Bacaan: Galatia 1:8
Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
Di manakah letak kesalahan ajaran Mormon yang paling utama? Kesalahannya terletak pada kepercayaannya kepada kitab yang lain selain Alkitab. Jika pesan kitab Mormon adalah satu, sama dan tidak bertolak belakang dengan Alkitab, mungkin tidak akan menimbulkan masalah. Tetapi jika tidak, maka pesan Tuhan akan mengalami distorsi. Sebaliknya, akan terjadi pesan yang bertolak belakang, yang aneh bahkan membingungkan. Padahal, pesan Alkitab adalah satu, singkron, terpadu, dan tidak bertolak belakang. Tulisan-tulisan nya pun saling mendukung, melengkapi dan dapat memperjelas antara satu terhadap yang lain. Sedangkan kitab atau ajaran Mormon mengandung pesan yang lain yang berbeda dibandingkan dengan Alkitab. Itulah yang menyebabkan mengapa Mormon tidak dapat disebut sebagai ajaran Kristen yang benar dan sehat.
Ditinjau dari penulisnya, Joseph Smith bukanlah rasul atau nabi, atau pun rekan kerja yang menjadi saksi mata dari pekerjaan, pelayanan, kuasa, mujizat, dan pemberitaan firman di zaman para rasul. Ia bukan seperti Matius, Yohanes, Paulus, Yakobus, Petrus, atau murid Kristus yang lain seperti Markus, Lukas, atau yang lain di abad pertama yang mempunyai otoritas sebagai penulis Kitab Suci.
Ditinjau dari waktu penulisannya, tulisan Kitab Mormon yang diterbitkan oleh Joseph Smith ditulis setelah pesan Tuhan selesai dinyatakan dan dituliskan secara utuh, lengkap dan final (1 Kor 13:9-10).
Dari kesalahan-kesalahan ini, maka timbul rentetan kesalahan lainnya. Penganut Mormon percaya kepada Tuhan yang mengalami progress (gradually acquired) dalam diri atau pribadi-Nya. Kepercayaan ini jelas berbeda dengan tulisan-tulisan di dalam Alkitab. Alkitab menyebutkan di Kitab Ibrani bahwa Allah tidak berubah. Ia sama dari dulu, sekarang dan yang akan datang. Di samping itu, dengan bersikap demikian, berarti Mormon menjengkali Tuhan. Padahal, tulisan-tulisan Alkitab jelas menyatakan bahwa Tuhan tidak terjangkau oleh manusia. Ia tidak terselami. Hikmat-Nya, kuasa-Nya, kasih-Nya, kebijaksanaan-Nya, kualitas karakter atau pribadi-Nya. Bukan karena Ia sengaja menutup-nutupi-Nya tetapi karena keterbatasan manusia sehingga Ia harus berinisiatif menyatakan diri-Nya kepada manusia.
Di kitab-kitab yang lain, keterbatasan manusia terhadap Tuhan digambarkan jelas melalui kisah tentang Ayub , Yunus, dan lain-lain.
Mormon percaya bahwa manusia adalah roh sebelum ia lahir (spirit beings) dan mempunyai tubuh. Ia juga mempunyai potensi mempunyai anak-anak roh (spirit children) setelah kehidupan di dunia nanti. Ajaran atau pernyataan ini jelas tidak ada di dalam Kitab Suci.
Kesalahan yang lain adalah tentang Yesus bahwa Ia dan iblis adalah sama-sama anak Tuhan dan saudara secara roh. Bedanya, keduanya mempunyai pikiran atau rencana yang tidak sama. Yesus dan Bapa mempunyai rencana yang sama yaitu menyelamatkan manusia, sedangkan iblis mempunyai rencana yang lain.
Demikian pula mengenai keselamatan, Mormon mengupayakan keselamatan dengan usaha, kerja, kekuatan dan kemampuan diri sendiri.
Mengenai penghakiman, Mormon pun menyatakan hal yang berbeda dengan Alkitab yaitu bahwa hukuman terhadap orang yang jahat bersifat sementara. Yesus akan menyediakan tiga level kerajaan pada akhirnya, bukan sorga atau pun neraka seperti yang dipercaya oleh orang-orang Kristen pada umumnya.
Jadi jelas bahwa meskipun Mormon menyatakan bahwa mereka percaya kepada Alkitab tetapi sesungguhnya ajaran-ajaran atau pesan-pesannya sangat berbeda dan bertolak belakang. Tampaknya, penganut Mormon lebih percaya kepada Kitab Mormon dan Joseph Smith lebih daripada Alkitab.
Padahal rasul Paulus pernah berkata demikian:
Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia (Galatia 1:8)
Rasul Paulus menerima Injil dari Yesus Kristus bukan dari malaikat (band. Galatia 1:12).
Mungkin, Joseph Smith lupa atau tidak tahu tentang ayat ini sehingga ia lebih percaya kepada malaikat yang menyampaikan injil yang berbeda dari injil yang telah dipercayakan Tuhan kepada rasul-rasul (1 Tes 2:2-4). Tidak heran pula mengapa Joseph Smith tidak mengalami transformasi hidup dari kehidupan 'mistis' dan problema karakter dan kepribadiannya.
RELATED LINKS:
http://en.wikipedia.org/wiki/The_Church_of_Jesus_Christ_of_Latter-day_Saints
http://en.wikipedia.org/wiki/Book_of_Mormon
http://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_Smith
Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
Di manakah letak kesalahan ajaran Mormon yang paling utama? Kesalahannya terletak pada kepercayaannya kepada kitab yang lain selain Alkitab. Jika pesan kitab Mormon adalah satu, sama dan tidak bertolak belakang dengan Alkitab, mungkin tidak akan menimbulkan masalah. Tetapi jika tidak, maka pesan Tuhan akan mengalami distorsi. Sebaliknya, akan terjadi pesan yang bertolak belakang, yang aneh bahkan membingungkan. Padahal, pesan Alkitab adalah satu, singkron, terpadu, dan tidak bertolak belakang. Tulisan-tulisan nya pun saling mendukung, melengkapi dan dapat memperjelas antara satu terhadap yang lain. Sedangkan kitab atau ajaran Mormon mengandung pesan yang lain yang berbeda dibandingkan dengan Alkitab. Itulah yang menyebabkan mengapa Mormon tidak dapat disebut sebagai ajaran Kristen yang benar dan sehat.
Ditinjau dari penulisnya, Joseph Smith bukanlah rasul atau nabi, atau pun rekan kerja yang menjadi saksi mata dari pekerjaan, pelayanan, kuasa, mujizat, dan pemberitaan firman di zaman para rasul. Ia bukan seperti Matius, Yohanes, Paulus, Yakobus, Petrus, atau murid Kristus yang lain seperti Markus, Lukas, atau yang lain di abad pertama yang mempunyai otoritas sebagai penulis Kitab Suci.
Ditinjau dari waktu penulisannya, tulisan Kitab Mormon yang diterbitkan oleh Joseph Smith ditulis setelah pesan Tuhan selesai dinyatakan dan dituliskan secara utuh, lengkap dan final (1 Kor 13:9-10).
Dari kesalahan-kesalahan ini, maka timbul rentetan kesalahan lainnya. Penganut Mormon percaya kepada Tuhan yang mengalami progress (gradually acquired) dalam diri atau pribadi-Nya. Kepercayaan ini jelas berbeda dengan tulisan-tulisan di dalam Alkitab. Alkitab menyebutkan di Kitab Ibrani bahwa Allah tidak berubah. Ia sama dari dulu, sekarang dan yang akan datang. Di samping itu, dengan bersikap demikian, berarti Mormon menjengkali Tuhan. Padahal, tulisan-tulisan Alkitab jelas menyatakan bahwa Tuhan tidak terjangkau oleh manusia. Ia tidak terselami. Hikmat-Nya, kuasa-Nya, kasih-Nya, kebijaksanaan-Nya, kualitas karakter atau pribadi-Nya. Bukan karena Ia sengaja menutup-nutupi-Nya tetapi karena keterbatasan manusia sehingga Ia harus berinisiatif menyatakan diri-Nya kepada manusia.
Di kitab-kitab yang lain, keterbatasan manusia terhadap Tuhan digambarkan jelas melalui kisah tentang Ayub , Yunus, dan lain-lain.
Mormon percaya bahwa manusia adalah roh sebelum ia lahir (spirit beings) dan mempunyai tubuh. Ia juga mempunyai potensi mempunyai anak-anak roh (spirit children) setelah kehidupan di dunia nanti. Ajaran atau pernyataan ini jelas tidak ada di dalam Kitab Suci.
Kesalahan yang lain adalah tentang Yesus bahwa Ia dan iblis adalah sama-sama anak Tuhan dan saudara secara roh. Bedanya, keduanya mempunyai pikiran atau rencana yang tidak sama. Yesus dan Bapa mempunyai rencana yang sama yaitu menyelamatkan manusia, sedangkan iblis mempunyai rencana yang lain.
Demikian pula mengenai keselamatan, Mormon mengupayakan keselamatan dengan usaha, kerja, kekuatan dan kemampuan diri sendiri.
Mengenai penghakiman, Mormon pun menyatakan hal yang berbeda dengan Alkitab yaitu bahwa hukuman terhadap orang yang jahat bersifat sementara. Yesus akan menyediakan tiga level kerajaan pada akhirnya, bukan sorga atau pun neraka seperti yang dipercaya oleh orang-orang Kristen pada umumnya.
Jadi jelas bahwa meskipun Mormon menyatakan bahwa mereka percaya kepada Alkitab tetapi sesungguhnya ajaran-ajaran atau pesan-pesannya sangat berbeda dan bertolak belakang. Tampaknya, penganut Mormon lebih percaya kepada Kitab Mormon dan Joseph Smith lebih daripada Alkitab.
Padahal rasul Paulus pernah berkata demikian:
Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia (Galatia 1:8)
Rasul Paulus menerima Injil dari Yesus Kristus bukan dari malaikat (band. Galatia 1:12).
Mungkin, Joseph Smith lupa atau tidak tahu tentang ayat ini sehingga ia lebih percaya kepada malaikat yang menyampaikan injil yang berbeda dari injil yang telah dipercayakan Tuhan kepada rasul-rasul (1 Tes 2:2-4). Tidak heran pula mengapa Joseph Smith tidak mengalami transformasi hidup dari kehidupan 'mistis' dan problema karakter dan kepribadiannya.
RELATED LINKS:
http://en.wikipedia.org/wiki/The_Church_of_Jesus_Christ_of_Latter-day_Saints
http://en.wikipedia.org/wiki/Book_of_Mormon
http://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_Smith
Tidak ada komentar:
Posting Komentar