Minggu, 09 November 2008

KEHENDAK ALLAH

Senin, 10 November 2008

Bacaan: I Kor 14:29-33

14:29 Tentang nabi-nabi – baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-kata dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan.
14:30 Tetapi jika seorang lain yang duduk di situ mendapat penyataan, maka yang pertama itu harus berdiam diri.
14:31 Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan.
14:32 Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi.
14:33 Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.

Melalui perkataan Paulus ini dapat kita temukan salah satu aktifitas atau bagian dari kebaktian yang diadakan oleh para nabi di Jemaat Korintus pada masa itu. Mereka mendapat penyataan Allah dan berkata-kata kepada Jemaat. Kemudian disusul oleh Jemaat dengan cara menanggapi apa yang mereka katakan.

Bedanya dengan bahasa roh, aktifitas ini menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang yang hadir di acara kebaktian. Nabi mendapat penyataan dari Allah dan mengatakannya kepada orang-orang di sana. Sedang ber-bahasa roh yang ada pada masa itu adalah seperti berdoa dengan bahasa-bahasa yang asing yang tidak dimengerti.

Seperti menyikapi persoalan bahasa roh, Paulus pun mempunyai prinsip yang sama terhadap para nabi yang berkata-kata di dalam kebaktian Jemaat. Paulus menghendaki ketertiban dan damai sejahtera. Ia tidak ingin para nabi menimbulkan kebisingan atau kekacauan di tengah acara kebaktian dengan dasar bahwa setiap nabi semestinya dapat mengontrol diri mereka termasuk karunia nabi yang mereka miliki (band. I Kor 14:32).

Sesuatu yang tidak mudah bagi Paulus menangani Jemaat yang terdiri dari para nabi dan orang-orang yang berbahasa roh. Tetapi dengan bekal atau dasar kehendak Allah bahwa Ia menghendaki damai sejahtera bukan kekacauan maka Paulus dapat menangani permasalahan dan perselisihan di Jemaat Korintus dengan sangat baik dan bijaksana.

Dalam menangani atau menyelesaikan permasalahan, setiap orang Kristen patut bertanya tentang kehendak Allah di tengah situasi-kondisi yang tengah ia hadapi. Kemudian teguh dan setia melakukan segala sesuatu secara kondusif hingga akhirnya dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat dan benar. Mungkin saja persoalan atau permasalahan yang sedang ditangani sepertinya tidak segera langsung mendapatkan hasil yang memuaskan. Tetapi tentunya yang paling penting adalah melakukan kehendak-Nya dan mempercayakan hasil dan penyelesaian permasalahan kepada-Nya daripada memperoleh konsekuensi yang sukar yang tidak diinginkan di masa yang akan datang.

Sebut saja persoalan narkoba, hubungan seks di luar nikah, perzinahan, aborsi, dan lain-lain yang telah menghasilkan konsekuensi yang sulit dan menyakitkan bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Bukankah dosa-dosa yang baru disebutkan tadi juga merupakan akibat dari ketidak bergantungan kepada kehendak Allah dengan cara mencari kesenangan atau kenikmatan sesaat yang seolah memberikan solusi atau penyelesaian? Permasalahan atau keretakan hubungan baik di keluarga, rumah tangga, pernikahan, Jemaat, dan lain-lain semestinya diserahkan kepada Allah bukan kepada dosa.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa percaya, berserah, teguh dan setia kepada kehendak Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar: