Bacaan: Yohanes 1:19-28
Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: ”Siapakah engkau?”…Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: ”Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?”
Yohanes Pembaptis menarik perhatian banyak orang. Bukan hanya orang awam tetapi juga imam-imam, orang Lewi dan orang Farisi. Meski sesungguhnya ia tidak sedang berupaya menciptakan sensasi demi kepentingan dirinya sendiri.
Anda mungkin bertanya apa yang melatarbelakangi para imam atau orang Farisi tersebut sehingga mendatangi dan bertanya ini itu kepada Yohanes Pembaptis.
Penting diketahui sebelumnya bahwa ada terdapat 4 (empat) fakta penting yang mengundang tanya para imam atau orang Farisi yang mana adalah sebagai berikut:
1. Yohanes Pembaptis lahir dengan cara yang unik yaitu dari pasangan mandul Zakharia dan Elizabeth. Sebelum kelahirannya, ayah Yohanes Pembaptis yaitu Zakharia menjadi bisu persis setelah mendapat tugas di Bait Suci. Artinya, putra Zakharia adalah pria istimewa dari Tuhan. Pertanyaannya, siapakah dia?
2. Biasanya putra seorang imam juga adalah calon imam yang bertugas seperti ayahnya di Bait Allah. Tetapi, Yohanes Pembaptis tidak menjadi imam di Bait Allah melainkan menjadi pengkhotbah baru di padang gurun.
3. Penampilan Yohanes juga sangat unik dan berbeda. Ia tidak mengenakan jubah seperti imam pada umumnya tetapi pakaian yang terbuat dari bulu unta.
4. Putra Zakharia yang istimewa itu membaptis banyak orang dari berbagai kelompok atau golongan hingga ke seluruh daerah Yordan.
Dari fakta-fakta tersebut, maka para imam dan orang Farisi mempunyai 2 (dua) pertanyaan utama yaitu siapakah dia dan apa dasar atau sebagai apa ia membaptis orang-orang?
Karena bagi agama Yahudi pada zaman itu hanya ada tiga jenis petinggi agama yang umum atau lazim di tengah masyarakat mereka. Pertama, yaitu imam dari keturunan Lewi yang bertugas di Bait Suci. Kedua, yaitu ahli Taurat dan orang Farisi sebagai ahli kitab PL dan Pentateukh. Mereka menuangkan hasil interpretasi berupa penjelasan dan aturan-aturan ke dalam kitab-kitab baru bernama Mishnah dan Talmud*). Dan yang ketiga adalah Sanhendrin, yang bertugas seperti polisi yang menginvestigasi ajaran atau pengajar sesat serta memberantasnya. Di kitab Kisah Para Rasul disebutkan sejumlah ajaran sesat yang terdaftar di catatan Gamaliel. Juga, orang-orang Kristen yang diusahakan kemusnahannya oleh Paulus yang pada masa itu masih menjabat sebagai seorang Sanhendrin.
Menjawab pertanyaan para imam dan orang-orang Farisi, Yohanes Pembaptis mempunyai dasar yang sangat kuat. Dengan mengutip Kitab Yesaya, ia menyatakan bahwa dirinya adalah orang yang berseru-seru di padang gurun untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan.
Para imam dan orang Farisi menghadapi tantangan baru yaitu antara berpegang teguh kepada legalisme dan tradisi agamawi atau fakta bahwa Allah sedang memenuhi janji-Nya melalui Yohanes Pembaptis. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah karena menurut pengakuan Yohanes Pembaptis ia hanya orang yang berseru dan mempersiapkan jalan. Sedang spot light-nya adalah Yesus, Tuhan yang datang melawat umat-Nya di dunia.
Tentu saja pernyataan-pernyataan semacam ini sangat menggemparkan. Orang-orang diperhadapkan pada tanda tanya, apakah ini omong kosong, bercanda, atau 100% benar. Dan kisah-kisah selanjutnya tentang Yesus yang disertai berbagai bukti, kuasa, mujizat, hikmat, dan banyak hal lain lagi semakin mengerucut dan mengkristal. Sehingga, para imam dan orang-orang Farisi hanya punya 2 (dua) pilihan. Percaya atau tidak percaya? Menerima atau memusnahkan Kristus dan pengikut-pengikut-Nya?
Dan Anda tahu pada akhirnya bahwa para imam, orang Farisi, ahli Taurat tahu bahwa Yesus tak dapat dimusnahkan bahkan ia bangkit dari mati. Tetapi entah mengapa mereka masih tetap saja menentangnya dan menyebar isu palsu bahkan membayar orang-orang untuk mengatakan bahwa mayat Yesus dicuri oleh murid-murid-Nya.
Kesimpulannya adalah:
1. Penampilan bukanlah ukuran kerohanian. Meski Yohanes Pembaptis mengenakan jubah dari bulu unta yang berbeda dari yang lain, tidak berarti bahwa ia bukan orang yang berkenan atau yang bukan diutus oleh Allah.
2. Jika tidak menjaga hatinya, petinggi-petinggi agama pun dapat menjadi pendusta. Atau, pendusta-pendusta pun dapat berjubah petinggi agama.
3. Tuhan menghendaki pertobatan, perubahan hati, dan pertumbuhan rohani dari umat-Nya. Bukan legalisme.
4. Allah pasti menggenapi nubuatnya. Bersiap sedialah!
*) Mishnah adalah kitab yang berisi tentang penjabaran hukum-hukum dan aturan-aturan hasil rumusan atau interpretasi orang-orang Farisi yang telah disahkan. Talmud adalah kitab yang menjelaskan kitab Mishnah. Tentang Sabat saja, kitab Mishnah menghabiskan 24 bab dan kitab Talmud Babylonia menghabiskan 312 halaman folio. (hal 206 PASH Yohanes oleh DR. William Barclay, BPK. Gunung Mulia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar