Bacaan: Matius 3:1-2
Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
Empat ratus tahun lamanya tidak ada nabi di Israel sejak Maleakhi sampai Yohanes Pembaptis. Siapakah tokoh atau pemimpin agama yang ada selama itu? Mereka adalah orang-orang Farisi, orang-orang Saduki dan orang-orang Esenes.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai mereka:
Orang-orang Farisi
Orang-orang Farisi adalah salah satu kelompok agamawan Yahudi yang sangat disegani pada zaman Yohanes Pembaptis. Pekerjaan mereka adalah menginterpretasikan kitab-kitab PL, membuat peraturan-peraturan yang dituangkan ke dalam kitab Talmud, dan mereka juga masih berpegang teguh kepada tradisi nenek moyang yang disampaikan secara verbal turun temurun.
Orang Farisi cenderung bersifat legalis, ritualis, dan tidak kompromis terhadap penjajah Romawi pada masa itu.
Orang-orang Saduki
Orang-orang Saduki adalah kelompok agamawan Yahudi yang dapat dikatakan ‘menguasai’ Bait Suci. Mereka-lah yang mengadakan penjualan hewan-hewan korban persembahan di Bait Suci dan yang mengadakan penukaran uang demi meraup keuntungan yang besar.
Tidak seperti orang Farisi, orang Saduki menolak penerjemahan kitab PL versi Farisi dan lebih percaya kepada 5 kitab Taurat (Pentateukh) ketimbang kitab-kitab nabi-nabi yang lain yang ada di PL.
Orang-orang Saduki tidak percaya kepada kebangkitan atau kehidupan setelah kematian. Mereka cenderung liberalis dan tentunya lebih kompromis dibandingkan dengan orang-orang Farisi.
Orang-orang Esenes
Orang-orang Esenes tidak disebutkan di dalam Alkitab tetapi keberadaan mereka diinformasikan oleh bukti sejarah dan arkeologi. Mereka dikenal sebagai penyalin naskah Alkitab yaitu naskah Qumran atau Dead Sea Scroll yang dikerjakan selama mengasingkan diri dalam koloni-koloni di tempat-tempat yang sunyi dan sepi di Israel.
Tidak seperti orang-orang Farisi dan Saduki, orang-orang Esenes cenderung mengasingkan diri jauh dari kehidupan masyarakat umum untuk bermeditasi dan beribadah kepada Tuhan.
Apakah kata Yohanes Pembaptis tentang orang-orang Farisi dan Saduki? Keduanya sama saja. Yohanes Pembaptis menyebut mereka sebagai keturunan ular beludak (band. Mat 3:7). Apakah artinya? Artinya, keduanya adalah sama seperti nenek moyang mereka yang juga adalah pendusta, licik, dan munafik.
Mengapa Yohanes Pembaptis menyebut mereka demikian? Karena sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh mau bertobat meskipun mereka tampaknya memberi diri dibaptis. Mereka menganggap bahwa menjadi keturunan Abraham berarti mendapat jaminan keselamatan dan hak istimewa dari Tuhan meksi tanpa pertobatan.
Mengapa mereka mau memberi dibaptis? Mungkin karena sudah sangat banyak orang yang dibaptis sehingga mereka merasa perlu dibaptis untuk tetap dapat memegang kendali keagamaan (band. Mat 3:5). Mungkin juga karena mereka berpikir bahwa Yohanes Pembaptis cukup meyakinkan untuk dapat dipercaya sebagai seorang nabi.
Bagaimana kita mengetahui bahwa sikap orang-orang Farisi dan Saduki pada masa itu tidak benar?
Lukas pasal 3 ayat 10 sampai 14 mencatat kontrasnya yaitu sikap yang benar dari orang yang sungguh-sungguh mau bertobat dan dibaptis. Baca dan perhatikanlah ayat-ayat berikut ini:
3:10 Orang banyak bertanya kepadanya: "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?"
3:11 Jawabnya: "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian."
3:12 Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: "Guru, apakah yang harus kami perbuat?"
3:13 Jawabnya: "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu."
3:14 Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.
Kisah Para Rasul pasal 2 ayat 38 juga menunjukkan hal yang sama yakni sebagai berikut:
2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus
Kesimpulannya, setiap orang harus bertobat tanpa kecuali. Tuhan tidak peduli siapakah nenek moyang kita, apakah pekerjaan kita, golongan kita, jabatan atau posisi kita di tengah masyarakat, apakah kita petinggi agama atau bukan, kita harus bertobat.
Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
Empat ratus tahun lamanya tidak ada nabi di Israel sejak Maleakhi sampai Yohanes Pembaptis. Siapakah tokoh atau pemimpin agama yang ada selama itu? Mereka adalah orang-orang Farisi, orang-orang Saduki dan orang-orang Esenes.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai mereka:
Orang-orang Farisi
Orang-orang Farisi adalah salah satu kelompok agamawan Yahudi yang sangat disegani pada zaman Yohanes Pembaptis. Pekerjaan mereka adalah menginterpretasikan kitab-kitab PL, membuat peraturan-peraturan yang dituangkan ke dalam kitab Talmud, dan mereka juga masih berpegang teguh kepada tradisi nenek moyang yang disampaikan secara verbal turun temurun.
Orang Farisi cenderung bersifat legalis, ritualis, dan tidak kompromis terhadap penjajah Romawi pada masa itu.
Orang-orang Saduki
Orang-orang Saduki adalah kelompok agamawan Yahudi yang dapat dikatakan ‘menguasai’ Bait Suci. Mereka-lah yang mengadakan penjualan hewan-hewan korban persembahan di Bait Suci dan yang mengadakan penukaran uang demi meraup keuntungan yang besar.
Tidak seperti orang Farisi, orang Saduki menolak penerjemahan kitab PL versi Farisi dan lebih percaya kepada 5 kitab Taurat (Pentateukh) ketimbang kitab-kitab nabi-nabi yang lain yang ada di PL.
Orang-orang Saduki tidak percaya kepada kebangkitan atau kehidupan setelah kematian. Mereka cenderung liberalis dan tentunya lebih kompromis dibandingkan dengan orang-orang Farisi.
Orang-orang Esenes
Orang-orang Esenes tidak disebutkan di dalam Alkitab tetapi keberadaan mereka diinformasikan oleh bukti sejarah dan arkeologi. Mereka dikenal sebagai penyalin naskah Alkitab yaitu naskah Qumran atau Dead Sea Scroll yang dikerjakan selama mengasingkan diri dalam koloni-koloni di tempat-tempat yang sunyi dan sepi di Israel.
Tidak seperti orang-orang Farisi dan Saduki, orang-orang Esenes cenderung mengasingkan diri jauh dari kehidupan masyarakat umum untuk bermeditasi dan beribadah kepada Tuhan.
Apakah kata Yohanes Pembaptis tentang orang-orang Farisi dan Saduki? Keduanya sama saja. Yohanes Pembaptis menyebut mereka sebagai keturunan ular beludak (band. Mat 3:7). Apakah artinya? Artinya, keduanya adalah sama seperti nenek moyang mereka yang juga adalah pendusta, licik, dan munafik.
Mengapa Yohanes Pembaptis menyebut mereka demikian? Karena sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh mau bertobat meskipun mereka tampaknya memberi diri dibaptis. Mereka menganggap bahwa menjadi keturunan Abraham berarti mendapat jaminan keselamatan dan hak istimewa dari Tuhan meksi tanpa pertobatan.
Mengapa mereka mau memberi dibaptis? Mungkin karena sudah sangat banyak orang yang dibaptis sehingga mereka merasa perlu dibaptis untuk tetap dapat memegang kendali keagamaan (band. Mat 3:5). Mungkin juga karena mereka berpikir bahwa Yohanes Pembaptis cukup meyakinkan untuk dapat dipercaya sebagai seorang nabi.
Bagaimana kita mengetahui bahwa sikap orang-orang Farisi dan Saduki pada masa itu tidak benar?
Lukas pasal 3 ayat 10 sampai 14 mencatat kontrasnya yaitu sikap yang benar dari orang yang sungguh-sungguh mau bertobat dan dibaptis. Baca dan perhatikanlah ayat-ayat berikut ini:
3:10 Orang banyak bertanya kepadanya: "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?"
3:11 Jawabnya: "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian."
3:12 Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: "Guru, apakah yang harus kami perbuat?"
3:13 Jawabnya: "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu."
3:14 Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.
Kisah Para Rasul pasal 2 ayat 38 juga menunjukkan hal yang sama yakni sebagai berikut:
2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus
Kesimpulannya, setiap orang harus bertobat tanpa kecuali. Tuhan tidak peduli siapakah nenek moyang kita, apakah pekerjaan kita, golongan kita, jabatan atau posisi kita di tengah masyarakat, apakah kita petinggi agama atau bukan, kita harus bertobat.
Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar