Kamis, 02 April 2009

FACEBOOK TUHAN



Bacaan: Yohanes 1:9-13

1:9 Terang yang sesungguhnya yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Ketika Anda membaca Kitab Injil Yohanes, Anda akan menemukan kisah tentang orang-orang yang tidak mengerti perkataan-perkataan Yesus. Sehingga, mereka menanggapi-Nya dengan respon yang salah atau yang tidak diharapkan.

Mari perhatikan beberapa di antaranya:
Tentang Bait Allah:
Yesus berkata: ”Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Orang-orang Yahudi di Bait Suci bertanya:”Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?”

Perbedaannya: Bait Allah yang dimaksud Yesus adalah yang rohani yaitu tubuh-Nya sendiri yang akan bangkit pada hari yang ketiga setelah kematian-Nya. Sedang Bait Allah yang dimaksud oleh orang Yahudi adalah yang jasmani atau lahiriah yaitu gedung atau bangunannya.

Tentang Keselamatan:
Yesus berbicara kepada Nikodemus tentang dilahirkan kembali yaitu dari air dan Roh, tentang melihat Kerajaan-Nya dan masuk ke dalamnya”. Nikodemus bertanya: ”Bagaimana mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?”

Perbedaannya: Kelahiran kembali yang dimaksud oleh Yesus adalah bertobat dan dibaptis sehingga memperoleh pengampunan dosa, karunia Roh Kudus, dan hidup yang baru (band. Kis 2:38; Roma 6:3-4). Tetapi Nikodemus membayangkan tentang kelahiran jasmani.

Tentang Roti Hidup dan asal usul Yesus:
Yesus berkata: ”Akulah roti yang telah turun dari sorga.” Tetapi, orang banyak bertanya: ”Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?”

Yesus berkata: ”…, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” Tetapi, orang-orang Yahudi berkata kepada-Nya: ”Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?”

Perbedaannya: Yesus menyatakan eksistensinya bukan sebagai manusia tetapi sebagai Firman Allah yang turun dari sorga, yang telah ada sejak dulu bahkan sebelum dunia dijadikan. Ia adalah Alpha dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemuka, Yang Awal dan Yang Akhir, yang kekal, yang tidak dibatasi atau yang tidak terbatas oleh waktu (band. Wahyu 22:13). Sedangkan orang banyak menghitung umurnya atau keberadaannya sejak lahir dari rahim perawan Maria yaitu belum mencapai 50 tahun.

Ada terdapat banyak hal lain lagi yang tidak dimengerti oleh orang-orang banyak seperti tentang makanan rohani, tentang makan daging dan minum darah Yesus. Mereka berpikir tentang kanibalis. Sedang yang dimaksud Yesus adalah bahwa Ia adalah Firman Allah yang dibutuhkan oleh manusia. Mereka butuh mengkonsumsi-Nya secara rohani. Mendengarkan, merenungkan, menghayati dan mengamalkannya. Sehingga dengan demikian, mereka dapat memperoleh hidup rohani yang sehat dan kekal.

Ringkasnya, Yesus berbicara tentang hal-hal spiritual sedangkan orang-orang di zaman-Nya tidak demikian. Mereka berpikir dan berbicara tentang hal-hal yang physical, material, yang lahiriah dan jasmaniah. Sehingga mereka (termasuk murid-murid-Nya) tidak mengerti bahkan menanggapi Yesus dengan salah.

Realitas semacam ini pun terjadi di masa kini yaitu ketika orang-orang memandang Yesus seperti orang banyak tersebut. Mereka tidak mengerti, tidak percaya, apatis bahkan mungkin mencoba mengargumentasikan tentang Dia. Ada pula yang menyebar isu mungkin dengan motif sensasi atau popularitas. Pikir mereka, sangat berpotensi untuk “nebeng tenar” bersama Yesus meski dengan gambar sedang menyalibkan Dia di depan publik.

Sadarlah, bahwa isu ketidakpercayaan terhadap Yesus sesungguhnya bukanlah soal tentang Ia pernah ada atau tidak. Bukan soal apakah Ia benar atau “bohong besar”. Tetapi apakah manusia memandang Dia secara spiritual atau tidak. Apakah manusia berbicara dengan ‘bahasa’ Tuhan atau ‘bahasa’ manusia? Apakah manusia melihat-Nya dengan ‘kaca mata’ Dia atau ‘kacamata’ mereka yang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan-Nya? Karena sepertinya tidak mungkin bagi Tuhan untuk menyatakan diri-Nya sepenuhnya atau seutuhnya dengan bahasa manusia yang berdosa. Dan, lebih tidak mungkin lagi bagi manusia untuk mencari, menemukan dan mengenal Dia dengan cara-cara manusia yang biasanya material, physical, lahiriah atau jasmaniah sifatnya.

Pandanglah Tuhan dengan ‘mata’ rohani. Dan jangan lupa, ketika Anda ingin berkomunikasi 'facebook' dengan-Nya, akseslah ‘internet’ rohani Anda dengan iman kepada-Nya. Jika tidak, Anda mungkin tidak tersambung dan jangan pula heran apabila Anda tersesat bahkan kehilangan arah.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa memandang Engkau dengan ‘mata’ rohani dan berkomunikasi dengan akses iman kepada-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.


1 komentar:

Wenchy Gibs Zulu mengatakan...

what a deep insight..
Thanks bro, mengingatkan bahwa sbnarnya cara pandang thd Tuhan lebih kreatif, ya spt Facebook :D, kt perlu log in untuk bs masuk acct di Facebook..sama spt Tuhan, kt perlu Log In dgn Tuhan utk punya tempat di Surga..
Keep it on bro..GBU