Bacaan: Yohanes 3:4-9
Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi.…Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"…Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
Dari empat injil yang ada, hanya Yohanes yang mencatat tentang Nikodemus. Sepertinya melalui kisah pria tersebut ada hal penting atau khusus yang akan disampaikan rasul Yohanes.
Ia mencatat tentang kedatangannya menemui Yesus di malam hari. Mungkin waktu larut malam ketika tidak ada orang yang melihat atau memperhatikannya.
Kunjungannya seorang diri tampaknya bukan sebagai intelijen agama atau Sanhendrin atau orang Farisi. Tetapi lebih persis seperti pribadi yang bergejolak hatinya karena penasaran dan ingin tahu lebih jauh. Ia cukup menghormati Yesus. Tampak dari bagaimana ia menyebut-Nya dengan kata “Rabi”.
Pertanyaannya, apakah pertemuan Nikodemus dan Yohanes berlangsung empat mata atau dihadiri oleh murid-murid Yesus juga? Mungkin ya, mungkin juga tidak. Jika bukan empat mata berarti Yohanes hadir di pertemuan Yesus dan Nikodemus. Jika tidak, berarti bahwa dari Nikodemus atau Yesus saja lah, Yohanes mendapatkan informasi-informasi tersebut. Dan mungkin pula bahwa kisah itu diterima Yohanes setelah mantan Farisi yang penasaran itu bertobat dan menjadi murid-Nya.
Yohanes mencatat pertanyaan-pertanyaan Nikodemus. Kebingungan-kebi ngungannya, ketidaktahuan dan ketidakmengertiannya terhadap jawaban atau pernyataan-pernyataan Yesus (band. Yoh 3:1-21). Ia pun mencatat tahap demi tahap perubahan hati Nikodemus. Dari orang yang diam-diam datang menemui Yesus hingga membela Dia di hadapan imam-imam kepala dan orang-orang Farisi (band. Yoh 7:47-51). Selanjutnya, ia pun datang saat mayat Yesus diturunkan dari salib dan membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu sebanyak lima puluh kati beratnya.
Lalu, mengapa Yohanes mencatat tentang dia? Mungkin, Yohanes ingin menunjukkan bahwa kehadiran Yesus begitu menggugah. Hingga, bukan saja orang awam, tetapi juga para imam, orang Farisi dan Sanhendrin berguncang hati dibuat-Nya. Namun demikian, catatan Yohanes tentang Nikodemus juga menunjukkan fakta baru bahwa di antara 6000 Farisi dan 70 Sanhendrin, hanya Nikodemus lah yang paling menonjol. Karena ia datang, menemuinya untuk berdiskusi empat mata, membelanya bahkan menaruh simpati terhadap-Nya. Sedang yang lain? Sepertinya mempunyai karakter dan pikiran yang mirip atau hampir sama satu dengan yang lain.
Anda mungkin bertanya, mengapa Yesus tidak mengangkat pria hebat itu menjadi salah seorang calon rasulnya? Tetapi justru malah menjawab dengan statement yang tampaknya tidak mudah dimengerti oleh Nikodemus? “Engkau harus dilahirkan kembali?”, kata-Nya. Secara sederhana, dapat dimengerti bahwa orang-orang Farisi seperti Nikodemus hidup dan terkondisi dengan legalisme. Ia dibesarkan dengan aturan-aturan dan perincian-perincian yang kaku. Mereka menerbitkannya, mensahkannya dan menerapkannya sehebat-hebatnya.
Bagi orang-orang Farisi termasuk Nikodemus, gambaran Mesias tentunya adalah pribadi yang legalis seperti mereka. Bahkan mungkin lebih atau jauh lebih legalis dari mereka. Bukan seperti Yesus. Sehingga, jika ia mau mengikut Yesus itu berarti bahwa ia harus meninggalkan legalismenya dan mulai dari titik nol atau dapat di-istilahkan seperti lahir kembali. Artinya, ia mulai dengan Kristus, bertumbuh dan dewasa di dalam Dia. Bukan legalisme-legalisme yang dibuat manusia termasuk mereka sendiri.
Tetapi, mengapa dan bagaimana kisah hidup Nikodemus selanjutnya tidak tertulis di Alkitab. Entahkah dia menjadi pengikut Kristus atau tetap menjadi orang Farisi dan Sanhendrin, tidak disebutkan di sana. Berbeda halnya dengan seorang Sanhendrin yang lain yang bernama Paulus, ia mengalami lahir baru, memulai dari titik nol, menganggap ke-Farisian, ke-Sanhendrin-an, dan legalisme-legalismenya sebagai sampah dan kerugian supaya ia memperoleh Kristus (band. Filipi 3:8).
Jadi, jika seseorang ingin menjadi murid-Nya, itu berarti memulai dari Dia, berjalan bersama dengan-Nya dan berakhir di Sorga juga bersama dengan-Nya.
Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba untuk senantiasa berjalan bersama dengan-Mu dan berakhir pula di Sorga bersama dengan Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar