Sabtu, 08 November 2008

BIJAKSANALAH!

Minggu, 9 November 2008

Bacaan: I Kor 14:26-28

14:26 Jadi bagaimana sekarang saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.
14:27 Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya.
14:28 Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.

Paulus menyebutkan 5 (lima) aktifitas dari/ oleh anggota-anggota Jemaat di dalam kebaktian yaitu: mempersembahkan mazmur, mengajar, menyampaikan penyataan Allah, atau mempersembahkan karunia bahasa roh, atau mempersembahkan karunia untuk menafsirkan bahasa roh. Dengan semua itu Paulus mengingatkan bahwa tujuan ke 5 (lima) aktifitas tersebut adalah untuk membangun. Bukan untuk show off, mempesona orang lain, mencari keuntungan atau kemuliaan bagi diri sendiri, atau tujuan-tujuan lain yang tidak mulia atau tidak rohani.

Tampaknya, Paulus sangat concern dengan bahasa roh. Dari 5 (lima) aktifitas atau kegiatan di jemaat, Paulus tidak menyinggung atau memberikan peringatan atau penjelasan khusus kecuali tentang bahasa roh. Dari sini dapat kita temukan kemungkinan bahwa di Jemaat Korintus pada masa itu terdapat orang-orang yang berbahasa roh yang menimbulkan kebisingan, kebingungan, kekacauan, keresahan bahkan perselisihan antar anggota di dalam Jemaat. Apalagi bahasa roh yang diucapkan oleh yang mengatakannya tidak dimengerti anggota yang lain dan tidak ada yang dapat/ yang menafsirkannya.

Situasi yang kacau dan meresahkan ini disikapi Paulus dengan bijaksana yaitu dengan menekankan tujuan yang benar, ketertiban di dalam jemaat, kebergunaan dari aktifitas atau kegiatan, dan kasih yang menjadikan karunia roh berguna bagi orang lain. Paulus tidak terburu-buru menyimpulkan dan menetapkan bahwa bahasa roh yang diucapkan oleh anggota Jemaat Korintus adalah salah atau palsu. Ia pun tidak menjadi permisif dengan membiarkan orang-orang yang berbahasa roh se-enaknya menciptakan situasi atau suasana yang tidak tertib di dalam Jemaat.

Jika Paulus pro dan kontra terhadap salah satu dari kelompok atau golongan yang ada yaitu yang berbahasa roh dan yang menentang bahasa roh, maka dapat diprediksikan bahwa Jemaat Korintus akan terpisah atau terpecah menjadi dua atau tiga bagian. Yaitu mereka yang pro bahasa roh, yang kontra bahasa roh, dan/ atau yang menerima keduanya.

Jadi, apakah Paulus kompromi atau tidak tegas menyikapi persoalan bahasa roh ini? Tidak. Ia hanya tidak tergesa-gesa dan tidak ceroboh mengambil sikap atau keputusannya. Dan sepertinya ia menyadari keterbatasannya.

Simaklah perkataan Paulus di I Kor 13:9-12 berikut ini:
Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetap nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. (I Kor 13:9-12)

Menurut terjemahan Today English Version Bible, Paulus mengakui bahwa pengetahuan, nubuat, penglihatannya masih partial atau baru sebagian saja. Tetapi seiring waktu yang berjalan, dengan kesetiaan dan ketekunannya ia akan bertumbuh dan dengan sendirinya meninggalkan hal-hal yang kurang atau tidak sempurna di masa muda termasuk pengertian, pandangan, pengetahuan, cara berpikir, dan cara berkata-kata.

Melalui perkataan Paulus ini, kita bukan belajar tentang bahasa roh saja tetapi juga tentang bagaimana sikap dan kebijaksanaannya di dalam menangani permasalahan atau perselisihan di dalam Jemaat. Paulus menekankan kasih, kebergunaan aktifitas, ketertiban, dan tujuan yang mulia dan benar.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa bijaksana menangani permasalahan atau perselisihan dengan cara menekankan kasih, kebergunaan, ketertiban, dan tujuan yang mulia dan benar di hadapan Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar: