Sabtu, 06 Desember 2008

GOD'S WORLDWIDE MESSAGE

Sabtu, 6 Desember 2008

Bacaan: Roma 2:25-29

2:25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya.
2:26 Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?
2:27 Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat.
2:28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.
2:29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.

Pesan Yesus adalah “worldwide message” bukan pesan lokal. Simaklah apa yang Ia katakan kepada murid-murid-Nya sebelum terangkat ke sorga.

“…pergilah, dan jadikanlah semua bangsa menjadi murid-Ku…” (Mat 28:19)

Yesus menyebut “segala bangsa” bukan “hanya bangsa Yahudi” atau “bangsa Yahudi saja”. Tetapi pesan itu tidak sepenuhnya dimengerti dan diterima oleh para rasul. Di Kisah Para Rasul 10 – 11 terdapat kisah tentang rasul Petrus yang setelah sekian lama, baru pertama kali membaptis orang non-Yahudi yaitu Kornelius, seorang perwira pasukan Itali. Ia bergumul untuk menemuinya, mengajarkannya tentang Kitab Suci dan membaptisnya. Andai saja Petrus tidak melihat penglihatan dari Allah sebelumnya mungkin ia tidak akan melakukannya. Apalagi orang Yahudi sangat fanatik, sampai-sampai menginjakkan kaki di rumah orang non Yahudi saja mereka tidak boleh (band. Kis 10:28).

Selain pergaulan bangsa Yahudi yang tidak akrab dengan bangsa lain, terdapat 4 (empat) hal yang seringkali menimbulkan persoalan antara orang Kristen yang berbangsa Yahudi dan yang berbangsa non-Yahudi. Empat hal tersebut adalah hukum Taurat, sunat, makanan yang halal, dan tentang hari Sabat. Bangsa Yahudi termasuk para rasul mengalami kesulitan, bukan saja soal hubungan antara mereka tetapi juga bagaimana menangani atau menyesuaikan perbedaan-perbedaan ini. Apakah bangsa Yahudi harus meninggalkan hukum Taurat, sunat, makanan yang halal, dan hari Sabat? Atau, orang-orang non-Yahudi juga harus melakukan hukum Taurat, disunat, makan makanan yang halal dan menguduskan hari Sabat persis sama seperti yang mereka lakukan?

Sejarah mencatat bahwa Petrus mempunyai hubungan yang dekat dengan Jemaat di Roma. Padahal Jemaat itu tergolong sebagai Jemaat “Gentiles” atau non Yahudi meskipun di sana terdapat juga orang-orang Yahudi. Besar kemungkinannya, hubungan antara Petrus dan Jemaat di Roma diawali dengan perjumpaannya dengan Kornelius yang berkebangsaan Itali. Permasalahannya, mereka masih belum dapat menemukan jawaban atas perbedaan di antara mereka khususnya tentang hukum Taurat, tentang sunat, tentang makanan yang halal, dan tentang hari Sabat.

Jangankan orang-orang Kristen berbangsa Yahudi, rasul Petrus pun mengalami kebingungan sehingga ia bersikap seolah seperti orang yang bermuka dua. Ia makan sehidangan dengan orang-orang yang tidak bersunat tetapi ketika bertemu dengan Yakobus dan orang-orang yang bersunat, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka (band. Gal 2:11-14).

Itulah alasan atau latar belakang penulisan surat Paulus kepada Jemaat di Roma yaitu untuk menjelaskan dan mengkonfirmasikan bahwa keselamatan juga diberikan kepada bangsa-bangsa lain bukan saja kepada bangsa Yahudi. Soal hukum Taurat, sunat, makanan yang halal dan hari Sabat hanyalah bayangan, sedang wujudnya adalah Kristus (band. Kolose 2:17). Sehingga dengan demikian bangsa Yahudi juga tidak dapat menyombongkan diri hanya karena mereka adalah keturunan Abraham, yang pertama kali mengenal dan dipilih Allah.

Kesimpulannya, pesan Yesus adalah “worldwide message” bukan pesan lokal. Dan orang-orang Kristen bukanlah sekte Yahudi tetapi Jemaat Allah dan Kerajaan Allah di bumi.

Tugas orang-orang Kristen di masa kini termasuk Anda dan saya, adalah untuk menjelaskan pesan-Nya, mengkomunikasikannya dan men-transformasikannya seluas-luasnya. Worldwide!

“…pergilah, dan jadikanlah semua bangsa menjadi murid Kristus…”

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa menjelaskan pesan Engkau, mengkomunikasikannya dan men-transformasikannya seluas-luasnya. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar: