Selasa, 25 November 2008

BIG BANG ATAU BIG GOD?

Rabu, 26 November 2008

Bacaan: Roma 1:18-23

1:19 Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.
1:20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian- Nya, dapat nampak kepada pikiran dan karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.

Ada 3 (tiga) cara Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia. Pertama, melalui ciptaan-Nya. Kedua, melalui para nabi atau tulisan para nabi. Ketiga, melalui Yesus Kristus.

Dari ciptaan-Nya, manusia dapat tahu dan mengerti bahwa Allah adalah Allah Yang Maha Kuasa, Maha Besar, Maha Tahu dan Maha Dahsyat. Dari para nabi, manusia mendengar dan mengetahui kehendak atau keinginan Allah, janji-janji-Nya, apa yang berkenan dan yang tidak berkenan kepada-Nya. Dan dari Yesus Kristus, manusia mendapat kunjungan Allah. Manusia dapat melihat Allah di dalam daging. Ia berinkarnasi menjadi manusia tanpa dosa atau tanpa ternodai olehnya.

Jika melalui ciptaan-Nya, Ia seolah berbisik, melalui para nabi, Ia berbicara, tetapi melalui Yesus Kristus, Ia berteriak. Berteriak di Bait Allah. Di atas bukit. Berteriak kepada para petinggi agama Yahudi. Kepada orang-orang yang tidak percaya dan kepada orang-orang tidak bertobat. Ia berteriak di atas kayu salib. Di bukit Golgota. Ia berteriak “Eli Eli Lama Sabakhtani”. Karena Ia sangat mengasihi Anda dan saya.

Jika melalui ciptaan-Nya Ia seolah tampak jauh, melalui para nabi Ia tampak lebih dekat, tetapi melalui Yesus Kristus, Ia hadir bersama-sama dengan kita, dekat dengan kita, di tengah-tengah kita. Ia berada di antara kita dan di dalam kita. Ia menampakkan diri-Nya secara utuh, lengkap dan sempurna di dalam daging yaitu Yesus Kristus.

Pada ayat 20 Roma pasal 1 disebutkan bahwa karya atau ciptaan-Nya saja cukup untuk membungkamkan manusia sehingga tidak dapat berdalih bahwa Ia ada. Dengan kata lain, atheisme adalah suatu isme yang tidak mempunyai dasar atau alasan yang kuat.

Atheisme percaya bahwa Allah tidak ada tetapi tidak dapat menjelaskan mengapa langit, bumi dan segala isinya ada. Mereka meluncurkan teori “Big Bang” tetapi tidak dapat menjawab siapa pelaku atau yang berada di balik ledakan “Big Bang”. Jika atheisme didasari atas logika dan rasio maka teori “Big Bang” adalah teori yang tidak logis atau irasional. Karena bagaimana mungkin ledakan “Big Bang” dapat terjadi tanpa “Big God”.

Albert Einstein pernah berkata:”Tentu saja ada kekuatan masif di balik penciptaan alam semesta.” Dengan kata lain, meskipun Albert Einstein tidak menyebut Tuhan sebagai pencipta alam semesta, setidaknya ia lebih rasional daripada orang-orang atheis.

Jadi bukan soal apakah Allah ada atau tidak ada, bukan soal dapat berdalih atau tidak dapat berdalih, tetapi soal apakah manusia mencari Allah dengan segenap hati atau tidak. Karena Allah telah menyatakan diri-Nya melalui ciptaan-Nya, melalui para nabi dan Kitab Suci dan melalui Yesus Kristus. Jika seseorang tidak mencari Tuhan, maka sangat mungkin bahwa orang tersebut tidak menginginkan Tuhan di dalam hidupnya, atau mungkin ia telah menganggap dirinya sebagai tuhan.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa percaya, patuh dan tunduk kepada Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar: