Bacaan: Yohanes 2:19-20
Jawab Yesus kepada mereka: ”Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku mendirikannya kembali.” Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya:”Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
Sebelum membahas tentang Bait Suci yang kotor dan berantakan di zaman Yesus, mari pelajari secara ringkas tentang Bait Suci di Yerusalem tersebut.
Di sana, di Yerusalem, ada dua Bait Suci yang berdiri berturut-turut yakni sebagai berikut:
• Bait Suci Salomo yang dibangun sekitar abad ke-10 SM.
• Bait Suci Kedua dibangun setelah bangsa Yehuda kembali dari pembuangan di Babel, sekitar tahun 536 SM. (selesai pada 12 Maret 515 SM.).
Kemudian dilanjutkan dengan perluasan dan renovasi seluruh Bukit Bait Suci oleh Raja Herodes sekitar tahun 19 SM. Tetapi, sejak dihancurkannya Bait Suci tersebut pada tahun 70 M oleh pasukan-pasukan Romawi, baik agama Yahudi maupun agama Kristen terbagi menjadi 2 (dua) golongan besar yaitu mereka yang ingin membangun kembali Bait Suci seperti sebelumnya dan yang kedua adalah mereka yang tidak menuntut pembangunannya kembali, dengan alasan atau pengertian bahwa gedung-gedung gereja sekarang adalah Bait Suci. Demikian pula sejumlah besar orang Kristen menyatakan bahwa Bait Suci adalah orangnya bukan gedungnya (band. 1 Kor 3:16).
Tanpa berargumentasi lebih jauh tentang pendapat mana yang benar atau yang mana yang salah, saya ingin mengajak Anda memperhatikan orang-orang yang mempunyai Bait Suci tetapi berhati serakah, licik dan munafik. Mereka adalah orang-orang Yahudi termasuk pengurus Bait Suci dan para imam di Yerusalem pada zaman Yesus. Anda mungkin bertanya, apakah salah mereka dan salahkah mereka yang ber-jual-beli di sana? Bukankah yang mereka perjual belikan adalah demi kepentingan persembahan? Mulai dari penukaran uang sampai menjual aneka korban seperti: merpati, domba, dan lain-lain.
Tetapi isunya tampaknya tidak sesederhana itu karena lebih dari berjualan, ternyata mereka menaikkan harganya berlipat ganda dan mewajibkan pendatang-pendatang untuk membelinya di sana. Sehingga, bukan soal jual beli-nya tetapi pemerasan yang mereka lakukan sangat amat menekan. Akibatnya, banyak orang-orang yang miskin dan yang tidak mampu mengalami kesukaran besar menjalankan ibadah mereka. Selain itu, jual beli mereka pun bukan lagi di area bebas berjualan tetapi tampaknya sudah memasuki ke dalam-dalamnya dari Bait Suci tersebut.
Tidak heran mengapa Yesus marah dan membersihkan Bait Suci itu. Ia tidak bernegosiasi atau mengadakan dialog dengan pengurus atau para imam di Bait Suci. Karena kekudusan Bait Allah adalah mutlak. Dan sangat mengejutkan karena setelah tindakan tersebut, Yesus menyatakan pernyataan penting yang dicatat oleh penulis-penulis Injil bahwa Bait Allah adalah tubuh-Nya yang akan bangkit pada hari ketiga. Kemudian dikonfirmasi lagi oleh rasul Paulus di surat-nya yang ditujukan kepada Jemaat Korintus. Tubuhmu adalah Bait Allah atau Bait Roh Kudus, demikian ia menyatakannya.
Jika harus membangun kembali Bait Suci yang sama di Yerusalem, maka orang-orang Kristen akan mengalami banyak kendala. Pertama, mereka setidaknya mempunyai semacam kewajiban baru mengunjungi Bait Suci di Yerusalem. Di tambah lagi, jika membawa korban persembahan ke kota itu adalah kewajiban, maka banyak orang Kristen yang tidak dapat memenuhinya. Demikian pula orang-orang Kristen di abad pertama, karena penganiayaan, mereka terpaksa tersebar ke berbagai daerah atau wilayah dan mengadakan pertemuan ibadah mereka di rumah-rumah. Bait Allah yang awalnya tempat berkumpul, sepertinya bukan milik mereka lagi tetapi orang Yahudi yang beragama Yahudi. Walau sebenarnya ada juga agama Yahudi saat ini yang tidak menuntut pemulihan Bait Suci. Mereka disebut sebagai Yudaisme Reformasi. Dan sebaliknya ada juga orang-orang Kristen yang masih menginginkan pembangunan tersebut seperti dari kaum dispensasionalis dan juga restorasionis Mormon (OSZA).
Sebagai orang Kristen, tidak ada salahnya menginginkan Bait Suci dibangun kembali dengan megah dan indah seperti dulu. Tetapi yang paling praktis dan yang tampaknya paling relevan dilakukan saat ini oleh orang Kristen adalah menjaga Bait Suci atau Bait Roh Kudusnya yaitu diri sendiri seperti yang dinyatakan oleh rasul Paulus. Bagaimana caranya? Yaitu dengan cara menjaga hati. Menjaganya dari dosa seperti pikiran jahat atau pikiran kotor, negatifisme, iri hati, dengki, kepahitan, dendam, amarah, egoisme, dan lain-lain (band. Mrk 7:19-20). Karena Tuhan sangat serius dengan kebersihannya. Bukan saja di PB oleh Yesus tetapi juga di PL, Tuhan membersihkannya dari imam Eli yang lemah dan kompromi bersama dengan kedua anaknya yang jahat yaitu Hofni dan Pinehas.
Referensi: http://id.wikipedia.org/wiki/Bait_Allah; Alkitab TB - LAI; PASH Yohanes - DR. William Barclay - BPK Gunung Mulia.
Jawab Yesus kepada mereka: ”Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku mendirikannya kembali.” Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya:”Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
Sebelum membahas tentang Bait Suci yang kotor dan berantakan di zaman Yesus, mari pelajari secara ringkas tentang Bait Suci di Yerusalem tersebut.
Di sana, di Yerusalem, ada dua Bait Suci yang berdiri berturut-turut yakni sebagai berikut:
• Bait Suci Salomo yang dibangun sekitar abad ke-10 SM.
• Bait Suci Kedua dibangun setelah bangsa Yehuda kembali dari pembuangan di Babel, sekitar tahun 536 SM. (selesai pada 12 Maret 515 SM.).
Kemudian dilanjutkan dengan perluasan dan renovasi seluruh Bukit Bait Suci oleh Raja Herodes sekitar tahun 19 SM. Tetapi, sejak dihancurkannya Bait Suci tersebut pada tahun 70 M oleh pasukan-pasukan Romawi, baik agama Yahudi maupun agama Kristen terbagi menjadi 2 (dua) golongan besar yaitu mereka yang ingin membangun kembali Bait Suci seperti sebelumnya dan yang kedua adalah mereka yang tidak menuntut pembangunannya kembali, dengan alasan atau pengertian bahwa gedung-gedung gereja sekarang adalah Bait Suci. Demikian pula sejumlah besar orang Kristen menyatakan bahwa Bait Suci adalah orangnya bukan gedungnya (band. 1 Kor 3:16).
Tanpa berargumentasi lebih jauh tentang pendapat mana yang benar atau yang mana yang salah, saya ingin mengajak Anda memperhatikan orang-orang yang mempunyai Bait Suci tetapi berhati serakah, licik dan munafik. Mereka adalah orang-orang Yahudi termasuk pengurus Bait Suci dan para imam di Yerusalem pada zaman Yesus. Anda mungkin bertanya, apakah salah mereka dan salahkah mereka yang ber-jual-beli di sana? Bukankah yang mereka perjual belikan adalah demi kepentingan persembahan? Mulai dari penukaran uang sampai menjual aneka korban seperti: merpati, domba, dan lain-lain.
Tetapi isunya tampaknya tidak sesederhana itu karena lebih dari berjualan, ternyata mereka menaikkan harganya berlipat ganda dan mewajibkan pendatang-pendatang untuk membelinya di sana. Sehingga, bukan soal jual beli-nya tetapi pemerasan yang mereka lakukan sangat amat menekan. Akibatnya, banyak orang-orang yang miskin dan yang tidak mampu mengalami kesukaran besar menjalankan ibadah mereka. Selain itu, jual beli mereka pun bukan lagi di area bebas berjualan tetapi tampaknya sudah memasuki ke dalam-dalamnya dari Bait Suci tersebut.
Tidak heran mengapa Yesus marah dan membersihkan Bait Suci itu. Ia tidak bernegosiasi atau mengadakan dialog dengan pengurus atau para imam di Bait Suci. Karena kekudusan Bait Allah adalah mutlak. Dan sangat mengejutkan karena setelah tindakan tersebut, Yesus menyatakan pernyataan penting yang dicatat oleh penulis-penulis Injil bahwa Bait Allah adalah tubuh-Nya yang akan bangkit pada hari ketiga. Kemudian dikonfirmasi lagi oleh rasul Paulus di surat-nya yang ditujukan kepada Jemaat Korintus. Tubuhmu adalah Bait Allah atau Bait Roh Kudus, demikian ia menyatakannya.
Jika harus membangun kembali Bait Suci yang sama di Yerusalem, maka orang-orang Kristen akan mengalami banyak kendala. Pertama, mereka setidaknya mempunyai semacam kewajiban baru mengunjungi Bait Suci di Yerusalem. Di tambah lagi, jika membawa korban persembahan ke kota itu adalah kewajiban, maka banyak orang Kristen yang tidak dapat memenuhinya. Demikian pula orang-orang Kristen di abad pertama, karena penganiayaan, mereka terpaksa tersebar ke berbagai daerah atau wilayah dan mengadakan pertemuan ibadah mereka di rumah-rumah. Bait Allah yang awalnya tempat berkumpul, sepertinya bukan milik mereka lagi tetapi orang Yahudi yang beragama Yahudi. Walau sebenarnya ada juga agama Yahudi saat ini yang tidak menuntut pemulihan Bait Suci. Mereka disebut sebagai Yudaisme Reformasi. Dan sebaliknya ada juga orang-orang Kristen yang masih menginginkan pembangunan tersebut seperti dari kaum dispensasionalis dan juga restorasionis Mormon (OSZA).
Sebagai orang Kristen, tidak ada salahnya menginginkan Bait Suci dibangun kembali dengan megah dan indah seperti dulu. Tetapi yang paling praktis dan yang tampaknya paling relevan dilakukan saat ini oleh orang Kristen adalah menjaga Bait Suci atau Bait Roh Kudusnya yaitu diri sendiri seperti yang dinyatakan oleh rasul Paulus. Bagaimana caranya? Yaitu dengan cara menjaga hati. Menjaganya dari dosa seperti pikiran jahat atau pikiran kotor, negatifisme, iri hati, dengki, kepahitan, dendam, amarah, egoisme, dan lain-lain (band. Mrk 7:19-20). Karena Tuhan sangat serius dengan kebersihannya. Bukan saja di PB oleh Yesus tetapi juga di PL, Tuhan membersihkannya dari imam Eli yang lemah dan kompromi bersama dengan kedua anaknya yang jahat yaitu Hofni dan Pinehas.
Referensi: http://id.wikipedia.org/wiki/Bait_Allah; Alkitab TB - LAI; PASH Yohanes - DR. William Barclay - BPK Gunung Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar