Kamis, 25 September 2008

ANTARA BAIK DAN LEBIH BAIK

Kamis, 25 September 2008

Bacaan: I Kor 7:36-38


7:36 Tetapi jikalau seorang menyangka, bahwa ia tidak berlaku wajar terhadap gadisnya, jika gadisnya itu telah bertambah tua dan ia benar-benar merasa, bahwa mereka harus kawin, baiklah mereka kawin, kalau ia menghendakinya. Hal itu bukan dosa.
7:37 Tetapi kalau ada seorang, yang tidak dipaksa untuk berbuat demikian, benar-benar yakin dalam hatinya dan benar-benar menguasai kemauannya, telah mengambil keputusan untuk tidak kawin dengan gadisnya, ia berbuat baik.
7:38 Jadi orang yang kawin dengan gadisnya berbuat baik, dan orang yang tidak kawin dengan gadisnya berbuat lebih baik.


Fakta:

Paulus berkata kepada Jemaat Korintus:
• …jikalau seorang menyangka, bahwa ia tidak berlaku wajar terhadap gadisnya, jika gadisnya itu telah bertambah tua dan ia benar-benar merasa, bahwa mereka harus kawin, baiklah mereka kawin, kalau ia menghendakinya. Hal itu bukan dosa.
• … kalau ada seorang, yang tidak dipaksa untuk berbuat demikian, benar-benar yakin dalam hatinya dan benar-benar menguasai kemauannya, telah mengambil keputusan untuk tidak kawin dengan gadisnya, ia berbuat baik.
• … orang yang kawin dengan gadisnya berbuat baik, dan orang yang tidak kawin dengan gadisnya berbuat lebih baik.

Pertanyaan:
• Apa arti dan tujuan perkataan Paulus:”… orang yang kawin dengan gadisnya berbuat baik, dan orang yang tidak kawin dengan gadisnya berbuat lebih baik.”?

Jawaban:
Kawin atau tidak kawin bukanlah dosa atau keharusan. Paulus mempertimbangkan pilihan atau kehendak bebas Jemaat Korintus. Jika seorang pria atau wanita menghendaki perkawinan, hal itu bukanlah dosa. Demikian juga jika seseorang menghendaki untuk tidak kawin, dan keputusan itu tidak dipaksa oleh orang lain, hal tersebut bahkan dinilai Paulus sebagai pilihan yang lebih baik. Mengapa? Karena orang Kristen yang tidak kawin dapat melayani Allah dengan potensi atau kapasitas waktu, energi, dan mobilitas yang lebih besar. Mereka bebas dari beban dan urusan-urusan keluarga atau rumah tangga.

Mungkin, itulah alasannya mengapa Yesus, Paulus, William Tyndale, dan tokoh-tokoh Kristen lainnya memilih untuk tidak menikah. Mereka memang ternyata sangat fokus, sangat efektif dan produktif dalam pelayanan mereka kepada Allah.

Orang-orang Kristen tidak patut mengharuskan atau mendiskreditkan seseorang yang tidak menikah, apalagi jika orang tersebut memiliki tujuan ilahi, fokus dalam pelayanan, produktif dan tahan “tidak kawin”.

Doa:

Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Berikan keyakinan yang dalam akan hal ini sehingga hamba dapat senantiasa menghormati orang yang tidak kawin dengan alasan dan tujuan yang benar. Dan juga dapat menolong orang-orang yang tidak kawin tanpa tujuan dan alasan yang rohani. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar: