Jumat, 29 Mei 2009

BERBAHAGIALAH YANG LEMAH LEMBUT (Bagian 2)

Seperti yang telah disimpulkan, lemah lembut adalah kekuatan yang terkontrol atau terkendali. Kualitas seperti ini juga digambarkan melalui hidup tokoh-tokoh Perjanjian Lama seperti Abraham, Yusuf, Daud, dan lain-lain. Abraham tidak marah dan tidak bersikap sok kuasa terhadap Lot, meskipun hal tersebut sepertinya wajar-wajar saja jika ia melakukannya. Ia dapat berkata kepada Lot: "Lot, saya yang membawa kamu ke tanah Kanaan, seharusnya kamu tahu diri. Tuhan yang membawa saya ke tempat ini, dan saya adalah orang pilihan-Nya. Sedangkan kamu, siapa? Kamu bukan siapa-siapa? Kamu mengerti?"

Nyatanya, Abraham tidak mengindikasikan kemarahan sedikit pun. Tidak ada nada suara yang sombong, angkuh atau sok kuasa, meskipun, mungkin Lot dapat mengerti jika ia bersikap demikian terhadapnya. Tetapi, apa yang ia katakan kepada Lot. Baca dan simaklah apa yang dikatakannya berikut ini:

Maka berkatalah Abram kepada Lot: "Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri. (Kej 13:8-9)

Dengan kata-kata lain, Abraham sesungguhnya punya banyak alasan atau dasar untuk marah terhadap Lot, tetapi, ia tidak melakukannya. Ia yang membawa Lot ke tanah Kanaan. Ia lah yang semestinya paling berhak atas tanah tersebut. Di samping itu, ia pun adalah pilihan Tuhan yang membawa nya ke sana. Tetapi, Abraham tidak marah, tidak sombong, dan tidak sok kuasa terhadap Lot. Ia mempunyai potensi, kekuatan dan otoritas yang terkontrol dan terkendali.

Demikian pula halnya dengan Yusuf, terhadap saudara-saudara nya yang kasar dan licik, yang telah menjualnya kepada pedagang budak, ia tidak membalas dendam. Ia justru bertanya tentang keadaan adiknya yaitu Benyamin. Dan bukan itu saja, ia juga menampung saudara-saudara nya yang jahat dan tidak mengasihi itu, tinggal di rumahnya. Padahal, ia punya banyak alasan untuk marah terhadap saudara-saudaranya tersebut. Mereka telah berbuat salah terhadapnya dan ia pun mempunyai power dan kesempatan untuk membalas dendam. Setidaknya memberi sedikit pelajaran sehingga mereka menderita dan akhirnya menyesal terhadap apa yang telah mereka lakukan. Tetapi, apakah ia melakukannya? Tidak.

Daud pun tidak berbeda dengan Abraham atau Yusuf. Walaupun ia telah diurapi menjadi raja menggantikan Saul, ia tidak serta merta menghabisi nyawa Saul. Padahal, ia punya alasan yang tampaknya sangat beralasan untuk membunuh raja pertama Israel tersebut. Pertama, Saul telah berulang kali berusaha membunuhnya. Kedua, ia telah dipilih Tuhan untuk menjadi raja melalui Samuel. Ketiga, Daud mempunyai kesempatan dan momen yang tepat untuk melakukannya di gua Adulam, yaitu saat Saul sedang sendiri dan membuang hajat di sana. Di tambah lagi, Daud juga ditemani teman-teman yang siap membantu dan mendukungnya. Tetapi, apakah Daud melakukannya? Tidak.

Alkitab berkata di Amsal 16:32: Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. Artinya, orang yang sabar atau yang menguasai diri, dinilai mempunyai tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang hanya sekadar punya potensi kekuatan yang besar, tetapi tidak dapat menguasai diri atau mengendalikannya.

Kelemah lembutan bukan lah kelemahan melainkan kekuatan. Ia bukan suara pelan, rendah, sayup-sayup, yang hampir tak terdengar. Ia adalah kualitas rohani yang ada di dalam diri seseorang (band. 1 Pet 3:4).

Orang yang lemah lembut adalah orang yang dapat meredakan kegeraman (band. Amsal 15:1: Titus 3:2). Ia pun dapat menerima nasihat, koreksi atau teguran firman Tuhan dengan sangat efektif (band. Yak 1:21).

Kelemah lembutan adalah kualitas yang wajib dimiliki oleh setiap pemimpin Kristen. Mereka harus memimpin dengan lemah lembut sehingga dapat menuntun orang lain termasuk yang suka melawan, dan dapat memberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan mengenal kebenaran (Gal 6:1; 2 Tim 2:25: 1 Pet 3:15).

Yesus, Paulus, Petrus dan rasul-rasul yang lain adalah pribadi yang lemah lembut (Zak 9:9, Mat 11:29, Mat 21:5, 2 Kor 4:21, 2 Kor 10:1). Anda dan saya pun semestinya juga demikian (band. Ef 4:2).



Referensi: Wikipedia; PASH Matius oleh DR. William Barclay - Penerbit BPK Gunung Mulia; Audio Sermon Grace to You - Happy are the Poor in Spirit by Mac Arthur, John; Audio Sermon Berean Publication House - Seri Khotbah di Bukit oleh Pdt. Harliem Salim

Copyright © 2009 by Naek http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Tidak ada komentar: