Kamis, 20 November 2008
Bacaan: Roma 1:1
1:1 Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.
Paulus memperkenalkan dirinya dengan singkat dan benar. Sebutan terhadap dirinya sangat historis dan beralasan. Perhatikanlah sejarah singkat kehidupan Paulus. Setelah bertemu dengan Yesus di Damsyik, ia tidak dapat melihat karena cahaya yang menyilaukan. Ia dipertemukan Allah dengan Ananias, yang selanjutnya menyembuhkan matanya, meyakinkannya tentang panggilan, tentang tujuan dan kehendak Allah bagi dirinya (band. Kis 9:1-19a; Kis 22:6-16; Kis 26:12-18).
Tidak lama setelah itu, Paulus bergabung dengan jemaat di Damsyik, kemudian mendapat asistensi atau bimbingan, dan menjadi mitra kerja Barnabas. Seiring waktu berjalan, Paulus bertumbuh dan menjadi seorang rasul yang setara dengan 12 rasul yang lain. Ia memusatkan diri dalam doa, mempelajari kitab suci, mengajarkannya kepada semua orang termasuk orang awam, businessman, filsuf, agamawan, pemerintah, kepada kepala penjara atau kepada kaisar sekalipun. Paulus juga mengadakan mujizat, mendirikan jemaat dan melatih pemimpin-pemimpin Kristen seperti Timotius, Titus, Silas, Markus dan lain-lain.
Meskipun orang-orang tertentu tidak menganggapnya sebagai rasul yang setara dengan 12 rasul yang lain, Paulus mempunyai bukti-bukti yang nyata dan jelas bahwa ia patut dan layak menyandang gelar itu. Tentu saja bukan gelar atau sebutan yang Paulus perjuangkan ketika ia memperkenalkan dirinya, tetapi karena hak dan otoritasnya sebagai pengajar dan pemberita Injil. Sehingga ia tidak dibatasi atau dihalang-halangi saat bertindak atau mengambil keputusan sebagai rasul. Contohnya, dalam menetapkan peraturan dan tata-tertib di Jemaat, mengambil tindakan atau keputusan terhadap anggota jemaat yang kurang ajar atau membahayakan, menyampaikan penyataan Allah, menegaskannya atau mengajarkannya kepada Jemaat.
Paulus juga mengatakan bahwa ia dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. Artinya, ia telah dimurnikan dari maksud atau tujuan duniawi. Ia bukan lagi hidup untuk dirinya, untuk kepentingan dirinya, ambisi pribadinya, tetapi untuk Allah, untuk memberitakan Injil Allah (band. Gal 2:19-20).
Besar kemungkinan, Paulus adalah “the replacement” dari Yudas, rasul Yesus yang berkhianat dan yang mati karena bunuh diri. Bukan Matias yang dipilih melalui acara buang undi yang diadakan oleh Petrus (band. Kis 1:15-26).
Kesimpulannya, panggilan atau penunjukan dari Allah tidak dapat diganggu gugat. Manusia dapat menolak, tidak menerima atau mempertanyakannya, tetapi Allah akan membuktikan dan menunjukkannya. Orang Kristen pun termasuk pendeta dan pengurus gereja semestinya tidak perlu memusingkan soal posisi atau jabatan di dalam organisasi. Apalagi harus berpolitik, mengintimidasi orang yang dianggap sebagai saingan, membujuk atau merayu jemaat, menghalalkan segala cara demi posisi atau jabatan yang ia inginkan. Sebaliknya, memandang diri sebagai hamba Kristus yang melayani Allah, yang bertumbuh dari waktu ke waktu menjadi pribadi yang berkenan di hadapan-Nya, dan Ia akan menunjukkan langkah selanjutnya dan seterusnya.
Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa melayani Engkau, bertumbuh dan merespon panggilan dan penunjukan Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.
Bacaan: Roma 1:1
1:1 Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.
Paulus memperkenalkan dirinya dengan singkat dan benar. Sebutan terhadap dirinya sangat historis dan beralasan. Perhatikanlah sejarah singkat kehidupan Paulus. Setelah bertemu dengan Yesus di Damsyik, ia tidak dapat melihat karena cahaya yang menyilaukan. Ia dipertemukan Allah dengan Ananias, yang selanjutnya menyembuhkan matanya, meyakinkannya tentang panggilan, tentang tujuan dan kehendak Allah bagi dirinya (band. Kis 9:1-19a; Kis 22:6-16; Kis 26:12-18).
Tidak lama setelah itu, Paulus bergabung dengan jemaat di Damsyik, kemudian mendapat asistensi atau bimbingan, dan menjadi mitra kerja Barnabas. Seiring waktu berjalan, Paulus bertumbuh dan menjadi seorang rasul yang setara dengan 12 rasul yang lain. Ia memusatkan diri dalam doa, mempelajari kitab suci, mengajarkannya kepada semua orang termasuk orang awam, businessman, filsuf, agamawan, pemerintah, kepada kepala penjara atau kepada kaisar sekalipun. Paulus juga mengadakan mujizat, mendirikan jemaat dan melatih pemimpin-pemimpin Kristen seperti Timotius, Titus, Silas, Markus dan lain-lain.
Meskipun orang-orang tertentu tidak menganggapnya sebagai rasul yang setara dengan 12 rasul yang lain, Paulus mempunyai bukti-bukti yang nyata dan jelas bahwa ia patut dan layak menyandang gelar itu. Tentu saja bukan gelar atau sebutan yang Paulus perjuangkan ketika ia memperkenalkan dirinya, tetapi karena hak dan otoritasnya sebagai pengajar dan pemberita Injil. Sehingga ia tidak dibatasi atau dihalang-halangi saat bertindak atau mengambil keputusan sebagai rasul. Contohnya, dalam menetapkan peraturan dan tata-tertib di Jemaat, mengambil tindakan atau keputusan terhadap anggota jemaat yang kurang ajar atau membahayakan, menyampaikan penyataan Allah, menegaskannya atau mengajarkannya kepada Jemaat.
Paulus juga mengatakan bahwa ia dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. Artinya, ia telah dimurnikan dari maksud atau tujuan duniawi. Ia bukan lagi hidup untuk dirinya, untuk kepentingan dirinya, ambisi pribadinya, tetapi untuk Allah, untuk memberitakan Injil Allah (band. Gal 2:19-20).
Besar kemungkinan, Paulus adalah “the replacement” dari Yudas, rasul Yesus yang berkhianat dan yang mati karena bunuh diri. Bukan Matias yang dipilih melalui acara buang undi yang diadakan oleh Petrus (band. Kis 1:15-26).
Kesimpulannya, panggilan atau penunjukan dari Allah tidak dapat diganggu gugat. Manusia dapat menolak, tidak menerima atau mempertanyakannya, tetapi Allah akan membuktikan dan menunjukkannya. Orang Kristen pun termasuk pendeta dan pengurus gereja semestinya tidak perlu memusingkan soal posisi atau jabatan di dalam organisasi. Apalagi harus berpolitik, mengintimidasi orang yang dianggap sebagai saingan, membujuk atau merayu jemaat, menghalalkan segala cara demi posisi atau jabatan yang ia inginkan. Sebaliknya, memandang diri sebagai hamba Kristus yang melayani Allah, yang bertumbuh dari waktu ke waktu menjadi pribadi yang berkenan di hadapan-Nya, dan Ia akan menunjukkan langkah selanjutnya dan seterusnya.
Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa melayani Engkau, bertumbuh dan merespon panggilan dan penunjukan Engkau. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar