Bacaan: Yohanes 4:4-28
Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.
…Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorang pun yang berkata: "Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?
Bukan satu atau dua kasus saja yang terjadi di dunia mengenai pria dan wanita. Sangat banyak jumlahnya. Sejak zaman dahulu bahkan hingga zaman sekarang sangat banyak. Tidak terhitung jumlahnya. Dari yang terekspos di media masa sampai yang hampir tak sampai ke telinga publik.
Belum lama ini, sesuai informasi berbagai media, dapat kita saksikan di berbagai peristiwa seperti yang terjadi terhadap wanita bernama Manohara. Atau, wanita yang bernama Rani yang disebut sebagai wanita yang punya hubungan asmara dengan Ketua KPK non aktif Antasari Azhar. Kedua berita highlight ini saya sebutkan semata-mata hanya untuk membuktikan bahwa bahasan kita tentang permasalahan yang berkaitan dengan pria dan wanita bukanlah hal yang tidak real, fiktif atau terlalu jauh dari kehidupan sehari-hari.
Terus terang, saya tidak tertarik membahas kasus-kasus tadi lebih jauh, karena hal semacam itu bukan hal baru bagi Kitab Suci. Di Pengkhotbah disebutkan bahwa tidak ada yang baru di bawah matahari. Dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan yang digembar-gemborkan sedang terjadi sesungguhnya pernah terjadi di masa yang lampau. Penganiayaan, perzinahan, pembunuhan, dan lain sebagainya bukan hal yang baru di dunia ini. Mengapa? Karena manusia telah jatuh ke dalam dosa.
Sejak kejatuhan Adam, para pria telah mengalami fallen mind, fallen thought, atau fallen sight. Artinya, mereka telah mengalami pergeseran, penyimpangan atau perubahan pikiran atau pandangan terhadap dunia di sekelilingnya atau di sekitarnya termasuk terhadap wanita. Sehingga, bukannya melihat wanita sebagai penolong atau makhluk yang lebih lemah tetapi berpotensi menganggapnya sebagai objek seksual tempat di mana mereka dapat melampiaskan hawa nafsunya.
Oleh sebab itu, Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus menjadi teladan dalam segala hal termasuk tentang bagaimana memandang, bersikap, berkomunikasi, atau berinteraksi dengan wanita.
Yesus memberdayakan wanita bukan memperdaya
Di kitab Injil jelas tercatat semua aktifitas Yesus yaitu mengajar, berkhotbah, memberitakan firman dan menyembuhkan orang sakit. Beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain ada bersama-sama dengan Dia dan kedua belas murid-Nya. Perempuan-perempuan tersebut melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka." (Luk 8:1-3).
Salah seorang dari perempuan-perempuan itu yaitu Maria Magdalena. Ia menyertai Yesus dan para rasul. Ia juga yang berdiri di kaki salib pada saat penyaliban (bdk Mrk 15:40, Mat 27:56, dan Yoh 19:25) dan juga menjadi saksi pada pemakaman Kristus, dan merupakan orang pertama yang mendapati makam kosong dan yang melihat Kristus yang Bangkit (bdk Yoh 20:1-18).
Yesus membawa perempuan berdosa kepada pertobatan bukan ke tempat yang lain
Tujuan atau objektif Yesus semata-mata hanyalah pertobatan bukan yang lain. Tampak melalui kisah tentang seorang perempuan berdosa yang masuk ke rumah Simon orang Farisi. Perempuan itu menangis dan air matanya membasahi kaki Yesus. Ia mengurapi kaki-Nya dengan minyak wangi serta mengeringkannya dengan rambutnya. Perempuan itu adalah orang tersingkir karena dosa yang amat serius seperti zinah atau hubungan di luar pernikahan. Pada akhir kisah tersebut, Yesus mengampuni-nya.
Perempuan yang lain yaitu Perempuan Samaria yang akhirnya bertobat setelah berbincang-bincang dengan Yesus dan dinyatakan kesalahannya oleh Dia.
Hal lain tentang Yesus terhadap wanita adalah: Ia tidak melihat wanita secara fisik tetapi melihat hatinya. Ketika diperhadapkan pada perempuan yang tertangkap basah berbuat dosa, yang pada saat itu sangat mungkin berpenampilan tidak wajar atau berantakan, tidak dilihat-Nya. Sebaliknya, Ia menunduk sambil menulis di tanah.
Yesus pernah berkata kepada orang-orang Saduki bahwa di sorga orang-orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat.
Jika Anda mungkin pernah bertanya: mengapa Yesus tidak kawin? Maka jawabnya adalah: karena Ia berasal dari sorga.
Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.
…Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorang pun yang berkata: "Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?
Bukan satu atau dua kasus saja yang terjadi di dunia mengenai pria dan wanita. Sangat banyak jumlahnya. Sejak zaman dahulu bahkan hingga zaman sekarang sangat banyak. Tidak terhitung jumlahnya. Dari yang terekspos di media masa sampai yang hampir tak sampai ke telinga publik.
Belum lama ini, sesuai informasi berbagai media, dapat kita saksikan di berbagai peristiwa seperti yang terjadi terhadap wanita bernama Manohara. Atau, wanita yang bernama Rani yang disebut sebagai wanita yang punya hubungan asmara dengan Ketua KPK non aktif Antasari Azhar. Kedua berita highlight ini saya sebutkan semata-mata hanya untuk membuktikan bahwa bahasan kita tentang permasalahan yang berkaitan dengan pria dan wanita bukanlah hal yang tidak real, fiktif atau terlalu jauh dari kehidupan sehari-hari.
Terus terang, saya tidak tertarik membahas kasus-kasus tadi lebih jauh, karena hal semacam itu bukan hal baru bagi Kitab Suci. Di Pengkhotbah disebutkan bahwa tidak ada yang baru di bawah matahari. Dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan yang digembar-gemborkan sedang terjadi sesungguhnya pernah terjadi di masa yang lampau. Penganiayaan, perzinahan, pembunuhan, dan lain sebagainya bukan hal yang baru di dunia ini. Mengapa? Karena manusia telah jatuh ke dalam dosa.
Sejak kejatuhan Adam, para pria telah mengalami fallen mind, fallen thought, atau fallen sight. Artinya, mereka telah mengalami pergeseran, penyimpangan atau perubahan pikiran atau pandangan terhadap dunia di sekelilingnya atau di sekitarnya termasuk terhadap wanita. Sehingga, bukannya melihat wanita sebagai penolong atau makhluk yang lebih lemah tetapi berpotensi menganggapnya sebagai objek seksual tempat di mana mereka dapat melampiaskan hawa nafsunya.
Oleh sebab itu, Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus menjadi teladan dalam segala hal termasuk tentang bagaimana memandang, bersikap, berkomunikasi, atau berinteraksi dengan wanita.
Yesus memberdayakan wanita bukan memperdaya
Di kitab Injil jelas tercatat semua aktifitas Yesus yaitu mengajar, berkhotbah, memberitakan firman dan menyembuhkan orang sakit. Beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain ada bersama-sama dengan Dia dan kedua belas murid-Nya. Perempuan-perempuan tersebut melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka." (Luk 8:1-3).
Salah seorang dari perempuan-perempuan itu yaitu Maria Magdalena. Ia menyertai Yesus dan para rasul. Ia juga yang berdiri di kaki salib pada saat penyaliban (bdk Mrk 15:40, Mat 27:56, dan Yoh 19:25) dan juga menjadi saksi pada pemakaman Kristus, dan merupakan orang pertama yang mendapati makam kosong dan yang melihat Kristus yang Bangkit (bdk Yoh 20:1-18).
Yesus membawa perempuan berdosa kepada pertobatan bukan ke tempat yang lain
Tujuan atau objektif Yesus semata-mata hanyalah pertobatan bukan yang lain. Tampak melalui kisah tentang seorang perempuan berdosa yang masuk ke rumah Simon orang Farisi. Perempuan itu menangis dan air matanya membasahi kaki Yesus. Ia mengurapi kaki-Nya dengan minyak wangi serta mengeringkannya dengan rambutnya. Perempuan itu adalah orang tersingkir karena dosa yang amat serius seperti zinah atau hubungan di luar pernikahan. Pada akhir kisah tersebut, Yesus mengampuni-nya.
Perempuan yang lain yaitu Perempuan Samaria yang akhirnya bertobat setelah berbincang-bincang dengan Yesus dan dinyatakan kesalahannya oleh Dia.
Hal lain tentang Yesus terhadap wanita adalah: Ia tidak melihat wanita secara fisik tetapi melihat hatinya. Ketika diperhadapkan pada perempuan yang tertangkap basah berbuat dosa, yang pada saat itu sangat mungkin berpenampilan tidak wajar atau berantakan, tidak dilihat-Nya. Sebaliknya, Ia menunduk sambil menulis di tanah.
Yesus pernah berkata kepada orang-orang Saduki bahwa di sorga orang-orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat.
Jika Anda mungkin pernah bertanya: mengapa Yesus tidak kawin? Maka jawabnya adalah: karena Ia berasal dari sorga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar