Selasa, 04 November 2008

PEMIMPIN SEJATI ATAU PALSU?

Jumat, 7 November 2008

Bacaan: I Kor 14:18-19

14: 18 Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.
14:19 Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.

Paulus tidak mengucapkan bahasa roh dalam pertemuan Jemaat karena ia memilih untuk menjadi berguna lebih dari pada mempesona. Ia lebih suka mengajar dari pada menjadi tontonan Jemaat saat berbahasa roh. Ia lebih memilih untuk dimengerti dari pada disegani karena berkata-kata dengan bahasa roh.

Di dalam kepemimpinan Kristen terdapat perbedaan-perbedaan besar yang menentukan apakah seseorang adalah seorang pemimpin Kristen sejati atau bukan. Seorang pemimpin Kristen sejati tidak berusaha mempesona orang lain tetapi mengarahkan dengan cara mengajar dan melatih. Seorang pemimpin Kristen sejati tidak menggiring atau membawa orang lain kepada dirinya tetapi kepada Allah. Seorang pemimpin Kristen sejati mempunyai kejelasan karakter, pribadi, tujuan dan keinginan-keinginan yang dapat diketahui dan dipercaya para pengikutnya. Sedangkan yang palsu adalah munafik, licik, merekayasa, menutup-nutupi, sukar dipahami dan mempunyai tingkat kepercayaan yang rendah dari para pengikutnya.

Pemimpin atau guru palsu, ajaran palsu, tujuan dan motif yang palsu menjadi perhatian yang besar dalam hidup Paulus. Ia selalu mengantisipasi semua hal tersebut agar tidak merusak Jemaat dan kekristenan yang sejati. Di dalam suratnya kepada Timotius, Paulus banyak menyebutkan tentang segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan pemimpin palsu, guru palsu, ajaran palsu, tujuan dan motif yang palsu (lih. 1 Tim 1:6-7; 1 Tim 3:8-13; 1 Tim 4:1-3; 1 Tim 6:3-5; 2 Tim 2: 16-18; 2 Tim 4:3-5).

Sebagai generasi Kristen yang baik di zaman modern, kita harus melanjutkan visi dan misi Paulus dengan cara menjadi pemimpin dan guru Kristen yang benar dan sejati, yang menyampaikan pesan Allah dengan sebenar-benarnya. Tidak berusaha mempesona orang lain untuk mengikut diri kita tetapi menggiring atau membawa orang lain kepada Allah. Tidak berusaha mencari kepentingan, keuntungan atau kemuliaan bagi diri sendiri tetapi bagi kemuliaan Allah. Sesuatu yang mungkin tidak dapat terjadi atau terbentuk dalam sekejap tetapi bukan pula sesuatu yang mustahil dan tidak dapat dicapai dengan latihan, ketekunan, dengan anugerah dan pertolongan Tuhan.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa menjadi pemimpin dan pengajar Kristen yang benar dan sejati bukan yang palsu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar: