Minggu, 14 Desember 2008
Bacaan: Lukas 9:57-60
9:57 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: ”Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.”
9:58 Yesus berkata kepadanya: ”Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
9:59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: ”Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: ”Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.”
9:60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: ”Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.”
Menurut penulis Pembahasan Alkitab Setiap Hari, DR. William Barclay, di zaman Yesus, para rabi Yahudi tinggal di rumah orang lain yang biasanya cukup baik tingkat ekonominya. Hal itu merupakan tradisi atau kebiasaan di zaman itu. Lagipula menyediakan tempat tinggal bagi seorang rabi Yahudi pada masa itu dipandang sebagai suatu kehormatan.
Itulah latarbelakang sejarah dan budaya dari pernyataan Yesus: “Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalanya.” Artinya, sebagai rabi Yahudi, Yesus tidak mempunyai tempat tinggal pribadi, sendiri atau menyendiri. Suatu perendahan diri yang amat sangat, bukan? Seorang Allah berinkarnasi menjadi manusia. Bukan saja datang turun ke bumi, tetapi menjadi manusia. Bukan saja menjadi manusia tetapi menjadi hamba.
Ingatlah juga ketika Yesus mengirim 70 murid-murid-Nya tanpa bekal apa pun kecuali satu helai baju di badan (band. Luk 10:1-12). Mereka hanya perlu memberikan salam kepada orang lain di kota-kota atau tempat-tempat yang mereka kunjungi. Jika ada orang yang menerima murid-murid itu di rumahnya, maka mereka tinggal di sana. Sama seperti Yesus.
Bagaimana dengan pernyataan Yesus ini: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati…” Apakah Yesus sedang reaktif, tersinggung atau marah terhadap orang yang tidak menunjukkan komitmen total terhadap diri-Nya? Bagaimana mungkin orang mati menguburkan orang mati? Lagipula mengapa Yesus menyebut orang yang menguburkan orang mati itu adalah “orang mati”? Bukankah mereka hidup? Bukankah mereka dapat melakukan aktifitas atau pekerjaan yaitu “mengubur”? Dan bukankah “mengubur” adalah kata kerja?
Pernyataan Yesus mungkin membingungkan Anda. Tetapi Yesus tidak sedang bermaksud membingungkan Anda. Juga tidak sedang menyampaikan filosofi. Tidak sedang reaktif, tersinggung atau marah. Ia juga tidak sedang bercanda tetapi sedang menyampaikan kebenaran kepada murid-murid-Nya. Bahwa manusia telah mati. Bukan jasmani tetapi rohani.
Bacalah sejarah Adam & Hawa di Kejadian 3:17b
… janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.
Manusia telah mati secara rohani meskipun mereka masih hidup secara jasmani. Kehidupan jasmani adalah terbatas dan bersifat sementara sedangkan kehidupan rohani bersifat kekal dan tentunya jauh lebih penting.
Yesus tidak hanya melihat apa yang dilihat oleh mata jasmani tetapi juga mata rohani. Bagi Yesus, hal terpenting dari yang penting adalah rohani. Sesuatu yang dibutuhkan manusia meskipun mungkin tidak di-inginkan oleh mereka. Tidak heran mengapa Yesus berkata “…pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Karena tidak ada yang lebih penting daripada kehidupan rohani. Bukan jasmani. Bukan tempat tinggal. Bukan keluarga. Bukan relasi antar keluarga. Bukan acara atau seremoni. Tetapi, kehidupan rohani. Hidup Baru. Bukan yang dari Adam tetapi dari Kristus.
Dengan membaca Lukas 9:24-25 berikut ini maka semakin jelas saja apa yang Yesus maksudkan tentang kehidupan rohani dan jasmani:
9:24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.
9:25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
What a statement! Yesus menyatakan bahwa kehidupan rohani jauh lebih penting dibanding kehidupan jasmani. Hidup kekal daripada 100 tahun di dunia. Sorga daripada dunia.
Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa pergi dan memberitakan Kerajaan Allah di mana-mana. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.
Bacaan: Lukas 9:57-60
9:57 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: ”Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.”
9:58 Yesus berkata kepadanya: ”Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
9:59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: ”Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: ”Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.”
9:60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: ”Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.”
Menurut penulis Pembahasan Alkitab Setiap Hari, DR. William Barclay, di zaman Yesus, para rabi Yahudi tinggal di rumah orang lain yang biasanya cukup baik tingkat ekonominya. Hal itu merupakan tradisi atau kebiasaan di zaman itu. Lagipula menyediakan tempat tinggal bagi seorang rabi Yahudi pada masa itu dipandang sebagai suatu kehormatan.
Itulah latarbelakang sejarah dan budaya dari pernyataan Yesus: “Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalanya.” Artinya, sebagai rabi Yahudi, Yesus tidak mempunyai tempat tinggal pribadi, sendiri atau menyendiri. Suatu perendahan diri yang amat sangat, bukan? Seorang Allah berinkarnasi menjadi manusia. Bukan saja datang turun ke bumi, tetapi menjadi manusia. Bukan saja menjadi manusia tetapi menjadi hamba.
Ingatlah juga ketika Yesus mengirim 70 murid-murid-Nya tanpa bekal apa pun kecuali satu helai baju di badan (band. Luk 10:1-12). Mereka hanya perlu memberikan salam kepada orang lain di kota-kota atau tempat-tempat yang mereka kunjungi. Jika ada orang yang menerima murid-murid itu di rumahnya, maka mereka tinggal di sana. Sama seperti Yesus.
Bagaimana dengan pernyataan Yesus ini: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati…” Apakah Yesus sedang reaktif, tersinggung atau marah terhadap orang yang tidak menunjukkan komitmen total terhadap diri-Nya? Bagaimana mungkin orang mati menguburkan orang mati? Lagipula mengapa Yesus menyebut orang yang menguburkan orang mati itu adalah “orang mati”? Bukankah mereka hidup? Bukankah mereka dapat melakukan aktifitas atau pekerjaan yaitu “mengubur”? Dan bukankah “mengubur” adalah kata kerja?
Pernyataan Yesus mungkin membingungkan Anda. Tetapi Yesus tidak sedang bermaksud membingungkan Anda. Juga tidak sedang menyampaikan filosofi. Tidak sedang reaktif, tersinggung atau marah. Ia juga tidak sedang bercanda tetapi sedang menyampaikan kebenaran kepada murid-murid-Nya. Bahwa manusia telah mati. Bukan jasmani tetapi rohani.
Bacalah sejarah Adam & Hawa di Kejadian 3:17b
… janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.
Manusia telah mati secara rohani meskipun mereka masih hidup secara jasmani. Kehidupan jasmani adalah terbatas dan bersifat sementara sedangkan kehidupan rohani bersifat kekal dan tentunya jauh lebih penting.
Yesus tidak hanya melihat apa yang dilihat oleh mata jasmani tetapi juga mata rohani. Bagi Yesus, hal terpenting dari yang penting adalah rohani. Sesuatu yang dibutuhkan manusia meskipun mungkin tidak di-inginkan oleh mereka. Tidak heran mengapa Yesus berkata “…pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Karena tidak ada yang lebih penting daripada kehidupan rohani. Bukan jasmani. Bukan tempat tinggal. Bukan keluarga. Bukan relasi antar keluarga. Bukan acara atau seremoni. Tetapi, kehidupan rohani. Hidup Baru. Bukan yang dari Adam tetapi dari Kristus.
Dengan membaca Lukas 9:24-25 berikut ini maka semakin jelas saja apa yang Yesus maksudkan tentang kehidupan rohani dan jasmani:
9:24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.
9:25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?
What a statement! Yesus menyatakan bahwa kehidupan rohani jauh lebih penting dibanding kehidupan jasmani. Hidup kekal daripada 100 tahun di dunia. Sorga daripada dunia.
Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa pergi dan memberitakan Kerajaan Allah di mana-mana. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar