Jumat, 31 Oktober 2008

MENJADI BERARTI

Sabtu, 1 November 2008

Bacaan: I Kor 13:1-3

13:1 Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

Kemampuan berbicara atau berkata-kata tentang hal-hal rohani tidak ada gunanya tanpa kasih. Karunia dari Allah berupa penyataan atau ilham dari sorga, pengetahuan tentang hal-hal rohani, iman yang menakjubkan, tidak ada gunanya tanpa kasih. Pengorbanan sekalipun tidak ada gunanya tanpa kasih. Mengapa? Karena kasih yang terkandung di dalam perkataan, perbuatan, tindakan, iman, pengorbanan, atau motif seseorang-lah yang menjadikannya ber-tujuan mulia dan ilahi.

Bayangkan saja jika dunia tanpa kasih. Ayah atau ibu tidak peduli atau menaruh perhatian kepada anak-anaknya. Anak-anak tidak menghormati ayah-ibunya. Tidak ada pria yang bertanggung-jawab. Tidak ada wanita yang menghormati pria. Tidak ada kawan tetapi lawan. Tidak ada pujian. Tidak ada dorongan tetapi makian. Kompetisi. Tidak ada hubungan. Hanya bisnis. Transaksi semata. Tidak ada senyum. Tidak ada “terima kasih”. Tidak ada “maaf”. Tidak ada kepercayaan tetapi kecurigaan. Tidak ada hadiah. Tidak ada keterbukaan. Tidak ada pembicaaraan yang menyenangkan. Kaku. Lebih lagi. Sinis. Sarkastis. Tidak ada kasih, yang ada hanya dosa.

Apakah Anda ingin tinggal di dunia seperti itu? Tentu saja tidak, bukan? Tetapi itulah realitas tentang dunia kita tanpa kasih Allah.

Buktikanlah melalui kutipan ayat berikut ini:

Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah Tuhan, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. (Kejadian 6:5)

Kejatuhan manusia ke dalam dosa mengakibatkan dunia yang seperti itu. Tidak heran jika Allah datang dengan kasih. Perhatikan ayat berikut ini:

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).


Dan bukan saja Allah datang dengan kasih tetapi Ia sendiri adalah kasih itu. Karena dari Dia kasih itu berasal. Tanpa Allah tidak ada kasih (band. I Yoh 4:7-16).

Kasih Allah menjadikan hidup kita berguna. KasihAllah menjadikan hidup kita berarti. Bukankah hidup yang berguna atau berarti adalah yang didambakan oleh setiap orang? Sadar atau tidak sepertinya semua orang menginginkannya. Tinggal bagaimana setiap orang mewujudkannya, yaitu, menjadi berarti dan berguna di tengah kehidupannya. Dan tentu saja pertama-tama semuanya bergantung kepada penghayatan seseorang terhadap kasih Allah.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba menghayati kasih Engkau semakin dalam dari waktu ke waktu sehingga hamba dapat dimampukan membagikannya di tengah kehidupan hamba. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

CHRISTMAS DAY



CHRISTMAS DAY adalah album terbaru BEREAN RECORDING yang segera dirilis dalam hitungan hari ke depan. Selain lagu-lagu yang dinyanyikan secara fasih, merdu dan penuh penghayatan oleh Michael, Pierre, dan Joseph, di album ini juga terdapat instrumen rohani yang dapat mendampingi saat teduh Anda.

Informasi dan pemesanan hubungi: BEREAN PUBLICATION HOUSE (021 3272 6785)

Kamis, 30 Oktober 2008

KASIH ITU BERGUNA

Jumat, 31 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 13:4-7


13:4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.


Setelah mengajarkan tentang karunia Roh, tentang jemaat sebagai tubuh Kristus yang terdiri dari banyak anggota, Paulus mengajarkan tentang kasih. Dan sebelum mengajarkan tentang kasih, ia juga menyinggung tentang kemampuan, karunia, pengetahuan, dan iman orang Kristen. Tanpa kasih, segala sesuatu tidak mempunyai faedah atau manfaat. Kemampuan, karunia, pengetahuan, dan iman yang tidak dibarengi dengan kasih, tak ubahnya seperti suatu potensi atau kekuatan tanpa arah- tujuan yang ilahi dan mulia.


Kasih menjadikan segala sesuatu menjadi berguna.

Kasih itu sabar. Ia menjadikan seorang guru dapat menolong muridnya yang payah mencapai kesuksesan; menjadikan orang tua yang lelah karena bekerja keras dapat membesarkan anak-anaknya.

Kasih itu murah hati
. Ia menjadikan seseorang peduli, menaruh perhatian, mempunyai belas kasihan, dan dapat menciptakan keseimbangan di tengah dunia ini.

Kasih itu tidak cemburu
. Ia melenyapkan kedengkian di dalam diri setiap orang; mendorong seseorang untuk menolong orang lain mencapai kemajuan diri dan turut bersukacita atas kesuksesan orang lain. Kasih menciptakan kepercayaan terhadap orang lain; suami terhadap isteri atau isteri terhadap suami. Kasih membawa ketenangan dan damai sejahtera di dalam hati setiap orang yang mempunyainya.

Kasih tidak memegahkan diri dan tidak sombong
. Ia menjadikan seseorang rendah hati; tidak merendahkan atau menganggap diri lebih superior daripada orang lain; bekerjasama demi tujuan-tujuan mulia. Kasih tidak melakukan yang tidak sopan. Ia menjadikan seseorang mengantisipasi diri terhadap pikiran atau perasaan orang lain agar tidak negatif, tersinggung, sakit hati, atau cabul. Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia menjadikan seseorang fair, tidak curang, tidak egois atau serakah.

Kasih tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain
. Ia menjadikan seseorang dapat menguasai diri, mengambil keputusan, sikap dan tindakan yang mulia; mengampuni orang lain; mengkomunikasikan ketidaksetujuan dengan benar.

Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran
. Ia menjadikan seseorang menginginkan hal-hal yang mulia, yang suci, yang adil, yang murni, dan yang rohani. Sebaliknya tidak menginginkan hal-hal yang curang, yang merugikan orang lain, yang hanya menguntungkan diri sendiri.

Kasih menutupi segala sesuatu
. Ia dapat menerima kekurangan; menyempurnakan keadaan dan menjadikannya damai.

Kasih mengharapkan segala sesuatu. Ia melahirkan pandangan-pandangan yang rohani, yang mulia, dan yang benar di dalam kehidupan.

Kasih sabar menanggung segala sesuatu
. Ia menyimpan kepercayaan akan penyertaan dan perlindungan Allah. Ia percaya kepada penyediaan yang terbaik dari Allah di masa depan.


Orang-orang Kristen butuh kasih di dalam diri mereka sehingga karunia, iman, pengetahuan, dan tindakan mereka tidak menjadi sia-sia tetapi berguna bagi kehidupan.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba mengasihi orang lain sehingga karunia, iman, pengetahuan dan tindakan hamba tidak menjadi sia-sia tetapi berguna bagi kehidupan ini. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

MENGANTISIPASI PERPECAHAN

Kamis, 30 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 12:21-26


12:21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan:”Aku tidak membutuhkan engkau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki:”Aku tidak membutuhkan engkau.”
12:22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
12:23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
12:24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus.
12:25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
12:26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.


Setelah membaca nasihat Paulus ini sepertinya tidak ada satu celah pun terbuka bagi seseorang untuk berpecah dari Jemaat. Mengapa? Karena perpecahan diawali atau dimulai dari dosa.

Bandingkanlah antara nasihat Paulus dengan pengaruh dosa berikut ini:
Pengaruh Dosa:

Memandang rendah anggota jemaat tertentu.

Kurang hormat kepada anggota yang nampaknya kurang terhormat

Kurang perhatian kepada anggota yang nampaknya kurang elok.

Kurang penghormatan kepada anggota yang tidak mulia.

Tidak peduli

Iri hati


Nasihat Paulus:

Memandang anggota yang nampaknya paling lemah, paling dibutuhkan.

Memberikan penghormatan khusus kepada orang yang kurang terhormat.

Memberikan perhatian khusus kepada anggota yang nampaknya kurang elok.

Memberikan penghormatan khusus kepada anggota yang tidak mulia.

Turut menderita

Turut bersukacita


Sungguh sangat berbeda antara dosa dan nasihat Paulus. Dosa merusak hubungan. Kesombongan, iri hati, keegoisan, kepentingan diri sendiri di dalam diri seseorang mengakibatkan konsekuensi negatif terhadap orang di lingkungannya. Anggota-anggota Jemaat yang sombong, egois dan mementingkan diri sendiri dapat mengakibatkan orang lain merasa direndahkan, kurang dihormati, kurang diperhatikan atau dipedulikan, atau kurang didukung. Sehingga tercipta gap yang menghasilkan perpecahan antara anggota di dalam Jemaat.


Melalui hal ini dapat ditemukan atau disimpulkan bahwa perpecahan bukan semata-mata disebabkan oleh perbedaan pendapat atau pengertian tentang Tuhan atau Kitab Suci. Karena terbukti bahwa manusia dapat hidup berdampingan, bertetangga dan bermasyarakat dengan agama yang berbeda-beda. Tetapi, perpecahan terjadi karena dosa kesombongan, iri hati, egoisme, dan kepentingan diri sendiri.


Seperti halnya Paulus terhadap Jemaat Korintus, setiap orang Kristen di zaman ini pun dapat mengantisipasi perpecahan dengan kasih yaitu dengan cara memandang anggota yang nampaknya paling lemah, paling dibutuhkan, memberikan penghormatan khusus kepada orang yang kurang terhormat, memberikan perhatian khusus kepada anggota yang nampaknya kurang elok, memberikan penghormatan khusus kepada anggota yang tidak mulia, turut menderita dengan orang yang menderita, dan turut bersukacita dengan orang yang bersukacita.


Prinsip dan nilai-nilai ini tentu saja berbeda dengan dunia pada umumnya. Sehingga jika Jemaat menganut prinsip dan nilai yang lain yang duniawi maka tidak heran Jemaat akan tenggelam seperti yang digambarkan
Henrietta C. Mears di dalam bukunya What The Bible Is All About:

It is a glorious sight to see a ship launched into the sea, but it is a tragic sight when the sea gets into the ship. The church of Christ should be set as a light in a dark place, but woe unto the church when the wickedness of the world invades.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengantisipasi perpecahan dengan kasih yang berasal dari pada Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

TUBUH KRISTUS

Rabu, 29 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 12:14-20


12:14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
12:15 Andaikata kaki berkata:”Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
12:16 Dan andaikata telinga berkata:”Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
12:17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
12:18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
12:19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
12:20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.


Seperti mengkomunikasikan kebenaran-kebenaran yang lainnya, Paulus pun menggunakan analogi atau gambaran yaitu tubuh Kristus untuk menjelaskan tentang Jemaat.


Ada 5 (lima) kebenaran yang dapat kita temukan dari analogi tentang tubuh yaitu bahwa:

1. tubuh terdiri dari banyak anggota.

2. tubuh tidak mempunyai anggota-anggota yang sama. Karena jika semua anggota tubuh adalah sama maka tubuh tersebut bukanlah tubuh yang normal. Banyak peran atau pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh tubuh tersebut. Dan banyak kerjasama atau sinergi yang tidak akan tercipta atau terjalin antara sesama anggota sebagaimana mestinya di dalam satu tubuh.

3. anggota-anggota tubuh mempunyai perbedaan-perbedaan nama, kegunaan, peran, bentuk, posisi atau letaknya pada tubuh.

4. banyak anggota tidak berarti banyak tubuh. Karena tubuh Kristus adalah satu bukan dua atau lebih.

5. anggota-anggota tubuh mempunyai ikatan yang sangat kuat antara satu dengan yang lain. Melebihi kerjasama atau sinergi antar manusia pada umumnya. Mereka saling melengkapi dan saling membutuhkan.


Melalui analogi atau gambaran tersebut maka semestinya setiap orang Kristen tidak/ jangan mewajibkan atau mengharuskan anggota yang lain supaya sama dengan dirinya. Dan jika berbeda, maka anggota tersebut tidak dianggap atau diterima sebagai satu tubuh.


Konteks pembahasan atau pembicaraan Paulus tentunya adalah tentang perbedaan karunia-karunia Roh tanpa mengubah bahkan mengacaukan ajaran atau pesan Alkitab yang utuh. Seperti yang disebutkannya melalui tulisan di ayat-ayat sebelumnya di surat I Korintus, Ia tidak sedang mengatakan bahwa ada anggota tubuh atau orang Kristen yang bertobat, dan ada yang tidak perlu bertobat. Ada yang menginjil, dan ada yang tidak. Atau, ada yang melayani, ada yang tidak. Atau, ada yang bekerja atau melayani, dan ada yang hanya mendengar, mengamati dan menilai.


Pemikiran semacam itu tentunya didapat dari pembacaan Alkitab yang tidak kontekstual yang tidak mempelajari tentang latar belakang Jemaat Korintus dan rasul Paulus. Sesuatu yang tidak jarang dan dapat kita temukan pada orang-orang Kristen pada umumnya di masa sekarang ini. Mereka menangkap arti yang lain yang bahkan sama sekali berbeda dari arti yang sebenarnya.


Pertanyaannya, apakah analogi tentang tubuh Kristus adalah sekedar analogi untuk memperjelas maksud dan tujuan Paulus terhadap Jemaat Korintus? Tidak. Karena Yesus sendiri memecah-mecahkan roti, membagi-bagikannya kepada murid-murid-Nya dan mengatakan atau menyebut kata “tubuh” sebagai hal yang sangat berkaitan erat antara diriNya dan Jemaat. Dengan demikian, analogi tentang tubuh bukanlah sekadar analogi melainkan kebenaran dari Allah tentang Jemaat-Nya.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Berikan hamba keyakinan yang dalam senantiasa tentang Jemaat adalah Tubuh Engkau sehingga hamba dapat bersikap, berperan dan berguna sebagai salah satu anggota yang baik dari Tubuh Kristus. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Senin, 27 Oktober 2008

KESATUAN JEMAAT

Selasa, 28 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 12:12-13


12:12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
12:13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.


Perpecahan yang ada di dalam Jemaat Korintus di-respon Paulus dengan pengajaran yang rohani tentang Kristus dan Roh Kudus. Bahwa jemaat adalah tubuh Kristus yang terdiri dari banyak anggota. Dan bahwa jemaat memperoleh suplai rohaninya dari satu sumber yaitu Roh Kudus. Artinya, Jemaat Korintus mempunyai alasan yang sangat kuat untuk bersatu dan sebaliknya menimbulkan tanda tanya besar jika berpecah.


Paulus menggambarkan Jemaat seperti organisme bukan organisasi. Suatu kesatuan bukan persatuan. Satu tubuh yang terdiri dari banyak anggota, bukan banyak anggota yang berdampingan tetapi masing-masing terpisah dari satu tubuh. Dengan kata lain, hubungan atau ikatan antar anggota di dalam jemaat semestinya sangat kuat lebih dari hubungan atau ikatan apa pun di dunia. Karena hubungan tersebut bukan hubungan lahiriah atau jasmani, bukan pula hubungan atas dasar suka sama suka tetapi hubungan rohani, bukan hubungan sedarah-sedaging tetapi hubungan se-Roh.


Jemaat Kristen di zaman modern sering mengalami perpecahan. Sebagai buktinya, terdapat banyak denominasi atau aliran Kristen di dunia sekarang ini. Sebut saja Katolik, Kristen Protestan, Calvinist, Reformed, Methodist, Injili, Pentakosta, Bethel, Bethany, Adventist, Bala Keselamatan, Saksi Yehovah, Mormon, dan masih banyak lagi. Ditambah lagi pecahan-pecahan dari denominasi-denominasi yang sudah ada.


Timbul pertanyaan, apakah yang dimaksud dengan anggota-anggota yang banyak dari satu tubuh adalah orang-orang Kristen dengan denominasi atau aliran yang banyak? Tidak. Karena konteks atau isu yang sedang dibicarakan Paulus dengan Jemaat Korintus adalah tentang perbedaan karunia bukan perbedaan pengertian atau pengajaran. Lagipula tidak mungkin satu pribadi atau satu tubuh mempunyai banyak interpretasi atau pengertian tentang Allah, tentang Tritunggal, tentang Kristus, tentang Keselamatan, dan lain-lain.


Seandainya orang-orang Kristen di dunia sejak dahulu hingga kini tidak terburu-buru mem-paten-kan pengertian atau pengajarannya, menjadikannya permanen atau menguncinya dari perubahan atau kebenaran-kebenaran yang patut dipertimbangkan, tentunya tidak akan lahir banyak denominasi atau aliran yang berbeda-beda. Dengan kata lain, setiap orang Kristen seharusnya mempunyai sikap terbuka terhadap perubahan dan menjunjung tinggi kebenaran lebih daripada pendapat atau ego pribadi.

Dengan demikian, akan ada terdapat pengertian atau kebenaran yang diperoleh secara progresif. Sedangkan kebenaran yang sesungguhnya atau yang memang semestinya menjadi permanen akan tinggal di dalam hati dan pikiran setiap orang Kristen.
Sehingga orang-orang Kristen akan senantiasa terbuka dan tidak terhalang-halangi langkahnya untuk memilih The Complete Doctrine of The Bible bukan The Incomplete Doctrine of The Church.

Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Berikan hamba keyakinan yang dalam akan kesatuan Jemaat. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

KARUNIA ROH

Senin, 27 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 12:7-11


12:7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
12:8 Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
12:9 Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
12:10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
12:11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya.


Ada 4 hal penting yang terdapat di dalam perkataan Paulus tersebut di atas, yaitu sebagai berikut:


1. Penyataan Roh atau Karunia Roh adalah untuk kepentingan bersama.

Ada 2 (dua) kemungkinan yang terjadi jika seorang Kristen menjadi ekslusif atau sombong karena penyataan atau karunia Rohnya. Pertama, orang Kristen tersebut tidak mengerti akan tujuan karunia Roh yaitu untuk kepentingan bersama. Kedua, ia adalah seorang yang tidak rohani atau berbohong tentang karunia yang ia miliki.

2. Setiap orang Kristen dikaruniakan penyataan Roh masing-masing dari sekian banyak jenis karunia yang ada di dalam jemaat.

Di dalam jemaat terdapat banyak jenis karunia Roh. Karunia Roh tidak selalu sama di dalam diri setiap orang. Karena itu, setiap orang Kristen semestinya mengerti tentang perbedaan tersebut sehingga tidak menjadi sombong atau menganggap dirinya lebih istimewa daripada yang lain. Tetapi justru dapat menerima, menghargai, bersatu dan bekerjasama atau ber-sinergi. Bukan malah bersaing, merendahkan atau mengadakan perpecahan di dalam jemaat.

3. Roh yang mengerjakan penyataan Roh tersebut adalah satu dan sama.

Meskipun bervariasi atau berbeda-beda, karunia Roh berasal dari satu pribadi dan mempunyai tujuan yang sama. Perbedaan karunia semestinya tidak mengakibatkan perpecahan di antara orang-orang Kristen di dalam jemaat. Jika terjadi perpecahan, sadarlah bahwa hal itu bukan karena perbedaan karunia roh tetapi karena dosa kesombongan, pikiran jahat, iri hati atau dosa-dosa yang lain.

4. Karunia Roh adalah kehendak Allah kepada setiap pribadi Kristen secara khusus.

Orang Kristen semestinya juga tidak boleh merasa inferior atau minder ketika melihat dan membandingkan karunia yang ia miliki dengan yang dimiliki oleh orang lain. Tetapi justru memandang dirinya dan karunianya sebagai sesuatu yang spesial dan istimewa dari Allah. Sehingga dengan demikian ia pun dipenuhi rasa syukur atas karunia yang ia miliki dan mengobarkannya se-optimal mungkin untuk membangun jemaat dan memuliakan Allah.

Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Hamba mengucap syukur atas karunia Roh yang Engkau anugerahkan di dalam diri hamba. Mampukan hamba mengobarkannya bagi Kerajaan dan kemuliaan nama-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Kamis, 23 Oktober 2008

SATU TUHAN SATU TUJUAN

Minggu, 26 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 12:4-6


12:4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
12:5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
12:6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.


Setiap orang Kristen yang mempunyai karunia yang khas patut bersyukur dan bangga atas karunia yang ia peroleh dari Allah. Orang-orang Kristen yang mengadakan pelayanan rohani patut bangga dan punya rasa memiliki yang besar terhadap pelayanan mereka. Demikian pula orang-orang Kristen yang mengalami mujizat atau perbuatan ajaib dari Allah, patut bersyukur dan bangga atas pengalaman mereka.


Tetapi, dosa kesombongan muncul saat rasa bangga melewati batas ekstrimnya. Seorang Kristen yang mempunyai karunia yang khas dapat menganggap dirinya sebagai orang yang paling istimewa dibandingkan dengan orang Kristen lain yang tidak mempunyai karunia seperti yang ia miliki. Orang-orang Kristen yang mengadakan pelayanan tertentu dapat menganggap pelayanannya sebagai yang paling penting, paling elite atau prestigious. Dan, tidak kalah sombongnya pula orang yang mengalami mujizat kesembuhan, atau terhindar dari kecelakaan atau malapetaka, dapat menganggap dirinya sebagai orang yang paling istimewa dan yang paling diperhatikan Allah dan menganggap hal yang sebaliknya terhadap orang yang lain.


Kesombongan adalah awal perpecahan. Karena dosa tersebut orang-orang Kristen di dalam jemaat Korintus terbagi menjadi golongan-golongan yang menyebut diri mereka sebagai golongan Apolos, golongan Kefas, atau golongan Paulus (band. I Kor 3:4).


Kesombongan pun dapat muncul di dalam diri orang-orang Kristen yang dangkal pengertian dan kerohaniannya. Mereka tidak menyadari bahwa Allah juga menganugerahkan orang-orang yang lain dengan bermacam-macam karunia Roh yang lain yang berbeda. Ia pun membuka jalan bagi pelayanan-pelayanan yang lain yang tidak kalah penting dan berguna. Dan juga memberkati dan menyertai orang-orang yang lain sedemikian sehingga mereka dapat merasakan pengalaman yang indah bersama dengan Dia.


Karunia rohani mungkin banyak ragam atau jenisnya. Pelayanan rohani pun mungkin banyak divisi atau bagiannya. Demikian pula pengalaman rohani mungkin mengandung banyak kisah atau ceritanya di dalam diri masing-masing orang. Tetapi Roh, Tuhan dan Allah yang mengerjakannya adalah satu. Ia tidak akan melakukan hal-hal yang bertentangan satu terhadap yang lain meskipun terdapat perbedaan rupa karunia, pelayanan, atau mujizat.


Kesimpulannya, Dia-lah yang patut kita tinggikan, kita agungkan dan kita muliakan, bukan diri kita. Sebab dari Dia-lah berasal baik karunia roh, pelayanan, dan mujizat atau perbuatan-perbuatan ajaib. Dan lagi, tujuan orang Kristen semestinya adalah memuliakan Allah dengan/ melalui karunia, pelayanan, atau pengalaman-pengalaman rohani bersama dengan-Nya.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba memandang dan mengerti tentang berbagai karunia, pelayanan, dan pengalaman rohani dengan benar. Sehingga melalui pandangan dan pengertian yang Engkau anugerahkan, hamba dapat senantiasa memuliakan nama-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

ROH YANG SATU

Sabtu, 25 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 12:1-3


12:1 Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.
12:2 Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata:”Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorangpun yang dapat mengaku:”Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus.


Sebagian orang Kristen di jemaat Korintus adalah mantan penyembah berhala. Dan kemungkinan jumlahnya cukup besar karena penyembahan berhala adalah sesuatu yang umum atau biasa di kota Korintus.


Penyembahan berhala pada umumnya identik dengan ketidaktahuan, ketidakmengertian, mengada-ada, ekstrim, tidak logis, bahkan seringkali tidak manusiawi. Contohnya, di zaman Elia, banyak nabi-nabi baal yang berjingkat-jingkat mengelilingi mezbah, menoreh-noreh diri mereka dengan pedang dan tombak sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka (lih. I Raj 18:26-29). Di Korintus, orang-orang mengadakan percabulan sebagai bagian dari prosesi penyembahan berhala. Dari sana dapatlah disimpulkan bahwa sadar atau tidak sadar, penyembahan berhala adalah suatu kebohongan, kebodohan, dan tindakan yang amoral.

Orang-orang Kristen mantan penyembah berhala mungkin saja bergumul dengan kebiasaan dan cara berpikir mereka yang lama tentang bagaimana praktik atau cara penyembahan terhadap Allah.

Di ayat 3, Paulus mengangkat isu tentang Roh Kudus yang satu, yang sama, dan yang tidak akan mengatakan atau menghasilkan out-put yang berbeda dari dalam diri orang yang sama atau pada waktu yang sama.


Dengan demikian, tidak seorang pun yang dapat berbohong atau mengada-ada dengan mengatas-namakan Roh Kudus atau Roh Allah. Jika seseorang mengatakan hal yang berbeda dari firman Allah, kehendak Allah, atau sifat-sifat Allah, maka tidak perlu diragukan lagi bahwa orang itu dan apa yang ia sampaikan adalah bohong atau mengada-ada.


Seorang Kristen perlu mengenal Allah, mengenali sifat-sifatNya, kehendak-Nya, dan meneliti firman-Nya sehingga tidak akan terkecoh atau tertipu daya oleh roh-roh dunia yang menyesatkan.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengenali kehendak Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Selasa, 21 Oktober 2008

PERATURAN JEMAAT

Jumat, 24 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 11:33-34


11:33 Karena itu, saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, nantikanlah olehmu seorang akan yang lain.
11:34 Kalau ada orang yang lapar, baiklah ia makan dahulu di rumahnya, supaya jangan kamu berkumpul untuk dihukum. Hal-hal yang lain akan kuatur, kalau aku datang.


Paulus membuat dua peraturan yang sangat penting dan bersifat darurat. Pertama, ia ingin agar setiap orang makan bersama bukan sendiri-sendiri atau mendahului yang lain. Kedua, ia ingin agar komuni merupakan waktu untuk mengingat akan kasih, pengorbanan dan pengampunan Kristus bersama-sama sebagai satu jemaat bukan untuk makan siang atau makan malam. Sehingga dengan demikian setiap orang diharapkan sudah makan terlebih dahulu di rumah mereka masing-masing.


Dua peraturan tersebut dibuat oleh Paulus bagi Jemaat Korintus karena di sana terdapat sebagian anggota jemaat yang makan roti dan minum cawan Tuhan dengan porsi yang sangat besar seperti menyantap makan siang atau makan malam. Karena begitu besarnya porsi yang mereka ambil sampai mengakibatkan sebagian anggota jemaat yang lain tidak mendapat bagian dari roti dan cawan Tuhan yang telah dihidangkan.


Di samping alasan itu, Paulus membuat peraturan mengenai komuni agar jemaat tidak dihukum oleh Allah. Karena telah terjadi lemah jasmani, sakit dan kematian terhadap anggota-anggota jemaat yang menyantap roti dan anggur komuni dengan sangat rakus.


Melalui peristiwa ini dapat diambil kesimpulan tentang pentingnya mengadakan evaluasi terhadap sikap dan kerohanian jemaat. Dan membuat peraturan yang sesuai dan kondusif sehingga mengarahkan jemaat untuk tetap tertib, ber-sikap yang benar dan rohani. Bukan saja tentang komuni tetapi juga dalam hal-hal yang lain yang tidak kalah penting di dalam kehidupan Kristen seperti: konsistensi kehadiran, keterlambatan, saat teduh, penginjilan, fellowship, dan lain-lain.


Orang Kristen tidak perlu merasa alergi, kritikal, atau tidak suka dengan peraturan, tetapi justru sebaliknya, memandang peraturan sebagai upaya menjaga dan mengarahkan jemaat agar tetap tertib dan rohani. Jika peraturan dirasakan tidak sesuai, tidak beralasan, ekstrim, atau tidak kondusif, setiap orang Kristen atau anggota jemaat dapat membicarakannya dengan rendah hati dan penuh kasih.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa berhikmat dan bijaksana dalam mengevaluasi, menetapkan atau mendukung peraturan di dalam jemaat-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

MENJADI LEBIH BAIK

Kamis, 23 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 11:29-32


11:29 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.
11:30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.
11:31 Kalau kita menguji diri sendiri, hukuman tidak menimpa kita.
11:32 Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.


Di Jemaat Korintus pada zaman Paulus terdapat banyak orang Kristen yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal karena makan roti dan minum cawan Tuhan tanpa mengakui tubuhNya. Sesuatu yang tidak mudah dipercaya di zaman sekarang, karena sepertinya tidak pernah terjadi saat acara perjamuan kudus berlangsung ataupun sesudahnya.


Tetapi hal itu pun bukan tidak mungkin terjadi di zaman Paulus yang penuh dengan mujizat dan hukuman yang sangat nyata, langsung dan seketika di depan mata. Ingat saja peristiwa-peristiwa kesembuhan di zaman Paulus yang mencengangkan orang banyak termasuk ahli-ahli sihir di zaman itu.


Sebagaimana perbedaan dalam hal tersebut ada di antara dua zaman yang berbeda, demikian pula sikap dan moralitas yang ada. Di zaman sekarang orang Kristen tidak memakan roti dan meminum cawan Tuhan seperti menyantap makan siang atau makan malam seperti yang dilakukan oleh sebagian anggota Jemaat Korintus.


Sikap dan moralitas orang Kristen di zaman sekarang dalam hal ini dapat dikatakan lebih baik dibanding orang Kristen pada zaman dahulu. Mereka cenderung sopan, formal, dan ‘gengsi’ jika harus menyantap roti dan anggur seperti makan siang atau makan malam. Lagipula hal itu memang tidak layak dilakukan di masa kini mengingat roti dan anggur yang dihidangkan sangat kecil atau sedikit sekali porsinya. Karena yang penting bukanlah soal banyak atau sedikit roti dan anggur yang dihidangkan, tetapi soal kasih, pengorbanan dan pengampunan Kristus yang dianugerahkan-Nya kepada orang Kristen yang mengingat Dia melalui perjamuan kudus.


Jika orang Kristen di zaman sekarang bisa menjadi lebih baik dibandingkan dengan orang Kristen di zaman dahulu dalam hal perjamuan kudus, maka orang Kristen di zaman sekarang pun dapat menjadi lebih baik di dalam hal-hal yang lain seperti iman, kasih, penginjilan, dan lain-lain.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa dapat menjadi lebih baik di dalam Engkau dari waktu ke waktu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

PERJAMUAN KUDUS

Rabu, 22 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 11:23-28


11:23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata:”Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!”
11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata:”Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”
11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
11:27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.
11:28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.


“Makan roti dan minum cawan Tuhan” mempunyai tujuan, yaitu, untuk mengingat akan Kristus dan memberitakan kematian-Nya sampai Ia datang. Tujuan yang berlawanan atau bertolak-belakang dengan tujuan tersebut patut diluruskan atau diubah sehingga kembali kepada tujuan yang semestinya. Seperti yang terjadi dengan sebagian anggota Jemaat Korintus. Mereka makan roti dan cawan Tuhan seperti sedang mengadakan makan siang atau makan malam yang tentunya dalam porsi yang cukup banyak. Sehingga mereka menjadi kenyang dan mabuk oleh anggur. Dan akibat yang lain, ada terdapat anggota-anggota yang lain yang kehilangan atau kehabisan bagian mereka.


Setiap orang Kristen perlu bertanya di dalam hati saat akan memakan roti dan meminum cawan Tuhan. Apakah tujuan mereka adalah untuk mengingat Kristus dan memberitakan tentang kematian-Nya? Untuk mengucap syukur atas kasih, pengorbanan dan pengampunan yang Ia anugerahkan? Atau, karena rutinitas belaka, karena legalitas atau formalitas?


Sepertinya di zaman modern, makan roti dan minum cawan Tuhan tidaklah seburuk yang pernah dilakukan oleh sebagian anggota jemaat Korintus. Karena porsi roti dan anggur yang dibagikan sangat sedikit atau kecil sekali, bukan seperti hidangan makan siang atau makan malam. Tetapi ada saja tantangan lain yang mungkin dapat dicermati yaitu ketika orang Kristen mengingat Kristus saat makan roti dan minum cawan Tuhan saja tetapi kemudian segera lupa persis setelah keluar dari pintu gereja. Atau, menjadikan makan roti dan minum cawan Tuhan sebagai rutinitas belaka, sebagai formalitas atau acara yang telah terlupakan arti dan tujuannya.


Orang Kristen atau jemaat Allah perlu mengingat kembali tujuan makan roti dan minum cawan Tuhan sebelum mengadakan acara tersebut baik secara bersama-sama sebagai jemaat ataupun secara pribadi.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengingat Kristus, kasih, pengorbanan dan pengampunan-Nya bagi diri hamba. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

PEMBEDAAN ATAU PERSAMAAN?

Selasa, 21 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 11:11-16


11:11 Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan.
11:12 Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah.
11:13 Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?
11:14 Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang,
11:15 tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.
11:16 Tetapi jika ada orang yang mau membantah, kami maupun Jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian


Di zaman sekarang, tidak jarang ditemukan pria-pria berambut panjang yang sepintas tampak seperti seorang perempuan. Mereka menggunakan anting-anting, kalung, gelang dan aksesoris wanita lainnya. Di dunia entertainment seperti musik rock, metal, dan lain-lain, seorang pria yang mempunyai rambut panjang merupakan hal yang biasa atau wajar. Malah sebaliknya di dunia musik semacam itu pria yang berambut pendek lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan yang berambut panjang.


Selain soal budaya, hal ini pun sepertinya sangat berkaitan dengan upaya pembedaan antara pria dan wanita. Tentunya sangat berbahaya jika pembedaan
gender secara mutlak ditiadakan. Kemungkinan jumlah pria homoseksual atau lesbian akan meningkat atau lebih tinggi dibandingkan jika pembedaan tersebut diadakan sebagaimana mestinya.

Di masa kini, tidak sedikit wanita yang menentang pria dengan mengatasnamakan emansipasi atau persamaan
gender. Bahkan lebih ekstrim lagi wanita-wanita tertentu berupaya membuktikan bahwa wanita adalah gender yang lebih unggul daripada pria. Melalui iklan, film atau lagu kelompok wanita-wanita tertentu menciptakan image atau propaganda bahwa wanita lebih smart, lebih bijaksana, lebih baik dalam menangani berbagai masalah dibanding pria. Menurut mereka, pria cenderung kasar, egois, tidak dapat menahan nafsu, ceroboh dan bodoh.

Tidak salah jika Paulus mengantisipasi hal ini dengan cara menetapkan penggunaan tudung, perawatan rambut, dan lain-lain. Karena mungkin permasalahan
gender pun mungkin sedang terjadi atau sangat mengkhawatirkan pada masa itu.

Jadi, pembedaan antara pria dan wanita di tengah kehidupan ini khususnya di dalam jemaat tetap harus diadakan sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah meski mungkin tanpa menggunakan peraturan tudung. Tetapi soal berambut panjang atau pendek, tampaknya sudah dapat diterima sejak dulu hingga masa kini.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa sensitif terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk di masa yang akan datang dan dapat mengantisipasinya dengan benar dan bijaksana. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

PERISTIWA YANG MEMALUKAN

Senin, 20 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 11:17-19


11:17 Dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan tetapi mendatangkan keburukan.
11:18 Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya.
11:19 Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji.


Makan roti dan minum cawan Tuhan merupakan acara atau kegiatan reguler di zaman Paulus (band. Kis 2:46). Sebagian anggota jemaat melakukan kesalahan dengan memakan roti dan meminum anggur dalam jumlah yang sangat besar di dalam pertemuan jemaat. Akibatnya, sebagian anggota lainnya tidak mendapat kesempatan untuk memakan roti dan meminum anggur. Dan yang lebih menyedihkan, mereka yang memakan roti dan meminum anggur dalam jumlah yang sangat besar tersebut menjadi mabuk di tengah acara atau pertemuan jemaat.


Kesalahan tersebut terjadi karena sebagian anggota jemaat Korintus pada masa itu menganggap atau menjadikan acara makan roti dan minum cawan Tuhan tersebut sama seperti makan siang atau makan malam. Sehingga mereka tidak makan siang atau makan malam terlebih dahulu di rumah mereka masing-masing. Padahal acara makan roti dan minum cawan Tuhan bertujuan untuk mengingat kematian Kristus, salib-Nya, pengorbanan-Nya, tubuh dan darah-Nya.


Hal ini menunjukkan
attitude yang memalukan atau tidak terpuji dari sebagian anggota jemaat Korintus. Mereka memanfaatkan acara makan roti dan minum cawan Tuhan untuk mengambil keuntungan diri sendiri dan merugikan jemaat.

Tampaknya, jumlah anggota yang melakukan hal tersebut cukup besar jumlahnya sehingga dapat menimbulkan perpecahan dan menghabiskan roti dan anggur yang merupakan jatah atau persediaan dari anggota-anggota yang lain.


Melalui peristiwa yang memalukan ini, dapat diambil suatu pelajaran bahwa orang Kristen semestinya tidak memanfaatkan acara, kesempatan atau apapun juga yang bertujuan untuk mengambil keuntungan diri sendiri dan merugikan orang lain.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa menjaga diri dari sikap yang egois atau mementingkan diri sendiri. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Senin, 20 Oktober 2008

KEBENARAN VS ILUSTRASI

Minggu, 19 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 11:6-10


11:6 Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
11:7 Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.
11:8 Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.
11:9 Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.
11:10 Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat


Selain terdapat
gap kultur atau budaya, mungkin juga hal mengenakan atau tidak mengenakan tudung ini diajarkan Paulus untuk mengadakan pembedaan. Bukan saja pembedaan antara wanita Kristen dan non-Kristen tetapi juga antara wanita Kristen dan pria Kristen di zamannya.

Anda mungkin bertanya, mengapa atau untuk apa Paulus melakukan hal tersebut? Melalui suratnya di Roma 12:2, dapat diketahui bahwa Paulus ingin agar orang-orang Kristen tidak menjadi serupa dengan dunia, tetapi mengalami perubahan perspektif atau cara pandang mereka tentang Allah dan tentang kehidupan. Sehingga dengan demikian mereka dapat mempunyai sensitifitas dalam membedakan yang mana kehendak Allah, yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna (band. Roma 12:2).


Seperti Yesus, Paulus sering menggunakan perumpamaan atau ilustrasi seperti: ilustrasi tentang bangunan (I Kor 3:12-17); ilustrasi tentang atlet (lih. I Kor 9:24-27); ilustrasi tentang prajurit, olahragawan, dan petani (lih. II Tim 2:3-6); ilustrasi tentang tentara perang (Efesus 6:10-20); dan lain-lain. Semua itu ia pergunakan untuk menyampaikan tentang Allah dan kebenaran-Nya.


Perhatikan saja bagaimana Paulus mengadakan pendekatan terhadap orang-orang Yunani di Aeropagus Athena dengan menggunakan sebuah patung dewa bangsa Yunani yang disebut sebagai Dewa Yang Tidak Dikenal untuk memulai pembicaraannya tentang Kristus dan Keselamatan dari Allah.


Besar kemungkinan, bahwa Paulus pun melakukan hal yang sama dengan “tudung kepala” yaitu sebagai ilustrasi untuk menyampaikan eksistensi Allah dan keberanan-Nya. Jadi, apakah wanita Kristen di zaman sekarang harus mengenakan tudung kepala? Tidak, karena tudung kepala dikenakan oleh orang Kristen di zaman Paulus saja. Tetapi, penyampaian Paulus tentang penghormatan wanita terhadap laki-laki tetap berlaku sejak dulu hingga sekarang.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa teguh dan setia kepada kebenaran Engkau bukan kepada tradisi, budaya atau hal-hal yang lain. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Jumat, 17 Oktober 2008

HORMAT DAN TUNDUK

Sabtu, 18 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 11:2-5


11:2 Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu.

11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.

11:4 Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.

11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.


Ketika membaca tulisan Paulus tersebut di atas, Anda mungkin bertanya di dalam hati tentang kepala yang bertudung dan tidak bertudung. Orang Kristen di zaman sekarang mungkin tidak mudah mengerti tentang hal tersebut. Mengapa? Karena terdapat gap budaya, waktu, geografis atau kebiasaan antara orang Kristen di zaman sekarang dengan zaman Paulus.


Mungkin, melalui tudung kepala tersebut Paulus ingin mengadakan pembedaan antara pria atau wanita di Jemaat Korintus dengan pria atau wanita yang bukan Kristen di zaman itu.


Tetapi hal yang lebih eksplisit atau lebih jelas adalah mengenai kepemimpinan dan tingkat penghormatan. Pertama, Kepala Kristus adalah Allah. Kedua, Kepala laki-laki adalah Kristus. Dan ketiga, kepala perempuan adalah laki-laki.


Perkataan Paulus tentang penghormatan terhadap laki-laki oleh perempuan bukan hanya terdapat di dalam surat Korintus tetapi juga di surat Efesus (band. Ef 5:22-23). Di sana ia menggambarkan sikap tunduk seorang isteri kepada suami seperti sikap tundak jemaat kepada Kristus. Melalui hal ini maka dapatlah ditemukan pula arti “Kepala laki-laki adalah Kristus” yaitu bahwa setiap laki-laki Kristen seharusnya tunduk kepada Kristus sebagai kepala. Dan Kristus tunduk kepada Allah seperti yang memang telah Ia tunjukkan (band. Ibrani 5:9-10).


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa hormat dan tunduk kepada Engkau. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

PENGINJILAN YANG EFEKTIF

Jumat, 17 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 10:32-33

10:32 Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah.
10:33 Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.

Paulus menjadi teladan di dalam hubungan sosial atau bermasyarakat. Ia menyenangkan semua orang tanpa harus terlibat atau ikut-ikutan melakukan dosa. Selama tidak terlibat atau ternodai dengan dosa apa salahnya menyenangkan orang lain? Atau sebaliknya, mengapa harus menyakiti atau mengecewakan orang lain jika kita dapat menyenangkan mereka tanpa dosa? Mungkin seperti itulah kira-kira pandangan Paulus.

Anda pun mungkin bertanya bagaimana Paulus melakukannya? Jawabannya adalah kasih. Kasih semestinya menyenangkan tanpa harus dicampur atau dibumbui dengan dosa. Keramahan, sopan-santun, perhatian, kepedulian, memberi, menolong, memikirkan kepentingan orang lain merupakan hal-hal yang dapat menyenangkan orang lain. Di Galatia 5:22-23 Paulus menyebutkan tentang buah-buah Roh sebagai hal yang tidak dapat ditentang oleh hukum apapun.

Hal ini semestinya dapat dijadikan sebagai prinsip dalam penginjilan. Pergaulan atau persahabatan dengan orang-orang berdosa yang dijalin dengan benar dan penuh kasih yang berasal dari Allah akan menolong orang lain untuk memperoleh keselamatan. Bukankah Yesus telah melakukan hal seperti itu terhadap Zakheus, Matius Si Pemungut Cukai, Kepala Perwira Roma, dan lain-lain?

Orang Kristen yang terlalu eksklusif atau kaku di dalam pergaulan atau persahabatannya akan kehilangan banyak kesempatan untuk menolong orang lain dalam memperoleh keselamatan. Sebaliknya orang Kristen yang aktif atau kreatif di dalam menyenangkan lingkungan sekitarnya secara tepat dan benar akan menghasilkan suatu penginjilan yang sangat efektif.

Meskipun demikian, pergaulan atau persahabatan dengan Allah dan jemaat-Nya tetap lebih penting atau lebih utama di atas orang lain di luar jemaat.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa bergaul dan bersahabat dengan orang lain secara benar dan penuh kasih yang daripada-Mu. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Minggu, 12 Oktober 2008

CONTOH DAN PERINGATAN

Kamis, 16 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 10:7-11

10:7 dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (TEV Bible:… turned into an orgy of drinking and sex.”).
10:8 Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
10:9 Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.
10:10 Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut
10:11 Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba


Paulus mengatakan bahwa apa yang terjadi pada nenek moyang bangsa Israel di padang gurun merupakan contoh dan peringatan bagi orang-orang Kristen di zamannya dan zaman sekarang.

Dapat disimpulkan seandainya nenek moyang bangsa Israel di padang gurun tidak tewas, tidak mati dipagut ular, tidak binasa oleh malaikat maut, tetapi justru malah mendapat berkat yang berlimpah-limpah dari Allah, maka manusia tidak dapat mengenal pribadi-Nya. Selain itu, manusia pun tidak akan memandang dosa sebagai sesuatu yang serius yang harus dihindari, ditinggalkan atau dijauhkan. Sebaliknya manusia akan melakukan dosa sesuka hatinya, salah mengerti tentang pribadi Allah, sehingga tidak mengenal Allah.

Pribadi Allah dapat dikenal melalui respon, sikap atau tindakan-Nya di masa lalu. Ia adalah pribadi yang suci dan kudus, yang tegas terhadap dosa. Allah menjanjikan yang terbaik bagi manusia. Ia menyediakan, menuntun dan memberi hadiah bagi mereka yang percaya, yang patuh, tekun dan setia kepada-Nya.

Tidak semua orang dari antara bangsa Israel yang mati di padang gurun. Ada yang sampai tiba di tanah perjanjian yaitu Yosua dan Kaleb. Mereka mendapat tuntunan, perlindungan, penyediaan, dan hadiah Allah berupa tiang awan, tiang api, manna, kemenangan terhadap lawan, dan tanah Kanaan yang berlimpah susu dan madunya.

Jadi jika seorang Kristen percaya, patuh, tekun dan setia kepada Allah dan firman-Nya, seperti Yosua dan Kaleb, maka ia akan sampai di tanah yang dijanjikan Allah yaitu Sorga. Tetapi jika tidak, mereka akan binasa seperti yang digambarkan dari sejumlah besar nenek moyang Israel di padang gurun.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa percaya, patuh, tekun dan setia kepada Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

JANGAN ANGGAP ENTENG

Rabu, 15 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 10:6

10:6 Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,

Paulus menggunakan kisah tentang nenek moyang Israel di padang gurun dari Kitab Perjanjian Lama untuk menemukan sikap dan respon Allah terhadap anggota Jemaat Korintus di zamannya. Sangat menarik! Karena dengan demikian semestinya setiap orang dapat mengetahui atau mengenal pribadi Allah meskipun Ia tidak terlihat secara jasmani atau fisik.

Alkitab menyebutkan 4 (empat) dosa bangsa Israel yang mengakibatkan kematian sejumlah besar bangsa tersebut. Pertama, yaitu penyembahan berhala. Kedua, percabulan. Ketiga, yaitu mencobai Tuhan. Dan keempat, yaitu bersungut-sungut (lih. I Kor 10:7-10).

Melalui perkataan Paulus ini, setiap orang Kristen pun dapat mengantisipasi atau menghindari diri dari perbuatan-perbuatan dosa yang dapat mengakibatkan kematian secara rohani seperti yang digambarkan oleh nenek moyang bangsa Israel di padang gurun. Mereka yang tewas di padang gurun tidak sampai ke tanah yang dijanjikan Allah. Artinya, bahwa orang-orang Kristen yang murtad, yang mati secara rohani pun dapat mengalami hal yang serupa, tidak sampai ke tempat yang dijanjikan Allah yaitu Sorga. Hal ini dikatakan Paulus tentu saja bukan untuk menakut-nakuti Jemaat tetapi untuk menjaga mereka agar tidak bermain-main dengan dosa, menganggap enteng atau remeh, atau pun menyalahgunakan kasih karunia Allah.

Jika seorang Kristen menggunakan kasih karunia Allah sebagai dasar atau alasan untuk berbuat dosa semaunya, dan tidak memandang dosa sebagai sesuatu yang serius yang harus diawasi atau dihindari, maka orang tersebut mungkin tidak pernah membaca dengan teliti dan mengerti isi atau pesan Alkitab yang sesungguhnya.

Kesimpulannya, keselamatan adalah kasih karunia, tetapi tidak berarti bahwa kita bisa ber-main-main dengan dosa, karena kita bisa mati secara rohani, dan akhirnya tidak sampai ke sorga. Bukan karena kasih Allah bersifat conditional atau berubah-ubah tetapi justru karena manusia-lah yang bersifat conditional atau berubah-ubah. Pilihan dan kondisi rohani seseorang dapat berubah bahkan menjadikannya tewas atau mati secara rohani.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa menghargai kasih karunia Engkau dan mengantisipasi atau menghindari diri dari dosa . Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

KEMULIAAN ALLAH ATAU HAK?

Selasa, 14 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 10:29-32

10:29 Yang aku maksudkan dengan keberatan-keberatan bukanlah keberatan-keberatan hati nuranimu sendiri, tetapi keberatan-keberatan hati nurani orang lain itu. Mungkin ada orang yang berkata:”Mengapa kebebasanku harus ditentukan oleh keberatan-keberatan hati nurani orang lain?
10:30 Kalau aku mengucap syukur atas apa yang aku turut memakannya, mengapa orang berkata jahat tentang aku karena makanan, yang atasnya aku mengucap syukur?”
10:31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.

Melalui perkataan Paulus tersebut di atas, dapat ditemukan satu prinsip penting tentang bagaimana seorang Kristen menjalani hidup di tengah masyarakat. Yaitu bahwa kemuliaan Allah harus diutamakan lebih dari pada kebebasan pribadi. Artinya, setiap orang Kristen yang akan melakukan segala sesuatu harus mempertimbangkan apakah tindakan atau aktifitasnya adalah untuk memuliakan Allah. Atau, semata-mata didorong oleh keinginan untuk memperjuangkan hak atau kebebasan pribadi.

Jika karena memperjuangkan hak atau kebebasan pribadi seorang Kristen menjadi tidak memuliakan Allah, maka lebih baik jika orang tersebut membatalkan atau menghentikan tindakan atau aktifitasnya.

Lalu, apakah hal itu juga berarti bahwa seorang Kristen harus berdiam diri jika hak atau kebebasannya di-injak-injak orang? Di dalam kasus semacam ini tentunya terdapat sedikit perbedaan, namun tetap saja bahwa seorang Kristen harus melakukan tindakan atau aktifitasnya secara simpatik, terhormat dan tanpa menjadi berdosa atau berbuat dosa. Seperti yang pernah dilakukan oleh Martin Luther King saat memperjuangkan hak dan kebebasan bangsa kulit hitam.

Prinsip ini bukan saja berlaku bagi orang-orang yang mengadakan demonstrasi atau unjuk rasa secara anarkis dan tidak simpatik. Tetapi, berlaku pula bagi seorang pimpinan perusahaan yang menghentikan karyawannya tanpa solusi, perencaan atau persiapan yang cukup dan memadai. Atau dapat berlaku pula di dalam keluarga, pernikahan, negara, dan lain-lain, yaitu bahwa setiap orang Kristen harus memilih untuk memuliakan Allah di atas perjuangan hak atau kebebasan pribadi.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa memilih untuk memuliakan Engkau di atas perjuangan hak atau kebebasan pribadi. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

PERTIMBANGAN ROHANI

Senin, 13 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 10:25-28


10:25 Kamu boleh makan segala sesuatu yang dijual di pasar daging, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.
10:26 Karena: “bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan.”
10:27 Kalau kamu diundang makan oleh seorang yang tidak percaya, dan undangan itu kamu terima, makanlah apa saja yang dihidangkan kepadamu, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.
10:28 Tetapi kalau seorang berkata kepadamu:”Itu persembahan berhala!” janganlah engkau memakannya, oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan karena keberatan-keberatan hati nurani.


Menurut ayat 25, dapat ditemukan fakta bahwa daging persembahan berhala pun dijual di pasar daging . Mungkin daging itu akan dipersembahkan kepada berhala atau mungkin pula telah dipersembahkan dan dijual kembali di pasar daging. Dan sepertinya, kemungkinan kedua-lah yang sangat mendekati fakta yang sesungguhnya. Karena berhala memang tidak dapat melahap daging yang disuguhkan seperti manusia melahapnya sampai habis.


Paulus memposisikan keberatan hati nurani orang lain di atas kepentingan dan keuntungan diri sendiri. Jika ada orang lain yang keberatan dengan daging persembahan berhala, Ia lebih baik tidak membeli atau memakannya. Meski mungkin harga daging persembahan berhala yang dijual jauh lebih murah daripada yang belum atau tidak dipersembahkan.


Hal ini adalah salah satu dari sekian banyak kasus yang dapat atau mungkin dialami oleh orang-orang Kristen di sepanjang zaman. Tetapi kasus ini mengandung prinsip yang serupa atau sama dengan banyak kasus-kasus yang lain. Prinsip tersebut adalah mempertimbangkan keberatan-keberatan hati nurani orang lain di atas kepentingan dan keuntungan diri sendiri.


Para penulis cerita kartun atau per-film-an dapat menangkap nilai-nilai ini. Terbukti melalui cerita atau kisah tentang kerelaan seseorang yang secara sengaja mengalah atau menjadi kalah demi kemenangan umum atau orang lain. Sebut saja film “Bumble Bee” yang diperankan oleh Richard Gere, “The Cars” kartun tentang mobil balap merah yang di akhir pertandingan tidak jadi menduduki peringkat yang pertama, dan lain-lain.


Dengan kata lain sikap atau tindakan yang mempertimbangkan keberatan-keberatan hati nurani orang lain adalah hal yang mulia. Di samping itu, Allah pun memang menghendaki demikian, yaitu agar umat-Nya mengasihi saudara-saudaranya seiman sehingga dengan cara seperti itu mereka dapat menjaga keutuhan dan kesatuan jemaat-Nya.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mempertimbangkan keberatan-keberatan hati nurani orang lain sehingga dengan demikian dapat menjaga keutuhan dan kesatuan jemaat Engkau. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

KEUNTUNGAN ORANG LAIN

Minggu, 12 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 10:23-24

10:23 “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
10:24 Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.


Masih mengenai makan daging persembahan berhala, Paulus mengingatkan anggota jemaat Korintus agar tidak mencari keuntungan sendiri dengan cara makan daging tersebut. Jika karena makan daging persembahan berhala, ada orang lain yang dirugikan, maka sebaiknya aktifitas tersebut dibatalkan atau dihentikan.

Bagi Paulus makan daging persembahan berhala bukanlah dosa demikian juga jika tidak memakannya. Tetapi yang menjadi dosa adalah jika karena tindakan tersebut orang lain menjadi tersandung, atau lemah secara rohani.

Timbul pertanyaan, bagaimana dengan hak dan kebebasan seorang Kristen yang semestinya dapat memakan daging tersebut? Kekristenan bukan melulu mengenai hak dan kepentingan diri sendiri tetapi dalam hal ini mengenai kasih dan kekudusan.

Setiap orang Kristen semestinya mempertimbangkan apakah sikap, tindakan atau aktifitasnya merugikan orang lain baik secara jasmani maupun rohani. Lebih dari itu, Paulus bahkan mengharapkan agar tiap-tiap anggota jemaat Korintus mencari keuntungan orang lain bukan diri sendiri.

Dapatkah Anda bayangkan seperti apakah suatu jemaat atau komunitas jika tiap-tiap anggotanya tidak mencari keuntungan diri sendiri tetapi orang lain? Tentunya akan tercipta saling memberi dan menerima, keseimbangan hidup, kekurangan-kekurangan akan terpenuhi, kasih, keakraban, persahabatan, dan lain-lain.


Melalui perkataan Paulus tersebut, dapat ditemukan satu attitude atau sikap seorang Kristen yaitu tidak egois atau mencari keuntungan diri sendiri tetapi orang lain. Sungguh merupakan sesuatu yang langka dan sangat menantang bagi orang Kristen di zaman modern yang sarat dengan kompetisi dan individualisme.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa menjadi tidak egois atau mencari keuntungan diri sendiri tetapi keuntungan orang lain. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

ALLAH YANG CEMBURU

Sabtu, 11 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 10:21-22


10:21 Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga perjamuan roh-roh jahat.
10:22 Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?


Paulus dengan jelas membedakan antara cawan Tuhan dan cawan roh-roh jahat. Antara perjamuan Tuhan dan perjamuan roh-roh jahat. Ia seolah menarik garis yang jelas dan tegas di antara keduanya. Dua hal tersebut bukan saja berbeda tetapi tidak dapat disatukan atau di-campur-aduk-kan.


Allah adalah Allah yang Cemburu. Ia tidak mau ada allah lain bagi manusia selain diri-Nya. Karena memang apa yang disebut sebagai allah yang lain sesungguhnya memang tidak ada. Tidak ada yang setara dengan diri-Nya sehingga dapat dijadikan sebagai allah. Selain Allah hanya ada roh jahat atau allah yang palsu.


Allah adalah Allah yang Kudus. Ia bukan saja sensitif atau peka terhadap dosa tetapi Ia adalah anti-dosa. Ia tidak dapat berhubungan, bersentuhan atau berinteraksi, apalagi berbaur dan bersatu dengan dosa. Ia memang mengasihi pendosa tetapi bukan dosa dari si pendosa.


Paulus mengingatkan anggota jemaat Korintus yang menyembah berhala agar berhati-hati terhadap tindakan atau perbuatan mereka yang dapat membangkitkan cemburu Tuhan. Dan Ia pun mengingatkan mereka tentang Dia yang Maha Kuasa yang tidak tertandingi dan tidak terkalahkan. Oleh sebab itu, Paulus seolah mengatakan “Hati-hati!” atau “Jangan main-main terhadap Allah”.


Sebagai penerapannya di zaman ini, orang Kristen janganlah menduakan Tuhan. Jangan menyembah allah lain, apa pun bentuknya. Mungkin uang, harta kekayaan, posisi, jabatan, karir, hobby atau apa saja yang menguasai, yang menjadi fokus atau yang paling utama selain daripada Allah. Jadikanlah Allah prioritas pertama dan utama dalam hidup Anda!


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengutamakan Engkau dan menomorsatukan Engkau di dalam hidup hamba. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

BERHALA DI ZAMAN MODERN

Jumat, 10 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 10:18-20


10:18 Perhatikanlah bangsa Israel menurut daging: bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah?
10:19 Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu?
10:20 Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.


Paulus sangat waspada terhadap penyembah berhala dan persembahan berhala. Karena hal tersebut dapat menodai atau menistai jemaat Korintus. Ia memandang bahwa persembahan berhala ditujukan kepada roh-roh jahat. Dan atas dasar itu ia melarang anggota jemaat Korintus menyembah berhala karena dengan demikian berarti mereka bersekutu dengan roh-roh jahat dan menodai jemaat-Nya.


Di zaman modern sepertinya praktik penyembahan berhala sudah sangat jarang terlihat atau terdengar..Tetapi sesungguhnya, penyembahan kepada apa atau siapa yang bukan Allah adalah dosa dan pelanggaran terhadap Allah.


Sebut saja dukun, paranormal, kekuatan mistis atau magis, dan lain-lain. Atau, jika seseorang lebih percaya, bersandar dan berserah kepada kekuatan manusia seperti: relasi, posisi, jabatan, karir atau diri sendiri daripada percaya kepada Allah, maka hal itu pun dapat dikategorikan sebagai penyembahan berhala. Karena mereka mengandalkan sesuatu yang bukan Allah, menjadi setara dan menggantikan posisi Dia.


Artinya, jika seseorang begitu “gila” atau terobsesi dengan kekayaan, harta benda, uang, bisnis, karir, relasi, hobby, kesenangan, dan lain-lain sehingga ia tidak mengutamakan Allah, maka ia telah menyembah berhala dan telah menggantikan posisi Allah di urutan nomor satu dalam kehidupan ini.


Hal ini tidak boleh disalahartikan dengan mengambil kesimpulan bahwa orang Kristen adalah orang yang cuek, malas, tidak mau tahu dengan urusan pekerjaan, bisnis, karir, dan lain-lain. Mereka hanya tidak mengandalkan hal-hal tersebut seperti mengandalkan Allah. Dan tidak me-nomor-satu-kan semua itu sehingga me-nomor-dua-kan, menggantikan atau pun mengabaikan Dia.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa menyembah Engkau saja bukan yang lain. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

KESATUAN DI DALAM JEMAAT

Kamis, 9 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 10:14-17


10:14 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!
10:15 Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
10:16 Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?
10:17 Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.


Setelah menyinggung soal penyembahan berhala, Paulus menyebut kata cawan, roti dan satu tubuh. Artinya, anggota jemaat Korintus yang menyembah berhala akan menistai atau menodai tubuh Kristus atau jemaat yang adalah satu.


Melalui hal ini dapat ditemukan bahwa Paulus memandang persatuan dan kesatuan jemaat sebagai sesuatu yang sangat penting yang harus dijaga. Bagi dia, menjaga persatuan dan kesatuan jemaat bukan semata-mata untuk kelanggengan organisasi, melainkan karena hal tersebut merupakan kehendak Kristus. Di kitab Yohanes pasal 17, Yesus berdoa untuk persatuan dan kesatuan murid-muridNya. Bahkan tingkat atau kualitas kesatuan yang Yesus harapkan adalah seperti kesatuan di antara diri-Nya dan Bapa di Sorga.


Di zaman modern, hubungan yang dangkal di antara orang-orang Kristen merupakan hal yang biasa yang sudah diterima. Tidak sedikit orang-orang Kristen yang usai mengikuti Kebaktian Minggu langsung menuju halaman parkir, masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin, menekan gas lalu segera meluncur pulang atau menuju tempat lain yang menyenangkan bagi mereka. Orang-orang Kristen tersebut bukan saja tidak ber-fellowship tetapi sangat mungkin pula bahwa mereka tidak mengenal satu dengan yang lain.


Kebenaran ini semestinya tidak ditanggapi sebagai suatu serangan yang menyinggung atau menjelek-jelekkan orang-orang Kristen tertentu. Tetapi justru sebaliknya, sebagai suatu fakta atau realitas yang menunjukkan atau membuktikan bahwa Doa Yesus tentang persatuan dan kesatuan jemaat harus diingat dan direalisasikan.


Upaya persatuan dan kesatuan ini tentu saja tidak berasal dari satu pihak seperti anggota jemaat atau pendeta saja. Tetapi baik pendeta, penatua, majelis, pengurus, staff full time, part time, dan setiap anggota jemaat perlu memulai bersama-sama, menggalakkan dan membangun persatuan dan kesatuan di dalam jemaat.


Mengenai tindakan, program atau kreativitas yang perlu dilakukan tentunya harus direncanakan atau dijadwalkan. Tetapi hal yang paling penting dan utama adalah bagaimana setiap orang Kristen mempunyai keyakinan yang dalam tentang persatuan dan kesatuan tersebut di dalam jemaat.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa menjaga dan meningkatkan persatuan dan kesatuan jemaat dari waktu ke waktu. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

MERESPON PENCOBAAN

Rabu, 8 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 10:13


10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.


Di padang gurun nenek moyang bangsa Israel mengalami tantangan atau pencobaan hidup. Sesuatu yang dapat menjadikan mereka lebih bergantung, lebih bersandar dan lebih dekat kepada Allah. Tetapi, sejumlah besar dari antara bangsa itu merespon tantangan atau pencobaan yang mereka alami dengan salah atau tidak benar. Bangsa yang keluar dari perbudakan Mesir itu tidak percaya kepada Allah tetapi kepada berhala dan kepada diri mereka sendiri. Mereka bercabul, mencobai Allah dan bersungut-sungut.


Melalui tulisan ini Paulus hendak mengatakan bahwa pencobaan yang dialami oleh manusia, termasuk nenek moyang bangsa Israel, dan orang-orang Kristen di zaman modern, tidak melebih kekuatan manusia itu sendiri. Sehingga tidak ada alasan untuk jatuh ke dalam dosa, apalagi berseru meminta tolong kepada berhala, bercabul, mencobai Allah, bersungut-sungut atau jatuh ke dalam dosa-dosa yang lain.


Di samping itu Allah pun setia kepada umat-Nya. Ia memberikan kekuatan dan jalan keluar. Seandainya, nenek moyang bangsa Israel di padang gurun mau bergantung, bersandar kepada Allah, sabar dan menguasai diri mereka, pastilah mereka dapat melewati tantangan dan pencobaan yang mereka alami. Demikian pula orang-orang Kristen di zaman modern, tidak perlu menjadi kuatir, tidak percaya, panic, takut atau negatif sehingga merespon pencobaan dengan cara yang salah.


Di masa-masa pencobaan semestinya orang Kristen semakin bersandar kepada Allah bukan kepada yang lain seperti: materi, posisi, jabatan, relasi, atau diri sendiri. Dengan demikian mereka dapat semakin bertumbuh, lebih dekat dan lebih mengenal Allah dan kebenaran-Nya.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar senantiasa dapat merespon pencobaan dengan benar dan semakin bersandar kepada Engkau. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

WASPADALAH! WASPADALAH!

Selasa, 7 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 10:12


10:12 Sebab itu siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!


Perkataan Paulus ini masih berkaitan dengan kisah tentang nenek moyang bangsa Israel di padang gurun. Mereka menyembah berhala, bercabul, mencobai Allah, dan bersungut-sungut secara tiba-tiba, atau terjadi begitu saja tanpa suatu awal atau sebab-sebab kecil yang terjadi sebelumnya.


Ketidakpercayaan, kesombongan, tidak berterima kasih, tidak hormat, tidak patuh, egois, iri hati, genit, malas, dan dosa-dosa kecil yang tidak terlihat secara jelas oleh Musa atau pemimpin rohani bangsa itu. Selanjutnya nenek moyang bangsa Israel yang tidak rohani itu pun mulai membicarakannya, bersatu, mengkristal menjadi kumpulan pendosa. Mereka menentang dan memberontak Allah dengan cara menyembah berhala, bercabul, mencobai Dia dan bersungut-sungut.


Paulus mengingatkan jemaat Korintus agar tidak menjadi sombong secara rohani, tetapi waspada dan menjaga diri mereka agar tidak jatuh, menjadi lemah secara rohani dan akhirnya murtad dari Allah.


Pesan Paulus tentu saja berlaku juga bagi orang Kristen di zaman modern. Orang-orang Kristen di zaman ini semestinya mengambil pelajaran dari kisah tentang nenek moyang bangsa Israel, dan tidak menjadi sombong secara rohani, tetapi waspada dan menjaga diri mereka agar tidak jatuh, atau lemah secara rohani. Sehingga dengan demikian mereka akan masuk ke tanah perjanjian yang disediakan Allah yaitu Sorga.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar senantiasa dapat menjaga diri, waspada, tidak sombong, atau lemah secara rohani sehingga hamba dapat tiba di Sorga, di tanah yang Engkau janjikan. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

BELAJAR DARI MASA LALU

Senin, 6 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 10:3-5


10:3 Mereka semua makan makanan rohani yang sama
10:4 dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
10:5 Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.


Meskipun nenek moyang bangsa Israel telah dibaptis menjadi pengikut Musa, makan makanan dan minum minuman rohani yang sama, dari batu karang rohani yang sama, hal itu tidak menjamin bahwa mereka semua berkenan di hadapan Allah. Mengapa demikian? Karena dari antara nenek moyang bangsa Israel tersebut, terdapat sejumlah besar orang yang tidak berkenan di hadapan Allah yang melakukan hal-hal yang jahat, menyembah berhala, mencobai Allah, melakukan percabulan dan bersungut-sungut.


Melalui gambaran tersebut, Paulus mengambil suatu pelajaran dan kesimpulan bahwa orang-orang Kristen yang meskipun telah dipilih oleh Allah, dan telah menikmati berkat-berkat rohani dari Allah, dapat berhenti atau gagal di tengah jalan karena dosa-dosa yang mereka perbuat.


Timbul pertanyaan, bukankah Allah adalah pribadi yang Maha Kasih, Pengampun dan Penyayang? Apakah atau mengapa ia tidak dapat mengampuni mereka yang melakukan kesalahan? Bukankah Yesus Kristus telah mati di atas kayu salib untuk mengampuni dosa-dosa manusia?


Sepertinya Paulus tidak mau berspekulasi dengan semua itu. Ia mengambil kisah nyata tentang nenek moyang Israel di zaman Perjanjian Lama sebagai dasar atau alasan untuk menjaga diri dari dosa, dan sungguh-sungguh menjaga keselamatan yang dianugerahkan kepadanya oleh Dia.

Paulus tidak mau menyalahgunakan kasih dan pengampunan Allah untuk melakukan dosa dengan sesuka hati dan terus menerus. Karena jika demikian, maka orang yang seperti itu mungkin bukan saja tidak mengerti akan kasih dan pengampunan Allah, tetapi mungkin sedang mencobai Allah, atau mungkin pula sedang menyalahgunakan kasih dan kebaikan Allah.

Jika demikian, semestinya kasih dan kebaikan Allah menjadi semangat dan pendorong bagi orang Kristen untuk hidup benar dan bertumbuh di dalam Dia, bukan malah menjadi orang yang lebih buruk atau semakin banyak melakukan dosa dan kejahatan.


Jadi, keberadaan kasih karunia Allah di dalam diri seseorang tercermin dari bagaimana respon yang terpancar dari dalam diri orang tersebut. Jika respon orang tersebut benar, maka benarlah ada terdapat kasih karunia di dalam diri orang tersebut. Jika tidak, maka patut untuk dipertanyakan apakah orang tersebut telah mengerti akan kasih karunia Allah terhadap dirinya.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar senantiasa dapat menjaga diri dan keselamatan dari Engkau, dan tidak menyalahgunakan kasih karunia dari Mu. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

KEMURTADAN

Minggu, 5 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 10:1-2


10:1 Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
10:2 Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.


Paulus belajar dari sejarah. Melalui Perjanjian Lama, ia melihat adanya hubungan antara Musa dan Kristus, Israel dan jemaat, dan baptisan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.


Dari sana ia mengambil kesimpulan, jika pada masa Perjanjian Lama Allah dapat menolak atau tidak menerima orang yang telah mengikut Musa dan dibaptis, maka di zaman Perjanjian Baru, Ia pun dapat menolak atau tidak menerima orang yang meskipun telah menjadi pengikut Kristus dan telah dibaptis. Mengapa dan bagaimana hal itu dapat terjadi?


Di zaman Perjanjian Lama, mereka bukan saja tidak percaya, tidak patuh dan bersungut-sungut, tetapi mereka juga telah menolak Allah dan hamba-Nya, Musa, dengan cara menyembah berhala atau allah lain yaitu patung lembu emas.


Orang Kristen mungkin dapat jatuh ke dalam dosa terhadap sesama atau diri sendiri seperti dosa pikiran jahat, hawa nafsu, iri hati, percabulan, pencurian, dan lain-lain. Tetapi, bagaimanakah seseorang dapat bertobat dari dosa-dosa semacam itu jika ia sama sekali sudah tidak menghormati Allah, menolak, menghina bahkan menggantikan-Nya dengan allah lain? Penerimaan seseorang terhadap Allah tentu saja sangat mendasar, bukan?


Mungkin, penolakan semacam itulah yang disebut dengan kemurtadan yaitu suatu perubahan total di dalam diri seseorang. Dari rohani menjadi duniawi, dari Allah ke allah lain, dari percaya menjadi benci terhadap Dia, dari pengikut Kristus menjadi penganiaya jemaat, dan perubahan-perubahan lainnya yang terjadi secara total, mutlak dan menyeluruh.


Artinya, keselamatan dapat terlepas dari diri seseorang ketika orang tersebut telah murtad dari Allah, menolak atau tidak menerima Dia lagi, dan telah mengalami perubahan total dari rohani menjadi antikristus. Dan kemungkinan ini dapat saja terjadi di dalam diri seorang Kristen yang tidak menjaga hati dan imannya terhadap Allah. Bukankah di masa sekarang pun telah terdapat penolakan terhadap Allah secara berani dan terang-terangan? Mereka mengejek, merekayasa, menyebar isu, merendahkan, dan menjatuhkan Yesus dan orang-orang Kristen? Sebut saja tulisan Davinci Code, Your God Is Not So Great, dan sejumlah tulisan-tulisan sesat lainnya.


Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar senantiasa dapat menjaga hati dan iman hamba terhadap Engkau. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

KESELAMATAN

Sabtu, 4 Oktober 2008

Bacaan: I Kor 9:26-27


9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.


Melalui perkataan ini Paulus hendak mengatakan bahwa pemberitaan Injil yang ia lakukan selama itu bukan tanpa tujuan atau sasaran yang jelas. Ia sendiri turut serta di dalam pertandingan, memperhatikan, melatih dan melengkapi dirinya sehingga dapat memperoleh apa yang ia impikan atau cita-citakan.


Timbul pertanyaan, apakah seorang Kristen harus mengerjakan, mengupayakan atau memperjuangkan keselamatan? Bukankah keselamatan adalah kasih karunia dari Allah?


Tidak dapat dipungkiri atau diabaikan bahwa pemberitaan Injil yang Paulus lakukan adalah suatu tindakan, kerja, usaha, dan perjuangan. Aktifitas, mobilitas Paulus, komunikasi yang ia lakukan, tulisan, kunjungannya ke berbagai wilayah atau negara, ke tempat-tempat ibadah, ke jemaat-jemaat membuktikan bahwa ia bukan seorang yang duduk diam, tenang dan berpangku tangan.


Tetapi penting untuk diketahui bahwa semua yang ia lakukan bukan untuk mendapatkan keselamatan, karena keselamatan sesungguhnya telah ia peroleh ketika ia percaya kepada Kristus, bertobat dan dibaptis oleh Ananias di Damsyik.


Singkatnya, Paulus melakukan semua itu untuk menjaga dan memelihara keselamatan yang ia peroleh dari ancaman keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup, kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan, dan keinginan akan hal yang lain yang duniawi yang dapat mengubah pilihan, ketetapan, arah dan tujuan hidupnya (band. 1 Yoh 2:16; Markus 4:19).


Ayat Renungan:

1 Yoh 2:16; Markus 4:19

Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar senantiasa dapat menjaga dan memelihara keselamatan yang hamba peroleh dari Engkau. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.