau, sebagian dari Allah dan sebagian lagi dari manusia.

Hipotesis-hipotesis dari sejumlah kritikus tentang dokumen Q, M, dan L yang disebut-sebut sebagai sumber dari tulisan-tulisan dalam kitab Injil Sinoptik hanyalah sebuah asumsi atau praduga. Sesuatu yang tidak mempunyai bukti yang meyakinkan dan dapat dipercaya sehingga berpotensi memposisikan kita dalam situasi dan kondisi yang mengambang. Jika tanpa keputusan untuk percaya kepada kerja dan kuasa Tuhan dibalik proses penulisan, maka kita akan tetap dalam posisi atau keadaan yang sama terus menerus. Keraguan, kecurigaan, atau ketidakpercayaan terhadap Injil Matius memposisikan kita berada di luar iman. Kita dapat terjebak di dalam suatu kondisi dimana kita terus melakukan pencarian yang berkepanjangan dan tak berujung karena tidak adanya iman tadi (band. Ibr 11).

Pada akhirnya kita akan diperhadapkan kepada satu keputusan antara percaya atau tidak terhadap Injil Matius bahwa ia diilhamkan Allah dan bahwa ia ditulis oleh Allah melalui orang-orang yang dipilih dan ditentukan oleh-Nya termasuk rasul Matius. Percaya dan menerima sebagian saja dari atau tentang Injil Matius adalah sama dengan tidak percaya sama sekali.

Namun demikian kepercayaan terhadap Injil Matius bukanlah tanpa alasan. Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa kita sebagai orang Kristen percaya dan menerima tulisan-tulisan dari para nabi dan para rasul:
1. Tulisan-tulisan di dalam alkitab dihasilkan oleh Roh Kudus melalui para nabi dan para rasul (band. 2 Pet 1:20-21).
2. Tuhan menaruh perkataan-Nya di dalam diri para nabi dan para rasul (band. Yer 1:9; Yeh 1; Yes 6)
3. Tuhan menginstruksikan penulisan Kitab Suci (band. Yer 36, Kel 17, )
4. Yesus meneguhkan tulisan-tulisan Kitab Suci dengan perkataan –Nya bahwa Ia tidak akan menghapus, mengabaikan, atau menggagalkan satu iota pun di dalam PL (band. Mat 5).
5. Yesus meneguhkan tulisan-tulisan Kitab Suci dengan diri–Nya atau hidup-Nya bahwa Ia adalah wujud dari bayang-bayang atau nubuat-nubuat yang akan datang. (band. Kol 2:16-17).

Selain alasan-alasan di atas tadi, kepercayaan terhadap Injil Matius juga mempunyai alasan yang kuat dan meyakinkan dan juga sesuai dengan tulisan atau nubuat PL. Ada beberapa alasan atau pun dasar mengapa kita percaya bahwa Injil Matius adalah berasal dari Allah dan diilhamkan oleh Allah yakni sebagai berikut:
1. Injil Matius berisi tentang Yesus yang menggenapi nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama.

Di antaranya adalah tentang silsilah dan kelahiran Yesus bahwa Ia berasal dari keturunan Abraham, keturunan Yakub, keturunan Yehuda, keturunan Isai, dan keturunan Daud. Ia juga lahir dari perawan Maria dan dikandung oleh Roh Kudus. Selain itu juga ada penggenapan nubuat-nubuat tentang Elia yang akan datang (Yohanes Pembaptis), tentang 30 keping uang perak yang diterima oleh Yudas, tentang salib Yesus, tentang kebangkitan Yesus, dan lain-lain.

2. Injil Matius berisi tentang ajaran dan perkataan-perkataan Yesus.

Ajaran dan perkataan-perkataan Yesus yang tercatat di dalam Injil Matius tidak menunjukkan adanya indikasi bahwa itu adalah buatan manusia atau berasal dari hikmat manusia. Sebaliknya perkataan dan ajaran Yesus tersebut mengandung kuasa dan kebenaran ilahi. Yesaya pasal 9 ayat 5 berkata bahwa Mesias adalah Penasihat Ajaib dan itu adalah Yesus.

3. Injil Matius berisi tentang ilustrasi atau nubuat-nubuat tentang Kerajaan Allah.

Ilustrasi atau perumpamaan terdapat dalam Injil Matius tersebut kemudian diverifikasi oleh kitab Kisah Para Rasul yaitu tentang hadirnya jemaat mula-mula (band. Kis 2:41-47).

4. Injil Matius berisi nubuat-nubuat Yesus tentang akhir zaman.

Penggenapan nubuat Yesus tentang akhir zaman juga menunjukkan kebenaran dan kuasa dari setiap perkataan Yesus. Bait Suci yang disebutkan di pasal 24 Injil Matius memang nyata terbukti hancur musnah pada tahun 70 M seperti yang dinubuatkan oleh Yesus.

5. Injil Matius berisi tentang mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Yesus.

Ini juga sesuai dengan nubuat-nubuat Perjanjian Lama bahwa Mesias akan datang dan menyembuhkan orang-orang yang lumpuh, buta, tuli, bisu, dan lain sebagainya. (band. Yes 35).

6. Injil Matius berisi tentang salib Yesus.

Salib Yesus adalah jantung dari alkitab dan kekristenan dan Matius menuliskan itu dengan sangat rinci dan detil. Hal tersebut juga telah dinubuatkan oleh kitab PL yaitu Keluaran dan Imamat bahwa Yesus adalah domba Paskah dan juga Imam Besar (Kel 12:21; Im 1-27). Di samping itu detil-detil penyaliban Yesus juga merupakan penggenapan kitab PL. Contohnya: kaki-Nya tidak dipatahkan; Ia dikuburkan di makam orang yang kaya; Ia berseru “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

7. Injil Matius berisi tentang kebangkitan Yesus.
Perihal kebangkitan Yesus juga telah dinubuatkan oleh PL dan itu merupakan isu penting karena membuktikan bahwa Yesus sanggup mengalahkan maut dan menjadi Juruselamat manusia.

Injil Matius mengandung hal-hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari PL dan PB dan juga berisi hal yang sama dan singkron dengan semua kitab-kitab tersebut. Contohnya, surat 1 Petrus 2:4-8 berbicara tentang Yesus yang adalah batu hidup tetapi juga adalah batu sandungan. Ini sesuai dengan tulisan-tulisan yang ada di Injil Matius tentang respon orang-orang yang menerima dan menolak Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang tidak percaya dan menolak Yesus adalah orang-orang yang tersandung, sedangkan orang-orang yang percaya dan menerima Dia adalah orang-orang yang beroleh hidup dan keselamatan. Dengan kata lain, tidak ada alasan untuk tidak menerima Injil Matius sebagai tulisan yang diilhamkan oleh Allah dan berasal dari Allah.

Injil Matius mempunyai intensi untuk mengatakan bahwa Yesus adalah Raja yang dijanjikan oleh PL dan kehidupan-Nya adalah merupakan penggenapan nubuat-nubuat dan wujud dari bayang-bayang yang ada di PL. Berikut di bawah ini adalah sub tema atau topic dari Injil tersebut:
Matius 1 – 2 : Kelahiran Sang Raja
Matius 3 – 4 : Kehadiran Pertama di Depan Publik
Matius 5 – 7 : Kebijaksanaan dan Kebenaran Sang Raja (Khotbah di Bukit)
Matius 8 – 9 : Kuasa dan Kasih Sang Raja (Bagian 1)
Matius 10 – 11 : Kedua belas Utusan Sang Raja
Matius 11 – 12 : Keluhan, Kecaman, Konflik, dan Konfrontasi (Bagian 1)
Matius 13 : Kerajaan Sorga dan Perumpamaan-Perumpamaan (Bagian 1)
Matius 13 – 15 : Kuasa dan Kasih Sang Raja (Bagian 2)
Matius 16 – 23 : Keluhan, Kecaman, Konflik dan Konfrontasi (Bagian 2)
Matius 17 : Kemuliaan Sang Raja
Matius 18 – 22 : Kerajaan Sorga dan Perumpamaan-Perumpamaan (Bagian 2)
Matius 24 – 25 : Kedatangan Sang Raja Kedua Kali (Nubuat)
Matius 26 – 27 : Kematian Sang Raja
Matius 28 : Kebangkitan Sang Raja
Matius 28 : Kenaikan dan Komando Sang Raja

Kesimpulannya, Injil Matius adalah berasal dari Allah dan diilhamkan oleh Allah dan itu sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kitab PL maupun kitab PB. Ia berisi tentang Raja yang dijanjikan, tentang kerajaan-Nya yang kekal, dan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut. Tidak ada sikap atau respon yang lebih tepat selain percaya dan menerima dan taat kepada-Nya.



Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Kamis, 11 Maret 2010

Prakata oleh Pierre Jacobs

Buku ini adalah suatu perjalanan. Buku ini adalah satu jawaban impian bahwa Tuhan tak pernah meninggalkan orang-orang yang mencari Dia. Sdr. Naek adalah salah satunya. Jika anda pernah membaca tulisan Naek di www.nevermissingqt.blogspot.com anda akan sangat terinspirasi melihat hati dan pikirannya dalam mendalami firmanTuhan, pengetahuan Alkitab-nya dan hal-hal yang mendukungnya. Visi dia akan pekerjaan Tuhan sangat gigantik (luas dan besar).

Dalam teori “black swan” yang berbicara tentang pikiran manusia yang sangat kerdil dalam melihat sesuatu, kita, secara mayoritas, akan cenderung melihat hal yang baru sebagai sesuatu yang negatif. Kita banyak berkomentar, menilai dan membandingkan. Tetapi ketika sesuatu itu menjadi kenyataan dan menjadi luar biasa maka orang akan mengakui dan menerima itu sebagai sesuatu hal yang dinilai baik, bahkan mungkin dijadikan standar hidup. Itulah impian. Itulah harapan. Itulah inovasi. Dan menurut saya, NMQT adalah black swan (angsa hitam).

Saya mendapat kesempatan untuk melakukan perjalanan pelayanan bersama Sdr. Naek. Dia adalah kawan yang luar biasa, yang selalu melihat hal yang positif dalam diri seseorang dan mempunyai kapasitas sebagai seorang motivator besar, pelatih yang luar biasa. Bagi saya dia adalah seorang yang ingin saya ingin contoh dalam karakter dan cara berpikirnya.

Dalam perjalanan persahabatan kita, saya bisa melihat hati dan kecintaannya akan firman Tuhan. Ada satu nasehat yang selalu sering ia katakan kepada saya: “Pierre, khotbahkan hanya Firman Tuhan”. Awalnya saya tak begitu mengerti tetapi setelah mendalami lagi arti kata-katanya, saya tersadar bahwa selama ini saya terlalu mengandalkan pemikiran dan kekuatan saya sendiri dalam melihat firman Tuhan dan akhirnya gagal membantu orang lain mengenal Dia dan kebenaran firman-Nya. Yang Naek maksudkan adalah bahwa tugas kita hanya membagikan firman Tuhan secara benar dan biarkan Tuhan yang berbicara melalui firman-Nya.

Dalam buku ini anda akan melihat secara detil pendalaman akan Yesus sesuai dengan apa yang firman Tuhan katakan dan sesuai janji keselamatan yang dipenuhi di dalam Yesus. Anda juga akan bisa membaca bukti sejarah yang mendukung kebenaran akan Alkitab dan Yesus. Anda akan bisa mengerti kata baptisan, pertobatan dan menjadi murid Yesus dan akan melihat salib bukan hanya sebagai lambang di dada atau anting di telinga anda tetapi mempunyai arti yang lebih dari itu, arti yang dalam dan yang akan membuat kita menghargai salib dengan pengertian yang berbeda.

Anda harus membaca buku ini, untuk bisa mengerti, apa yang coba saya ungkapkan tadi. Dan anda akan setuju dengan apa yang saya katakan ketika anda selesai membaca buku ini dan anda akan bersyukur bahwa sebuah buku hebat lagi telah diterbitkan.

Washington DC, 8 Maret 2010,


Pierre Jacobs
Penyanyi dan penulis lagu Blessed be you dan Proverbs of Solomon

Selasa, 09 Maret 2010

Kebutuhan Rohani

Stephen. R. Covey dalam bukunya 7 Habits of Highly Effective People mengatakan bahwa manusia mempunyai 4 (empat) dimensi di dalam hidup mereka. Yang pertama adalah dimensi fisik atau jasmani, yang kedua adalah dimensi mental, yang ketiga adalah dimensi sosial, dan yang ke-empat adalah dimensi rohani. Dimensi fisik atau jasmani adalah dimensi yang nyata, jelas dan kelihatan dibandingkan dengan dimensi-dimensi yang lainnya yaitu dimensi mental, dimensi sosial, dan dimensi rohani. Bagaimana kita dapat melihat atau menemukan adanya dimensi tersebut adalah dari apa yang dilakukan oleh manusia sehari-hari pada umumnya. Covey menambahkan bahwa ke-empat dimensi itu butuh diasah seperti sebuah gergaji supaya manusia dapat menjalani kehidupan yang efektif. Jika tidak, maka hidup mereka akan menjadi seperti gergaji yang tumpul yang tidak efektif sebagai pribadi dalam keluarga, pernikahan, pekerjaan, pergaulan, dan sebagainya.

Untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya, manusia mengkonsumsi makanan, berolah raga, dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan mental, manusia belajar, membaca buku, berekreasi, dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan sosial, manusia berkenalan, berbicara satu sama lain, bergaul, berinteraksi, berkelompok, dan lain sebagainya. Dan untuk memenuhi kebutuhan rohani, manusia melakukan aktifitas atau ritual keagamaan seperti berdoa, bermeditasi, dan lain sebagainya.

Realitanya adalah bahwa manusia cenderung lebih peduli dan lebih memperhatikan dimensi yang kelihatan yaitu dimensi fisik atau jasmani daripada dimensi rohani. Orang-orang lebih suka pergi ke restoran, ke tempat-tempat hiburan atau rekreasi, ke bioskop, dan lain sebagainya daripada pergi ke gereja. Mac Arthur dalam sebuah khotbahnya menyatakan bahwa orang Kristen Protestan di Eropa sekarang tinggal hanya 3% saja yang datang ke gereja pada hari Minggu. Aldo, seorang pembicara seminar Kristen asal Argentina beberapa waktu lalu menampilkan foto-foto gereja unik di Eropa untuk menjelaskan bahwa banyak gedung gereja di sana kini telah disulap menjadi bookstore, boutique, ataupun hotel. Seorang sahabat saya bersaksi tentang pengalamannya di Belanda bahwa ia disambut dengan sambutan yang sangat istimewa oleh orang-orang yang ada di gereja karena dia adalah satu-satunya anak muda yang hadir di sana.

Saya percaya bahwa sebenarnya manusia mempunyai kebutuhan rohani dan kebutuhan akan hubungan dengan Tuhan dan dekat dengan Dia. Tetapi, tidak semua orang sensitif dan menyadari hal tersebut. Seringkali aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh manusia juga adalah karena kebutuhan rohani mereka yang tidak terpenuhi. Mereka mencari damai sejahtera dan sukacita melalui agama, entertainment, pencapaian dalam usaha atau pekerjaan, dan lain sebagainya. Ini semua terjadi salah satunya adalah demi memenuhi kebutuhan rohani yang kosong atau tidak terisi tadi. Dengan kata lain, manusia butuh jawaban atau solusi yang tepat mengenai hal tersebut karena kekurangan di dalam kebutuhan rohani yang jelas tidak dapat dipenuhi oleh makanan, asupan, atau nutrisi jasmani. Orang tidak akan kenyang secara rohani dengan cara makan buffet yang istimewa di restoran hotel bintang lima. Seperti halnya Yesus pernah menyatakan hal yang sangat brilian:”manusia tidak hidup hanya dari roti saja tetapi firman yang keluar dari mulut Allah.”

Untuk dapat mengerti atau setidaknya mendapat gambaran tentang kebutuhan rohani yang tidak terpenuhi, kita dapat memperoleh gambaran tentang orang yang kurang atau tidak terpenuhi secara jasmani. Orang yang tidak terpenuhi kebutuhan jasmaninya akan merasa lapar, lemas, dan kurang gizi. Mereka juga mempunyai daya tahan tubuh yang lemah sehingga mudah terserang oleh penyakit. Khusus untuk balita, jika kebutuhan jasmaninya tidak terpenuhi maka pertumbuhan atau perkembangan fisik mereka akan terhambat atau terganggu. Hal itu juga dapat memengaruhi pertumbuhan mereka secara mental. Upaya memenuhi kebutuhan jasmani dengan mengkonsumsi nutrisi yang salah juga dapat menimbulkan masalah kesehatan dan mungkin akan menimbulkan penyakit bahkan kematian.

Belajar, menulis buku-buku, mendalami filsafat dan ilmu pengetahuan juga adalah bukti dari adanya kebutuhan rohani dan upaya manusia memenuhi kebutuhan tersebut. Sebaliknya orang-orang yang bunuh diri, mengkonsumsi narkoba dan obat-obatan menunjukkan upaya yang negatif dari kebutuhan rohani yang tidak terpenuhi. Mereka frustrasi, merasa putus asa, dan merasa tidak menemukan jalan keluar atau solusi dari beban atau masalah yang sedang mereka hadapi. Gambaran ini dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran mengenai kebutuhan rohani dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut.

Kesimpulannya, jangan anggap remeh dengan kebutuhan rohani dan jangan salah dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Di Kisah Para Rasul pasal 17, rasul Paulus berkata kepada orang-orang di Athena bahwa mereka harus mencari Tuhan. Yeremia 29 ayat 13 mempertegas hal tersebut dengan mengatakan bahwa kita harus mencari Dia dengan segenap hati. Matius pasal 6 ayat 31 sampai 33 berkata bahwa mencari Tuhan, Kerajaan-Nya, dan kebenaran-Nya adalah hal yang paling penting dan semestinya lebih dicari terlebih dulu dibandingkan dengan yang lain. Dan Yesus berkata dalam Khotbah di Bukit bahwa orang yang lapar dan haus akan kebenaran akan dipuaskan. Sekali lagi, jangan anggap remeh dengan kebutuhan rohani dan jangan salah dalam memenuhi kebutuhan tersebut.



Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Kamis, 04 Maret 2010

Rasul-Rasul Yesus – “Andreas”

Bacaan: Matius 10:1-4; Yoh 1:41; 6:9

Andreas sangat berbeda dengan Simon Petrus saudaranya. Ia sangat jarang terlihat tampil di depan dan menjadi pusat perhatian orang banyak. Alkitab sendiri tidak mencatat namanya begitu sering seperti saudaranya Petrus. Saat-saat yang dapat dilihat atau disaksikan dari Andreas adalah ketika ia membawa orang kepada Kristus. Yang pertama adalah ia membawa Simon Petrus dan yang kedua adalah ia membawa seorang anak yang mempunyai lima roti dan dua ikan kepada Yesus.

Sangat mungkin bahwa saudaranya Simon Petrus yang suka berbicara juga mengeluhkan kehidupan pribadinya kepada Andreas. Apakah itu soal tangkapan ikan yang sedikit bahkan hampa dan mengecewakan, atau mungkin juga soal penjajahan Romawi dan pemungutan pajak yang sangat menyebalkan bagi dirinya. Atau mungkin juga soal Mesias yang tidak kunjung datang. Simon Petrus tampaknya lebih tertarik untuk melaut dan menangkap ikan daripada hal-hal lain di luar itu (band. Yoh 21:15-17). Tetapi Andreas membawanya kepada Yesus dan Yesus pun mengalihkan fokus dari saudara Andreas itu dengan cara menangkap baginya ikan-ikan yang melimpah penuh di dalam perahu kepunyaannya.

Andreas adalah seorang pribadi yang berjiwa pahlawan yang melihat, memperhatikan, memperdulikan, dan mencoba memberikan atau menawarkan solusi meskipun mungkin mempunyai potensi keberhasilan yang sangat kecil atau minim. Itulah yang ia lakukan ketika ia membawa seorang anak kecil yang mempunyai lima roti dan dua ikan kepada Yesus. Andreas berkata kepada Yesus:”Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apalah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Andreas tidak mempunyai iman yang cukup tetapi dilakukannya juga apa yang dapat dilakukannya yaitu membawa potensi solusi kepada Yesus. Apakah Yesus dapat memberi makan tanpa lima roti dan dua ikan yang dibawa oleh Andreas dan anak tersebut? Tentu saja bisa tetapi Yesus sangat menghargai Andreas dengan apa yang ia lakukan yaitu menemukan potensi solusi dan mengupayakan yang terbaik yang bisa dilakukan. Andreas mempunyai sikap dan karakteristik yang baik di dalam hal ini.

Tetapi yang mungkin menjadi pertanyaan, mengapa Yesus tidak memposisikan Andreas seperti tiga orang yang lain yaitu Simon Petrus, Yakobus, dan Yohanes? Kata “posisi” mungkin dapat dijadikan sebagai jawabannya. Posisi Andreas bukan di situ - itu saja! Seperti halnya di dalam tim kesebelasan sepak bola, tidak semua anggota tim berada di baris paling depan. Ada yang di posisi tengah dan ada juga yang di posisi bagian belakang. Semuanya sama-sama penting dan sama-sama dibutuhkan dan membutuhkan satu sama lain (band. 1 Kor 12:6-7). Dan sangat mungkin jika Andreas diposisikan di tempat yang tidak cocok atau sesuai dengan desain atau karakteristiknya, ia tidak akan berfungsi secara efektif dan optimal.

Andreas adalah seorang pahlawan di masa-masa sulit. Ia tidak akan tampil ketika situasinya aman, tidak bermasalah, normal, dan wajar-wajar saja. Andreas lebih suka orang lain yang tampil di depan, memimpin, bahkan menjadi pusat perhatian, sedang ia lebih suka dan nyaman bekerja di belakang layar.

Kesimpulannya, berfungsilah dengan efektif dan optimal sesuai desain dan karakteristik yang dikaruniakan Tuhan kepada Anda. Jangan merendahkan diri Anda dan juga jangan merendahkan orang lain. Jangan meninggikan diri Anda dan juga jangan pula meninggikan diri orang lain. Tuhanlah satu-satunya yang patut ditinggikan dan kepada Dia-lah kita seharusnya merendahkan diri.



Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/