Kamis, 23 Juli 2009

APAKAH TUHAN ITU ADA?

Pertanyaan ini bukan pertanyaan yang baru tetapi mungkin akan menjadi pertanyaan sepanjang masa. Sepanjang manusia hidup di dunia. Sepanjang ada keraguan atau kebimbangan tentang Tuhan, manusia akan tetap terus menanyakan hal ini. Mengapa demikian? Mungkin, karena manusia tidak melihat Tuhan. Tetapi pertanyaannya adalah apakah kalau manusia tidak melihat Tuhan itu berarti bahwa Tuhan itu tidak ada? Apakah karena seseorang tidak melihat sesuatu maka sesuatu itu tidak ada? Tidak, bukan? Contohnya, saya tidak melihat Anda saat ini, apakah itu berarti bahwa Anda tidak ada? Alangkah tersinggungnya seseorang, jika hanya karena tidak dilihat ia disebut tidak eksis atau tidak hidup, padahal ia sedang berada di ruang lain atau kota yang lain. Benar, bahwa di suatu waktu atau mungkin hingga saat ini, Anda tidak ada di depan mata saya tetapi itu tidak berarti bahwa Anda tidak ada, tidak eksis atau tidak hidup, bukan?

Saya percaya bahwa ada tidaknya Tuhan bukanlah hal yang sukar diterima oleh manusia. Tetapi yang paling sukar bagi manusia adalah menerima Tuhan yang sesungguhnya apa adanya. Alkitab jelas menggambarkan ini. Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka bersembunyi. Artinya, mereka tidak menginginkan Tuhan, mereka ingin menjauh dan bersembunyi daripada-Nya. Ini adalah akibat dari dosa. Sikap atau respon semacam ini pun tetap masih berlaku hingga saat ini. Dengan kata lain, tidak ada manusia yang murni atheis atau yang percaya bahwa Tuhan itu tidak ada. Mereka hanya tidak menginginkan-Nya.

Sikap atau respon yang lain adalah dengan ‘menciptakan’ tuhan bagi diri sendiri. Caranya bisa dengan berandai-andai, berasumsi tentang tuhan, membuat patung, mengadakan ritual, upacara, mempersembahkan sesuatu termasuk manusia, atau semacamnya. Di zaman modern, sejumlah besar manusia telah meninggalkan ini tetapi beralih kepada kesalahan yang serupa. Meskipun tidak menyembah patung, mengadakan ritual, atau upacara yang terkesan mistis, manusia menyembah tuhan yang lain, yang ia puji, yang ia agung-kan atau andalkan dan yang ia prioritaskan. Apakah itu? Bisa apa saja termasuk diri sendiri, karir, pekerjaan, hobby, atau apa saja yang disadari atau tidak, sudah mengambil posisi Tuhan di dalam hidupnya.

Mencari Tuhan melalui jalur-jalur yang lain yang tidak ditentukan atau ditetapkan Tuhan akan mengakibatkan manusia tidak akan pernah dapat menggapai, meraih atau menemukan-Nya. Artinya, manusia sendiri tidak akan pernah berhasil dalam upaya dan pencariannya terhadap Tuhan. Jika manusia tidak mengikuti jalur yang Tuhan telah tentukan atau tetapkan, maka manusia tidak akan pernah sampai, bahkan tentu saja mereka akan tersesat.

Apakah maksud saya? Secara historis, manusia sudah mengadakan upaya-upaya menjawab pertanyaan ini. Dari bidang atau jalur psikology, Sigmund Freud akhirnya sampai kepada kesimpulan bahwa tuhan itu hanyalah ciptaan manusia. Itu hanya pikiran manusia saja. Mereka takut akan banyak hal dan butuh kekuatan yang lebih besar sehingga mereka ‘mengadakan’ atau ‘menciptakan’ tuhan di dalam pikirannya. Sedang dari bidang science atau ilmu pengetahuan alam, Albert Einstein hanya sampai kepada kesimpulan bahwa ada kekuatan besar (massive power) atau energy kosmis yang ada di balik alam semesta. Sesuatu yang mengarah kepada tuhan tetapi tidak disebutkannya. Dari bidang ilmu yang lain seperti filsafat, hasilnya pun tampak serupa - tidak final, tidak komprehensif, tidak detil dan tidak spesifik.

Secara logis, eksistensi tentang ada tidaknya Tuhan itu sangat tidak terbantahkan. Alam semesta menjadi saksi. Tidak mungkin ia ada kalau tidak ada yang menciptakan. Intelektual manusia adalah bukti. Tidak mungkin ia ada jika tidak ada pribadi yang intelektual pula. Seni, keteraturan, moralitas tidak mungkin ada tanpa ada sumber, asal usul atau pribadi yang ada di balik semuanya itu.

Baik, anggap saja bahwa Anda dan saya sudah sepakat bahwa Tuhan itu sungguh ada. Pertanyaannya, seperti apakah Tuhan itu? Seperti yang sudah disimpulkan sebelumnya bahwa bidang ilmu, jalur-jalur lain termasuk pria jenius seperti Albert Einsten tidak dapat menjelaskannya. Ia hanya menyatakan bahwa orang yang tidak percaya terhadap energy kosmis, massive power, kekuatan atau kebesaran di balik alam semesta adalah orang yang bodoh. Artinya, kejeniusan Einstein hanya sampai pada kesimpulan bahwa ‘Tuhan’ itu ada tetapi bukan “seperti apa Tuhan itu”. Dengan kata lain, pengenalan akan Tuhan bukanlah soal atau karena human genius. Alkitab pun menyatakan ini jelas dan eksplisit bahwa Tuhan lah yang menyatakan diri-Nya bukan kemampuan manusia.

Alkitab menginformasikan segalanya dengan final, komprehensif, detil dan spesifik. Ia tidak hanya menginformasikan bahwa Tuhan itu ada, tetapi ia menyatakan bahwa Tuhanlah yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya termasuk manusia. Ia mengatur, menetapkan, menentukan letak, batas, hukum-hukum sciencetime, matter and space. Ia menginformasikan tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa dan tentang iblis si bapa segala dusta. Dan semua ini masih nyata dan relevan hingga saat ini. Eksistensi dosa sangat jelas, nyata dan kelihatan. Manusia tak dapat memungkirinya.

Pertanyaannya sekarang adalah, apakah Alkitab dapat dipercaya sebagai sumber informasi tentang Tuhan? Berikut ini adalah sejumlah hal penting yang dapat dijadikan bahan bagi kesimpulan Anda dan saya nantinya:
Ditinjau dari komunikasinya, Allah menyatakan diri-Nya secara audible, visual, lisan dan tulisan melalui para nabi dan para rasul. Mereka mendapatkannya langsung dari Tuhan. Alkitab menyatakan bahwa mereka tidak mengarang atau mengada-ngada tetapi oleh dorongan Roh Kudus (2 Pet 1:20-21).

Ditinjau dari personil atau sumber daya-Nya, Allah memilih dan menggunakan nabi dan para rasul yang jujur dan penuh integritas. Sebaliknya, yang tidak jujur atau tidak punya integritas bukan saja tidak dipakai tetapi mati. Contohnya: Yudas Iskariot, Ananias dan Safira, dan lain-lain. Artinya, Tuhan tahu orang-orang-Nya. Ia tahu isi hati dan pikiran mereka sehingga dengan demikian Ia dapat melindungi dan menjaga alkitab dari kesalahan. Alkitab menyebutkan bahwa bapa segala dusta adalah iblis, sedang Tuhan adalah terang, benar dan kudus. Ia tak kan pernah berdusta dan Ia adalah immutable (tak pernah berubah). Ia tetap kudus, kudus, kudus (band. Yes 6:3).

Ditinjau dari ilmu kesehatan, alkitab mengungkapkan rahasia-rahasia kesehatan yang tidak diketahui oleh manusia sebelumnya. Salah satunya adalah sterilisasi yaitu antisipasi terhadap sakit dan kematian yang ditimbulkan akibat bakteri, kuman atau bibit penyakit di lingkungan sekitar manusia.

Ditinjau dari science, alkitab mengungkapkan fakta-fakta dari ilmu pengetahuan alam. Jauh sebelum manusia tahu bahwa bumi itu bundar, alkitab sudah menyatakannya. Alkitab juga sudah menyebutkan tentang flow air, uap, embun dan lain-lain.

Ditinjau dari ilmu sosial dan hubungan antar manusia, alkitab mengungkapkan rahasia atau prinsip-prinsip hubungan termasuk pernikahan, parenting, karakter, dan kepribadian. Secara umum, Alkitab menyatakan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. Dalam hubungan yang lebih spesifik seperti pernikahan, alkitab menasihatkan supaya isteri menghormati suami dan suami mengasihi isteri. Dari sana diperoleh informasi bahwa pria butuh hormat dari isteri, dan isteri butuh kasih sayang dari suami. Dalam hubungan dengan anak, alkitab menasihatkan agar ayah atau ibu jangan menimbulkan kepahitan di dalam hati anak karena dapat menganggu pertumbuhan emosi dan jiwanya. Dan ini terbukti benar secara psikologi.

Ditinjau dari ilmu komunikasi, alkitab mengungkapkan tentang sejarah atau latarbelakang mengapa manusia mempunyai banyak bahasa-bahasa di dunia yaitu setelah peristiwa Menara Babel.

Bukti yang terakhir adalah Yesus. Ia mengkonfirmasi dan meneguhkan alkitab sebagai satu-satunya sumber yang terpercaya tentang Tuhan. Ia menjawab semua orang termasuk murid-murid-Nya, orang-orang Farisi, orang-orang Saduki, bahkan setan pun dijawab-Nya dengan alkitab. Kedatangan-Nya, kelahiran-Nya, hidup, mati, dan kebangkitan-Nya pun dinyatakan oleh alkitab. Alkitab menginformasikan tentang Dia dan Dia meneguhkannya.

Jadi, apakah Tuhan itu ada? Ada, yaitu Tuhan yang di-informasikan oleh alkitab.



Copyright (c) 2009 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Tidak ada komentar: