Kisah Para Rasul ditulis oleh Lukas berkisar tahun 61-64 M. Seorang yang menulis salah satu dari ke-4 Injil yang juga adalah seorang tabib. Kisah ini dimulai dengan bincang-bincang antara Yesus dan murid-murid-Nya setelah kematian-Nya. Kemudian setelah 40 hari lamanya menjelaskan tentang Kerajaan Allah, Yesus terangkat ke Sorga.
Selain berisi tentang sejarah gereja atau sejarah Kristen di abad pertama, Kisah Para Rasul juga berisi tentang kerja dan kuasa Roh Kudus yang dijanjikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya. Mereka menantikan-Nya dengan tekun berkumpul dan berdoa. Sehingga dari sana dapat kita saksikan bagaimana Tuhan bekerja memulai jemaat-Nya, membangun-Nya, menumbuhkan dan mengembangkan-Nya. Mulai dari hari Pentakosta hingga jemaat bertumbuh dan berkembang ke berbagai tempat. Roh yang dijanjikan itu membawa Filipus untuk bertemu-temu dengan Sida-Sida. Ia juga-lah yang meyakinkan Petrus bahwa Allah juga berkenan kepada orang non-Yahudi. Petrus dipertemukannya secara unik dengan perwira Itali yang bernama Kornelius yang tidak lama setelah itu menjadi murid-Nya dan dibaptis di dalam Kristus.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Allah tidak memandang bulu. Ia bukan hanya menyelamatkan orang Yahudi tetapi juga orang non-Yahudi. Hal ini penting dicatat karena sejak dahulu kala orang-orang Yahudi yang menganggap dirinya keturunan Abraham secara lahiriah saja yang diselamatkan. Bahkan termasuk para rasul seperti Simon Petrus pun berpikir demikian.
Jadi, betapa pentingnya kitab ini. Tanpa bermaksud meninggikan-nya dari kitab yang lain, pemimpin-pemimpin Kristen tertentu memandangnya sebagai kitab favorit. Karena, Kisah Para Rasul adalah inspirasi dan motivasi bagi banyak pemimpin Kristen. Dari sana mereka dapat bercermin, menemukan gap yang besar tentang kualitas kerohanian gereja atau orang Kristen di abad pertama dan di masa kini. Disamping itu, pemimpin atau umat Kristen juga dapat memperoleh keyakinan atau semangat bahwa Tuhan pasti menyertai jemaat-Nya, meskipun di tengah kesulitan, kesukaran dan penganiayaan.
Seperti halnya yang dialami oleh jemaat dan murid-murid Kristus di abad pertama, mereka dianiaya. Para rasul seperti Petrus dan Yohanes dihadapkan ke mahkamah agama. Mereka disesah dan dipenjara. Tetapi, di sana jugalah diberitahukan tentang bagaimana Tuhan melepaskan mereka dari penjara dan berbagai bahaya yang mengancam. Termasuk tentang Paulus yang selalu luput dari buruan orang-orang Yahudi yang bersumpah ingin membunuhnya. Dan lucunya, dengan cara-Nya yang unik, Tuhan mengawal Paulus dengan iring-iringan tentara Roma yang besar hingga akhirnya tiba di kota Roma, kota yang sekian lama ia doakan untuk dapat tiba di sana.
Kisah Para Rasul pada akhirnya banyak mencatat tentang Paulus. Hal ini menandakan bahwa setelah perpisahannya dengan Barnabas dan Markus atau yang disebut Yohanes, Paulus melanjutkan penginjilan keliling-nya dengan Timotius, Aristarkhus, Demas, Titus dan seorang tabib yang bernama Lukas. Lukas lah yang mengobati dan merawat kesehatan Paulus yang kemungkinan menderita penyakit pada bagian mata, dan lain-lain akibat penganiayaan. Sehingga dengan demikian, Lukas yang tampaknya hanya seorang tabib, ternyata punya peran penting dan sangat berarti bagi kekristenan hingga di masa kini. Karena, kitab yang ditulisnya yaitu Kisah Para Rasul juga memberikan gambaran yang jelas tentang latarbelakang dari surat-surat Paulus dan jemaat-jemaat yang dibangunnya.
Sebagai tambahan, berikut di bawah ini adalah catatan-catatan penting yang melaluinya dapat kita peroleh gambaran tentang orang Kristen di abad pertama.
1. Tentang keselamatan yaitu berupa pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus diperoleh dari pertobatan dan baptisan (band. Kis 2:38).
2. Tentang apa yang semestinya dilakukan orang-orang Kristen di Kebaktian. Mereka berdoa, memuji Allah, memecah-mecahkan roti, mendengarkan firman atau pengajaran para rasul, dan ber-fellowship. Mereka bersatu, gembira, dan tulus hati (band. Kis 2:42-47).
3. Tentang penginjilan: Setiap anggota jemaat turut terlibat tanpa kecuali. Bukan hanya para rasul atau orang-orang tertentu saja. Orang-orang Kristen semestinya mempunyai misi di dalam hati dan jiwa mereka. Meskipun dianiaya, jemaat itu pergi, dan tersebar bukan untuk bersedih atau mengasihani diri tetapi untuk memberitakan firman. Bahkan di tengah situasi dan cara yang demikian, jemaat menjadi semakin banyak dan semakin bertumbuh jumlahnya.
4. Tentang posisi mereka di tengah masyarakat. Orang-orang Kristen di abad pertama disukai, disegani dan dihormati dalam hal integritas, kasih dan kepedulian mereka terhadap orang lain.
5. Tentang kesatuan dan kepemimpinan gereja. Para rasul memilih pelayan-pelayan meja. Mereka bersatu, menyelesaikan permasalahan internal dan sepakat mengatur atau membagi wilayah penginjilan.
6. Tentang kuasa Roh Kudus dan otoritas pemimpin di tengah jemaat. Ananias dan Safira mati seketika ketika berdusta kepada Petrus.
7. Kisah Para Rasul juga mencatat tentang titik balik seorang penganiaya bernama Saulus yang kemudian bertobat dan dinamakan Paulus. Dialah rasul Kristus yang besar dan yang terakhir.
8. Dan lain-lain
Selain berisi tentang sejarah gereja atau sejarah Kristen di abad pertama, Kisah Para Rasul juga berisi tentang kerja dan kuasa Roh Kudus yang dijanjikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya. Mereka menantikan-Nya dengan tekun berkumpul dan berdoa. Sehingga dari sana dapat kita saksikan bagaimana Tuhan bekerja memulai jemaat-Nya, membangun-Nya, menumbuhkan dan mengembangkan-Nya. Mulai dari hari Pentakosta hingga jemaat bertumbuh dan berkembang ke berbagai tempat. Roh yang dijanjikan itu membawa Filipus untuk bertemu-temu dengan Sida-Sida. Ia juga-lah yang meyakinkan Petrus bahwa Allah juga berkenan kepada orang non-Yahudi. Petrus dipertemukannya secara unik dengan perwira Itali yang bernama Kornelius yang tidak lama setelah itu menjadi murid-Nya dan dibaptis di dalam Kristus.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Allah tidak memandang bulu. Ia bukan hanya menyelamatkan orang Yahudi tetapi juga orang non-Yahudi. Hal ini penting dicatat karena sejak dahulu kala orang-orang Yahudi yang menganggap dirinya keturunan Abraham secara lahiriah saja yang diselamatkan. Bahkan termasuk para rasul seperti Simon Petrus pun berpikir demikian.
Jadi, betapa pentingnya kitab ini. Tanpa bermaksud meninggikan-nya dari kitab yang lain, pemimpin-pemimpin Kristen tertentu memandangnya sebagai kitab favorit. Karena, Kisah Para Rasul adalah inspirasi dan motivasi bagi banyak pemimpin Kristen. Dari sana mereka dapat bercermin, menemukan gap yang besar tentang kualitas kerohanian gereja atau orang Kristen di abad pertama dan di masa kini. Disamping itu, pemimpin atau umat Kristen juga dapat memperoleh keyakinan atau semangat bahwa Tuhan pasti menyertai jemaat-Nya, meskipun di tengah kesulitan, kesukaran dan penganiayaan.
Seperti halnya yang dialami oleh jemaat dan murid-murid Kristus di abad pertama, mereka dianiaya. Para rasul seperti Petrus dan Yohanes dihadapkan ke mahkamah agama. Mereka disesah dan dipenjara. Tetapi, di sana jugalah diberitahukan tentang bagaimana Tuhan melepaskan mereka dari penjara dan berbagai bahaya yang mengancam. Termasuk tentang Paulus yang selalu luput dari buruan orang-orang Yahudi yang bersumpah ingin membunuhnya. Dan lucunya, dengan cara-Nya yang unik, Tuhan mengawal Paulus dengan iring-iringan tentara Roma yang besar hingga akhirnya tiba di kota Roma, kota yang sekian lama ia doakan untuk dapat tiba di sana.
Kisah Para Rasul pada akhirnya banyak mencatat tentang Paulus. Hal ini menandakan bahwa setelah perpisahannya dengan Barnabas dan Markus atau yang disebut Yohanes, Paulus melanjutkan penginjilan keliling-nya dengan Timotius, Aristarkhus, Demas, Titus dan seorang tabib yang bernama Lukas. Lukas lah yang mengobati dan merawat kesehatan Paulus yang kemungkinan menderita penyakit pada bagian mata, dan lain-lain akibat penganiayaan. Sehingga dengan demikian, Lukas yang tampaknya hanya seorang tabib, ternyata punya peran penting dan sangat berarti bagi kekristenan hingga di masa kini. Karena, kitab yang ditulisnya yaitu Kisah Para Rasul juga memberikan gambaran yang jelas tentang latarbelakang dari surat-surat Paulus dan jemaat-jemaat yang dibangunnya.
Sebagai tambahan, berikut di bawah ini adalah catatan-catatan penting yang melaluinya dapat kita peroleh gambaran tentang orang Kristen di abad pertama.
1. Tentang keselamatan yaitu berupa pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus diperoleh dari pertobatan dan baptisan (band. Kis 2:38).
2. Tentang apa yang semestinya dilakukan orang-orang Kristen di Kebaktian. Mereka berdoa, memuji Allah, memecah-mecahkan roti, mendengarkan firman atau pengajaran para rasul, dan ber-fellowship. Mereka bersatu, gembira, dan tulus hati (band. Kis 2:42-47).
3. Tentang penginjilan: Setiap anggota jemaat turut terlibat tanpa kecuali. Bukan hanya para rasul atau orang-orang tertentu saja. Orang-orang Kristen semestinya mempunyai misi di dalam hati dan jiwa mereka. Meskipun dianiaya, jemaat itu pergi, dan tersebar bukan untuk bersedih atau mengasihani diri tetapi untuk memberitakan firman. Bahkan di tengah situasi dan cara yang demikian, jemaat menjadi semakin banyak dan semakin bertumbuh jumlahnya.
4. Tentang posisi mereka di tengah masyarakat. Orang-orang Kristen di abad pertama disukai, disegani dan dihormati dalam hal integritas, kasih dan kepedulian mereka terhadap orang lain.
5. Tentang kesatuan dan kepemimpinan gereja. Para rasul memilih pelayan-pelayan meja. Mereka bersatu, menyelesaikan permasalahan internal dan sepakat mengatur atau membagi wilayah penginjilan.
6. Tentang kuasa Roh Kudus dan otoritas pemimpin di tengah jemaat. Ananias dan Safira mati seketika ketika berdusta kepada Petrus.
7. Kisah Para Rasul juga mencatat tentang titik balik seorang penganiaya bernama Saulus yang kemudian bertobat dan dinamakan Paulus. Dialah rasul Kristus yang besar dan yang terakhir.
8. Dan lain-lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar