Menurut Alkitab, ada 4 (empat) nama atau sebutan terhadap pemimpin rohani di dalam Jemaat. Nama atau sebutan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penatua
Kategori ini biasa juga disebut dengan elder atau prosbuteras. Penatua adalah orang yang dewasa secara rohani. Di samping itu ia juga mempunyai hikmat dan kebijaksanaan rohani yang tinggi.
2. Penilik Jemaat
Kategori ini biasa disebut dengan bishop atau overseer atau episkopas. Penilik Jemaat berfungsi dan bertanggung jawab untuk menilik atau mengawasi jemaat.
3. Pastor
Kategori ini biasa disebut dengan Gembala. Seperti namanya ia berfungsi dan bertanggung jawab memberi makan dan melindungi domba-domba kepunyaan Allah yaitu Jemaat.
4. Pemimpin Jemaat
Kategori ini biasa disebut dengan Church Leader. Fungsi dan tanggung jawabnya adalah menentukan arah bagi Jemaat. Selain itu ia pun berfungsi dan bertanggung jawab untuk membedakan dan memisahkan apa yang salah, yang benar, yang berkenan dan yang tidak berkenan di hadapan Allah.
Selain itu ada juga yang disebut dengan Diaken yaitu yang tugas dan tanggung jawabnya adalah untuk menolong orang-orang miskin, para janda, dan mengadakan pelayanan-pelayanan sosial lainnya.
Tetapi, di dalam struktur organisasi gereja-gereja di masa kini ada pula terdapat jabatan pemimpin yang relatif banyak jumlahnya. Sebutannya pun bermacam-macam, tergantung peran atau fungsi dari jabatan tersebut. Sebut saja pimpinan administrasi atau chief administrator, kepala bendahara, kepala bidang media, dokumentasi dan perpustakaan, kepala engineer dan maintainance, ketua majelis, ketua bidang sosial, ketua bidang umum, dan lain-lain. Timbul pertanyaan, apakah jabatan-jabatan yang barusan disebutkan tadi dapat menggantikan atau mengeliminasi 4 (empat) nama termasuk fungsi dan tanggung jawab yang semula disebutkan? Tentu saja tidak. Karena ke-empatnya harus tetap terus ada dari dulu hingga sekarang. Keberadaan jabatan-jabatan organisasi tidak boleh menggeser, menggantikan apalagi mengeliminasi fungsi dan tanggung jawab pemimpin rohani tadi yaitu penatua, penilik jemaat, gembala, dan pemimpin jemaat.
Anda mungkin bertanya mengapa harus demikian banyak jabatan atau posisi di dalam jemaat? Apakah peran atau fungsi dari jabatan-jabatan tersebut? Seiring waktu berjalan, dunia memang mengalami modernisasi. Selain teknologi dan industri, aspek-aspek yang lain pun semakin maju dan berkembang. Dengan demikian, secara organisasi, gereja memang membutuhkan personil untuk menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan jabatan-jabatan tersebut. Gereja membutuhkan personil-personil penuh waktu. Di samping itu juga personil paruh waktu dan sukarelawan atau yang biasa disebut dengan volunteer.
Ada lagi pertanyaan yang lain. Begitu sibukkah gereja? Banyakkah kegiatan-kegiatan-nya? Jika ya, apa saja kegiatan-kegiatan tersebut? Secara ideal, sesungguhnya kegiatan-kegiatan gereja sangat banyak karena peran dan fungsi gereja sesungguhnya menyentuh seluruh area kehidupan jemaat secara total dan menyeluruh.
Salah satu contoh kegiatan adalah pembimbingan atau yang biasa disebut dengan istilah discipling atau mentoring. Pembimbingan mencakup banyak hal termasuk pembimbingan karakter, pekerjaan, konseling pra-nikah, pernikahan, dan lain-lain. Tujuannya adalah supaya tiap-tiap orang yaitu anggota jemaat bertumbuh mencapai kesempurnaan di dalam Kristus (band. Kol 1:28).
Anda mungkin bertanya, berapa lama dan sampai kapan pembimbingan itu dilakukan? Jika tidak merujuk kepada Kitab Suci mungkin kita akan berpikir bahwa pembimbingan tidak begitu perlu. Jemaat boleh hidup semaunya, yang penting setiap hari minggu mereka datang ke gereja, menyanyikan lagu-lagu rohani, mendengarkan khotbah, bersalam-salaman dan kemudian pulang ke rumah masing-masing. Toh, anggota-anggota jemaat adalah orang-orang dewasa yang dapat menangani permasalahannya masing-masing. Biarkan mereka menghadapi dan menyelesaikannya sendiri.
Mungkin, ada benarnya pikiran-pikiran semacam itu. Tetapi, jika pikiran itu didasari atas keegoisan dan ketidakpedulian terhadap jemaat, maka sudah sepatutnya kita bertobat dan mengambil langkah perubahan. Jika kita tidak mengerti tentang pembimbingan atau penggembalaan, maka sudah sepatutnya kita membaca Kitab Suci dengan lebih detil dan lebih teliti lagi.
Rasul Paulus adalah contoh atau teladan pembimbing yang baik. Bacalah dan perhatikanlah sikap dan tindakan Paulus sebagai seorang pembimbing bagi jemaat.
1 Tes 2:7 kami berlaku ramah…, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
1 Tes 2:9 Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepadamu.
1 Tes 2:11 …., betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang.
2 Tes 3:7-8 …kami tidak lalai bekerja di antara kamu,…, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu.
Dari empat kutipan ayat tersebut saja, dapat kita lihat bahwa Paulus dan rekan-rekannya bekerja keras, siang dan malam, seperti seorang ibu yang mengasuh dan merawat anaknya. Mereka melayani jemaat, menasihati, menguatkan hati seorang demi seorang, seperti seorang bapa terhadap anak-anaknya. Bahkan, di masa jemaat Tesalonika belum mampu menopang secara financial karena masih baru umurnya, Paulus dan rekan-rekannya rela bekerja mencari nafkah demi keperluan pribadi mereka sehari-hari.
Sampai penjelasan ini, Anda mungkin telah dapat mengerti bahwa waktu dan kegiatan yang di-investasikan bagi Jemaat tidaklah sedikit. Kegiatan atau pelayanan orang Kristen bukan bersifat sementara atau insidentil melainkan kontinu, konsisten dan seumur hidup. Dari sana dapat dimengerti bahwa pemimpin atau pelayan jemaat semestinya bukan cuma tampil sekali seminggu di atas mimbar melainkan telah siap memberikan waktu, tenaga, hati, pikiran bahkan hidupnya bagi Tuhan dan jemaat-Nya.
Pemimpin rohani yang sejati dapat disebut sebagai wakil Tuhan bagi jemaat-Nya. Artinya, mereka dapat menyampaikan kehendak-Nya, mengajarkan firman-Nya dengan cakap, dan menjadi teladan dan inspirasi bagi jemaat-Nya.
Copyright © 2009 by Naek http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Related products:
SUSTAINABLE CHURCH GROWTH (Produced by BPH)
Special Lesson on Leadership (Produced by BPH)
The Faith of Leaders (Produced by BPH)
Shepherd's Responsibilities (Produced by GTY)
1. Penatua
Kategori ini biasa juga disebut dengan elder atau prosbuteras. Penatua adalah orang yang dewasa secara rohani. Di samping itu ia juga mempunyai hikmat dan kebijaksanaan rohani yang tinggi.
2. Penilik Jemaat
Kategori ini biasa disebut dengan bishop atau overseer atau episkopas. Penilik Jemaat berfungsi dan bertanggung jawab untuk menilik atau mengawasi jemaat.
3. Pastor
Kategori ini biasa disebut dengan Gembala. Seperti namanya ia berfungsi dan bertanggung jawab memberi makan dan melindungi domba-domba kepunyaan Allah yaitu Jemaat.
4. Pemimpin Jemaat
Kategori ini biasa disebut dengan Church Leader. Fungsi dan tanggung jawabnya adalah menentukan arah bagi Jemaat. Selain itu ia pun berfungsi dan bertanggung jawab untuk membedakan dan memisahkan apa yang salah, yang benar, yang berkenan dan yang tidak berkenan di hadapan Allah.
Selain itu ada juga yang disebut dengan Diaken yaitu yang tugas dan tanggung jawabnya adalah untuk menolong orang-orang miskin, para janda, dan mengadakan pelayanan-pelayanan sosial lainnya.
Tetapi, di dalam struktur organisasi gereja-gereja di masa kini ada pula terdapat jabatan pemimpin yang relatif banyak jumlahnya. Sebutannya pun bermacam-macam, tergantung peran atau fungsi dari jabatan tersebut. Sebut saja pimpinan administrasi atau chief administrator, kepala bendahara, kepala bidang media, dokumentasi dan perpustakaan, kepala engineer dan maintainance, ketua majelis, ketua bidang sosial, ketua bidang umum, dan lain-lain. Timbul pertanyaan, apakah jabatan-jabatan yang barusan disebutkan tadi dapat menggantikan atau mengeliminasi 4 (empat) nama termasuk fungsi dan tanggung jawab yang semula disebutkan? Tentu saja tidak. Karena ke-empatnya harus tetap terus ada dari dulu hingga sekarang. Keberadaan jabatan-jabatan organisasi tidak boleh menggeser, menggantikan apalagi mengeliminasi fungsi dan tanggung jawab pemimpin rohani tadi yaitu penatua, penilik jemaat, gembala, dan pemimpin jemaat.
Anda mungkin bertanya mengapa harus demikian banyak jabatan atau posisi di dalam jemaat? Apakah peran atau fungsi dari jabatan-jabatan tersebut? Seiring waktu berjalan, dunia memang mengalami modernisasi. Selain teknologi dan industri, aspek-aspek yang lain pun semakin maju dan berkembang. Dengan demikian, secara organisasi, gereja memang membutuhkan personil untuk menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan jabatan-jabatan tersebut. Gereja membutuhkan personil-personil penuh waktu. Di samping itu juga personil paruh waktu dan sukarelawan atau yang biasa disebut dengan volunteer.
Ada lagi pertanyaan yang lain. Begitu sibukkah gereja? Banyakkah kegiatan-kegiatan-nya? Jika ya, apa saja kegiatan-kegiatan tersebut? Secara ideal, sesungguhnya kegiatan-kegiatan gereja sangat banyak karena peran dan fungsi gereja sesungguhnya menyentuh seluruh area kehidupan jemaat secara total dan menyeluruh.
Salah satu contoh kegiatan adalah pembimbingan atau yang biasa disebut dengan istilah discipling atau mentoring. Pembimbingan mencakup banyak hal termasuk pembimbingan karakter, pekerjaan, konseling pra-nikah, pernikahan, dan lain-lain. Tujuannya adalah supaya tiap-tiap orang yaitu anggota jemaat bertumbuh mencapai kesempurnaan di dalam Kristus (band. Kol 1:28).
Anda mungkin bertanya, berapa lama dan sampai kapan pembimbingan itu dilakukan? Jika tidak merujuk kepada Kitab Suci mungkin kita akan berpikir bahwa pembimbingan tidak begitu perlu. Jemaat boleh hidup semaunya, yang penting setiap hari minggu mereka datang ke gereja, menyanyikan lagu-lagu rohani, mendengarkan khotbah, bersalam-salaman dan kemudian pulang ke rumah masing-masing. Toh, anggota-anggota jemaat adalah orang-orang dewasa yang dapat menangani permasalahannya masing-masing. Biarkan mereka menghadapi dan menyelesaikannya sendiri.
Mungkin, ada benarnya pikiran-pikiran semacam itu. Tetapi, jika pikiran itu didasari atas keegoisan dan ketidakpedulian terhadap jemaat, maka sudah sepatutnya kita bertobat dan mengambil langkah perubahan. Jika kita tidak mengerti tentang pembimbingan atau penggembalaan, maka sudah sepatutnya kita membaca Kitab Suci dengan lebih detil dan lebih teliti lagi.
Rasul Paulus adalah contoh atau teladan pembimbing yang baik. Bacalah dan perhatikanlah sikap dan tindakan Paulus sebagai seorang pembimbing bagi jemaat.
1 Tes 2:7 kami berlaku ramah…, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
1 Tes 2:9 Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepadamu.
1 Tes 2:11 …., betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang.
2 Tes 3:7-8 …kami tidak lalai bekerja di antara kamu,…, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu.
Dari empat kutipan ayat tersebut saja, dapat kita lihat bahwa Paulus dan rekan-rekannya bekerja keras, siang dan malam, seperti seorang ibu yang mengasuh dan merawat anaknya. Mereka melayani jemaat, menasihati, menguatkan hati seorang demi seorang, seperti seorang bapa terhadap anak-anaknya. Bahkan, di masa jemaat Tesalonika belum mampu menopang secara financial karena masih baru umurnya, Paulus dan rekan-rekannya rela bekerja mencari nafkah demi keperluan pribadi mereka sehari-hari.
Sampai penjelasan ini, Anda mungkin telah dapat mengerti bahwa waktu dan kegiatan yang di-investasikan bagi Jemaat tidaklah sedikit. Kegiatan atau pelayanan orang Kristen bukan bersifat sementara atau insidentil melainkan kontinu, konsisten dan seumur hidup. Dari sana dapat dimengerti bahwa pemimpin atau pelayan jemaat semestinya bukan cuma tampil sekali seminggu di atas mimbar melainkan telah siap memberikan waktu, tenaga, hati, pikiran bahkan hidupnya bagi Tuhan dan jemaat-Nya.
Pemimpin rohani yang sejati dapat disebut sebagai wakil Tuhan bagi jemaat-Nya. Artinya, mereka dapat menyampaikan kehendak-Nya, mengajarkan firman-Nya dengan cakap, dan menjadi teladan dan inspirasi bagi jemaat-Nya.
Copyright © 2009 by Naek http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Related products:
SUSTAINABLE CHURCH GROWTH (Produced by BPH)
Special Lesson on Leadership (Produced by BPH)
The Faith of Leaders (Produced by BPH)
Shepherd's Responsibilities (Produced by GTY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar