Sebelum mempelajari Perjanjian Baru lebih jauh, ada baiknya bagi kita tahu sedikit banyak tentang kelompok-kelompok besar yang ada di zaman Yesus. Mereka adalah orang Farisi, orang Saduki, orang Esene, orang Romawi dan orang Zelot. Dengan demikian kita akan semakin jelas melihat atau mengerti setiap perkataan atau kisah yang ada di sana.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang mereka, mari pelajari satu per satu dari kelompok-kelompok tersebut:
Orang Farisi
Kata Farisi berasal dari bahasa Ibrani פרושים p'rushim, dari perush, yang berarti penjelasan. Jadi kata Farisi berarti "orang yang menjelaskan" (לפרש, "lefareish - menjelaskan")... Kaum Farisi,…belakangan merupakan sebuah aliran pemikiran di antara orang-orang Yahudi yang berkembang pada masa Bait Suci Kedua (536 SM–70 M).
Kelompok ini biasanya juga disebut bersamaan dengan Ahli Taurat yaitu: “Orang Farisi dan Ahli Taurat”. Keduanya mempunyai aktifitas serupa yang berkaitan dengan Kitab-Kitab Perjanjian Lama khususnya 5 Kitab Pertama atau Pentateukh yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan.
Orang-orang Farisi mempunyai rutinitas mempelajari Kitab-Kitab tersebut, mengintepretasikannya, mendiskusikan, menuliskan, dan mensahkan hasil-hasilnya dalam bentuk aturan atau peraturan. Semua itu dituangkan dalam bentuk tulisan yang disebut sebagai Kitab Mishnah. Kitab Mishnah sendiri mempunyai penjelasan lagi yaitu Kitab Talmud. Dari waktu ke waktu, kitab Mishnah dan Kitab Talmud berisi banyak sekali tulisan termasuk aturan atau peraturan-peraturan di dalamnya. Sebagai gambaran, tentang hari Sabat saja, di Mishnah terdapat 24 Bab dan di Talmud Babylonia terdapat 312 halaman folio.
Orang Saduki
Orang-orang Saduki berasal dari pengikut imam Zadok yang hidup di masa pembangunan Bait Suci pertama yang didirikan oleh raja Salomo.
Secara moral, kelompok imam ini tampak lebih buruk dibanding orang Farisi dan orang Esenes. Mereka adalah seperti kelompok imam yang korup, yang walaupun berasal dari keturunan Lewi, tetapi keyakinan mereka telah banyak dipengaruhi oleh sinkritisme, filsafat, dan politik.. Mereka menolak atau menentang interpretasi orang-orang Farisi terhadap kitab-kitab Musa dan hukum Taurat. Orang-orang Saduki pun sangat dikenal sebagai kelompok orang yang tidak percaya terhadap kebangkitan.
Sejarahwan Yahudi abad pertama yang bernama Josephus menyatakan tentang moralitas orang-orang Saduki sebagai berikut:
the Sadducees...take away fate entirely, and suppose that God is not concerned in our doing or not doing what is evil; and they say, that to act what is good, or what is evil, is at men's own choice, and that the one or the other belongs so to every one, that they may act as they please. They also take away the belief of the immortal duration of the soul, and the punishments and rewards in Hades...The Sadducees one towards another is in some degree wild, and their conversation with those that are of their own party is as barbarous as if they were strangers to them.[2]
Orang Esene
Orang-orang Esene adalah kelompok relijius Yahudi yang berkembang sejak abad ke-2 SM hingga abad ke-1 M. Kelompok ini berupaya keras memisahkan diri dari gemerlap dunia dan pengaruhnya. Mereka secara kelompok atau komunal, hidup di berbagai tempat terpencil demi menjalankan keyakinan dan ibadahnya kepada Tuhan. Salah satu karya atau upaya kerja keras mereka adalah Dead Sea Scrolls yaitu Naskah Laut Mati yang menurut anggapan para ahli adalah merupakan perpustakaan orang-orang Esene. Secara jumlah, mereka lebih sedikit dibandingkan dengan orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki.
Orang Romawi
Bangsa Romawi terkenal dengan pasukan perangnya yang kuat. Dengan itu mereka dapat mengalahkan bangsa-bangsa dan menjajahnya termasuk bangsa Israel atau Yahudi. Secara jasmani, mereka mempunyai karakteristik yang kuat, keras, mengalahkan, menguasai dan menjajah.
Orang Zelot
Kelompok Zelot merupakan suatu gerakan politik Yahudi di abad pertama yang berupaya keras menentang penjajah Roma secara fisik atau dengan kekerasan. Cara mudah mengingat orang-orang Zelot adalah dengan mengingat kata “lawan”, “kalahkan”, “usir” penjajah Romawi. Tampaknya tidak ada objektif lain yang lebih kuat ketimbang hal tersebut. Bagi kaum Zelot, itu adalah cita-cita mereka bukan yang lain yang lebih relijius atau spiritual.
Karena karakteristiknya yang kuat dan jelas, maka kita dapat mengingat kata-kata kunci yang dapat mewakili kelompok-kelompok tersebut: Orang-orang Farisi adalah Legalis; Orang-orang Saduki adalah modernis, duniawi atau bersifat kekinian; Orang-orang Esene adalah memisahkan diri dari dunia, apatis, dan menyendiri. Orang-orang Romawi adalah kuat, penakluk atau penjajah; dan orang-orang Zelot adalah penentang atau pemberontak.
Dengan meninjau sifat-sifat atau karakteristik yang ada di dalam diri kelompok-kelompok ini, maka kita pun dapat mengerti bahwa semua itu pun terdapat juga di dalam diri orang atau kelompok-kelompok yang ada di masa kini. Sifat atau karakteristik-karakteristik itu adalah: legalis, modernis, duniawi atau bersifat kekinian, memisahkan diri, apatis, menyendiri, penjajah, penentang atau pemberontak.
Bukan sifat atau karakteristik yang asing, bukan?
Referensi: http://en.wikipedia.org; hal 206 PASH Yohanes oleh DR. William Barclay - BPK Gunung Mulia
Untuk mengetahui lebih jauh tentang mereka, mari pelajari satu per satu dari kelompok-kelompok tersebut:
Orang Farisi
Kata Farisi berasal dari bahasa Ibrani פרושים p'rushim, dari perush, yang berarti penjelasan. Jadi kata Farisi berarti "orang yang menjelaskan" (לפרש, "lefareish - menjelaskan")... Kaum Farisi,…belakangan merupakan sebuah aliran pemikiran di antara orang-orang Yahudi yang berkembang pada masa Bait Suci Kedua (536 SM–70 M).
Kelompok ini biasanya juga disebut bersamaan dengan Ahli Taurat yaitu: “Orang Farisi dan Ahli Taurat”. Keduanya mempunyai aktifitas serupa yang berkaitan dengan Kitab-Kitab Perjanjian Lama khususnya 5 Kitab Pertama atau Pentateukh yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan.
Orang-orang Farisi mempunyai rutinitas mempelajari Kitab-Kitab tersebut, mengintepretasikannya, mendiskusikan, menuliskan, dan mensahkan hasil-hasilnya dalam bentuk aturan atau peraturan. Semua itu dituangkan dalam bentuk tulisan yang disebut sebagai Kitab Mishnah. Kitab Mishnah sendiri mempunyai penjelasan lagi yaitu Kitab Talmud. Dari waktu ke waktu, kitab Mishnah dan Kitab Talmud berisi banyak sekali tulisan termasuk aturan atau peraturan-peraturan di dalamnya. Sebagai gambaran, tentang hari Sabat saja, di Mishnah terdapat 24 Bab dan di Talmud Babylonia terdapat 312 halaman folio.
Orang Saduki
Orang-orang Saduki berasal dari pengikut imam Zadok yang hidup di masa pembangunan Bait Suci pertama yang didirikan oleh raja Salomo.
Secara moral, kelompok imam ini tampak lebih buruk dibanding orang Farisi dan orang Esenes. Mereka adalah seperti kelompok imam yang korup, yang walaupun berasal dari keturunan Lewi, tetapi keyakinan mereka telah banyak dipengaruhi oleh sinkritisme, filsafat, dan politik.. Mereka menolak atau menentang interpretasi orang-orang Farisi terhadap kitab-kitab Musa dan hukum Taurat. Orang-orang Saduki pun sangat dikenal sebagai kelompok orang yang tidak percaya terhadap kebangkitan.
Sejarahwan Yahudi abad pertama yang bernama Josephus menyatakan tentang moralitas orang-orang Saduki sebagai berikut:
the Sadducees...take away fate entirely, and suppose that God is not concerned in our doing or not doing what is evil; and they say, that to act what is good, or what is evil, is at men's own choice, and that the one or the other belongs so to every one, that they may act as they please. They also take away the belief of the immortal duration of the soul, and the punishments and rewards in Hades...The Sadducees one towards another is in some degree wild, and their conversation with those that are of their own party is as barbarous as if they were strangers to them.[2]
Orang Esene
Orang-orang Esene adalah kelompok relijius Yahudi yang berkembang sejak abad ke-2 SM hingga abad ke-1 M. Kelompok ini berupaya keras memisahkan diri dari gemerlap dunia dan pengaruhnya. Mereka secara kelompok atau komunal, hidup di berbagai tempat terpencil demi menjalankan keyakinan dan ibadahnya kepada Tuhan. Salah satu karya atau upaya kerja keras mereka adalah Dead Sea Scrolls yaitu Naskah Laut Mati yang menurut anggapan para ahli adalah merupakan perpustakaan orang-orang Esene. Secara jumlah, mereka lebih sedikit dibandingkan dengan orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki.
Orang Romawi
Bangsa Romawi terkenal dengan pasukan perangnya yang kuat. Dengan itu mereka dapat mengalahkan bangsa-bangsa dan menjajahnya termasuk bangsa Israel atau Yahudi. Secara jasmani, mereka mempunyai karakteristik yang kuat, keras, mengalahkan, menguasai dan menjajah.
Orang Zelot
Kelompok Zelot merupakan suatu gerakan politik Yahudi di abad pertama yang berupaya keras menentang penjajah Roma secara fisik atau dengan kekerasan. Cara mudah mengingat orang-orang Zelot adalah dengan mengingat kata “lawan”, “kalahkan”, “usir” penjajah Romawi. Tampaknya tidak ada objektif lain yang lebih kuat ketimbang hal tersebut. Bagi kaum Zelot, itu adalah cita-cita mereka bukan yang lain yang lebih relijius atau spiritual.
Karena karakteristiknya yang kuat dan jelas, maka kita dapat mengingat kata-kata kunci yang dapat mewakili kelompok-kelompok tersebut: Orang-orang Farisi adalah Legalis; Orang-orang Saduki adalah modernis, duniawi atau bersifat kekinian; Orang-orang Esene adalah memisahkan diri dari dunia, apatis, dan menyendiri. Orang-orang Romawi adalah kuat, penakluk atau penjajah; dan orang-orang Zelot adalah penentang atau pemberontak.
Dengan meninjau sifat-sifat atau karakteristik yang ada di dalam diri kelompok-kelompok ini, maka kita pun dapat mengerti bahwa semua itu pun terdapat juga di dalam diri orang atau kelompok-kelompok yang ada di masa kini. Sifat atau karakteristik-karakteristik itu adalah: legalis, modernis, duniawi atau bersifat kekinian, memisahkan diri, apatis, menyendiri, penjajah, penentang atau pemberontak.
Bukan sifat atau karakteristik yang asing, bukan?
Referensi: http://en.wikipedia.org; hal 206 PASH Yohanes oleh DR. William Barclay - BPK Gunung Mulia
1 komentar:
Posting Komentar