Selasa, 09 Maret 2010

Kebutuhan Rohani

Stephen. R. Covey dalam bukunya 7 Habits of Highly Effective People mengatakan bahwa manusia mempunyai 4 (empat) dimensi di dalam hidup mereka. Yang pertama adalah dimensi fisik atau jasmani, yang kedua adalah dimensi mental, yang ketiga adalah dimensi sosial, dan yang ke-empat adalah dimensi rohani. Dimensi fisik atau jasmani adalah dimensi yang nyata, jelas dan kelihatan dibandingkan dengan dimensi-dimensi yang lainnya yaitu dimensi mental, dimensi sosial, dan dimensi rohani. Bagaimana kita dapat melihat atau menemukan adanya dimensi tersebut adalah dari apa yang dilakukan oleh manusia sehari-hari pada umumnya. Covey menambahkan bahwa ke-empat dimensi itu butuh diasah seperti sebuah gergaji supaya manusia dapat menjalani kehidupan yang efektif. Jika tidak, maka hidup mereka akan menjadi seperti gergaji yang tumpul yang tidak efektif sebagai pribadi dalam keluarga, pernikahan, pekerjaan, pergaulan, dan sebagainya.

Untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya, manusia mengkonsumsi makanan, berolah raga, dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan mental, manusia belajar, membaca buku, berekreasi, dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan sosial, manusia berkenalan, berbicara satu sama lain, bergaul, berinteraksi, berkelompok, dan lain sebagainya. Dan untuk memenuhi kebutuhan rohani, manusia melakukan aktifitas atau ritual keagamaan seperti berdoa, bermeditasi, dan lain sebagainya.

Realitanya adalah bahwa manusia cenderung lebih peduli dan lebih memperhatikan dimensi yang kelihatan yaitu dimensi fisik atau jasmani daripada dimensi rohani. Orang-orang lebih suka pergi ke restoran, ke tempat-tempat hiburan atau rekreasi, ke bioskop, dan lain sebagainya daripada pergi ke gereja. Mac Arthur dalam sebuah khotbahnya menyatakan bahwa orang Kristen Protestan di Eropa sekarang tinggal hanya 3% saja yang datang ke gereja pada hari Minggu. Aldo, seorang pembicara seminar Kristen asal Argentina beberapa waktu lalu menampilkan foto-foto gereja unik di Eropa untuk menjelaskan bahwa banyak gedung gereja di sana kini telah disulap menjadi bookstore, boutique, ataupun hotel. Seorang sahabat saya bersaksi tentang pengalamannya di Belanda bahwa ia disambut dengan sambutan yang sangat istimewa oleh orang-orang yang ada di gereja karena dia adalah satu-satunya anak muda yang hadir di sana.

Saya percaya bahwa sebenarnya manusia mempunyai kebutuhan rohani dan kebutuhan akan hubungan dengan Tuhan dan dekat dengan Dia. Tetapi, tidak semua orang sensitif dan menyadari hal tersebut. Seringkali aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh manusia juga adalah karena kebutuhan rohani mereka yang tidak terpenuhi. Mereka mencari damai sejahtera dan sukacita melalui agama, entertainment, pencapaian dalam usaha atau pekerjaan, dan lain sebagainya. Ini semua terjadi salah satunya adalah demi memenuhi kebutuhan rohani yang kosong atau tidak terisi tadi. Dengan kata lain, manusia butuh jawaban atau solusi yang tepat mengenai hal tersebut karena kekurangan di dalam kebutuhan rohani yang jelas tidak dapat dipenuhi oleh makanan, asupan, atau nutrisi jasmani. Orang tidak akan kenyang secara rohani dengan cara makan buffet yang istimewa di restoran hotel bintang lima. Seperti halnya Yesus pernah menyatakan hal yang sangat brilian:”manusia tidak hidup hanya dari roti saja tetapi firman yang keluar dari mulut Allah.”

Untuk dapat mengerti atau setidaknya mendapat gambaran tentang kebutuhan rohani yang tidak terpenuhi, kita dapat memperoleh gambaran tentang orang yang kurang atau tidak terpenuhi secara jasmani. Orang yang tidak terpenuhi kebutuhan jasmaninya akan merasa lapar, lemas, dan kurang gizi. Mereka juga mempunyai daya tahan tubuh yang lemah sehingga mudah terserang oleh penyakit. Khusus untuk balita, jika kebutuhan jasmaninya tidak terpenuhi maka pertumbuhan atau perkembangan fisik mereka akan terhambat atau terganggu. Hal itu juga dapat memengaruhi pertumbuhan mereka secara mental. Upaya memenuhi kebutuhan jasmani dengan mengkonsumsi nutrisi yang salah juga dapat menimbulkan masalah kesehatan dan mungkin akan menimbulkan penyakit bahkan kematian.

Belajar, menulis buku-buku, mendalami filsafat dan ilmu pengetahuan juga adalah bukti dari adanya kebutuhan rohani dan upaya manusia memenuhi kebutuhan tersebut. Sebaliknya orang-orang yang bunuh diri, mengkonsumsi narkoba dan obat-obatan menunjukkan upaya yang negatif dari kebutuhan rohani yang tidak terpenuhi. Mereka frustrasi, merasa putus asa, dan merasa tidak menemukan jalan keluar atau solusi dari beban atau masalah yang sedang mereka hadapi. Gambaran ini dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran mengenai kebutuhan rohani dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut.

Kesimpulannya, jangan anggap remeh dengan kebutuhan rohani dan jangan salah dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Di Kisah Para Rasul pasal 17, rasul Paulus berkata kepada orang-orang di Athena bahwa mereka harus mencari Tuhan. Yeremia 29 ayat 13 mempertegas hal tersebut dengan mengatakan bahwa kita harus mencari Dia dengan segenap hati. Matius pasal 6 ayat 31 sampai 33 berkata bahwa mencari Tuhan, Kerajaan-Nya, dan kebenaran-Nya adalah hal yang paling penting dan semestinya lebih dicari terlebih dulu dibandingkan dengan yang lain. Dan Yesus berkata dalam Khotbah di Bukit bahwa orang yang lapar dan haus akan kebenaran akan dipuaskan. Sekali lagi, jangan anggap remeh dengan kebutuhan rohani dan jangan salah dalam memenuhi kebutuhan tersebut.



Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Tidak ada komentar: