Selasa, 04 November 2008

BUKAN BAHASA ROH

Sabtu, 8 November 2008

Bacaan: I Kor 14: 21-25

14:21 Dalam hukum Taurat ada tertulis:”Oleh orang-orang yang mempunyai bahasa lain dan oleh mulut orang-orang asing Aku akan berbicara kepada bangsa ini, namun demikian mereka tidak akan mendengarkan Aku, firman Tuhan.”
14:22 Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman.
14:23 Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?
14:24 Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua.
14:25 segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku:”Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu.”

Salah satu keajaiban yang pernah terjadi di masa Perjanjian Baru adalah bahwa murid-murid Yesus dapat berbicara dengan bahasa lain yang sebelumnya tidak pernah mereka ketahui atau gunakan (band Kis 2:-11).

Hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa roh bukanlah bahasa asing dari planet lain atau dunia lain yang tidak pernah dipergunakan sebelumnya oleh manusia di bumi. Tetapi, bahasa roh adalah bahasa dari bangsa-bangsa lain di dunia yang diucapkan oleh orang-orang yang tidak pernah tahu atau tidak pernah menggunakan bahasa tersebut sebelumnya.

Dari sini dapat kita bedakan manakah bahasa roh yang benar dan manakah bahasa roh yang palsu. Bahasa roh yang benar pasti dapat diterjemahkan oleh bangsa yang memiliki bahasa tersebut atau yang mengerti atau menguasai bahasa tersebut. Bahasa roh yang palsu berbunyi tidak teratur, tanpa susunan, tanpa tata bahasa, tanpa arti dan bukan merupakan salah satu bahasa dari bangsa-bangsa yang ada di dunia. Kemungkinan seperti itulah yang tengah terjadi di Jemaat Korintus pada masa itu. Dengan kata lain bahasa roh oleh sebagian orang di sana adalah bahasa roh yang palsu.

Timbul pertanyaan, mengapa orang-orang di Jemaat Korintus suka berbahasa roh dan berusaha memperoleh karunia tersebut pada masa itu? Dan mengapa Paulus mengangkat isu tentang bahasa roh di dalam suratnya kepada Jemaat Korintus? Besar kemungkinan, bahwa mereka telah mendengar tentang peristiwa ajaib yang terjadi di antara murid-murid Yesus pertama di hari Pentakosta. Dan mencoba menghadirkan kembali peristiwa tersebut dengan harapan akan terjadi hal-hal yang tidak kalah dahsyatnya dengan apa yang terjadi di hari Pentakosta.

Orang-orang di Jemaat Korintus lupa bahwa mengikut Tuhan bukanlah soal heboh-heboh-an atau dahsyat-dahsyat-an atau sesuatu yang spektakuler, yang mempesona dan mengesankan. Melainkan, mencari tahu kehendak-Nya dan melakukannya dengan sepenuh hati, jiwa, akal budi dan kekuatan. Meskipun mungkin tidak disertai dengan peristiwa-peristiwa yang heboh, spektakuler dan mengesankan.

Perhatikan saja bagaimana saat Yesus datang ke dunia. Ia lahir di kota kecil Betlehem, di kandang domba, dibesarkan di keluarga Yusuf dan Maria yang sangat sederhana, menjadi tukang kayu, menyandang nama kota asal Galilea dan Nazaret yang tidak terpandang.

Artinya, peristiwa-peristiwa biasa tidak mengartikan bahwa Allah tidak ada, tidak terlibat, atau tidak turut bekerja di dalam peristiwa tersebut. Sebaliknya, peristiwa-peristiwa heboh, mempesona, dan mengesankan tidak pula mengartikan bahwa Allah ada di sana, bahwa Ia turut bekerja dan menghendaki peristiwa tersebut. Contohnya: perang salib, penentuan tanggal akhir zaman, bunuh diri massal untuk pergi ke sorga, kebaktian penyembuhan atau mujizat yang palsu, dan lain-lain yang tampak spektakuler tetapi tidak berkenan di hadapan Allah.

Bukan saja Jemaat Korintus yang harus mengubah cara berpikir, sikap dan tindakan mereka tetapi juga orang-orang Kristen di zaman sekarang pun semestinya mengutamakan atau mementingkan kemurnian dan kebenaran Firman Allah di atas spektakuler-isme atau heboh-heboh-an. Dan melakukan kehendak-Nya dari pada melakukan ulah dengan cara berbahasa roh yang palsu sehingga menimbulkan polemik atau keresahan di dalam Jemaat.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengutamakan atau mementingkan kemurnian dan kebenaran Firman Engkau dan melakukan-Nya walau tanpa peristiwa spektakuler yang menghebohkan. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar: