Selasa, 12 Januari 2010

Pencobaan di Padang Gurun

Bacaan: Matius 4:1-10

4:1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
4:3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
4:5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
4:7 Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
4:9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Mengapa Yesus berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam? Selama di dunia Yesus tidak hidup sesuai dengan kehendakNya sendiri. Matius pasal 4 ayat 1 menyebutkan bahwa Yesus dibawa oleh Roh. Di Ibrani pasal 5 ayat 8 disebutkan bahwa Yesus yang meskipun adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat kepada Bapa. Yohanes pasal 5 ayat 19 mengatakan bahwa Yesus tidak mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri tetapi dari Bapa. Ia mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Bapa. Dengan kata lain, Yesus ada di padang gurun, berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, dan dicobai oleh Iblis adalah sesuai dengan kehendak Bapa.

Di kitab Ayub digambarkan bahwa pencobaan terhadap Ayub adalah sesuai izin dan kehendak Tuhan. Pertanyaannya, apakah maksud dan tujuan Tuhan? Apakah Ia menginginkan atau menghendaki hal yang buruk terjadi kepada kita? Tentu saja tidak. Di dalam pencobaan, maksud dan tujuan Tuhan berbeda dengan maksud dan tujuan Iblis. Melalui pencobaan, Tuhan bermaksud membangun, sedangkan Iblis bermaksud untuk menjatuhkan. Melalui pencobaan, Tuhan bertujuan untuk menumbuhkan iman dan kerohanian kita, tetapi Iblis bertujuan menimbulkan keraguan terhadap Tuhan dan menentang Dia. Melalui pencobaan Tuhan bermaksud baik, tetapi Iblis bermaksud buruk atau jahat.

Pencobaan di padang gurun tidak disaksikan oleh siapapun kecuali Yesus dan Iblis. Matius pasal 4 ayat 1 sampai 10 adalah contoh pencobaan yang dilakukan oleh Iblis terhadap manusia. Kita dapat mempelajarinya dari sana. Dari Yesus kita dapat mempelajari bagaimana cara yang benar menghadapi pencobaan-pencobaan di dalam hidup kita. Dia adalah contoh dan teladan kita termasuk di dalam hal menghadapi pencobaan. Seperti yang disebutkan oleh Ibrani pasal 4 ayat 15, Imam Besar yang kita punya yaitu Yesus, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Yesus dicobai tiga kali oleh Iblis di padang gurun. Yang pertama, Ia dicobai untuk memerintahkan batu-batu menjadi roti, yang kedua, Ia dicobai untuk menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah, dan yang ketiga dicobai untuk menyembah Iblis. Ketiga pencobaan tersebut pada dasarnya mempunyai kesamaan dalam tujuannya. Iblis mencobai Yesus supaya Ia meragukan Bapa di dalam hal penyediaanNya, di dalam hal penyertaan dan perlindunganNya, dan supaya Ia meragukan Bapa di dalam hal berkat dan kemuliaan dari atau olehNya. Dari manakah kita dapat mengetahui hal tersebut? Jawabannya adalah dari jawaban Yesus terhadap Iblis. Yesus tidak pernah tidak menyebut atau tidak melibatkan Bapa di dalam jawabanNya terhadap Iblis. Ia selalu mengutip ayat-ayat dari Kitab Suci sehingga kita pun dapat mengikuti contoh atau teladan yang diberikan oleh Yesus. Dan hal tersebut juga menunjukkan bahwa tulisan-tulisan di Kitab Suci adalah otoritatif dan penuh kuasa. Dengan kata lain, Yesus bukannya menjadi ragu terhadap Bapa tetapi justru mengalahkan dan mengusir Iblis dengan menyebut Bapa dan firmanNya sebagai kekuatan dan sandaranNya. Yesus menjawab bahwa manusia juga hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Ia berkata kepada Iblis:”Jangan mencobai Tuhan Allahmu!” dan yang terakhir yaitu yang ketiga, Ia mengusir Iblis dan berkata kepadanya:”Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.”

Kesimpulannya, mari lewati pencobaan dengan baik. Jangan pernah meragukan Tuhan di dalam hal penyediaanNya, penyertaan dan perlindunganNya. Jangan ragukan Dia di dalam hal berkat dan kemuliaan yang dijanjikanNya. Kesenangan dari dosa yang dijanjikan oleh iblis adalah bersifat sementara dan mengandung konsekuensi yang berat dan hukuman yang kekal, tetapi, janji Tuhan adalah benar. Di dalam Dia kita memiliki kebahagiaan, sukacita dan damai sejahtera yang sejati.



Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Tidak ada komentar: