Minggu, 28 Desember 2008

ALASAN HIDUP YANG LEBIH TINGGI


Sabtu, 19 Desember 2008

Bacaan: Lukas 12:22-24

12:22 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.
12:23 Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.
12:24 Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu

Pernahkah Anda bertanya mengapa atau untuk apa Anda hidup? Percayakah Anda bahwa Anda ada di dunia bukan tanpa tujuan? Percayakah Anda bahwa perjuangan Anda di dunia bukan semata-mata untuk mendapatkan makan, minum dan berpakaian?

Saya tidak sedang memulai kelas filsafat atau sedang mengajak Anda untuk berpikir filosofis atau sedang mengadakan debat filsuf dengan Anda. Saya ingin mengajak Anda untuk menemukan jawaban yang jelas dan final di Alkitab.

Manusia mempunyai alasan yang rohani untuk hidup. Bukan sekadar makan, minum, berpakaian, atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani lainnya. Meskipun di dalam hidup manusia terdapat aktifitas makan-minum dan berpakaian, tetapi semua itu sesungguhnya bukanlah alasan utama dan terpenting bagi manusia.

Berikut ini adalah pesan Allah kepada manusia:
1. Mencari dahulu Kerajaan Allah dan Kebenaran-Nya (band. Mat 6:31-33)
2. Mencari Dia dengan segenap hati (band. Kis 17:27).
3. Menjadi murid-Nya dan menjadikan orang lain menjadi murid-Nya (band. Mat 28:19-20).
4. Bertobat dan melayani Allah (band. Kis 26:20).
5. Dan masih banyak lagi yang intinya memenuhi kehendak dan panggilan-Nya.

Kenyataannya, kekuatiran menghalangi seseorang untuk memenuhi panggilan atau kehendak Allah. Kekuatiran menyebabkan seseorang tidak mengutamakan Tuhan. Itu adalah produk dari ketidakpercayaan kepada penyediaan Allah, yang menghalangi seseorang untuk percaya kepada kasih-Nya. Bukankah Allah pernah berkata bahwa Ia memperhatikan manusia dan mengadakan penyediaan bagi mereka jauh lebih dari bunga bakung dan burung di udara yang tidak berusaha? Jadi, jika seseorang kuatir akan hidupnya itu berarti bahwa ia tidak percaya kepada pernyataan Allah tentang preferensi-Nya terhadap manusia.

Kebenaran ini tidak sedang menyatakan bahwa manusia tidak perlu menjadi pengelola yang baik di dalam hidupnya. Karena prinsip pengelolaan sendiri berasal dari Tuhan. Tetapi pengelolaan tidak boleh dijadikan dalih untuk menjadi kuatir dan tidak mengutamakan Tuhan. Manusia semestinya mengelola waktunya selain harta bendanya atau yang lain. Dan menempatkan Tuhan di posisi yang pertama di dalam pengelolaannya.

Di dalam dunia usaha dan pekerjaan banyak terdapat orang-orang yang kuatir dan tidak percaya kepada penyediaan Allah. Ekstrimnya mereka menjadi serakah dan hampir tidak memikirkan apa-apa selain bisnis atau pekerjaan. Orang-orang yang demikian biasanya berpikir bahwa mereka adalah satu-satunya pribadi yang dapat memenuhi semua kebutuhan. Mereka lupa bahwa Tuhanlah satu-satunya yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Sebab apa yang diperoleh manusia sesungguhnya berasal dari Allah. Tanpa Allah manusia tidak dapat berbuat apa-apa. Dengan kata lain upaya manusia adalah sia-sia jika tanpa Tuhan.

Para pebisnis atau pekerja Kristen perlu membedakan antara pebisnis atau pekerja yang kuatir dan yang bekerja keras. Pebisnis atau pekerja yang kuatir digerakkan oleh kekuatirannya sehingga mereka bukannya bekerja keras tetapi bekerja dengan “gila” bahkan tidak jarang menjadi serakah, curang atau licik. Sedangkan pebisnis atau pekerja yang bekerja keras dapat menguasai diri dan menjadi optimal sesuai waktu yang disediakan di mana Tuhan tetap menjadi prioritas utama. Di samping itu pebisnis atau pekerja yang bekerja keras juga menyediakan waktunya untuk hal-hal penting lainnya yaitu untuk beristirahat, untuk kehidupan keluarga, sosial, dan lain-lain.

Di zaman modern manusia belajar selangkah dari kesalahan di zaman yang lalu yaitu untuk bekerja “smart”, bekerja efektif, dan bekerja dengan “teamwork”. Semua itu pada dasarnya adalah hasil pembelajaran dari bekerja “gila” atau ‘gila kerja’ yang pada akhirnya terbukti justru merugikan para pebisnis atau pekerja khususnya di dalam pribadi, keluarga dan sosial. Ada pula pekerja menemukan dirinya terbaring di ranjang rumah sakit dalam kurun waktu yang panjang karena tidak pernah beristirahat. Bukankah semua ini menunjukkan kebenaran Allah bahwa manusia semestinya jangan kuatir tetapi percaya kepada Allah? Dan lebih dari sekadar me-manage perasaan kuatir manusia semestinya stop untuk kuatir.

Sekali lagi, alasan hidup manusia adalah untuk memenuhi panggilan dan kehendak Tuhan bukan yang lain. Persilahkan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan Anda. Anda adalah makhluk yang lebih tinggi dari hewan dan tanaman. Anda tidak hidup untuk makan, minum dan berpakaian tetapi untuk alasan-alasan yang jauh lebih tinggi yaitu yang rohani dan ilahi.

Alangkah menyedihkan jika seseorang hanya hidup untuk makan dan minum saja. Karena jika demikian apakah bedanya ia dengan (maaf) hewan atau tanaman? Bukankah lebih berarti dan tepat jika seseorang hidup untuk memuliakan Allah. Untuk memenuhi panggilan-Nya, untuk melakukan kehendak-Nya, untuk bekerja, melakukan sesuatu, melayani, memberi kontribusi di dalam Kerajaan-Nya?

Kita hidup karena alasan-alasan yang lebih tinggi yaitu yang rohani.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa memenuhi panggilan dan kehendak Engkau bukan yang lain. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Selasa, 23 Desember 2008

NABI YANG MERATAP

Jumat, 18 Desember 2008

Bacaan: Ratapan 3:31-32; 40

3:31 Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan.
3:32 Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya.
3:40 Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita dan berpaling kepada Tuhan.

Dapatkah Anda membayangkan situasi yang sedang dialami nabi Yeremia? Di tengah bangsa Anda, hanya Anda saja yang percaya dan mengenal Allah. Anda dan satu orang teman Anda seperti Barukh, yang membantu Anda menuliskan apa yang Anda minta kepadanya untuk dituliskan.

Yeremia seperti orang asing di tengah bangsa Yahudi. Orang-orang tidak menyukai perkataannya. Apa yang disampaikannya sangat tidak populer bahkan ia dipenjara karena kebenaran yang ia sampaikan. Ia dituduh mengecilkan hati pasukan perang ketika menyampaikan nubuat bahwa bangsa Israel sebaiknya tidak melawan musuhnya daripada kalah, mati dan tertindas.

Sedangkan nabi-nabi palsu didengarkan karena kata-kata mereka yang menyenangkan. Hasilnya, bangsa Israel mengalami kekalahan, penindasan, perbudakan, kelaparan, kematian, dan penderitaan yang amat sangat.

Yeremia adalah satu-satunya orang yang tahu jalan keluar dari penderitaan-penderitaan bangsa Israel di masa itu, tetapi ia tidak didengarkan. Karena bangsa itu tidak percaya kepada Allah. Mereka tidak ubahnya seperti bangsa-bangsa lain yang menyembah berhala. Mereka tidak mengenal Allah. Ironisnya, malah ada bangsa lain yang ‘percaya’ kepada Allah pada masa itu. Contohnya, Firaun Nekho dari Mesir dan Nebukadnezar dari Babel (band. II Taw 35:20-22; II Taw 36:13; Yer 39:11-12).

Dapat dimengerti mengapa Yeremia begitu sedih dan meratap di sepanjang waktu. Sehingga orang-orang tertentu menyebutnya sebagai “a weeping prophet”. Ia menangis karena menyaksikan bangsa Israel diperbudak, mengalami kelaparan, mati, dibunuh, dan wanita-wanitanya diperkosa. Bukan hanya itu, bahkan wanita-wanita yang tadinya lemah lembut memasak kanak-kanak mereka karena sangat amat lapar. Para bangsawan menjadi hitam, kurus kering, dan kulitnya berkerut (band. Rat 4:7-10). Para pemimpin digantung. Para tua-tua tidak dihormati dan pemuda-pemuda bangsa itu disiksa (band. Rat 5:12-13).

Apakah sesungguhnya solusi dari keadaan yang dialami oleh bangsa Israel pada masa itu? Ada kalanya Yeremia mengingat kemenangan dan kejayaan bangsa itu yang sesungguhnya belum lama diperoleh mereka yaitu pada masa pemerintahan Yosia. Dialah satu-satunya raja yang hidup benar di mata Tuhan pada masa hidup Yeremia. Tetapi empat raja setelahnya adalah raja yang jahat di mata Tuhan. Dari sana semestinya dapat diperoleh jawaban atas pertanyaan tadi. Bahwa solusi satu-satunya hanyalah kembali kepada Tuhan.

Itulah sebabnya mengapa dari ratapan-ratapan yang diungkapkan nabi Yeremia, terdapat harapan bagi bangsa Israel yaitu di pasal 3. Yeremia berkata bahwa Allah tidak akan selama-lamanya mengucilkan. Meskipun Ia mendatangkan susah, Ia menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya. Ia mengajak bangsa itu untuk menyelidiki dan memeriksa hidup mereka dan berpaling kepada Allah.

Dengan kata lain, solusi persoalan atau permasalahan hidup manusia sesungguhnya adalah kembali kepada Tuhan. Karena seringkali permasalahan hidup timbul sebagai akibat, konsekuensi atau kesalahan menjalani hidup. Oleh sebab itu, orang-orang yang tidak mengenal Allah semestinya mencari Dia dengan segenap hati, mendengarkan firman-Nya, menyelidikinya, memeriksa hidup mereka, percaya, bertobat dan berpaling kepada Dia. Sesederhana itu? Ya. Sisanya, biar Allah yang akan bekerja melakukan bagian-Nya.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mendengarkan firman Engkau, menyelidikinya, memeriksa hidup hamba, dan semakin dekat dengan Engkau dari waktu ke waktu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

KUASA FIRMAN ALLAH

Kamis, 18 Desember 2008

Bacaan: Yeremia 1:9-10

1:9 Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.
1:10 Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam.

Dari kitab Yeremia dapat kita temukan proses penulisan Alkitab yaitu sebagai berikut:
1. Allah menjamah mulut nabi Yeremia dengan tangan-Nya (band . Yer 1:9).
2. Allah menaruh perkataan-perkataan-Nya ke dalam mulut nabi Yeremia (band. Yer 1:9).
3. Allah menyuruh nabi Yeremia untuk menuliskan segala perkataan-Nya (band. Yer 36:2).
4. Yeremia menulis segala perkataan-Nya dengan bantuan juru tulisnya yaitu Barukh bin Neria.
5. Karena tulisan itu dimusnahkan, Allah menuliskan kembali melalui perantaraan Yeremia dan Barukh.

Proses ini adalah dasar bagi orang Kristen untuk percaya kepada Alkitab sebagai tulisan yang murni 100% berasal dari Allah. Bukan ide, konsep atau pemikiran-Nya saja tetapi juga kata-kata-Nya. Artinya, orang Kristen semestinya memperhatikan dan mempelajari kata-kata di dalam Alkitab bukan hanya mengerti isinya secara umum atau berupa gambaran besarnya saja. Karena setiap kata-kata Allah sangat berarti, penting dan serius.

Kebenaran ini dapat kita temukan di dalam kisah tentang nabi Yeremia. Dari sana ada terdapat satu kebenaran utama yang sangat penting yaitu bahwa firman Allah tidak akan pernah gagal. Apa saja yang Ia katakan pasti akan terjadi karena Allah mengetahui segala sesuatu. Ia tahu tentang masa depan. Ia tahu tentang apa yang akan terjadi kepada raja-raja, bangsa-bangsa, dan kerajaan-kerajaan. Ia dapat merealisasikan segala sesuatu. Semuanya ada di bawah kuasa dan kontrol-Nya. Itulah sebabnya mengapa Yeremia tahu apa yang harus dilakukan oleh raja-raja untuk selamat atau untuk menang. Dan ia juga tahu apa yang akan terjadi terhadap raja-raja yang tidak percaya kepada firman-Nya.

Selama hidupnya, nabi Yeremia berada di 5 (lima) masa pemerintahan raja yang berbeda-beda yaitu: Raja Yosia, Raja Yoahas, Raja Yoyakim, Raja Yoyakin, Raja Zedekia. Di antara 5 raja tadi hanya Raja Yosia saja yang benar di hadapan Tuhan. Sedang empat raja yang terakhir adalah raja yang jahat. Dan ternyata memang benar bahwa hanya raja Yosia saja yang meraih kemenangan dan kejayaan pemerintahan atau kerajaannya. Sedang empat raja yang lainnya mengalami kekalahan dan kematian yang tragis dan menyedihkan.

Selain itu, firman Allah yang disampaikan-Nya melalui Yeremia kepada bangsa Mesir, Kasdim, Babel dan bangsa-bangsa lain juga terjadi pada masa itu juga. Allah terbukti benar dan sungguh-sungguh menepati janji-Nya bahwa Ia mengangkat nabi Yeremia, putra imam dari Anatot itu untuk mencabut, merobohkan, membinasakan, meruntuhkan, membangun dan menanam. Raja, bangsa atau kerajaan yang mendengar-Nya dan percaya akan menang dan selamat tetapi yang tidak akan runtuh dan binasa.

Demikian pula halnya bagi orang-orang di zaman modern, jika mereka mendengarkan firman-Nya, percaya dan melakukannya, mereka akan selamat, jika tidak, mereka telah berada di bawah hukuman (band. Rom 3:23; 6:23).

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mendengarkan firman-Mu, percaya dan melakukan-Nya dengan sungguh-sungguh. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Minggu, 21 Desember 2008

DEMAS & ITIK LIAR

Rabu, 17 Desember 2008

Bacaan: Kol 4:14; Fil 1:24; II Tim 4:10

Salam kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas. (Kol 4:14)

…dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku. (Fil 1:24)

…karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. (II Tim 4:10)

Anda mungkin pernah melihat nama Demas tertera di Alkitab tetapi Anda tidak tahu tentang dia, lalu Anda skip, melanjutkan bacaan Anda ke lembar tulisan yang lain di Alkitab. Atau, Anda mungkin bertanya “siapa dia?”, “apa kualitasnya?”, atau “apa yang ia lakukan?”

Menurut Paulus, Demas adalah rekan sekerjanya. Ia setara dengan para penulis Injil yaitu Markus dan Lukas, dan Aristarkus yang dianiaya dan dipenjara bersama dengan Paulus di Tesalonika. Namanya disebutkan sebanyak tiga kali oleh Paulus di dalam surat-surat di Perjanjian Baru. Tentu saja ia bukan orang yang biasa, maksud saya, setidaknya ia mempunyai kualitas-kualitas yang setara, yang rohani seperti Markus, Lukas dan Aristarkus. Pertanyaannya, mengapa ia meninggalkan Paulus? Sangat singkat jawaban Paulus, Demas mencintai dunia (band. II Tim 4:10).

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin? Ijinkan saya menjelaskannya dengan menggunakan ilustrasi tentang itik liar dari seorang filsuf terkenal asal Denmark, Soren Kierkegaard.

Pada musim semi, bersama kawan-kawannya, seekor itik liar terbang menuju ke utara melintasi Eropa. Di tengah penerbangannya, ia turun ke sebuah pekarangan gudang pertanian Denmark tempat itik-itik peliharaan berada. Ia makan sedikit dari jagung mereka. Ia tinggal selama satu jam, lalu selama sehari, lalu selama seminggu, lalu selama sebulan, dan akhirnya karena ia menikmati makanan enak dan keamanan pekarangan gudang pertanian itu, ia tinggal sepanjang musim panas. Namun, pada suatu hari di musim gugur ketika kawanan itik liar terbang ke selatan lagi, mereka melintas di atas pekarangan itu, dan kawan mereka mendengar seruan mereka. Itik tadi diluapi dengan suatu getaran sukacita dan kegembiraan yang aneh, dan dengan mengepak-ngepakkan sayap keras-keras membubung naik untuk bergabung dengan sekutu-sekutu lamanya dalam penerbangan mereka.

Namun, itik tersebut mendapati bahwa makanan enaknya telah membuatnya begitu lemah dan berat sehingga ia tidak dapat naik lebih tinggi dari atap gudang pertanian tadi. Lalu, ia jatuh lagi ke pekarangan itu dan berkata kepada dirinya sendiri, “Oh, ya sudahlah, kehidupanku aman di sini, dan makanannya enak.” Setiap musim semi dan musim gugur bila ia mendengar itik-iti liar menguak-nguak, matanya akan berbinar sesaat dan ia akan mulai mengepak-ngepakkan sayapnya. Namun, akhirnya tiba saatnya ketika itik-itik liar terbang di atasnya dan melontarkan seruan mereka, tetapi ia tidak memberi perhatian sedikit pun pada mereka.

Ada 4 (empat) hal yang dapat dijelaskan oleh ilustrasi tadi:
1. Sang itik liar berhenti untuk terbang.
2. Sang itik liar tertarik dengan hal yang lain.
3. Sang itik liar meninggalkan komunitasnya dan bergabung dengan komunitas yang lain yang berbeda dengannya.
4. Sang itik liar mengalami perubahan fisik dan mentalitas. Ia menjadi gemuk, lamban, malas, dan kehilangan semangatnya untuk terbang.

Demikian pula halnya dengan Demas. Ia berhenti bekerja melayani Allah karena ia tertarik kepada dunia. Ia meninggalkan Paulus dan rekan-rekan kerjanya yang lain dan bergabung dengan komunitas yang lain yang tidak rohani. Suatu hasil akhir yang tidak terelakkan jika seseorang tidak mengantisipasinya.

Perhatikanlah apa yang dikatakan Alkitab untuk mengantisipasi perubahan tersebut:
1. Cintailah Tuhan di atas segalanya.
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. (Mark 12:30)

2. Berhati-hatilah! Perhatikan pergaulan Anda.
… Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. (I Korintus 15:33)

3. Pelajari firman-Nya. Praktekkan dan latihlah diri Anda sesuai dengan-Nya.
Segala tulisan yang diilhamkan Allah …bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik (NASB: mendidik = training) orang dalam kebenaran (II Tim 3:16)

4. Tekunlah berlatih di dalam Tuhan. Do your best!
…dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi … hanya satu orang saja yang mendapat hadiah… Karena itu larilah begitu rupa, sehingga Anda memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi bagi orang Kristen untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu jangan berlari tanpa tujuan dan jangan jadi petinju yang sembarangan memukul. Latihlah tubuh Anda dan kuasai seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan Anda sendiri ditolak. (diadaptasi dari I Kor 9:24-27).

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengantisipasi diri, berhati-hati, tekun mempelajari firman dan berlatih di dalam Tuhan. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Jumat, 19 Desember 2008

AYAM PANGGANG DALAM OVEN

Selasa, 16 Desember 2008

Bacaan: Roma 4:9-12

4:9 Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat? Sebab telah kami katakan, bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran.
4:10 Dalam keadaan manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat? Bukan sesudah disunat, tetapi sebelumnya.
4:11 Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia disunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat, supaya kebenaran diperhitungkan kepada mereka,
4:12 dan juga menjadi bapa orang-orang bersunat, yaitu mereka yang bukan hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita, pada masa ia belum disunat.

Anda mungkin pernah mendengar ilustrasi “Ayam Panggang Dalam Oven”. Saya akan menggunakannya untuk mendapat gambaran tentang keadaan bangsa Yahudi di zaman Paulus. Mungkin ilustrasi ini bukanlah ilustrasi yang sempurna, dan saya pun tidak berharap Anda lebih mengingatnya daripada Alkitab dan kebenaran yang terkandung di dalamnya. Jika demikian izinkan saya menyampaikannya sebelum menjelaskan Roma 4:9-12.

Seorang gadis kecil menyaksikan ibunya memenggal leher seekor ayam panggang, memotong ekornya lalu memasukkannya ke dalam sebuah oven. Sang ibu menatap wajah gadis kecil itu dengan senyum lalu bertanya: ”Apa yang kau perhatikan, nak?” Sang anak bertanya: ”Ibu, mengapa ibu memenggal leher ayam itu dan memotong ekornya?” Sang ibu menjawab: ”Sejak dulu nenekmu melakukannya dan mengajarkannya seperti itu kepada ibu.” Singkat cerita, sang gadis kecil bertumbuh dewasa dan menjadi ibu dari seorang gadis kecil pula. Di dapur dengan aktifitas yang serupa, gadis kecilnya bertanya: ”Ibu, mengapa ibu memenggal leher ayam itu dan memotong ekornya? Bukankah bagian leher dan ekor ayam itu dapat dimakan dan dinikmati dagingnya?” Ibu gadis kecil itu menjawab: ”Entahlah nak, nenekmu melakukannya sejak dulu dan mengajarkannya kepada ibu. Dan menurut beliau, nenek moyang kita telah melakukannya sejak dulu.”

Waktu berjalan, generasi demi generasi dilahirkan hingga ditemukan peninggalan sejarah keluarga berupa tulisan atau catatan yang menyebutkan, bahwa pemenggalan leher ayam dan ekor disebabkan karena oven di masa itu sangat kecil, sehingga tidak dapat memuat ayam panggang dengan utuh masuk ke dalamnya. Maka sejak saat itu, keluarga gadis kecil tidak lagi memenggal leher dan memotong ekor ayam mengingat oven-oven di masa selanjutnya jauh lebih bagus dan besar ukurannya.

Dari ilustrasi “Ayam Panggang Dalam Oven” tadi dapat ditemukan 3 (tiga) kesalahan utama:
1. Sang ibu tidak tahu alasan, latar belakang atau dasar, mengapa memenggal leher ayam dan memotong ekornya.
2. Sang ibu tidak mencari tahu tetapi mengikuti kebiasaan ibunya dan mengajarkannya kepada anaknya.
3. Sang ibu melakukan tindakan yang sama di zaman yang berbeda dengan oven yang berbeda pula.

Demikian pula halnya dengan bangsa Yahudi di zaman Paulus, mereka tidak tahu alasan, latar belakang atau dasar dari sunat dan hukum Taurat yang sesungguhnya yaitu iman. Bangsa itu tidak mencari tahu kebenaran tetapi hanya mengikuti kebiasaan leluhur atau nenek moyang mereka dan mengajarkannya turun temurun. Mereka tetap menerapkan sunat, hukum Taurat termasuk persembahan korban penghapusan dosa di zaman Perjanjian Baru di mana Kristus adalah kegenapan atau kesempurnaan dari hukum Taurat (band. Kol 2:16-17).

Padahal kebenaran itu bukan saja nyata melalui kisah Abraham tetapi juga secara eksplisit disebutkan di buku Perjanjian Lama, yaitu Habakuk 2:4b yang berbunyi demikian:
“… orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.”

Orang Kristen di masa kini dapat mengambil pelajaran untuk tidak hanya mengikuti tindakan atau kebiasaan yang tidak berdasar atas iman Kristen atau firman Allah. Sekalipun tindakan atau kebiasaan itu dipandang agung atau sakral, orang Kristen tidak harus mengikutinya apalagi mengajarkannya turun temurun.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengikuti tindakan atau kebiasaan yang berdasar atas iman Kristen atau firman Engkau saja. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.



Kamis, 18 Desember 2008

LOVE HIS WORD!

Senin, 15 Desember 2008

Bacaan: Mazmur 119:97-100

119:97 Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.
119:98 Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.
119:99 Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.
119:100 Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu

Sebelum Anda mendapat penjelasan tentang ayat ini. Cobalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Jika ada 1 (satu) buku yang dapat menjadikan Anda bijaksana, apakah Anda akan membacanya? Jika buku tersebut dapat menjadikan akal budi Anda unggul dibandingkan banyak orang termasuk guru Anda, apakah Anda akan mempelajarinya? Atau, jika buku itu dapat menjadikan Anda lebih mengerti tentang hidup daripada orang-orang tua, apakah Anda akan tekun menyelidikinya?

Tentu Anda akan menjawab “ya” atas pertanyaan-pertanyaan tadi. Tetapi tidak demikian realita yang ada di dunia. Meskipun banyak orang yang telah mempunyai Alkitab tetapi mereka tidak membacanya. Billy Graham dalam prakatanya terhadap buku “What The Bible is All About” menyatakan keterbebanannya terhadap orang-orang Kristen di masa kini tentang hal tersebut. Meskipun alkitab telah diterjemahkan, dicetak, dan didistribusikan tetapi tidak banyak orang yang membukanya untuk membacanya, mempelajari dan menyelidikinya dengan sungguh-sungguh. 12% yang percaya dan membacanya setiap hari, 35% membacanya satu kali dalam seminggu, dan 42% hampir tidak pernah membacanya.

Ada 3 (tiga) kemungkinan besar mengapa banyak orang tidak membaca Alkitab:
1. Banyak orang yang tidak mengerti karena tidak ada yang membimbing.
Kondisi ini berkelanjutan. Generasi yang tidak peduli atau malas mengajarkan Alkitab akan menghasilkan generasi yang tidak mengerti Alkitab.

2. Banyak orang lebih tertarik dengan hal lain, bukan Alkitab.
Kebenaran pernyataan ini tentunya dapat diterima dan mudah dimengerti mengingat zaman ini adalah zaman yang bising dengan berbagai informasi. Teknologi informasi maju dan berkembang dengan pesat. Berbagai iklan produk yang menarik perhatian. Banyak hal yang diekspos termasuk dosa seks, keserakahan, dan lain-lain.

3. Banyak orang menghindar dari pesan Alkitab karena mencintai dosa dan tidak mau bertobat.
Orang-orang tipe ini tidak menyukai Alkitab bahkan mungkin membenci dan menyerangnya karena dosa dan kesalahan-kesalahannya dinyatakan atau diekspos (band. Ibrani 4:12).

Sedangkan filsafat atau hikmat manusia bersifat relatif, tidak final, terbatas, tidak tuntas menyelesaikan persoalan-persoalan manusia apalagi soal rohani. Padahal manusia mengalami persoalan yang serius. Mereka mati rohani, terpisah dari Allah karena dosa. Mereka berdosa. Mereka butuh pengampunan.

Di samping itu manusia mengalami permasalahan-permasalahan karakter, kepribadian, hubungan atau relasi sebagai akibat atau konsekuensi dari keadaannya yang berdosa. Meskipun ada terdapat ilmu-ilmu tentang manusia dan hubungan antar manusia seperti: sosiologi, antropologi, politik, komunikasi, psikologi, dan lain-lain, tetapi tidak menyelesaikan persoalan-persoalan manusia di level tertentu.

Tanpa bermaksud mendiskreditkan ilmu-ilmu yang ada di dunia, James Kennedy di dalam bukunya Bagaimana Jika Alkitab Tidak Pernah Di Tulis menguraikan tentang pengaruh alkitab di berbagai bidang termasuk pendidikan. Kemudian menggambarkan kontrasnya, bahwa dunia akan menjadi buas dan liar tanpa Alkitab. Dengan kata lain, ilmu-ilmu pendidikan yang ada di masa kini pun mengambil nilai-nilai Alkitab walaupun tidak eksplisit dan menyeluruh.

Ada 3 (tiga) alasan mengapa Alkitab atau Firman Allah jauh lebih unggul dari buku-buku yang lain:
1. Alkitab berasal dari Allah yang adalah pencipta manusia, langit, bumi dan segala isinya.
2. Firman Allah berkuasa. Ia mengatasi logika, rasio dan kemampuan manusia.
3. Firman Allah adalah final bukan pencarian yang tak berujung.

Jadi kesimpulannya, Alkitab akan menjadikan Anda bijak, berakal budi dan mempunyai pengertian mengatasi dunia. Karena itu, bacalah, pelajarilah dan tekunlah menyelidiki. Love His Word!

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa tekun membaca, mempelajari dan menyelidiki firman Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

THE TRUTH ABOUT LIFE & DEATH

Minggu, 14 Desember 2008

Bacaan: Lukas 9:57-60

9:57 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: ”Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.”
9:58 Yesus berkata kepadanya: ”Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
9:59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: ”Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: ”Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.”
9:60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: ”Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.”

Menurut penulis Pembahasan Alkitab Setiap Hari, DR. William Barclay, di zaman Yesus, para rabi Yahudi tinggal di rumah orang lain yang biasanya cukup baik tingkat ekonominya. Hal itu merupakan tradisi atau kebiasaan di zaman itu. Lagipula menyediakan tempat tinggal bagi seorang rabi Yahudi pada masa itu dipandang sebagai suatu kehormatan.

Itulah latarbelakang sejarah dan budaya dari pernyataan Yesus: “Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalanya.” Artinya, sebagai rabi Yahudi, Yesus tidak mempunyai tempat tinggal pribadi, sendiri atau menyendiri. Suatu perendahan diri yang amat sangat, bukan? Seorang Allah berinkarnasi menjadi manusia. Bukan saja datang turun ke bumi, tetapi menjadi manusia. Bukan saja menjadi manusia tetapi menjadi hamba.

Ingatlah juga ketika Yesus mengirim 70 murid-murid-Nya tanpa bekal apa pun kecuali satu helai baju di badan (band. Luk 10:1-12). Mereka hanya perlu memberikan salam kepada orang lain di kota-kota atau tempat-tempat yang mereka kunjungi. Jika ada orang yang menerima murid-murid itu di rumahnya, maka mereka tinggal di sana. Sama seperti Yesus.

Bagaimana dengan pernyataan Yesus ini: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati…” Apakah Yesus sedang reaktif, tersinggung atau marah terhadap orang yang tidak menunjukkan komitmen total terhadap diri-Nya? Bagaimana mungkin orang mati menguburkan orang mati? Lagipula mengapa Yesus menyebut orang yang menguburkan orang mati itu adalah “orang mati”? Bukankah mereka hidup? Bukankah mereka dapat melakukan aktifitas atau pekerjaan yaitu “mengubur”? Dan bukankah “mengubur” adalah kata kerja?

Pernyataan Yesus mungkin membingungkan Anda. Tetapi Yesus tidak sedang bermaksud membingungkan Anda. Juga tidak sedang menyampaikan filosofi. Tidak sedang reaktif, tersinggung atau marah. Ia juga tidak sedang bercanda tetapi sedang menyampaikan kebenaran kepada murid-murid-Nya. Bahwa manusia telah mati. Bukan jasmani tetapi rohani.

Bacalah sejarah Adam & Hawa di Kejadian 3:17b

… janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.

Manusia telah mati secara rohani meskipun mereka masih hidup secara jasmani. Kehidupan jasmani adalah terbatas dan bersifat sementara sedangkan kehidupan rohani bersifat kekal dan tentunya jauh lebih penting.

Yesus tidak hanya melihat apa yang dilihat oleh mata jasmani tetapi juga mata rohani. Bagi Yesus, hal terpenting dari yang penting adalah rohani. Sesuatu yang dibutuhkan manusia meskipun mungkin tidak di-inginkan oleh mereka. Tidak heran mengapa Yesus berkata “…pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Karena tidak ada yang lebih penting daripada kehidupan rohani. Bukan jasmani. Bukan tempat tinggal. Bukan keluarga. Bukan relasi antar keluarga. Bukan acara atau seremoni. Tetapi, kehidupan rohani. Hidup Baru. Bukan yang dari Adam tetapi dari Kristus.

Dengan membaca Lukas 9:24-25 berikut ini maka semakin jelas saja apa yang Yesus maksudkan tentang kehidupan rohani dan jasmani:

9:24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.
9:25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?

What a statement! Yesus menyatakan bahwa kehidupan rohani jauh lebih penting dibanding kehidupan jasmani. Hidup kekal daripada 100 tahun di dunia. Sorga daripada dunia.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa pergi dan memberitakan Kerajaan Allah di mana-mana. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.



Sabtu, 13 Desember 2008

4 KUADRAN IMAN & PERBUATAN

Sabtu, 13 Desember 2008

Bacaan: Roma 4:2-8

4:2 Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah.
4:3 Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? ”Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.”
4:4 Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.
4:5 Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.
4:6 Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya:
4:7 ”Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya;
4:8 berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.”

Berdasarkan Alkitab, saya membagi 4 (empat) kuadran tentang iman dan perbuatan. Ke-4 (empat) kuadran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kuadran 1: Tanpa Iman dan Tanpa Perbuatan (baik)
2. Kuadran 2: Iman Tanpa Perbuatan
3. Kuadran 3: Perbuatan Tanpa Iman
4. Kuadran 4: Iman dan Perbuatan. Atau, Iman yang menghasilkan Perbuatan

Orang yang berada di kuadran 1 biasa disebut sebagai orang tidak percaya atau duniawi. Mereka tidak beriman. Mereka juga tidak berbuat baik. Sedangkan orang yang berada di kuadran 2 dapat disebut sebagai religious. Mereka berpikir dan berbicara tentang firman tetapi tidak melakukannya. Orang yang berada di kuadran 3 biasa disebut sebagai legalis. Mereka terdapat di antara bangsa Yahudi yaitu yang melakukan peraturan, tata cara, perbuatan-perbuatan yang baik tetapi tanpa iman kepada Kristus. Mereka berpikir bahwa dengan mengikuti peraturan, tata cara dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dapat mengantar mereka sampai ke sorga. Tetapi orang yang berada di kuadran 4 adalah orang yang beriman kepada Kristus. Dan karena imannya itu ia menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik. Mereka biasanya disebut sebagai orang percaya atau orang beriman.

Orang-orang di kuadran 1 perlu belajar Kitab Suci sehingga dengan demikian ia akan beriman kepada Kristus dan menghasilkan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan iman itu. Orang-orang di kuadran 2 perlu melatih diri untuk menjadi pelaku firman. Orang-orang di kuadran 3 perlu meninjau atau meng-kaji ulang tentang iman, tentang Kristus dan tentang firman Allah. Sedangkan orang-orang di kuadran 4 perlu menjaga iman mereka, setia dan terus bertumbuh dari waktu ke waktu.

Timbul pertanyaan, apakah iman itu? Menurut Roma 10:14;17, iman timbul dari pendengaran terhadap firman Allah. Artinya, di dalam diri orang yang mempunyai interpresi atau pengertian yang benar terhadap firman Allah akan timbul iman, sehingga mempengaruhi sikap, pandangan dan perbuatan-perbuatan orang tersebut.

Jadi, dapatkah seseorang beriman tanpa Alkitab atau firman Allah? Tentu saja tidak. Atau, apa jadinya kekristenan tanpa Alkitab? Tidak ada. Apa jadinya kekristenan tanpa pengertian atau interpretasi yang benar? Kepalsuan. Dan apa jadinya kekristenan tanpa perbuatan-perbuatan yang sesuai iman? Agama yang kosong.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa menjaga iman hamba, setia dan terus bertumbuh dari waktu ke waktu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.



BE A BETTER CHURCH

Jumat, 12 Desember 2008

Bacaan: I Tesalonika 4:1; 10

4:1 Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.
4:10 Hal itu kamu lakukan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami menasihati kamu, saudara-saudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya.

Gereja Tesalonika adalah gereja yang dahsyat. Bertumbuh dengan luar biasa. Sangat cepat. Jumlah anggotanya pun sangat besar dibanding jemaat yang lain.

Mari lihat kembali bagaimana jemaat itu dimulai. Bacalah Kis 17:2-4 berikut ini:

17:2 Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci.
17:3 Ia menerangkannya kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata:”Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu.”
17:4 Beberapa orang dari mereka menjadi yakin dan menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas dan juga sejumlah besar orang Yunani yang takut kepada Allah, dan tidak sedikit perempuan-perempuan terkemuka.

Drastis bukan? Dalam tiga hari Sabat berturut-turut, beberapa orang Yahudi menjadi yakin dan menggabungkan diri, ditambah lagi sejumlah besar orang Yunani dan tidak sedikit perempuan-perempuan terkemuka.

Bukan hanya itu, gereja Tesalonika adalah teladan bagi orang-orang Kristen di wilayah Makedonia dan Akhaya. Dan gereja tersebut sangat terkenal karena iman mereka kepada Allah. Demikian juga terhadap rasul Paulus, Silas dan Timotius. Iman dan kasih mereka sangat menggembirakan dan menghibur (band. I Tes 1:7; 3:6-7).

Meskipun demikian, Paulus masih menasihati gereja tersebut. Bukan untuk menjadikan mereka kecil hati tetapi agar mereka senantiasa menjadi “A Better Church”. Meskipun mereka sangat mengasihi satu sama lain termasuk kepada semua saudara di wilayah Makedonia, Paulus masih menasihati mereka supaya lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya. Dengan kata lain, selalu ada ruang untuk bertumbuh bagi orang-orang Kristen. Bukankah ini adalah kabar baik? Bayangkan jika Anda tidak lagi mempunyai kemungkinan untuk bertumbuh di dalam segala sesuatu. Anda telah mencapai segalanya di dalam hidup Anda. Bukankah tidak ada kata yang lebih tepat selain (maaf) “mati”. Karena Paulus saja masih merasa keberatan meninggalkan dunia ini untuk pergi ke sorga. Ia ingin menolong sebanyak mungkin orang untuk memperoleh keselamatan dari Kristus (band. Fil 1:21-22).

Di gereja Tesalonika khususnya, Paulus masih saja punya banyak ruang untuk bertumbuh yaitu untuk menumbuhkan gereja yang terdiri dari orang-orang Kristen yang baru tersebut. Dalam hatinya mungkin ia bertanya: Siapakah yang memimpin mereka? Sedang ia dan kedua rekan kerjanya, Silas dan Timotius masih akan melanjutkan perjalanan penginjilannya. Mereka tidak tinggal menetap di sana. Siapa pemimpin jemaatnya? Elders nya? Siapa pastors-nya? Belum ada karena jemaat itu baru saja berdiri dan jumlahnya pun sangat besar. Aha…! Ada ruang untuk bertumbuh. Ada saudara-saudara yang dapat diberi tanggung jawab, dipersiapkan dan dilatih untuk menjadi elders, menjadi pastors, atau menjadi pemimpin di masa depan (band. I Tes 5:12-13).

Ada hal lain juga yang dapat dipelajari dari Paulus dan gereja Tesalonika yaitu bahwa Jemaat Kristen tidak perlu panik, bingung atau pun kuatir terhadap ledakan pertumbuhan yang sangat besar dalam waktu yang cepat. Mengapa? Karena pertumbuhan adalah dari Tuhan. Sedang orang Kristen yang menabur, menanam dan menyiram (band. I Kor 3:6-7). Tetapi tentu saja diperlukan antisipasi, persiapan, pemberdayaan dan pelatihan terhadap orang-orang yang mempunyai potensi, talenta dan karunia memimpin atau menggembalakan jemaat.

So, be a better disciple! be a better church! be a better leaders!

Kita selalu masih punya ruang untuk bertumbuh.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa bertumbuh dari waktu ke waktu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.



Kamis, 11 Desember 2008

THE TRUTH ABOUT ADAM & EVE

Kamis, 11 Desember 2008

Bacaan: Kejadian 2:16-17

Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.

Anda mungkin pernah bertanya mengapa Allah memberi perintah kepada manusia untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat? Atau, pernahkah Anda berpikir apa jadinya manusia jika Allah tidak memberi perintah atau larangan? Jika tidak ada perintah atau larangan maka tidak ada yang perlu dipatuhi, tidak ada yang perlu didengarkan, tidak ada yang perlu di-ikuti, tidak ada otoritas. Manusia menjadi pribadi yang terpisah dari Allah. Tanpa hubungan dengan-Nya. Bebas sebebas-bebasnya. Tidak ada yang perlu dipilih. Tidak ada yang perlu diputuskan. Tidak ada hubungan. Tidak ada kasih terhadap Dia.

Anda tahu apa yang terjadi dengan Adam dan Hawa. Mereka melanggar perintah Tuhan dengan memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Mereka mati. Bukan jasmani tetapi rohani. Hubungan terputus. Mereka keluar dari Taman Eden. Terpisah dari Allah.

Cobalah pikirkan kembali tentang perintah Allah kepada Adam dan Hawa. Apakah perintah yang Allah berikan adalah perintah yang mustahil untuk dipatuhi? Mereka mempunyai banyak buah dari pohon-pohon yang ada di taman. Allah tidak memberikan perintah untuk mencapai target, prestasi atau pencapaian tertentu melainkan hanya untuk tidak memakan buah dari satu pohon di antara banyak pohon yang lain. Dan Iblis menggoda Hawa dengan menggunakan satu pohon itu untuk membawa manusia jatuh ke dalam dosa. Ia berkata bahwa jika ia memakan buah itu maka ia akan menjadi seperti Allah. Sebenarnya godaan itu berasal dari dalam diri si iblis. Ia ingin menjadi seperti Allah (band. Yes 14:12-15).

Jawaban Hawa kepada Iblis menunjukkan bahwa ia tidak tahu dengan tepat dan benar tentang perintah Allah. Bacalah apa yang ia katakan kepada Iblis di Kej 3:2-3

Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu:”Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.

Ada 3 (tiga) hal yang berbeda dari perintah Allah yang sebenarnya. Perbedaan itu berupa penambahan, pengurangan, dan pernyataan yang tidak spesifik. Hawa tidak menyebutkan buah pohon pengetahuan tetapi buah pohon yang ada di tengah-tengah taman. Ia menambahkan kata “raba” dan mengatakan “nanti” bukan “pasti”. Tidak heran mengapa Hawa akhirnya memakan buah itu karena iblis memanfaatkan kekurangan atau kelemahannya. Apalagi Adam tidak berada di sisinya. Dan entah dari mana saja ia sehingga baru saja datang ketika Hawa telah memakan buah pohon itu. Lagipula, Adam langsung memakannya tanpa bertanya atau berbicara panjang lebar tentang Hawa dan tentang buah itu.

Melalui kisah Adam dan Hawa ada 4 (empat) hal yang dapat Anda dan saya pelajari:
1. Perintah Allah bukanlah perintah yang sulit.
Ketidakpatuhan, kesombongan, kelalaian, kemalasan, kesukaan atau kecintaan terhadap dosalah yang seringkali menghalangi seseorang untuk mengikut Dia.

2. Manusia mengalami persoalan yang serius.
Bukan soal mati jasmani tetapi mati rohani (band. Roma 3:23). Dan itu hanya dapat dipulihkan oleh iman kepada Kristus. Dialah yang akan memberi keselamatan dan hidup.

3. Miliki pengertian yang tepat dan benar akan firman Tuhan.
Sebagai orang Kristen yang sejati jangan menambah, mengurangi atau mengubah firman-Nya.

4. Bagi pasangan suami-isteri, bersatupadulah mengalahkan si jahat.
Jangan membiarkan atau meninggalkan pasangan Anda seorang diri dalam keadaan yang tidak rohani. Supaya ia tidak berbincang-bincang dengan Iblis yang akhirnya menggodanya jatuh ke dalam dosa.

This is the truth about Adam & Eve.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa waspada dan berjaga-jaga terhadap iblis dengan tipu muslihatnya. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.



Rabu, 10 Desember 2008

KRISTUS DAN HUKUM TAURAT

Rabu, 10 Desember 2008

Bacaan: Roma 3:19-31

3:19 Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.
3:20 Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
3:21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,
3:22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
3:26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
3:27 Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
3:28 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
3:29 Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!
3:30 Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.
3:31 Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya

Pada umumnya manusia tidak suka dengan perubahan. Mereka takut, kuatir, gelisah atau cemas terhadap hal-hal yang baru yang dapat mengganggu kestabilan atau kenyamanan yang ada. Karena perubahan biasanya menuntut penyesuaian diri, upaya, kepatuhan, peningkatan, kemajuan, pelatihan, dan lain-lain.

Sebut saja tentang pergantian presiden, pergantian pimpinan di perusahaan, perpindahan posisi, jabatan atau departemen, perubahan undang-undang, regulasi, peraturan, tata tertib, perubahan persyaratan dokumentasi atau surat menyurat, perpindahan tempat tinggal, dan lain-lain. Bukankah perubahan-perubahan itu mengandung pergerakan, upaya, energi, atau resiko? Bukankah lebih lagi terhadap perubahan yang tepat, yang positif, kondusif dan konstruktif? Sehingga dengan demikian manusia tidak diam di tempat, tidak menjadi nyaman, bergerak, maju, bertumbuh, menjadi lebih baik dan lebih efektif.

Allah tidak sedang menawarkan perubahan yang lebih buruk kepada bangsa Yahudi. Ia tidak sedang menggantikan hukum Taurat tetapi menggenapi dan menyempurnakannya dengan Kristus.

Berikut ini adalah 4 (empat) perbandingan antara Hukum Taurat dan Kristus:
1. Hukum Taurat menyadarkan manusia tentang keberdosaannya dan tentang hukuman Allah bagi orang yang berdosa. Sedangkan, Kristus menebus dosa manusia dan membebaskan mereka dari hukuman.

2. Hukum Taurat tidak dapat membenarkan seseorang di hadapan Allah. Sedangkan, Kristus adalah jalan kebenaran dan hidup. Ia adalah jalan pendamai terhadap Allah. Ia menguduskan dan membenarkan manusia di hadapan Allah (band. Yoh 14:6).

3. Manusia mengenal dosa oleh Hukum Taurat sedangkan Kristus mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakukan, mendidik manusia dalam kebenaran, menjadikan manusia menjadi murid-Nya, menjadikan mereka anak-anak Allah, persis seperti Dia, segambar dan serupa dengan-Nya (band. Mat 28:18-20; II Tim 3:15-16).

4. Manusia tidak dibenarkan karena melakukan Hukum Taurat tetapi karena iman terhadap Kristus.

Dari keempat hal tadi dapat disimpulkan bahwa Kristus jauh lebih baik, lebih sempurna, dan lebih menguntungkan manusia dibandingkan dengan Hukum Taurat. Tetapi yang menjadi persoalan adalah bahwa orang-orang Yahudi sudah terbiasa dengan Hukum Taurat. Mereka menganggap dengan menjalankan Hukum Taurat mereka dapat dibenarkan atau diselamatkan. Di sisi lain mereka tidak merasa aman atau nyaman dengan keselamatan hanya karena iman terhadap Kristus. Mereka terkondisi untuk berpikir dan yakin bahwa apa yang mereka lakukan, perbuatan-perbuatan baik, menjalankan Hukum Taurat akan menyelamatkan. Mereka terlanjur fanatik terhadap Hukum Taurat sehingga pengajaran tentang Kristus dapat dipandang sebagai suatu serangan yang berbahaya yang mengancam agama Yahudi.

Anda mungkin bertanya jika demikian mengapa Allah memberi Hukum Taurat kepada manusia? Sedangkan ia tidak dapat membenarkan manusia di hadapan Allah? Malahan oleh Hukum Taurat-lah manusia mengenal dosa? Hukum Taurat adalah baik dan berguna bagi manusia. Jika tidak ada Hukum Taurat, maka manusia tidak akan menyadari keberdosaannya. Manusia tidak akan menyadari hukuman Allah. Jika manusia tidak menyadari keberdosaan dan hukuman yang akan datang, bagaimana manusia mempunyai pengharapan kepada Allah? Jika manusia tidak mempunyai pengharapan kepada Allah, bagaimana mereka dapat menerima anugerah Allah melalui Kristus? Bagaimana manusia dapat diselamatkan?

Paulus sangat antisipatif dan bijaksana dalam pernyataan dan pengajarannya. Ia tidak lupa menggaris bawahi bahwa Hukum Taurat tidak dibatalkan karena iman terhadap Kristus, sebaliknya diteguhkan. Sebab Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi melainkan untuk menggenapinya (band. Mat 5:17). Ia adalah penggenapan. Wujud dari bayangan yaitu hukum Taurat dan kitab para nabi (band Kol 2:17).

Orang-orang Kristen di masa kini perlu belajar dari Paulus dalam mengajar, menyampaikan pesan Allah, dan menyatakan kebenaran dengan tepat, benar dan efektif sehingga keributan, perselisihan atau pertentangan yang tidak perlu tidak akan terjadi.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengajar, menyampaikan pesan, dan menyatakan kebenaran dengan tepat, benar dan efektif. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Selasa, 09 Desember 2008

LET THE BIBLE SPEAK (Part 2)

Selasa, 9 Desember 2008

Bacaan: 2 Kor 2:14-17

2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.
2:15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.
2:16 Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan.Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?
2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan dihadapan-Nya.

Ada 2 (dua) jenis respon yang dapat timbul ketika firman Allah disampaikan dengan murni dan benar. Respon yang pertama, orang yang mendengarnya akan percaya dan menerimanya. Respon yang kedua, orang yang mendengarnya tidak percaya, menolak, menentangnya, marah, tersinggung, dan mengeraskan hati.

Kebenaran ini ditunjukkan di dalam kutipan ayat-ayat berikut:
1. Sarah tertawa karena tidak percaya ketika mendengar janji Allah bahwa ia akan melahirkan anak dan akan mempunyai keturunan yang banyak, sebanyak bintang di langit (band. Kej 18:12-15).
2. Firaun marah dan mengeraskan hatinya ketika mendengar Firman Allah yang disampaikan oleh Musa dan Harun (band. Kel 5:1-2; 7:3).
3. Allah berfirman kepada Yeremia bahwa perkataan-perkataan-Nya akan mencabut, merobohkan, membinasakan, meruntuhkan, membangun dan menanam (band. Yer 1:10).
4. Orang-orang Farisi, Ahli-ahli Taurat dan tua-tua Yahudi tersinggung dan marah setelah mendengar khotbah Yesus, Paulus, Petrus, Yohanes, dan Stefanus (band. Yoh 6:60-69; Kis 4:1-4; 7:54-58; 9:19b-25).
5. Paulus diejek tetapi diterima oleh sebagian orang di Athena (band. Kis 17:32-34).

Mengapa timbul respon semacam itu? Karena firman Allah mengajar, mengoreksi, memperbaiki dan mendidik orang dalam kebenaran (band. II Tim 3:16-17). Sehingga orang yang sombong, yang menganggap dirinya benar, tidak mau belajar atau diajar akan tersinggung atau merasa direndahkan. Orang yang tidak mau bertobat, yang suka akan dosanya merasa terusik atau terganggu saat firman Allah mengoreksi dirinya. Orang yang tidak mencari Tuhan, yang menganggap dirinya bijak, pintar, rasional akan tertawa atau mengejek karena tidak percaya kepada kebenaran Allah. Orang yang malas yang hanya menyukai kesenangan menolak untuk dilatih dalam kebenaran. Tetapi orang yang mencari Tuhan dengan segenap hati, yang rendah hati, yang percaya, yang bertobat, meninggalkan dosa-dosanya dan setia akan bersyukur dan bersukacita akan firman-Nya (band. Mzm 119).

Orang-orang Kristen semestinya tidak perlu heran atau terkejut terhadap penolakan, penentangan atau penganiayaan yang timbul sebagai respon dari pemberitaan firman Allah. Mereka semestinya tidak lebih mem-fokuskan diri terhadap respon orang lain lebih daripada menyampaikan firman Allah dengan sebenar-benarnya. Tentu saja diperlukan approach atau pendekatan yang sangat efektif tetapi tidak berarti mengurangi kebenaran firman Allah. LET THE BIBLE SPEAK.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa menjaga kemurnian pesan Engkau dan memberitakannya sebenar-benarnya dan seluas-luasnya. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Senin, 08 Desember 2008

LET THE BIBLE SPEAK

Senin, 8 Desember 2008

Bacaan: Roma 10:14-17

10:14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? 10:15 Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"
10:16 Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?"
10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Menurut ilmu komunikasi terdapat 3 (tiga) unsur penting selama proses komunikasi berlangsung. Unsur pertama adalah penyampai atau pengirim pesan yang biasa disebut sebagai komunikator. Unsur kedua adalah pesan. Dan unsur yang ketiga adalah penerima pesan atau biasa disebut sebagai komunikan.


Ketiga unsur ini bukanlah hal yang baru bagi Alkitab melainkan hal yang sangat familiar dan seringkali disebutkan meskipun mungkin dengan istilah atau sebutan yang berbeda. Alkitab banyak mencatat tentang proses komunikasi antara Allah dengan manusia. Bagaimana Allah mengirimkan pesan-Nya kepada manusia melalui media perantara yaitu para nabi atau para rasul. Dan yang terakhir adalah melalui Anak-Nya yaitu Yesus Kristus. Selain itu Allah juga meninggalkan pesan-pesan-Nya, untuk disampaikan kepada semua bangsa di dunia. Ia dan 40 asisten-Nya yang terdiri dari para nabi dan para rasul menuliskan, mencatatnya ke dalam satu kumpulan buku yang biasa disebut dengan Kitab Suci atau Alkitab.

Bacalah dengan seksama dan bandingkan kebenaran ini dengan Lukas 8:11-15 berikut ini:

8:11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
8:12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
8:13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
8:14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”

Ada terdapat 3 (tiga) unsur penting di dalam proses pemberitaan pesan Allah atau yang disebut dengan Firman Allah:
1. Benih yaitu Firman Allah.
2. Penabur yaitu murid Kristus termasuk pengkhotbah, pengajar, pelayan, pekerja atau orang yang menyampaikan Firman Allah.
3. Tanah yaitu orang yang mendengarkan Firman Allah.

Bedanya antara pesan Allah dan pesan manusia adalah bahwa pesan Allah memberi hikmat sehingga menuntun manusia kepada keselamatan, mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik manusia dalam kebenaran (band. II Tim 3:15-16). Sedangkan pesan manusia tidak. Dengan kata lain, pesan Allah bekerja di dalam diri manusia yang mendengar-Nya. Bagi orang yang percaya, bertobat, dan berbalik dari dosa-dosanya kepada Allah akan diselamatkan. Tetapi orang yang tidak percaya akan tetap dalam keadaannya dan mendapat upahnya yaitu maut (band. Roma 6:23).

Dari sini dapat disimpulkan betapa pentingnya menjaga kemurnian pesan Allah, mengkomunikasikannya dengan efektif, tepat dan benar. Karena jika tidak demikian maka akan terjadi salah pengertian. Dan jika orang-orang salah mengerti tentang pesan Allah maka sikap, tindakan atau perbuatan mereka pun akan mengikutinya. Salah juga.

Berikut ini adalah 2 (dua) kesalahan utama selama proses pemberitaan pesan Allah berlangsung:
1. Penabur yaitu pengkhotbah, pengajar, pelayan atau pekerja tidak menaburkan atau menyampaikan pesan atau Firman Allah dengan murni dan benar. Mereka menaburkan filosofi, opini pribadi, hiburan atau entertainment.
2. Tanah yaitu orang yang mendengarkan firman Tuhan tidak teliti, malas, tidak percaya, tidak mau bertobat, kuatir, atau mendua hati sehingga tidak bertumbuh dan tidak berbuah.

Jadi, sebagai orang Kristen yang sejati dan benar, jagalah kemurnian pesan Allah dengan cara membiarkan Alkitab berbicara. Bukan opini atau filosofi Anda. Meskipun kemurnian pesan Allah mungkin akan menegur, mengoreksi atau menantang Anda. Patuhlah, tunduklah, dan takutlah kepada Dia. Beritakanlah pesan-Nya sebenar-benarnya dan seluas-luasnya. Anda mungkin perlu mengubah atau menyesuaikan pendekatan Anda terhadap orang lain tetapi apapun resikonya LET THE BIBLE SPEAK.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa menjaga kemurnian pesan Engkau dan memberitakannya sebenar-benarnya dan seluas-luasnya. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Sabtu, 06 Desember 2008

KEBENARAN TENTANG MENJADI KAYA



Minggu, 7 Desember 2008

Bacaan: Efesus 1:3

1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.

Allah telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Itu berarti bahwa kita sebagai orang Kristen adalah orang yang kaya akan berkat rohani.

Anda mungkin bertanya apakah artinya kaya akan berkat rohani?

Jika Anda membaca ayat selanjutnya yaitu ayat 4-14, maka Anda akan tahu dan mengerti bahwa sebagai orang Kristen, Anda telah mendapatkan 11 hal ini:
1. Anda telah menjadi kudus.
2. Anda telah menjadi anak-Nya.
3. Anda telah mendapatkan kasih karunia dari Allah meskipun Anda tidak layak tetapi Anda mendapatkannya.
4. Anda telah mendapatkan penebusan dan pengampunan dosa.
5. Anda telah mendapatkan hikmat dan pengertian.
6. Anda telah mendapatkan rahasia kehendak-Nya.
7. Anda telah mendapatkan rencana kerelaan-Nya. Anda dapat tahu, dapat mengerti dan dapat mengenalinya.
8. Anda telah mempunyai relasi yang dekat, akrab dan harmonis dengan Dia.
9. Anda telah mendapat janji-janji-Nya.
10. Anda telah mendapatkan kebenaran.
11. Anda telah mendapatkan jaminan yaitu dimeteraikan dengan Roh Kudus.

Semua hal ini tidak diperoleh orang-orang duniawi. Mereka mengalami kemiskinan akan berkat rohani meskipun mereka kaya akan harta benda. Mereka merasakan kehampaan di dalam hidup.

Allah tidak menjanjikan kekayaan materi kepada orang-orang Kristen tetapi kekayaan rohani. Itu berarti bahwa menurut pandangan Allah kekayaan rohani jauh lebih penting dibandingkan kekayaan materi. Tidak heran mengapa Yesus pernah menantang seorang yang kaya untuk menjual seluruh harta bendanya dan mengikut Dia. Karena bagi Dia kekayaan rohani jauh lebih bernilai harganya dibandingkan dengan kekayaan materi.

Bukan berarti bahwa orang-orang Kristen tidak akan ada yang kaya atau tidak boleh menjadi kaya. Tidak pula berarti bahwa orang-orang Kristen membenci atau tidak suka terhadap orang yang kaya. Tetapi ada orang-orang Kristen yang salah mengerti tentang Kekristenan. Mereka berpikir bahwa dengan menjadi Kristen mereka akan mendapatkan kekayaan materi berupa uang atau harta benda. Ada yang berpikir bahwa mereka tidak akan mengalami tantangan atau masa-masa sulit di dalam hidup mereka. Ada pula yang berpikir bahwa menjadi orang Kristen berarti menjalani kehidupan yang serba gampang atau serba mudah.

Orang-orang duniawi biasanya mengalami 3 (tiga) jenis permasalahan berikut:
1. Permasalahan relasi atau hubungan
Anak-anak mengalami kepahitan terhadap orang tua yang otoriter, kasar atau cerewet. Orang tua yang permisif mengalami kepahitan terhadap anaknya yang manja, nakal dan semena-mena. Dalam pernikahan, isteri tidak menghormati suami, suami tidak mengasihi isteri. Perzinahan. Perceraian. Dalam pergaulan, orang-orang mementingkan diri sendiri, iri hati, menjegal, menjatuhkan orang lain. Di dalam kelompok atau pekerjaan, orang-orang tidak bekerjasama, ber-politik.

2. Permasalahan karakter
Orang-orang duniawi suka menghalalkan segala cara, mencari jalan pintas. Tidak menyukai proses. Tidak mempunyai integritas. Kuatir. Kikir atau Serakah. Minder. Sombong. Iri hati. Egois. Negatif. Benci. Dendam. Tidak suka mengampuni. Putus asa.

3. Permasalahan rohani
Tidak dekat dengan Tuhan. Cara pandang yang tidak alkitabiah. Kehampaan. Stress. Depresi. Hidup dalam dosa. Mati rohani.

Setelah mempelajari Kitab Suci, orang-orang akan mengerti kebenaran dan mengenal kehendak Allah. Mereka akan bertobat, meninggalkan dosa-dosanya dan membangun relasinya dengan Tuhan. Dengan demikian permasalahan relasi atau hubungannya dipulihkan, karakternya diubahkan dan berkat-berkat rohani pun akan diperolehnya. Dan ia akan menjadi kaya di dalam Tuhan.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa menyadari dan bersyukur akan kekayaan rohani yang telah Engkau karuniakan. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

GOD'S WORLDWIDE MESSAGE

Sabtu, 6 Desember 2008

Bacaan: Roma 2:25-29

2:25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya.
2:26 Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?
2:27 Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat.
2:28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.
2:29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.

Pesan Yesus adalah “worldwide message” bukan pesan lokal. Simaklah apa yang Ia katakan kepada murid-murid-Nya sebelum terangkat ke sorga.

“…pergilah, dan jadikanlah semua bangsa menjadi murid-Ku…” (Mat 28:19)

Yesus menyebut “segala bangsa” bukan “hanya bangsa Yahudi” atau “bangsa Yahudi saja”. Tetapi pesan itu tidak sepenuhnya dimengerti dan diterima oleh para rasul. Di Kisah Para Rasul 10 – 11 terdapat kisah tentang rasul Petrus yang setelah sekian lama, baru pertama kali membaptis orang non-Yahudi yaitu Kornelius, seorang perwira pasukan Itali. Ia bergumul untuk menemuinya, mengajarkannya tentang Kitab Suci dan membaptisnya. Andai saja Petrus tidak melihat penglihatan dari Allah sebelumnya mungkin ia tidak akan melakukannya. Apalagi orang Yahudi sangat fanatik, sampai-sampai menginjakkan kaki di rumah orang non Yahudi saja mereka tidak boleh (band. Kis 10:28).

Selain pergaulan bangsa Yahudi yang tidak akrab dengan bangsa lain, terdapat 4 (empat) hal yang seringkali menimbulkan persoalan antara orang Kristen yang berbangsa Yahudi dan yang berbangsa non-Yahudi. Empat hal tersebut adalah hukum Taurat, sunat, makanan yang halal, dan tentang hari Sabat. Bangsa Yahudi termasuk para rasul mengalami kesulitan, bukan saja soal hubungan antara mereka tetapi juga bagaimana menangani atau menyesuaikan perbedaan-perbedaan ini. Apakah bangsa Yahudi harus meninggalkan hukum Taurat, sunat, makanan yang halal, dan hari Sabat? Atau, orang-orang non-Yahudi juga harus melakukan hukum Taurat, disunat, makan makanan yang halal dan menguduskan hari Sabat persis sama seperti yang mereka lakukan?

Sejarah mencatat bahwa Petrus mempunyai hubungan yang dekat dengan Jemaat di Roma. Padahal Jemaat itu tergolong sebagai Jemaat “Gentiles” atau non Yahudi meskipun di sana terdapat juga orang-orang Yahudi. Besar kemungkinannya, hubungan antara Petrus dan Jemaat di Roma diawali dengan perjumpaannya dengan Kornelius yang berkebangsaan Itali. Permasalahannya, mereka masih belum dapat menemukan jawaban atas perbedaan di antara mereka khususnya tentang hukum Taurat, tentang sunat, tentang makanan yang halal, dan tentang hari Sabat.

Jangankan orang-orang Kristen berbangsa Yahudi, rasul Petrus pun mengalami kebingungan sehingga ia bersikap seolah seperti orang yang bermuka dua. Ia makan sehidangan dengan orang-orang yang tidak bersunat tetapi ketika bertemu dengan Yakobus dan orang-orang yang bersunat, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka (band. Gal 2:11-14).

Itulah alasan atau latar belakang penulisan surat Paulus kepada Jemaat di Roma yaitu untuk menjelaskan dan mengkonfirmasikan bahwa keselamatan juga diberikan kepada bangsa-bangsa lain bukan saja kepada bangsa Yahudi. Soal hukum Taurat, sunat, makanan yang halal dan hari Sabat hanyalah bayangan, sedang wujudnya adalah Kristus (band. Kolose 2:17). Sehingga dengan demikian bangsa Yahudi juga tidak dapat menyombongkan diri hanya karena mereka adalah keturunan Abraham, yang pertama kali mengenal dan dipilih Allah.

Kesimpulannya, pesan Yesus adalah “worldwide message” bukan pesan lokal. Dan orang-orang Kristen bukanlah sekte Yahudi tetapi Jemaat Allah dan Kerajaan Allah di bumi.

Tugas orang-orang Kristen di masa kini termasuk Anda dan saya, adalah untuk menjelaskan pesan-Nya, mengkomunikasikannya dan men-transformasikannya seluas-luasnya. Worldwide!

“…pergilah, dan jadikanlah semua bangsa menjadi murid Kristus…”

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa menjelaskan pesan Engkau, mengkomunikasikannya dan men-transformasikannya seluas-luasnya. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Jumat, 05 Desember 2008

SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI KORINTUS

Jumat, 5 Desember 2008

Bacaan: I Korintus

Surat Paulus kepada Jemaat Korintus ditulis oleh Rasul Paulus pada tahun 55 M. Hal ini dikonfirmasi keotentikannya oleh Ignatius (110 M ), Polikarpus (135 M ), dan Tertulianus (200 M ).

TENTANG KOTA KORINTUS
Korintus adalah nama kota yang terletak di sebelah selatan Yunani. Kota itu adalah kota perdagangan terbesar pada masa itu karena letaknya yang sangat strategis dan mudah diakses oleh bangsa-bangsa lain. Bukan saja oleh bangsa Yunani tetapi juga Mediterania, Afrika, Itali, dan Asia Kecil. Itulah sebabnya mengapa kota Korintus banyak dikunjungi oleh para pendatang atau pedagang dari bangsa-bangsa lain. Selain itu Korintus juga terkenal sebagai penyelenggara lomba atletik yang mendatangkan lebih banyak lagi turis atau pengunjung dari bangsa-bangsa yang lain.

Korintus mempunyai moralitas yang sangat buruk. Di antaranya adalah percabulan dan penyembahan berhala. Di sana terdapat Kuil Aprodit yang mempunyai 1000 wanita yang bertugas melayani berhala dan dewa-dewa dengan cara mengajak para pria atau turis asing di kota itu untuk bercabul setiap sore.

TENTANG JEMAAT DI KORINTUS
Jemaat Korintus mempunyai banyak masalah. Mulai dari konflik internal hingga “tidak percaya akan kebangkitan”. Perbedaan pendapat. Mengkristal menjadi perpecahan. Percabulan di dalam keluarga, anak terhadap isteri ayahnya. Penyembahan berhala. Gap antara mantan penyembah berhala dengan yang lain. Dominasi wanita terhadap pria. Spektakularisme. Tidak mengasihi. Sombong. Tidak percaya akan kebangkitan.

Di Jemaat Korintus terdapat kompetisi yang tidak sehat di antara para anggotanya. Mereka berlomba-lomba menjadi paling hebat, paling rohani, paling dihormati atau paling disegani. Mereka berusaha keras menggapai karunia “berbahasa roh”, “bernubuat”, atau mempunyai “pengetahuan”. Tetapi mereka tidak mengasihi satu sama lain.

Surat Paulus kepada Jemaat di Korintus secara umum berisi tentang koreksi, teguran dan pengajaran-pengajaran yang berhubungan langsung dengan permasalahan yang ada di Jemaat tersebut. Contohnya tentang Kasih, tentang Tudung Kepala, tentang Bait Allah, tentang Kebangkitan, tentang Tubuh Kristus, dan lain-lain.

Pertanyaannya, apakah Jemaat Kristen di masa kini telah bertumbuh di dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kerohaniannya?

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan Jemaat-Mu agar dapat senantiasa bertumbuh di dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kerohaniannya. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.






Kamis, 04 Desember 2008

ZEALOUS JEWS, PROUD GREEK, BOASTFUL ROMANS

Kamis, 4 Desember 2008

Bacaan: Roma 2:1-11

2:1 Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.
2:2 Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian.
2:3 Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?
2:4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
2:5 Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.
2:6 Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,
2:7 yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,
2:8 tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.
2:9 Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani,
2:10 tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani.
2:11 Sebab Allah tidak memandang bulu.

Ada tiga bangsa besar di balik surat Paulus kepada Jemaat di Roma. Mereka adalah bangsa Yahudi, bangsa Yunani dan bangsa Romawi. Ketiganya mempunyai sesuatu yang mereka banggakan. Bangsa Yahudi bangga karena mereka adalah keturunan Abraham. Bangsa yang pertama kali berinteraksi dengan Tuhan, berkomunikasi dan mempunyai pengalaman dengan Tuhan. Mereka disebut sebagai bangsa atau umat pilihan Allah. Bangsa Yunani terkenal dengan pendidikan dan filsuf-filsuf yang terkenal seperti Socrates, Aristoteles, Plato, dan lain-lain. Sedangkan bangsa Romawi terkenal dengan pemimpin-pemimpin besarnya seperti Julius Caesar dan Alexander The Great yang berperang mengalahkan bangsa-bangsa lain dan menguasai mereka. Bangsa Romawi mempunyai kewarganegaraan yang sangat dihormati di dunia.

Uniknya kualitas-kualitas dari bangsa ini terdapat di dalam diri Paulus. Paulus adalah orang Yahudi berkebangsaan Romawi dan mempunyai latarbelakang pendidikan Yunani. Sungguh sangat indah cara Tuhan memperlengkapi Paulus dan menggunakannya bagi kemuliaan-Nya sehingga ia dapat bergaul dengan bangsa-bangsa lain dan dapat memenangkan mereka. Seperti yang pernah Allah katakan kepada Ananias bahwa Ia akan menggunakan Paulus untuk memberitakan nama-Nya kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel (band. Kis 9:15).

Tidak seperti di dalam diri Paulus, tiga bangsa tadi mempunyai konflik satu sama lain. Bangsa Yahudi mempunyai persoalan klasik tentang wajib pajak kepada pemerintah Romawi (band. Roma 13). Mereka juga tidak suka terhadap penyembahan terhadap patung, berhala dan kaisar. Seperti yang tercatat di dalam sejarah bahwa orang-orang Farisi rela menyerahkan kepalanya untuk dipenggal asal jangan menyembah berhala bangsa Roma. Sedangkan bangsa Romawi tidak menyukai bangsa Yahudi karena isu tentang kedatangan Raja yang akan datang atau biasa disebut sebagai Mesias. Begitu juga dengan bangsa Yunani tidak menyukai legalisme yang dipaksakan Yahudi dan juga tidak menyukai lawan perangnya yaitu bangsa Romawi.

Dengan latar belakang itu, dapat dimengerti bahwa Paulus tidak sedang membela atau memihak bangsa tertentu tetapi Allah. Ia menggunakan kata “manusia” di dalam pengajarannya karena bagi Allah, bukan saja bangsa Yahudi, bangsa Yunani atau bangsa Romawi yang mengalami persoalan yang serius tetapi semua manusia tanpa kecuali. Seperti yang disebutkan pada Roma 3:23 bahwa “…semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”

Itulah sebabnya mengapa Paulus ingin memenangkan semua bangsa termasuk bangsa Yahudi, bangsa Yunani dan bangsa Romawi. Seperti yang diperintahkan Yesus kepada murid-murid-Nya:”Pergilah jadikanlah semua bangsa muridKu, dan baptislah mereka di dalam Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa kepada akhir zaman.”

Demikian pula Allah ingin memperlengkapi dan menggunakan Anda dan saya untuk memenangkan bangsa-bangsa bagi kemuliaan nama-Nya.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa diperlengkapi dan digunakan untuk memenangkan orang lain bagi kemuliaan nama-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Rabu, 03 Desember 2008

THE TRUTH ABOUT BEING GREAT

Rabu, 3 Desember 2008

Bacaan: I Kor 13:1-3

13:1 Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

Siapa yang nggak mau jadi orang hebat? Semua orang menginginkannya. Jika tidak, untuk apakah orang pergi ke sekolah, belajar, mengikuti kursus ini dan itu, seminar, dan lain-lain? Mengapa orang-orang bekerja keras, mengejar prestasi, meningkatkan karir, mengejar posisi atau jabatan, mencoba meningkatkan kualitas diri atau menambah skill? Mengapa para atlit berlatih dengan keras, meningkatkan ketangkasannya, kekuatan, kecepatan, atau ketepatannya? Untuk apakah orang tua bekerja keras, menginvestasikan waktu, tenaga dan uangnya jika tidak menginginkan anak-anaknya menjadi orang yang hebat di masa depan?

Atau, siapakah yang mau menjadi pecundang? Siapa yang mau menjadi orang kelas dua atau yang terbelakang? Yang kurang terpandang, kurang dihormati, atau kurang diperhatikan? Murid-murid Yesus saja ribut soal siapa yang terbesar di antara mereka. Mereka juga marah dan iri hati ketika Ibu Yohanes dan Yakobus mengajukan agar kedua anaknya ditempatkan di sebelah kiri dan kanan Yesus.

Bukan saja manusia bahkan ada juga malaikat yang ingin menjadi hebat dan menyamai Tuhan. Ia biasa disebut Iblis (band. Yes 14:12-14). Kesimpulannya, semua orang ingin menjadi hebat. Pertanyaannya, salahkah keinginan itu? Seperti apakah kehebatan menurut manusia dan seperti apakah kehebatan menurut Tuhan? Apakah ada bedanya? Jika ya, apakah perbedaannya?

Patut diakui bahwa orang-orang di zaman modern telah terjebak dengan apa yang disebut sebagai materialisme, konsumerisme, egoisme dan narsisme. Kehebatan atau keberhasilan seseorang seringkali diukur berdasarkan materi, posisi, pangkat atau jabatan, popularitas, networking dan lain-lain. Sehingga orang-orang yang menganggap dirinya kaya raya, terkenal atau berpangkat sering kali menjadi sombong bahkan lupa diri. Sebaliknya orang yang menganggap dirinya tidak demikian mengalami “peers pressure”, yaitu suatu tekanan mental yang mengakibatkan perasaan minder, rendah diri atau juga iri hati.

Padahal, Tuhan tidak menghendaki manusia hanya menjadi hebat tetapi menjadi berguna. Menjadi hebat hanyalah satu hal. Dan menjadi hebat tidaklah lengkap tanpa menjadi berguna. Dan menjadi berguna adalah menjadi hebat menurut Tuhan.

Bacalah sekali lagi ayat I Korintus 13:1-3. Jika disingkat menjadi satu kalimat, kira-kira akan menjadi seperti ini:

”Kehebatan tanpa kasih = Tidak berguna”

Dengan demikian apakah yang menjadikan manusia menjadi berguna? Kasih. Kasihlah yang menjadikan manusia menjadi berguna. Kehebatan berupa kekuatan, keahlian, kepintaran, kecakapan atau kemahiran, ketangkasan, pengetahuan, networking, dan lain-lain, yang dibarengi dengan kasih akan menjadikan si empunya kehebatan itu menjadi berguna. Jika tidak, maka ia tak ubahnya seperti sebuah potensi atau kekuatan yang tidak bermakna. Ia seperti senapan tanpa peluru, busur tanpa anak panah, atau umban tanpa batu. Potensi atau kekuatan tanpa tujuan atau arah yang benar yang dikehendaki Allah adalah tidak berguna bagi-Nya.

Kasihilah sesamamu manusia dengan kasih yang berasal dari Allah. Barengilah dan padukanlah kehebatan Anda dengan kasih yang daripada-Nya, maka Anda akan menjadi berguna di hadapan Dia. Pandanglah salib-Nya, kasih dan pengorbanan-Nya. Bersyukurlah senantiasa kepada-Nya dan karena-Nya, sehingga Anda dapat dimampukan untuk mengasihi sesama Anda. Karena Allah adalah Kasih. Dan dari Dialah kasih itu berasal. Kasih yang menjadikan Anda berguna.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengasihi sesama dengan kasih yang berasal daripada Engkau sehingga hamba dapat menjadi berguna di hadapan-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Selasa, 02 Desember 2008

THE TRUTH ABOUT RESURRECTION

Selasa, 2 Desember 2008

Bacaan: Matius 28:1-15

28:1 Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.
28:2 Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya.
28:3 Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju.
28:4 Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.
28:5 Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu.
28:6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.
28:7 Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu."
28:8 Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.
28:9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.
28:10 Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku."
28:11 Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala.
28:12 Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu
28:13 dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.
28:14 Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa."
28:15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

Banyak pendapat orang tentang kebangkitan Yesus. Ada yang bilang bahwa Yesus tidak bangkit karena Ia tidak mati tetapi koma. Ada yang bilang bahwa Yesus tidak bangkit karena Ia tidak berada di kubur sejak diturunkan dari salib pada hari Jumat. Itulah sebabnya mengapa kubur kosong pada hari Minggu. Ada juga yang bilang bahwa kebangkitan Yesus hanyalah halusinasi murid-murid-Nya saja. Ada lagi yang bilang bahwa sebenarnya Yesus tidak bangkit tetapi apa yang tampak hanyalah bayangan yang sengaja Tuhan kirimkan. Sesuatu seperti roh gentayangan. Ada juga yang bilang bahwa Yesus tidak bangkit tetapi dicuri oleh murid-murid-Nya. Ada pula yang mengatakan bahwa Yesus tidak bangkit, Ia hanya digantikan oleh orang lain, dari awal sejak ditangkap, dianiaya, disalibkan sampai mati lalu dikuburkan.

Mari pelajari apakah pendapat-pendapat ini benar atau salah.
1. Yesus tidak bangkit karena Ia tidak mati tetapi koma.
Penyaliban adalah tuntas. Orang yang disalibkan pasti mati. Kalau tidak, tidak akan diturunkan apalagi dikuburkan. Injil mencatat bahwa prajurit Roma menusuk tubuh Yesus dengan tombak sehingga mengeluarkan darah dan air. Katakan saja Yesus koma waktu itu. Pertanyaannya, apakah orang yang koma punya cukup energi untuk bangun, berdiri kemudian membuka pintu kubur yang di “seal”. Menghadapi prajurit-prajurit penjaga kubur. Mungkin bertinju dengan mereka. Setelah itu berjalan sekian jauh jaraknya dari pekuburan menuju ke kota. Bukankah tubuh Yesus bersimbah darah karena dicambuk, dipukul, dimahkotai duri, tergantung di kayu salib selama enam jam, dan ditombak. Ingat juga bahwa sejak berdoa di taman Getsemani Ia tidak tidur, dibawa ke sana sini, dari persidangan yang satu ke persidangan yang lain, memikul salib, tidak makan dan minum. Apakah seorang yang koma dapat melakukan hal-hal semacam itu, apalagi tanpa bantuan atau pertolongan medis?

2. Yesus tidak bangkit karena sejak awal yaitu Jumat malam Ia memang tidak ada dikubur itu.
Pendapat ini juga mempunyai kelemahan yang sangat jelas. Mengapa? Karena jika demikian, begitu bodohnya kah para petinggi Yahudi dan pemerintah Roma menyegel kuburan yang tidak ada isinya. Apalagi menempatkan prajurit-prajurit untuk menjaga atau berjaga-jaga di tempat itu.

3. Yesus tidak bangkit. Itu adalah halusinasi murid-murid-Nya saja.

Pendapat ini pun tidak benar karena setelah bangkit Yesus bertemu dengan rasul-rasul dan kepada lebih kurang 500 murid-Nya. Masakan 500 orang itu mengalami halusinasi pada waktu dan tempat yang sama?

4. Yesus tidak bangkit. Itu bayangan saja. Sesuatu seperti roh gentayangan dari Tuhan.

Ini bukan ciri khas atau kebiasaan Tuhan. Ia bukan pribadi yang licik, suka berbohong atau manipulatif dengan mengatakan bahwa Ia bangkit padahal tidak. Hanya bayangan. Sesuatu seperti roh gentayangan.

5. Yesus tidak bangkit. Ia dicuri murid-murid-Nya.

Ini juga tidak benar. Murid-murid-Nya tidak seperti itu. Ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani, murid-murid-Nya lari terbirit-birit. Petrus yang mengadakan perlawanan pada awalnya, akhirnya mengendap-endap di balik pepohonan dan kerumunan orang-orang bahkan menyangkal Yesus dan bersumpah bahwa ia tidak mengenal Dia.
Setelah Yesus mati, murid-murid-Nya kembali bekerja seperti dulu. Menjadi nelayan. Menangkap ikan di laut. Reaksi semacam itu sangat bertentangan dengan “mencuri Yesus dari kubur”. Tidak ada indikasi bahwa mereka menentang atau mengadakan perlawanan terhadap para petinggi agama Yahudi dan pemerintah Romawi. Melainkan pasrah kepada keadaan, kecewa, putus asa, dan mengasihani diri. Itulah sebabnya mengapa mereka kembali bekerja sebagai nelayan dan menangkap ikan.

6. Yesus tidak bangkit. Ia digantikan oleh orang lain sejak penangkapan atau sejak penyaliban sampai kematian.

Ini pun tidak benar. Siapa orang yang mau melakukan hal itu? Menggantikan Yesus disalib dan mati? Adakah orang yang lebih baik daripada-Nya? Seorang yang tampil secara tiba-tiba menggantikan Dia? Apakah Yesus mau digantikan seperti itu? Mengorbankan orang lain demi diri sendiri?
Yesus menunjukkan bekas luka ditangan-Nya kepada murid-murid-Nya. Ia bertemu dengan mereka. Makan bersama-sama. Berbincang-bincang. Mengajarkan atau menjelaskan Kitab Suci dan terangkat ke Sorga. Jelas bahwa Ia tidak digantikan.

Jawabannya, Yesus mati dan bangkit seperti yang dijanjikan di Kitab Suci. Yesus sendiri mengatakan, “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.”

Akuilah dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percayalah dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan (Roma 10:9).

It is The Truth About Resurrection.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengakui dan percaya di dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Kristus dari mati. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Minggu, 30 November 2008

MENGAPA "SELF RIGHTEOUS" ?

Senin, 1 Desember 2008

Bacaan: Roma 2:1-11

2:1 Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.
2:2 Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian.
2:3 Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?
2:4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
2:5 Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.
2:6 Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,
2:7 yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,
2:8 tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.
2:9 Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani,
2:10 tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani.
2:11 Sebab Allah tidak memandang bulu.

Mudah bagi orang-orang Kristen di Roma menjadi self-righteous karena mereka tinggal di lingkungan orang-orang yang tidak percaya, yang menyembah berhala, dewa-dewa dan mempunyai moralitas yang rendah atau buruk. Biasanya “self righteous” timbul di dalam diri seseorang karena ia menganggap dirinya telah melakukan perbuatan-perbuatan yang baik atau yang benar di hadapan Tuhan. Sehingga dengan demikian ia merasakan kepercayaan diri yang sangat tinggi di dalam hatinya bahwa ia sangat disukai dan dikasihi Allah. Padahal Allah telah mengasihi dirinya ketika ia masih berdosa. Lagipula soal benar atau tidak dihadapan Allah bukan saja soal perbuatan baik yang kita lakukan tetapi juga soal perbuatan baik yang tidak kita lakukan (band. Yak 4:17).

Kebenaran ini dapat diperjelas dengan mempelajari perumpamaan Yesus tentang orang Farisi dan pemungut cukai. Orang Farisi menyebutkan betapa baiknya dirinya dan betapa baiknya perbuatan-perbuatan yang ia lakukan. Ia berkata bahwa ia tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai yang ada didekatnya. Ia berpuasa dua kali seminggu, dan memberi perpuluhan. Sedang kontrasnya digambarkan oleh pemungut cukai yang tidak berani menengadah ke langit, memukul dirinya dan memohon belas kasihan Allah karena ia sadar akan dirinya di hadapan Tuhan yaitu orang yang berdosa dan tidak layak di hadapan-Nya.

Menurut Efesus 2:8-10, pekerjaan-pekerjaan baik yang seseorang lakukan berasal dari kasih karunia Allah yang bekerja di dalam diri orang itu. Bukan sebaliknya, ia melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik demi mendapatkan kasih karunia Allah. Artinya, pengertian yang benar tentang Allah dan tentang diri seseorang yang ia peroleh dari Alkitab akan menumbuhkan iman dan kepercayaannya sehingga membuat ia sadar tentang siapa dirinya dan tentang keberadaannya di hadapan Allah. Selanjutnya ia bertobat dan mendapat pengampunan dan penyertaan Tuhan di dalam hidupnya.

Dengan kata lain, perbuatan baik tidak terpisah atau berdiri sendiri tetapi dihasilkan. Seperti diucapkan Yohanes Pembaptis “Bertobatlah dan hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan itu.” Di Kisah Para Rasul 26:20, Paulus berkata, “…orang –orang harus bertobat serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.” Jadi jelas bahwa perbuatan, tindakan atau pekerjaan-pekerjaan yang baik berasal dari pertobatan, dan pertobatan berasal dari kesadaran dan pengertian yang benar akan firman yang berasal dari Allah.

Dalam perumpamaan Yesus yang lain yaitu tentang benih, Ia menggambarkan bagaimana firman ditabur di hati orang. Ada benih yang mati, yang tidak tertanam dengan baik, ada yang tertanam tetapi tidak terpelihara dengan baik, yang terhimpit, terganggu pertumbuhannya, dan mati pada akhirnya. Tetapi, ada yang tertanam dengan baik, tumbuh subur dan menghasilkan buah yang banyak.

Dengan demikian orang-orang Kristen sepatutnya jangan hidup sebagai orang yang “self righteous” seperti orang Farisi tetapi sadar dan bertobat seperti pemungut cukai dalam perumpamaan Yesus. Dan Yesus menggunakan contoh orang Farisi sebagai tanda bahwa posisi, jabatan atau citra yang baik atau yang populer di mata masyarakat bukanlah suatu jaminan bahwa seseorang itu benar atau berkenan di hadapan Allah.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengerti kebenaran Engkau, rendah hati, sadar dan setia di hadapan-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.