Selasa, 28 April 2009

RENDAH DIRI ATAU NGERTI PERAN?


Bacaan: Yohanes 3:26-30

3:26 Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."
3:27 Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
3:28 Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
3:29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
3:30 Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil

Di masa mudanya, rasul Yohanes pernah melakukan kesalahan. Ia begitu berambisi mendapatkan posisi di sebelah kiri atau kanan Yesus. Sudah tentu, bukanlah ambisi yang ingin maju dan bertumbuh yang menjadi kesalahan murid yang dikasihi Yesus tersebut, tetapi, motifnya. Ia ingin menjadi orang penting, terpandang, atau sesuatu seperti penguasa di zamannya tanpa mengerti tentang kepemimpinan dan kepelayanan menurut Yesus. Itu juga sebabnya mengapa ia dan saudaranya Yakobus mengajukan diri melalui ibu mereka. Dan mungkin pula mereka pun tahu bahwa proposal yang mereka ajukan adalah jenis proposal coba-coba. Kali-kali aja diterima. Kalau nggak ya nggak apa-apa. Mungkin pikir mereka begitu.

Tetapi, setelah sekian lama menjadi murid-Nya, rasul Yohanes mempunyai pandangan yang sangat berbeda tentang jabatan atau posisi. Terbukti dengan bagaimana ia mengingat kata-kata Yohanes Pembaptis dengan sangat baik. Sesuatu yang mungkin sangat menggugah dan berkesan di hatinya.

…"Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga (Yohanes 3:27).

Rasul Yohanes mengerti bahwa posisi, jabatan atau peran adalah karunia atau anugerah dari Tuhan bukan karena, bukan dari atau oleh diri sendiri. Jika bukan Tuhan yang mengaruniakan atau menganugerahkan, maka tidak seorang pun yang dapat mempunyai atau memilikinya.

Mengenai kata-kata Yohanes Pembaptis, itu bukanlah berasal dari diri yang minder tetapi dari diri yang mengerti perannya di hadapan Tuhan. Putra Zakharia tersebut bukanlah seorang yang rendah diri. Sebaliknya, ia adalah seorang yang percaya diri. Sebagai pria keturunan Lewi, Yohanes Pembaptis tampil di depan publik, dikenal dan terkenal. Kemampuan public speaking nya pun sangat tinggi. Suaranya lantang. Bukan rendah atau pelan. Dan, ia disebut sebagai orang yang berseru-seru di padang gurun.

Yohanes Pembaptis sangat mengerti peran-nya yaitu bahwa ia adalah sahabat mempelai yaitu Yesus*). Di acara pernikahan, ia seperti seorang best man dari mempelai pria, yang membantu, mengurus, memastikan, melengkapi, dan menyempurnakan acara, demi kepentingan atau kebaikan sahabatnya yaitu si mempelai.

Fokus seorang best man bukanlah dirinya tetapi sahabatnya yaitu mempelai. Ia sangat bersukacita dan bergembira terhadap mempelai yaitu sahabatnya sampai-sampai tidak pernah memikirkan tentang tingkatan posisi, jabatan, untung-rugi, antar ia dan mempelai tersebut. Sukacitanya adalah acara yang berjalan dengan lancar dan sukses, dan mempelai pria bertemu dengan mempelai wanita.

Orang-orang Kristen di masa kini perlu belajar dari Yohanes Pembaptis untuk mengerti perannya masing-masing. Bukan mengharapkan peran yang besar-besar saja, yang dilihat atau disaksikan banyak orang, sehingga mendapat pujian, hormat dan popularitas. Karena sesungguhnya, memang ada peran yang kecil dan besar, tetapi keduanya adalah sama di hadapan Tuhan, tergantung bagaimana seseorang menerima dan menjalankannya (band. Mat 25:14-46).

Seperti halnya rasul Yohanes, ia pun sudah tahu perannya sehingga tidak pernah lagi mengajukan proposal ekslusif itu apalagi melalui ibunya.

Atau, sebaliknya, jika memang Tuhan mengaruniakan Anda peran yang besar, mengapa tetap di peran yang kecil seperti waktu Gideon bersembunyi di tempat pemerasan anggur?

Jadi, salah satu tugas orang Kristen, mungkin termasuk Anda dan saya, adalah mengenali peran nya dan menjadi efektif dan optimal bagi Tuhan di sana.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba mengenali peran hamba dan menjadi efektif dan optimal bagi Engkau di sana. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

*)Orang Yahudi mengerti bahwa yang dimaksud dengan mempelai pria adalah Tuhan, dan mempelai wanita adalah bangsa Israel. Sehingga dengan demikian, perpindahan agama seperti penyembahan berhala disebut perzinahan spiritual.

Tidak ada komentar: