Rabu, 20 Mei 2009

SURAT-SURAT UMUM

Kitab Perjanjian Baru dapat dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu:
1. Kitab-Kitab Injil
2. Surat-surat Paulus
3. Nubuat (Wahyu)
4. Surat-surat lainnya (General Epistles)

General Epistles terdiri dari surat 1 & 2 Petrus, Yakobus, Yudas, 1-3 Yohanes, dan Ibrani. Untuk dapat mengerti dengan baik surat-surat tersebut, kita perlu mempelajari latar belakang yang ada di sana. Salah satunya adalah dengan merujuk ke Kitab Kisah Para Rasul. Di sana kita temukan bahwa para rasul pernah mengadakan kesepakatan bahwa mereka membagi wilayah penginjilan mereka. Rasul Paulus dan Barnabas kepada orang-orang non Yahudi sedangkan rasul-rasul lainnya kepada orang-orang Yahudi teristimewa yang ada di Yerusalem.

Meskipun kesepakatan tersebut tidak mengartikan bahwa mereka tidak dapat menolong orang-orang yang berbeda atau lain dari yang telah disepakati. Contohnya, Petrus tetap saja menolong Kornelius. Ia masuk ke dalam rumah perwira pasukan Romawi itu walau tindakan tersebut sesungguhnya najis atau dilarang bagi bangsa Yahudi. Yohanes pun di masa tuanya mengalamatkan injil yang ditulisnya kepada orang Yunani. Petrus pun di akhir masa hidupnya ada di Roma dan mati disalibkan secara terbalik di sana.

Kesepakatan tersebut tampaknya lebih kepada kebijaksanaan yang tidak sedemikian mengikat. Tujuannya adalah agar mereka dapat lebih mandiri secara sehat dan dapat berkonsentrasi terhadap daerah atau wilayah yang sedang tangani. Bukankah dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia pun demikian? Di satu sisi kita mengerjakan sesuatu secara sendiri, di sisi lain kita bekerjasama atau bergantung satu sama lain. Seorang pakar hubungan manusia yang bernama Stephen R. Covey menyebut pemikiran ini dengan istilah “interdependent”. Ya, para rasul tampaknya sudah menerapkannya dan mengerti dalam tindakannya.

Melalui informasi-informasi tersebut, pertama-tama dapatlah kita mengerti kepada siapa surat-surat tersebut ditujukan. Secara umum adalah kepada orang-orang Kristen pada masa itu dan juga masa kini. Memang, pada surat-surat General Epistles, disebutkan nama atau kelompok murid-murid Kristus pada abad pertama sebagai alamat atau penerima surat. Contohnya di Yakobus, disebutkan “kepada kedua belas suku di perantauan. Di surat 1 Petrus: “kepada orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia.” Atau, di 2 Yohanes disebutkan “kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya…”

Jika demikian, dapat timbul pertanyaan, apa hubungannya surat-surat tersebut dengan kita yaitu orang-orang Kristen di masa kini. Bukankah surat-surat itu nyata jelas ditujukan kepada orang atau kelompok yang disebutkan namanya?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut lebih jauh, mari baca dan perhatikan ayat berikut ini yaitu Kisah Para Rasul 2:39:

“…Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.”

Artinya, janji Tuhan berkelanjutan dari generasi ke generasi. Demikian pula pesan-Nya adalah pesan yang transenden, worldwide dan berkelanjutan.

Hanya saja, sebagai orang Kristen yang hidup di masa kini kita perlu juga mempelajari latar belakang kultur atau budaya, bahasa, pemikiran, kebiasaan, geografi, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian kita dapat memperoleh pesan yang jelas yaitu dengan cara mengintegrasikan hal-hal tersebut tadi. Karena jika tidak demikian, kita mungkin kurang mendapat pesan yang jelas bahkan salah interpretasi.

Tetapi, janganlah risau atau putus asa mendengar penjelasan ini karena sesungguhnya Alkitab bukanlah terlalu sulit untuk dipahami. Walau memang realitanya ada hal-hal tertentu yang cukup menantang kita untuk berpikir keras dan mempelajarinya dengan lebih serius atau lebih sungguh. Bahkan mungkin mendoakannya, meminta pimpinan Tuhan sehingga kita dapat mengertinya.

Selain itu, ada pula hal-hal yang memang tidak dinyatakan oleh Tuhan kepada kita, mungkin karena hal tersebut ada di atas rasio kita atau mungkin saja karena kebijakan ilahi-Nya.

Kabar baiknya, ditinjau dari isi, surat-surat General Epistles adalah surat-surat yang singkron satu sama lain. Tidak ada isi atau pesan yang bertentangan satu sama lain. Baik itu di antara surat-surat General Epistles sendiri, maupun terhadap surat-surat lain di PB dan di PL. Sebagai contoh, di Kitab Ibrani tertulis tentang arti dari iman, tetapi di kitab Yakobus dituliskan tentang iman yang benar yang menghasilkan perbuatan yang benar pula. Keduanya menulis tentang iman tetapi tidak bertentangan melainkan saling melengkapi dan mendukung satu terhadap yang lain.

Hal yang paling penting adalah bahwa baik prinsip, nilai maupun setiap kata dari Alkitab khususnya General Epistles adalah murni, benar dan berasal dari Allah. Surat-surat tersebut menjadi bagian yang terpadu dengan surat-surat yang lain di Perjanjian Baru maupun Perjanjian Lama. Sehingga dengan demikian, pesan Alkitab pun semakin kuat dan jelas saja bagi mereka yang percaya kepada-Nya.

Demikianlah cara Tuhan kita menyampaikan pesan-pesan-Nya. Indah dan brilliant, bukan?


Tidak ada komentar: