Selasa, 23 Desember 2008

NABI YANG MERATAP

Jumat, 18 Desember 2008

Bacaan: Ratapan 3:31-32; 40

3:31 Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan.
3:32 Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya.
3:40 Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita dan berpaling kepada Tuhan.

Dapatkah Anda membayangkan situasi yang sedang dialami nabi Yeremia? Di tengah bangsa Anda, hanya Anda saja yang percaya dan mengenal Allah. Anda dan satu orang teman Anda seperti Barukh, yang membantu Anda menuliskan apa yang Anda minta kepadanya untuk dituliskan.

Yeremia seperti orang asing di tengah bangsa Yahudi. Orang-orang tidak menyukai perkataannya. Apa yang disampaikannya sangat tidak populer bahkan ia dipenjara karena kebenaran yang ia sampaikan. Ia dituduh mengecilkan hati pasukan perang ketika menyampaikan nubuat bahwa bangsa Israel sebaiknya tidak melawan musuhnya daripada kalah, mati dan tertindas.

Sedangkan nabi-nabi palsu didengarkan karena kata-kata mereka yang menyenangkan. Hasilnya, bangsa Israel mengalami kekalahan, penindasan, perbudakan, kelaparan, kematian, dan penderitaan yang amat sangat.

Yeremia adalah satu-satunya orang yang tahu jalan keluar dari penderitaan-penderitaan bangsa Israel di masa itu, tetapi ia tidak didengarkan. Karena bangsa itu tidak percaya kepada Allah. Mereka tidak ubahnya seperti bangsa-bangsa lain yang menyembah berhala. Mereka tidak mengenal Allah. Ironisnya, malah ada bangsa lain yang ‘percaya’ kepada Allah pada masa itu. Contohnya, Firaun Nekho dari Mesir dan Nebukadnezar dari Babel (band. II Taw 35:20-22; II Taw 36:13; Yer 39:11-12).

Dapat dimengerti mengapa Yeremia begitu sedih dan meratap di sepanjang waktu. Sehingga orang-orang tertentu menyebutnya sebagai “a weeping prophet”. Ia menangis karena menyaksikan bangsa Israel diperbudak, mengalami kelaparan, mati, dibunuh, dan wanita-wanitanya diperkosa. Bukan hanya itu, bahkan wanita-wanita yang tadinya lemah lembut memasak kanak-kanak mereka karena sangat amat lapar. Para bangsawan menjadi hitam, kurus kering, dan kulitnya berkerut (band. Rat 4:7-10). Para pemimpin digantung. Para tua-tua tidak dihormati dan pemuda-pemuda bangsa itu disiksa (band. Rat 5:12-13).

Apakah sesungguhnya solusi dari keadaan yang dialami oleh bangsa Israel pada masa itu? Ada kalanya Yeremia mengingat kemenangan dan kejayaan bangsa itu yang sesungguhnya belum lama diperoleh mereka yaitu pada masa pemerintahan Yosia. Dialah satu-satunya raja yang hidup benar di mata Tuhan pada masa hidup Yeremia. Tetapi empat raja setelahnya adalah raja yang jahat di mata Tuhan. Dari sana semestinya dapat diperoleh jawaban atas pertanyaan tadi. Bahwa solusi satu-satunya hanyalah kembali kepada Tuhan.

Itulah sebabnya mengapa dari ratapan-ratapan yang diungkapkan nabi Yeremia, terdapat harapan bagi bangsa Israel yaitu di pasal 3. Yeremia berkata bahwa Allah tidak akan selama-lamanya mengucilkan. Meskipun Ia mendatangkan susah, Ia menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya. Ia mengajak bangsa itu untuk menyelidiki dan memeriksa hidup mereka dan berpaling kepada Allah.

Dengan kata lain, solusi persoalan atau permasalahan hidup manusia sesungguhnya adalah kembali kepada Tuhan. Karena seringkali permasalahan hidup timbul sebagai akibat, konsekuensi atau kesalahan menjalani hidup. Oleh sebab itu, orang-orang yang tidak mengenal Allah semestinya mencari Dia dengan segenap hati, mendengarkan firman-Nya, menyelidikinya, memeriksa hidup mereka, percaya, bertobat dan berpaling kepada Dia. Sesederhana itu? Ya. Sisanya, biar Allah yang akan bekerja melakukan bagian-Nya.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mendengarkan firman Engkau, menyelidikinya, memeriksa hidup hamba, dan semakin dekat dengan Engkau dari waktu ke waktu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar: