Bacaan: Matius 5:9
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah
Kata “damai” dalam bahasa Ibrani disebut dengan “syalom” yang artinya segala sesuatu yang membuat dan membawa kebaikan bagi manusia*). Kata tersebut sudah sangat familiar di Indonesia dan biasanya dipakai untuk menyapa orang lain atau sebagai sapaan pembuka atau penutup surat sebelum menandatangi dan mengirimkannya.
Orang yang menyapa dengan mengatakan “syalom” atau salam idealnya diartikan sebagai orang yang sedang menyampaikan keinginan akan adanya kebaikan bagi orang yang mendengar atau menerima sapaan tersebut.
Kata “syalom” sesungguhnya mengandung kesan yang positif dan aktif bukan pasif. Dengan demikian yang dimaksud dengan orang yang “membawa damai” dapat diartikan sebagai orang yang mengerjakan atau mengupayakan damai bukan menunggu atau mengharapkan situasi-kondisi yang damai saja.
Untuk dapat lebih jelas mengerti ayat ini (Matius 5:9), kita perlu mengetahui apakah yang dikatakan alkitab tentang mengupayakan damai atau yang biasa juga disebut sebagai pendamaian atau rekonsiliasi.
Manusia pada dasarnya mempunyai tiga jenis kesalahan ditinjau dari kepada siapa mereka bersalah atau melakukan dosa. Yang pertama adalah bahwa manusia bersalah atau berdosa kepada Tuhan, yang kedua adalah bahwa manusia mempunyai kesalahan terhadap orang lain atau sesamanya dan yang ketiga adalah bahwa manusia mempunyai kesalahan atau dosa terhadap diri sendiri. Tentu saja memang, secara total dan menyeluruh, manusia bersalah dan berdosa kepada Tuhan, tetapi, manusia juga bersalah terhadap sesamanya ketika mereka membenci, dendam, iri hati, atau melakukan kejahatan atau kekerasan terhadap sesama mereka, dan lain sebagainya. Surat 1 Korintus pasal 6 ayat 18, menyatakan bahwa melakukan dosa percabulan atau perzinahan adalah berarti melakukan dosa atau kesalahan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, manusia bukan saja berdosa atau bersalah terhadap Tuhan, tetapi juga terhadap orang lain atau sesama mereka atau diri sendiri dan itu mungkin terjadi pada waktu yang sama. Inilah alasan atau latar belakang mengapa pendamaian di dalam hidup manusia adalah penting bahkan sangat mendesak.
Jadi, yang dimaksud dengan membawa damai dapat berarti mendamaikan seseorang dengan Tuhan, mendamaikan seseorang dengan sesamanya atau juga dapat berarti mendamaikan seseorang dengan dirinya sendiri.
Pertanyaannya, bagaimana pendamaian itu dilakukan? Jawabnya adalah dengan bertobat karena bertobat adalah berarti me-rekonsiliasi hubungan manusia dengan Tuhan. Berdamai dengan sesama juga adalah salah satu bukti atau tanda pertobatan seseorang, demikian juga halnya dengan diri sendiri. Orang yang membawa damai adalah orang yang bekerja, mengupayakan damai secara sengaja, aktif, dan berinisiatif mewujudkan atau merealisasikannya. Di Matius pasal 28 ayat 19 sampai 20 Yesus memberikan amanat:”…pergilah dan jadikanlah semua bangsa menjadi muridKu dan baptislah mereka di dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus…” dan melalui Kisah Para Rasul pasal 26 ayat 20 kita juga dapat mengetahui inti atau fokus pemberitaan rasul Paulus yaitu supaya manusia bertobat, dan berbalik kepada Allah karena dengan cara demikian kita mendamaikan manusia dengan Tuhan, mendamaikan manusia dengan sesamanya dan juga mendamaikan manusia dengan diri mereka sendiri. Kisah Para Rasul pasal 3 ayat 19 mengatakan bahwa jika kita bertobat maka kita akan merasakan kelegaan atau damai sejahtera di dalam hati kita.
Kesimpulannya, berdamailah dengan Tuhan, berdamailah dengan sesama Anda dan berdamailah juga dengan diri sendiri. Bertobatlah dari dosa-dosa dan kesalahan Anda. Jadilah pembawa damai karena dengan melakukan hal yang demikian maka Anda akan disebut sebagai anak-anak Allah karena Anda melakukan pekerjaan-pekerjaan dan tujuan-tujuan Allah.
*) Arti kata damai diadaptasi dari buku PASH Matius 1-10 hal 180 oleh Dr. William Barclay – penerbit BPK Gunung Mulia. Tersedia di took buku Berean Corner Bookstore & Gifts.
Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah
Kata “damai” dalam bahasa Ibrani disebut dengan “syalom” yang artinya segala sesuatu yang membuat dan membawa kebaikan bagi manusia*). Kata tersebut sudah sangat familiar di Indonesia dan biasanya dipakai untuk menyapa orang lain atau sebagai sapaan pembuka atau penutup surat sebelum menandatangi dan mengirimkannya.
Orang yang menyapa dengan mengatakan “syalom” atau salam idealnya diartikan sebagai orang yang sedang menyampaikan keinginan akan adanya kebaikan bagi orang yang mendengar atau menerima sapaan tersebut.
Kata “syalom” sesungguhnya mengandung kesan yang positif dan aktif bukan pasif. Dengan demikian yang dimaksud dengan orang yang “membawa damai” dapat diartikan sebagai orang yang mengerjakan atau mengupayakan damai bukan menunggu atau mengharapkan situasi-kondisi yang damai saja.
Untuk dapat lebih jelas mengerti ayat ini (Matius 5:9), kita perlu mengetahui apakah yang dikatakan alkitab tentang mengupayakan damai atau yang biasa juga disebut sebagai pendamaian atau rekonsiliasi.
Manusia pada dasarnya mempunyai tiga jenis kesalahan ditinjau dari kepada siapa mereka bersalah atau melakukan dosa. Yang pertama adalah bahwa manusia bersalah atau berdosa kepada Tuhan, yang kedua adalah bahwa manusia mempunyai kesalahan terhadap orang lain atau sesamanya dan yang ketiga adalah bahwa manusia mempunyai kesalahan atau dosa terhadap diri sendiri. Tentu saja memang, secara total dan menyeluruh, manusia bersalah dan berdosa kepada Tuhan, tetapi, manusia juga bersalah terhadap sesamanya ketika mereka membenci, dendam, iri hati, atau melakukan kejahatan atau kekerasan terhadap sesama mereka, dan lain sebagainya. Surat 1 Korintus pasal 6 ayat 18, menyatakan bahwa melakukan dosa percabulan atau perzinahan adalah berarti melakukan dosa atau kesalahan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, manusia bukan saja berdosa atau bersalah terhadap Tuhan, tetapi juga terhadap orang lain atau sesama mereka atau diri sendiri dan itu mungkin terjadi pada waktu yang sama. Inilah alasan atau latar belakang mengapa pendamaian di dalam hidup manusia adalah penting bahkan sangat mendesak.
Jadi, yang dimaksud dengan membawa damai dapat berarti mendamaikan seseorang dengan Tuhan, mendamaikan seseorang dengan sesamanya atau juga dapat berarti mendamaikan seseorang dengan dirinya sendiri.
Pertanyaannya, bagaimana pendamaian itu dilakukan? Jawabnya adalah dengan bertobat karena bertobat adalah berarti me-rekonsiliasi hubungan manusia dengan Tuhan. Berdamai dengan sesama juga adalah salah satu bukti atau tanda pertobatan seseorang, demikian juga halnya dengan diri sendiri. Orang yang membawa damai adalah orang yang bekerja, mengupayakan damai secara sengaja, aktif, dan berinisiatif mewujudkan atau merealisasikannya. Di Matius pasal 28 ayat 19 sampai 20 Yesus memberikan amanat:”…pergilah dan jadikanlah semua bangsa menjadi muridKu dan baptislah mereka di dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus…” dan melalui Kisah Para Rasul pasal 26 ayat 20 kita juga dapat mengetahui inti atau fokus pemberitaan rasul Paulus yaitu supaya manusia bertobat, dan berbalik kepada Allah karena dengan cara demikian kita mendamaikan manusia dengan Tuhan, mendamaikan manusia dengan sesamanya dan juga mendamaikan manusia dengan diri mereka sendiri. Kisah Para Rasul pasal 3 ayat 19 mengatakan bahwa jika kita bertobat maka kita akan merasakan kelegaan atau damai sejahtera di dalam hati kita.
Kesimpulannya, berdamailah dengan Tuhan, berdamailah dengan sesama Anda dan berdamailah juga dengan diri sendiri. Bertobatlah dari dosa-dosa dan kesalahan Anda. Jadilah pembawa damai karena dengan melakukan hal yang demikian maka Anda akan disebut sebagai anak-anak Allah karena Anda melakukan pekerjaan-pekerjaan dan tujuan-tujuan Allah.
*) Arti kata damai diadaptasi dari buku PASH Matius 1-10 hal 180 oleh Dr. William Barclay – penerbit BPK Gunung Mulia. Tersedia di took buku Berean Corner Bookstore & Gifts.
Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar