Rabu, 10 Desember 2008

KRISTUS DAN HUKUM TAURAT

Rabu, 10 Desember 2008

Bacaan: Roma 3:19-31

3:19 Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.
3:20 Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
3:21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,
3:22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
3:26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
3:27 Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
3:28 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
3:29 Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!
3:30 Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.
3:31 Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya

Pada umumnya manusia tidak suka dengan perubahan. Mereka takut, kuatir, gelisah atau cemas terhadap hal-hal yang baru yang dapat mengganggu kestabilan atau kenyamanan yang ada. Karena perubahan biasanya menuntut penyesuaian diri, upaya, kepatuhan, peningkatan, kemajuan, pelatihan, dan lain-lain.

Sebut saja tentang pergantian presiden, pergantian pimpinan di perusahaan, perpindahan posisi, jabatan atau departemen, perubahan undang-undang, regulasi, peraturan, tata tertib, perubahan persyaratan dokumentasi atau surat menyurat, perpindahan tempat tinggal, dan lain-lain. Bukankah perubahan-perubahan itu mengandung pergerakan, upaya, energi, atau resiko? Bukankah lebih lagi terhadap perubahan yang tepat, yang positif, kondusif dan konstruktif? Sehingga dengan demikian manusia tidak diam di tempat, tidak menjadi nyaman, bergerak, maju, bertumbuh, menjadi lebih baik dan lebih efektif.

Allah tidak sedang menawarkan perubahan yang lebih buruk kepada bangsa Yahudi. Ia tidak sedang menggantikan hukum Taurat tetapi menggenapi dan menyempurnakannya dengan Kristus.

Berikut ini adalah 4 (empat) perbandingan antara Hukum Taurat dan Kristus:
1. Hukum Taurat menyadarkan manusia tentang keberdosaannya dan tentang hukuman Allah bagi orang yang berdosa. Sedangkan, Kristus menebus dosa manusia dan membebaskan mereka dari hukuman.

2. Hukum Taurat tidak dapat membenarkan seseorang di hadapan Allah. Sedangkan, Kristus adalah jalan kebenaran dan hidup. Ia adalah jalan pendamai terhadap Allah. Ia menguduskan dan membenarkan manusia di hadapan Allah (band. Yoh 14:6).

3. Manusia mengenal dosa oleh Hukum Taurat sedangkan Kristus mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakukan, mendidik manusia dalam kebenaran, menjadikan manusia menjadi murid-Nya, menjadikan mereka anak-anak Allah, persis seperti Dia, segambar dan serupa dengan-Nya (band. Mat 28:18-20; II Tim 3:15-16).

4. Manusia tidak dibenarkan karena melakukan Hukum Taurat tetapi karena iman terhadap Kristus.

Dari keempat hal tadi dapat disimpulkan bahwa Kristus jauh lebih baik, lebih sempurna, dan lebih menguntungkan manusia dibandingkan dengan Hukum Taurat. Tetapi yang menjadi persoalan adalah bahwa orang-orang Yahudi sudah terbiasa dengan Hukum Taurat. Mereka menganggap dengan menjalankan Hukum Taurat mereka dapat dibenarkan atau diselamatkan. Di sisi lain mereka tidak merasa aman atau nyaman dengan keselamatan hanya karena iman terhadap Kristus. Mereka terkondisi untuk berpikir dan yakin bahwa apa yang mereka lakukan, perbuatan-perbuatan baik, menjalankan Hukum Taurat akan menyelamatkan. Mereka terlanjur fanatik terhadap Hukum Taurat sehingga pengajaran tentang Kristus dapat dipandang sebagai suatu serangan yang berbahaya yang mengancam agama Yahudi.

Anda mungkin bertanya jika demikian mengapa Allah memberi Hukum Taurat kepada manusia? Sedangkan ia tidak dapat membenarkan manusia di hadapan Allah? Malahan oleh Hukum Taurat-lah manusia mengenal dosa? Hukum Taurat adalah baik dan berguna bagi manusia. Jika tidak ada Hukum Taurat, maka manusia tidak akan menyadari keberdosaannya. Manusia tidak akan menyadari hukuman Allah. Jika manusia tidak menyadari keberdosaan dan hukuman yang akan datang, bagaimana manusia mempunyai pengharapan kepada Allah? Jika manusia tidak mempunyai pengharapan kepada Allah, bagaimana mereka dapat menerima anugerah Allah melalui Kristus? Bagaimana manusia dapat diselamatkan?

Paulus sangat antisipatif dan bijaksana dalam pernyataan dan pengajarannya. Ia tidak lupa menggaris bawahi bahwa Hukum Taurat tidak dibatalkan karena iman terhadap Kristus, sebaliknya diteguhkan. Sebab Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi melainkan untuk menggenapinya (band. Mat 5:17). Ia adalah penggenapan. Wujud dari bayangan yaitu hukum Taurat dan kitab para nabi (band Kol 2:17).

Orang-orang Kristen di masa kini perlu belajar dari Paulus dalam mengajar, menyampaikan pesan Allah, dan menyatakan kebenaran dengan tepat, benar dan efektif sehingga keributan, perselisihan atau pertentangan yang tidak perlu tidak akan terjadi.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengajar, menyampaikan pesan, dan menyatakan kebenaran dengan tepat, benar dan efektif. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar: