Selasa, 07 April 2009

SUKA TIDAK SUKA


Bacaan: Yohanes 1:6-8, 15

1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu
1:15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: ”Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.”

Yohanes Pembaptis sangat dihormati dan disegani banyak orang sebagai seorang nabi yang berasal dari Allah. Bukan karena mujizat yang ia lakukan tetapi karena seruan pertobatannya yang menggetarkan dan menantang hati orang-orang di zamannya. Dan memang di Alkitab tidak tercatat ada satu mujizat pun yang ia lakukan.

Realitas ini mengungkapkan kebenaran-kebenaran bagi kekristenan di masa kini bahwa seorang pendeta, penginjil atau hamba Tuhan semestinya bukan menyerukan berita mujizat tetapi berita atau pesan pertobatan.

Seperti halnya di zaman Yesus dan para rasul, mujizat ada menyertai pemberita atau pemberitaan Injil tetapi bukan menjadi berita atau pesan utama. Lagipula sesungguhnya iman bukan timbul dari "melihat mujizat" tetapi dari "mendengarkan firman Tuhan".

Perhatikan saja bangsa Israel yang sudah menyaksikan 10 (sepuluh) tulah. Mereka telah menyeberang laut Teberau. Menyaksikan tiang awan dan tiang api setiap hari. Siang dan malam. Makan manna, daging burung, dan minum air pahit yang berubah menjadi manis. Tetapi bagaimanakah kondisi iman mereka? Sepertinya tak ada yang berubah. Bangsa itu tetap degil dan keras kepala. Mengapa demikian? Karena mereka hanya melihat mujizat tetapi tidak mendengarkan atau memperhatikan firman-Nya.

Jadi, sikap yang mendiskreditkan pendeta, penginjil atau hamba Tuhan yang tidak menyerukan mujizat adalah sangat tidak alkitabiah.

Bagaimana dengan penilaian kesuksesan pengkhotbah berdasarkan tingkat ekonominya? Itu pun perlu diuji dan dipertanyakan. Perhatikanlah Yohanes Pembaptis. Ia adalah seorang yang sederhana yang mengabdikan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan. Pakaiannya terbuat dari bulu unta sedangkan makanannya adalah madu hutan. Apakah ini berarti bahwa ia adalah pengkhotbah yang tidak sukses, yang gagal atau yang tidak diberkati Tuhan? Tentu saja tidak, bukan? Tidak pula berarti bahwa para pengkhotbah Kristen harus berpenampilan miskin, seperti gelandangan atau wajib sama seperti Yohanes yang di masa itu persis seperti nabi Elia.

Yohanes Pembaptis disukai Herodes meski raja itu tidak mau bertobat. Sedangkan Herodias tidak demikian karena ia merasa terganggu dengan kehadiran dan seruan pertobatannya. Berbeda halnya dengan sejumlah orang di masa itu. Mereka bertobat dan sangat menghormati Yohanes sebagai nabi Tuhan.

Ada terdapat 3 (tiga) jenis respon orang terhadap khotbah atau pengkhotbah pertobatan yaitu sebagai berikut:
1. Orang yang suka tetapi tidak mau bertobat. Contohnya, Raja Herodes.
2. Orang yang tidak suka khotbah pertobatan tetapi khotbah yang entertaining atau yang menyenangkan (band. 2 Tim 4:3-4).
Khotbah atau pengkhotbah yang disukai orang-orang semacam itu tentu saja tidak menyampaikan pesan yang utuh dari Kitab Suci. Biasanya hanya membahas seputar kesuksesan materi, berkat, kata-kata bijak, hiburan, humor, jokes, atau cerita-cerita yang lucu. Tidak salah mungkin dalam banyak hal yang disampaikan. Tetapi, permasalahannya adalah bahwa mereka tidak sedang menyampaikan berita utama. Padahal seruan pertobatan adalah pesan penting atau sentral di Alkitab.
3. Orang yang suka mendengarkan khotbah dan bertobat. Contoh: Orang-orang Yahudi di Berea (band. Kis 17:11)

Secara emosi, inilah berbagai jenis respon orang terhadap khotbah pertobatan:
1. Tidak mau bertobat, marah, apatis, tidak mau tahu, menentang, melawan, mendiskreditkan atau mungkin menganiaya si pemberita.
2. Menghindar atau mengalihkan diri kepada khotbah yang entertaining atau menghibur. Orang-orang semacam itu akan mendapatkan sukacita yang semu.
3. Suka mendengar khotbah pertobatan, merasa tertusuk hatinya, sedih, menyesali dosa-dosanya, tetapi kemudian merasakan kelegaan atau sukacita yang berasal dari Tuhan (band. Kis 3:19).

Yohanes Pembaptis adalah gambaran tentang orang Kristen yang sejati. Seorang yang dihormati dan disegani karena integritas dan kasihnya. Hanya saja orang tidak menyukai pesan atau berita yang ia bawa.

Gereja di abad pertama pun demikian. Dalam hal tertentu mereka disukai banyak orang. Integritas, kasih, perhatian dan kepedulian mereka sangat disukai. Para pengusaha biasanya suka menawarkan posisi bendahara atau kasir kepada orang Kristen yang jujur. Jadi, lagi-lagi apa yang tidak disukai dari orang Kristen hanyalah pesan atau seruan pertobatannya. Mengapa? Jawabannya sederhana. Karena tidak semua orang mau bertobat. Ada orang-orang tertentu yang merasa terusik atau terganggu dengan seruan atau pesan-pesan semacam itu. Seperti yang pernah dinyatakan oleh Yesus bahwa domba-domba-Nya akan mengenal suara Dia. Sebaliknya yang tidak mengenali suara-Nya bukanlah domba-Nya. Saya yakin, yang dimaksud dengan suara-Nya adalah suara yang menyerukan pertobatan.

Sekali lagi saya katakan bahwa Yohanes Pembaptis sangat dihormati dan disegani banyak orang. Kebenaran ini ditunjukkan ketika Yesus bertanya kepada sejumlah petinggi agama Yahudi tentang baptisan Yohanes terhadap Dia. Ia bertanya, ”…menurut kamu baptisan Yohanes dari Tuhan atau dari manusia?” Mereka tidak berani menjawab dan bersikap serba salah. Jika mereka katakan dari Tuhan berarti Yesus pun dari Tuhan. Jika mereka katakan dari manusia berarti mereka menolak atau menentang Yohanes Pembaptis.

Dengan kata lain, peran Yohanes Pembaptis sangat penting pada pasca kedatangan Yesus. Alkitab menyebut dia sebagai seorang yang mempersiapkan jalan bagi-Nya. Ia mengumpulkan orang-orang, membawa dan menyerahkannya kepada Yesus. Seolah berkata: ”Bertobatlah dan pergi mengikut Yesus! Aku akan semakin kecil tetapi Dia akan semakin besar!”

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa teguh di dalam pertobatan. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar: