Minggu, 12 Juli 2009

MENGAPA PAULUS MENANGIS?

Bacaan: Filipi 3:18

Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.

Rasul Paulus biasanya menangis karena 3 (tiga) jenis alasan. Pertama, karena keterbebanannya terhadap jiwa-jiwa yang hilang. Ia sangat ingin memberitakan injil dan mengajar orang yang belum mendengar atau yang belum mengerti tentang Injil Kristus. Paulus merasa sangat berhutang terhadap mereka. Kedua, Ia menangis di dalam proses membimbing jemaat, pemimpin-pemimpinnya dan anggota-anggotanya. Baginya, membimbing jemaat atau orang-orang Kristen adalah seperti menjadi ibu dan ayah bagi mereka. Ibu menggambarkan perhatian, kepedulian dan perawatan. Sedangkan ayah menggambarkan teladan, kepemimpinan, otoritas dan tanggung-jawab (band. ! Tes 2:7-11). Tidak jarang pula Paulus menyebut dirinya sebagai hamba atau budak bagi Kristus (dalam bahasa asli Yunani doulos). Ketiga, Paulus menangis karena ulah pengajar dan ajaran-ajaran sesat yang seringkali ‘meracuni’ jemaat atau anggotanya.

Andaikan Paulus hidup di zaman sekarang apakah ia akan menangis? Sangat mungkin. Mengapa? Berikut ini adalah alasan-alasannya:
1. Bangsa atau penduduk yang tinggal di antara 10 dan 40 derajat utara equator, adalah terdiri dari non Kristen, Animist, Atheis, dan Yudaisme. Pemerintah-pemerintah tertentu di sana yang secara formal atau informal menentang kerja upaya atau pelayanan Kristen dalam berbagai bentuk.

2. Ditinjau dari estimasi jumlahnya pada tahun 2000, daerah atau wilayah tersebut terdiri dari 38 negara dengan populasi non Kristen sejumlah 1 Billion plus 847 Juta jiwa.

3. Selain itu, ada pula orang-orang yang jauh di pedalaman, yang terisolir dan belum terjangkau di setiap benua. Jumlah yang paling besar terdapat di Brazil yaitu 43 suku. Kedua di Papua New Guniea dan Irian Jaya dan yang ketiga terbesar adalah Peru.

Negara-negara yang terletak di antara derajat utara equator tersebut adalah: Afghanistan, Algeria, Bahrain, Bangladesh, Benin, Bhutan, Burkina Faso, Cambodia, Chad, China, Cyprus, Djibouti, Egypt, Eritrea, Ethiopia, Gambia, Gibraltar, Greece, Guinea, Guinea-Bissau, India, Iran, Iraq, Israel, Japan, Jordan, Korea, North; Korea, South, Kuwait, Laos, Lebanon, Libya, Macau, Mali, Malta, Mauritania, Morocco, Myanmar (Burma), Nepal, Niger, Oman, Pakistan, Philippines, Portugal, Qatar, Saudi Arabia, Senegal, Sudan, Syria, Taiwan, Tajikistan, Thailand, Tunisia, Turkey, Turkmenistan, United Arab Emirates, Vietnam, Western Sahara, Yemen.

Belum lagi membahas tentang kualitas dan tendensi pengajaran-pengajaran orang-orang Kristen di masa kini yang cenderung tidak alkitabiah bahkan duniawi, rasul Paulus sangat mungkin akan menangis sejadi-jadinya.

Paulus yakin dan percaya bahwa setiap manusia akan dihakimi tanpa kecuali. Tidak seorang pun yang dapat lolos dari penghakiman Tuhan. Mengapa? Karena semua manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (band. Roma 3:23). Hanya orang-orang yang mendengar Injil Kristus, yang percaya, taat dan setia kepada-Nya saja yang diselamatkan. Sebab mereka telah ditebus, dibayar, dan digantikan oleh penyaliban, kematian dan kebangkitan Kristus.

Terhadap orang-orang yang tidak tahu, yang tidak pernah mendengar Injil Kristus, yang belum atau tidak mengerti, Tuhan tentu mempunyai ‘mekanisme pengadilan-Nya’ sendiri. Jika manusia tahu bagaimana mengupayakan pengadilan yang seadil-adilnya terhadap sesamanya, apalagi Tuhan. Ia menyediakan hati nurani atau Taurat Musa sebagai dasar, acuan atau rujukan untuk dapat menentukan apakah seseorang berdosa atau tidak, bersalah atau tidak. Lagipula, sesungguhnya tidak ada seorang pun yang dapat membantah atau menyanggah keputusan atau keinginan Tuhan kecuali diri-Nya sendiri (band. Yes 29:16; 45:9; 64:8; Yer 18:4; Roma 9:20-23). Karena Ia hanya terikat dengan ‘kualitas internal’ di dalam diri-Nya yaitu sifat-sifat, karakteristik dan atribut-atribut yang ada di dalam diri-Nya.

Mengenai selamat atau tidak selamat, sesungguhnya Anda dan saya, secara manusia, tidak patut menyebutnya atau mengklaimnya terhadap seorang pun. Anda dan saya tidak berhak menghakimi atau menyatakannya terhadap seseorang kecuali Tuhan. Tetapi, setiap orang Kristen semestinya atau tentunya akan mendasari pernyataan-peryataannya berdasarkan Kitab Suci yaitu Alkitab. Jika tidak, itu sama artinya “menolak Dia”.



RELATED LINKS:
1. http://en.wikipedia.org/wiki/10/40_Window
2. http://en.wikipedia.org/wiki/Uncontacted_peoples


Copyright (c) 2009 by Naek http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Tidak ada komentar: