Sabtu, 15 November 2008
Bacaan: I Kor 16:10-12
16:10 Jika Timotius datang kepadamu, usahakanlah supaya ia berada di tengah-tengah kamu tanpa takut, sebab ia mengerjakan pekerjaan Tuhan, sama seperti aku.
16:11 Jadi, janganlah ada orang yang menganggapnya rendah! Tetapi tolonglah dia, supaya ia melanjutkan perjalanannya dengan selamat, agar ia datang kembali kepadaku, sebab aku di sini menunggu kedatangannya bersama-sama dengan saudara-saudara yang lain.
16:12 Tentang saudara Apolos: telah berulang-ulang aku mendesaknya untuk bersama-sama dengan saudara-saudara lain mengunjungi kamu, tetapi ia sama sekali tidak mau datang sekarang. Kalau ada kesempatan baik nanti, ia akan datang.
Paulus memikirkan orang-orang. Ia memikirkan tentang rekan-rekan sekerjanya seperti Timotius, Apolos, dan rekan-rekan yang lain. Ia juga memikirkan Jemaat. Tentang hubungan antar mereka. Tentang bagaimana Jemaat Korintus menyambut Timotius, memperlakukannya atau menganggapnya.
Paulus sangat antisipatif dan penuh persiapan. Ia mengantisipasi agar Timotius disambut dengan hormat dan ramah. Bukan menganggapnya rendah sehingga menimbulkan perasaan takut karena situasi atau persoalan-persoalan yang tengah terjadi di sana. Mengapa? Alasannya sangat sederhana. Karena ia mengerjakan pekerjaan Tuhan bukan karena Paulus, karena Timotius atau “karena-karena” yang lain.
Suatu alasan yang sangat tepat dan benar bahwa Jemaat wajib menghormati pekerja, pelayan atau hamba Tuhan bukan karena siapa orang itu, gelar yang ia sandang, prestasi atau achievement yang ia capai, atau apa saja kecuali karena Tuhan. Tentu saja tidak berarti bahwa jemaat wajib meng “iya” kan atau menyetujui apa pun juga termasuk “dosa”.
Di dalam suratnya kepada Jemaat Korintus, Paulus tidak mengungkapkan alasannya mendesak Apolos untuk mengunjungi Jemaat bersama dengan saudara-saudara yang lain. Tetapi melalui tulisannya tentang Apolos dapat ditemukan bahwa anggota-anggota tertentu di Jemaat Korintus menyukainya dan mengharapkan kunjungannya. Mungkin mereka menyukai Apolos karena kemampuan dan kefasihannya yang sangat tinggi di dalam mengajarkan Kitab Suci (band. Kis 18:24; I Kor 3:4-6).
Tidak ada bukti nyata atau tanda yang jelas bahwa Apolos tidak mau datang ke Korintus karena kecewa atau sakit hati terhadap Jemaat. Paulus hanya mengatakan bahwa Apolos belum mau datang waktu itu tetapi ia akan mengunjungi mereka kalau ada kesempatan baik di waktu yang akan datang.
Suatu pelajaran yang sangat berharga dari teladan Paulus bagi orang-orang Kristen di masa kini agar memikirkan rekan sekerja di dalam Tuhan, memikirkan jemaat, keluarga, atau orang lain di lingkungannya dan memikirkan hubungan antar mereka, mengantisipasi dan mempersiapkannya sehingga terjalin hubungan yang akrab dan rohani.
Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mempunyai pandangan-pandangan yang benar di hadapan Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.
Bacaan: I Kor 16:10-12
16:10 Jika Timotius datang kepadamu, usahakanlah supaya ia berada di tengah-tengah kamu tanpa takut, sebab ia mengerjakan pekerjaan Tuhan, sama seperti aku.
16:11 Jadi, janganlah ada orang yang menganggapnya rendah! Tetapi tolonglah dia, supaya ia melanjutkan perjalanannya dengan selamat, agar ia datang kembali kepadaku, sebab aku di sini menunggu kedatangannya bersama-sama dengan saudara-saudara yang lain.
16:12 Tentang saudara Apolos: telah berulang-ulang aku mendesaknya untuk bersama-sama dengan saudara-saudara lain mengunjungi kamu, tetapi ia sama sekali tidak mau datang sekarang. Kalau ada kesempatan baik nanti, ia akan datang.
Paulus memikirkan orang-orang. Ia memikirkan tentang rekan-rekan sekerjanya seperti Timotius, Apolos, dan rekan-rekan yang lain. Ia juga memikirkan Jemaat. Tentang hubungan antar mereka. Tentang bagaimana Jemaat Korintus menyambut Timotius, memperlakukannya atau menganggapnya.
Paulus sangat antisipatif dan penuh persiapan. Ia mengantisipasi agar Timotius disambut dengan hormat dan ramah. Bukan menganggapnya rendah sehingga menimbulkan perasaan takut karena situasi atau persoalan-persoalan yang tengah terjadi di sana. Mengapa? Alasannya sangat sederhana. Karena ia mengerjakan pekerjaan Tuhan bukan karena Paulus, karena Timotius atau “karena-karena” yang lain.
Suatu alasan yang sangat tepat dan benar bahwa Jemaat wajib menghormati pekerja, pelayan atau hamba Tuhan bukan karena siapa orang itu, gelar yang ia sandang, prestasi atau achievement yang ia capai, atau apa saja kecuali karena Tuhan. Tentu saja tidak berarti bahwa jemaat wajib meng “iya” kan atau menyetujui apa pun juga termasuk “dosa”.
Di dalam suratnya kepada Jemaat Korintus, Paulus tidak mengungkapkan alasannya mendesak Apolos untuk mengunjungi Jemaat bersama dengan saudara-saudara yang lain. Tetapi melalui tulisannya tentang Apolos dapat ditemukan bahwa anggota-anggota tertentu di Jemaat Korintus menyukainya dan mengharapkan kunjungannya. Mungkin mereka menyukai Apolos karena kemampuan dan kefasihannya yang sangat tinggi di dalam mengajarkan Kitab Suci (band. Kis 18:24; I Kor 3:4-6).
Tidak ada bukti nyata atau tanda yang jelas bahwa Apolos tidak mau datang ke Korintus karena kecewa atau sakit hati terhadap Jemaat. Paulus hanya mengatakan bahwa Apolos belum mau datang waktu itu tetapi ia akan mengunjungi mereka kalau ada kesempatan baik di waktu yang akan datang.
Suatu pelajaran yang sangat berharga dari teladan Paulus bagi orang-orang Kristen di masa kini agar memikirkan rekan sekerja di dalam Tuhan, memikirkan jemaat, keluarga, atau orang lain di lingkungannya dan memikirkan hubungan antar mereka, mengantisipasi dan mempersiapkannya sehingga terjalin hubungan yang akrab dan rohani.
Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mempunyai pandangan-pandangan yang benar di hadapan Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar