Selasa, 04 November 2008

TONGKAT ESTAFET PEMBELAJARAN

Senin, 3 November 2008

Bacaan: I Kor 13:11-12

13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.

Sebagai gambaran di masa depan tentang keadaan setelah “yang sempurna” tiba, Paulus menggunakan analogy tentang anak-anak yang bertumbuh menjadi orang dewasa. Anak-anak berbeda dengan orang dewasa dalam cara atau bagaimana mereka berkata-kata, merasakan, dan berpikir. Tetapi semuanya bersifat progresif dan bertumbuh dari waktu ke waktu sehingga setelah seseorang menjadi dewasa ia meninggalkan sifat kanak-kanaknya.

Secara implisit Paulus sedang mengatakan bahwa ia sedang di dalam perjalanan menuju kesempurnaan dari nubuat, wahyu atau ilham dan pengetahuan. Ia mengakui keterbatasannya di dalam melihat masa depan ketika ia mengatakan tentang gambaran yang samar-samar di dalam cermin. Paulus tidak mengatakan bahwa penglihatannya gelap atau ia tidak melihat sama sekali gambaran di dalam cermin. Artinya apa yang sedang ia yakini atau jalani selama itu adalah benar atau tidak salah tetapi memang tidak final, tidak lengkap dan tidak sempurna.

Dengan kata lain, orang-orang Kristen setelah zaman Paulus mempunyai kemungkinan atau kesempatan menemukan “yang sempurna”. Sedangkan Paulus karena keterbatasan usia tidak dapat melanjutkan studinya terhadap Kitab Suci dan harus menyerahkan tongkat estafet kepada pemimpin dan pengajar Kristen yang cakap seperti Timotius (band. I Tim 4:13).

Melalui perkataan Paulus ini dapat disimpulkan bahwa orang-orang Kristen di zaman modern semestinya antusias dan tekun mempelajari Kitab Suci. Karena mereka adalah penerus Paulus dalam menggali dan mengajarkannya kepada generasi-generasi selanjutnya.

Di zaman high-technology seperti sekarang ini sangatlah mulia dan bijaksana jika para pemimpin dan pengajar Kristen secara sengaja meng-arsip atau men-dokumentasikan secara lisan, tulisan, atau audio-visual hasil-hasil intepretasi, penelitian dan pembelajarannya demi kepentingan generasi Kristen di masa yang akan datang. Sehingga tercipta study atau pembelajaran yang berkesinambungan.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba menjadi pembelajar dan pengajar yang mulia dan bijaksana yang dapat meng-kontribusikan hasil interpretasi, penelitian dan pembelajaran hamba bagi generasi Kristen di masa yang akan datang. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar: