Kamis, 11 September 2008

HAMBA ALLAH

Sabtu, 13 September 2008

Bacaan: I Kor 7:20-24

7:20 Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Allah.
7:21 Adakah engkau hamba waktu engkau dipanggil? Itu tidak apa-apa! Tetapi jikalau engkau mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu.
7:22 Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayananNya, adalah orang bebas, milik Tuhan. Demikian pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hambaNya.
7:23 Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.
7:24 Saudara-saudara, hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam keadaan seperti pada waktu ia dipanggil.


Fakta:
Paulus berkata kepada Jemaat Korintus:
• …tinggallah dalam keadaan, seperti waktu…dipanggil Allah.
• Adakah engkau hamba waktu engkau dipanggil? Itu tidak apa-apa!...jikalau engkau mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu.
• …seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayananNya, adalah orang bebas, milik Tuhan.
• …orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hambaNya.
• Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.
• …hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam keadaan seperti pada waktu ia dipanggil.

Pertanyaan:
Apa arti perkataan Paulus “…janganlah kamu menjadi hamba manusia”?

Jawaban:
Para hamba pada zaman Paulus bukanlah orang bebas yang memiliki hak atas diri mereka. Sebaliknya mereka adalah orang-orang yang diperjual-belikan, yang patuh dan tunduk kepada majikan yang telah membeli dan membayar mereka lunas.

Paulus dengan cermat menghubungkan situasi-kondisi tersebut dengan kebenaran Allah, yakni, bahwa manusia adalah milik Allah, hamba Allah, yang telah dibeli dan telah lunas dibayar. Dengan kata lain, manusia yang satu tidak berhak atas manusia yang lain, kecuali Allah.

Surat Paulus mengenai hal ini telah menjadi acuan atau dasar bagi orang Kristen pada zaman dahulu dalam menentang perbudakan. Andai saja, alkitab, kekristenan dan rasul Paulus tidak pernah hadir di dunia, tentu saja perbudakan akan terus berlanjut bahkan mungkin mengkristal menjadi hal yang lebih buruk, melebar dan sukar untuk dilukiskan.

Para budak di dunia, mantan budak, calon budak ataupun keturunan budak secara langsung atau tidak langsung berhutang kepada Paulus, kepada kekristenan, dan yang paling utama, berhutang kepada Allah.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Kami bersyukur karena Engkau telah menghapus perbudakan di dunia ini. Berikan hamba keyakinan yang dalam bahwa diri ini adalah milik Engkau dan hamba Engkau, bukan milik dunia atau milik si jahat. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar: