Kamis, 23 April 2009

Membawa ALLAH dan Manusia


Bacaan: Yohanes 1:14

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Menurut sejarahwan atau pakar ilmu teologi, Injil Yohanes ditulis oleh rasul Yohanes dan seorang penatua yang juga bernama Yohanes. Mereka berdua pada zamannya tinggal di jemaat Efesus. Kesimpulan itu didasari oleh tahun dan lokasi penulisan rasul Yohanes dan penatua Yohanes yang bersamaan. Rasul Yohanes menulis Injil Yohanes dan surat 1 Yohanes sedangkan penatua Yohanes menulis surat 2 Yohanes dan 3 Yohanes. Besar kemungkinan tercipta kerjasama antara keduanya. Mungkin rasul Yohanes meng-imla-kan kemudian penatua Yohanes menuliskannya di atas lembar papirus. Itu juga yang mungkin menyebabkan mengapa rasul Yohanes tidak menyebutkan namanya atau “aku” atau “saya” tetapi menggunakan sebutan lain yaitu “murid yang dikasihi Yesus”.

Sedangkan latar belakang dari tulisan Injil Yohanes adalah bahwa di sana yaitu di Efesus waktu itu terdapat orang-orang Kristen yang meminta kesediaan rasul Yohanes untuk menuliskan Injil tentang Yesus. Setelah sekian lama menjadi murid-Nya tentulah ia mempunyai pengertian atau kesimpulan dari apa yang telah ia dengar dan saksikan. Dengan demikian, ia dapat memberikan pengajaran kepada jemaat dan orang-orang Kristen di masa yang akan datang.

Di samping itu ada lagi alasan yang mendesak mengapa rasul Yohanes harus menuliskannya. Karena pada zaman itu banyak sudah ajaran-ajaran sesat seperti gnostisme yang percaya bahwa Allah PL adalah Allah yang kejam, yang tidak bersentuhan dengan benda dan bukan sang pencipta langit dan bumi. Di tambah lagi, pada waktu itu terdapat fanatis Yohanes Pembaptis yang meninggikan nabi berpakaian bulu unta itu sampai kelewat batas.

Hal lain lagi dari latar belakang penulisan rasul Yohanes adalah bahwa ia sedang mengkomunikasikan Yesus kepada bangsa Yunani. Caranya adalah dengan mengasosiakan tradisi atau budaya berpikir orang Yunani yang percaya bahwa hikmat, pikiran atau nalar manusia itu berasal dari Tuhan. Hanya saja mereka tidak dapat melihat-Nya. Tetapi mereka percaya bahwa di mana ada keteraturan di sana ada Tuhan atau campur tangan-Nya.

Berbeda dengan orang Kristen, mereka dapat melihat hikmat dan pikiran Tuhan dengan sempurna melalui Yesus. Ia nyata di hadapan mereka, menjadi manusia dan ada di dalam daging. Suatu cara brilian Allah mengkomunikasikan diri-Nya yaitu hati dan pikiran-Nya. Jauh lebih efektif dari metode komunikasi audio visual tercanggih sekalipun. Semua tentang Allah jelas melalui Yesus. Harapan dan kasih-Nya kepada manusia. Oleh sebab itu, di awal tulisannya, Yohanes memulai dengan pengertian dan kesimpulannya tentang Yesus. Bahwa Ia adalah firman yang sudah ada pada mulanya, yang bersama-sama dengan Allah dan adalah Allah.

Bagaimana dengan injil-injil yang lain yaitu Matius, Markus dan Lukas? Ketiganya menuliskan fakta-fakta tentang Yesus secara kronologis dan sistematis. Dimulai dari catatan tentang garis keturunan. Sesuatu yang menandakan ciri penulisan bangsa Yahudi. Seperti istilah dalam ilmu komunikasi atau marketing, ketiga injil tersebut sedang membidik segmen atau pasar Yahudi. Sedang Injil Yohanes yang ditujukan kepada bangsa Yunani.

Ditinjau dari waktu penulisannya, Injil Yohanes ditulis setelah ketiga injil tadi. Dan diasumsikan bahwa Yohanes menuliskannya setelah membaca injil-injil tersebut. Dengan demikian ia dapat melengkapi apa yang belum disampaikan oleh rekan-rekan kerjanya yaitu Matius, Markus dan Lukas.

Secara esensial, pernyataan Yohanes tentang Yesus mengandung 2 (dua) hal penting. Pertama, yaitu bahwa Yesus adalah gambar wujud Allah (exact representataion of God) sebagai penyataan diri Allah kepada manusia. Kedua, yaitu bahwa Yesus adalah gambar Allah sebagai teladan atau contoh bagi keturunan Adam yang dulu pernah diciptakan segambar dan serupa dengannya. Hanya saja, Adam telah jatuh dan terkontaminasi dengan dosa (band. Roma 5:12-21). Atau, sederhananya, tujuan Yesus datang ke dunia dan menjadi manusia adalah untuk membawa Allah kepada manusia dan membawa manusia kepada Allah.

Jadi, jelas-lah alasan mengapa Yesus mengamanatkan kepada murid-murid-Nya untuk pergi dan menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya (band. Mat 28:19-20). Itu semata-mata bukan untuk memperbanyak jumlah pengikut, memperbesar kelompok atau golongan religi. Tetapi, karena kedatangan Yesus mengandung rencana atau rancangan Allah bagi manusia yang berdosa. Mereka butuh model, contoh atau teladan yaitu Yesus. Sehingga dengan menjadi murid-Nya berarti mereka kembali kepada gambar dan rupa Allah yang sejak semula Tuhan karuniakan kepada manusia. Dengan demikian mereka menjadi seperti Allah. Kualitas-kualitas internalnya, karakter, hati, pikiran, dan sifat-sifatnya. Tak heran mengapa Daud mengungkapkan kedahsyatan rancangan ini di Mazmur 8:5-6

Apakah manusia sehngga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia sehingga Engkau mengindahkannya? …Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.

Dan sepertinya pengertian atau kesimpulan Yohanes serupa dan singkron dengan rasul Paulus dan penulis Kitab Ibrani yang menyatakan bahwa Yesus adalah setara (equal) dengan Allah (band. Fil 2:6-7). Ia adalah fully man dan fully God dan adalah exact representation dari diri Allah (band. Ibrani 1:2-3).

Referensi: PASH Yohanes oleh DR. William Barclay. Penerbit: BPK Gunung Mulia; Mac Arthur Study Bible; NASB (New American Standard Bible).


Tidak ada komentar: