Jumat, 21 November 2008

GENERASI YANG BENAR

Jumat, 21 November 2008

Bacaan: Roma 1:2-7

1:2 Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci,
1:3 tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud,
1:4 dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.
1:5 Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya.
1:6 Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus.
1:7 Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus; Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.

Kalimat pembuka surat Paulus kepada Jemaat di Roma bukanlah ucapan basa-basi yang menyenangkan pembaca atau pendengarnya tetapi mengandung ringkasan pesan Alkitab. Ia mengatakan bahwa kedatangan Yesus Kristus telah dijanjikan oleh Allah melalui para nabi yang menulis kitab-kitab suci Perjanjian Lama. Sedangkan mengenai Yesus Kristus dan pelayanan-Nya termasuk mengenai rasul-rasul-Nya dan mengenai Jemaat merupakan kelanjutannya yang kemudian ditulis di kitab-kitab Perjanjian Baru.

Melalui kalimat pembuka Paulus tersebut dapat jelas dimengerti bahwa Perjanjian Lama tidak dapat dipisahkan dengan Perjanjian Baru. Keduanya sangat berhubungan atau berkaitan erat satu sama lain. Perjanjian Lama menyatakan atau menyingkapkan tentang Allah kepada manusia. Tentang Siapa Dia, tentang keinginan, kehendak, karakter, dan sifat-sifat-Nya melalui berbagai situasi, keadaan, atau pun peristiwa. Dan, tentang janji-janji-Nya kepada manusia. Pada zaman Perjanjian Lama, Allah berbicara dengan perantaraan nabi-nabi. Tetapi, pada zaman Perjanjian Baru, Ia menyatakan diri-Nya melalui Anak-Nya (band. Ibr 1:1). Itulah sebab atau alasannya, mengapa Perjanjian Baru berisi tentang Kristus, tentang pelayanan-Nya, tentang kematian, kebangkitan-Nya, tentang keselamatan yang dianugerahkan-Nya, tentang para rasul dan tentang jemaat-Nya.

Singkatnya, Paulus mengatakan bahwa pelayanan atau penginjilannya bukanlah tanpa alasan atau dasar dari Allah. Sebaliknya merupakan kelanjutan dari apa yang dijanjikan Allah sejak zaman Perjanjian Lama sampai pada waktu ia menuliskan suratnya kepada Jemaat Roma.

Sangat penting bagi Paulus untuk menjelaskan semua itu sebelumnya karena jika tidak demikian tidak ada dasar atau alasan yang kuat dan benar untuk melanjutkan tulisan di dalam suratnya tersebut.

Demikian pula halnya dengan para pengajar atau pemberita Injil di zaman modern. Mereka perlu mengingat atau menyadari bahwa pekerjaan atau pelayanan mereka adalah kelanjutan dari pelayanan para rasul di zaman Perjanjian Baru. Jadi, baik pesan, pengajaran, khotbah, kepemimpinan, atau pun pelayanan yang dilakukan haruslah benar dan sesuai sebagaimana yang dikehendaki Allah. Bukan semata-mata mengadakan kebaktian yang ramai pengunjung dan menyajikan acara-acara yang menyenangkan.

Pesan di Perjanjian Baru sangat jelas yaitu bahwa setiap orang harus bertobat, berbalik dari dosa kepada Allah, melayani Allah, menjadi murid-Nya, dibaptis di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, kemudian dibimbing, dilatih atau dimentoring, bertumbuh di dalam Dia dan setia sampai mati (band. Mat 28:19-20; Kis 26:20).

Dengan kata lain, pengajar, pengkhotbah, penginjil, pendeta atau gereja yang mengabaikan pesan-pesan di Perjanjian Baru tersebut, bukanlah wakil Allah yang benar dan sejati.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa menjadi generasi penerus yang benar dan sejati di hadapan Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar: