Kasih Yesus tidak mengecewakan. Bahkan kekecewaan Yesus sekalipun mengekspresikan kasih-Nya yang sempurna. Anda mungkin ingin segera membuktikan apakah pernyataan barusan adalah benar atau salah.
Bacalah ayat-ayat berikut ini dan perhatikanlah apa dan bagaimana Yesus mengutarakan kekecewaan-Nya:
Matius 23:37 "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Pada kalimat pertama di atas dapat kira-kira kita mengerti bahwa Yesus kecewa terhadap Yerusalem kota di mana terdapat orang-orang yang telah membunuh para nabi yang diutus Allah. Tetapi, pada kalimat kedua dapat kita temukan ekspresi dari kasih-Nya yang menyatakan upaya-upaya yang Ia lakukan demi kebaikan Yerusalem.
Di samping itu ada terdapat pola yang menandakan kebenaran ini yang tampak dari bagaimana Yesus menyebutkan: Yerusalem, Yerusalem...
Mari pelajari lebih lanjut dari ayat-ayat yang lain:
Lukas 10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
Yesus menyatakan kesalahan Marta dengan kasih. Speak the truth with love. Demikian ungkapan populer-nya dalam bahasa Inggris.
Kemudian di Lukas 22:31-32 Yesus berkata kepada Simon Petrus atau yang biasa disebut Kefas seperti berikut:
Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.
Perkataan tersebut menunjukkan bahwa Ia menyatakan kesalahan Simon dan memberitahu dia tentang bahaya yang mengancam dirinya. Tetapi Ia juga mendoakannya, memberi kekuatan kepada dia dan memberdayakannya.
Dan di Markus 15:34, Yesus berseru kepada Bapa dengan suara nyaring:..."Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Yesus ditinggalkan Bapa di kayu salib. Ia menanggung penghukuman dan kemarahan ilahi karena menanggung dosa-dosa manusia termasuk Anda dan saya. Apakah Ia kecewa? Mungkin saja. Tetapi kekecewaan yang Anda pikirkan sangat berbeda dengan jenis kekecewaan Yesus. Tidak sedikitpun Ia mengumpat atau memaki meskipun kesakitan yang ia rasakan sangat amat hebat.
Kata kecewa memang biasanya berkonotasi negatif. Mendengarnya Anda mungkin berpikir tentang kekesalan, kemarahan, kegeraman, kesedihan, benci, tidak suka atau putus asa. Tetapi tidak demikian halnya dengan kekecewaan YESUS. Ia berbeda. Sangat amat berbeda.
Kepada Yerusalem, gudang pembunuh para nabi ia katakan: Yerusalem, Yerusalem... Kepada Marta, wanita repot yang lupa ber-saat teduh ia katakan: Marta, Marta... Kepada Simon, pria sombong dan sok jagoan, ia katakan: Simon, Simon... Kepada Allah yang meninggalkan-Nya di kayu salib, ia katakan: Allahku, Allahku... Ia masih menggandeng kata "Allah" dengan kata "Ku". Suatu tanda posesif atau belonging atau mungkin yang paling tepat adalah tanda kasih kepada Bapa-Nya yang ada di Sorga.
Jadi, jika demikian, dapatkah Anda bayangkan apa dan bagaimana Ia ketika memandang Anda dengan segala dosa, kelemahan atau kekurangan-kekurangan Anda? Mungkin akan seperti berikut ini:
Budi…Budi…mengapa engkau tidak memprioritaskan-Ku?
Andi…Andi… mengapa engkau menyalahgunakan seks?
Wati…Wati… mengapa engkau marah dan dendam?
Atau, …Anda mungkin lebih dapat mengira-ngira kalimat yang paling tepat bagi diri Anda.
Bacalah ayat-ayat berikut ini dan perhatikanlah apa dan bagaimana Yesus mengutarakan kekecewaan-Nya:
Matius 23:37 "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Pada kalimat pertama di atas dapat kira-kira kita mengerti bahwa Yesus kecewa terhadap Yerusalem kota di mana terdapat orang-orang yang telah membunuh para nabi yang diutus Allah. Tetapi, pada kalimat kedua dapat kita temukan ekspresi dari kasih-Nya yang menyatakan upaya-upaya yang Ia lakukan demi kebaikan Yerusalem.
Di samping itu ada terdapat pola yang menandakan kebenaran ini yang tampak dari bagaimana Yesus menyebutkan: Yerusalem, Yerusalem...
Mari pelajari lebih lanjut dari ayat-ayat yang lain:
Lukas 10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
Yesus menyatakan kesalahan Marta dengan kasih. Speak the truth with love. Demikian ungkapan populer-nya dalam bahasa Inggris.
Kemudian di Lukas 22:31-32 Yesus berkata kepada Simon Petrus atau yang biasa disebut Kefas seperti berikut:
Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.
Perkataan tersebut menunjukkan bahwa Ia menyatakan kesalahan Simon dan memberitahu dia tentang bahaya yang mengancam dirinya. Tetapi Ia juga mendoakannya, memberi kekuatan kepada dia dan memberdayakannya.
Dan di Markus 15:34, Yesus berseru kepada Bapa dengan suara nyaring:..."Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Yesus ditinggalkan Bapa di kayu salib. Ia menanggung penghukuman dan kemarahan ilahi karena menanggung dosa-dosa manusia termasuk Anda dan saya. Apakah Ia kecewa? Mungkin saja. Tetapi kekecewaan yang Anda pikirkan sangat berbeda dengan jenis kekecewaan Yesus. Tidak sedikitpun Ia mengumpat atau memaki meskipun kesakitan yang ia rasakan sangat amat hebat.
Kata kecewa memang biasanya berkonotasi negatif. Mendengarnya Anda mungkin berpikir tentang kekesalan, kemarahan, kegeraman, kesedihan, benci, tidak suka atau putus asa. Tetapi tidak demikian halnya dengan kekecewaan YESUS. Ia berbeda. Sangat amat berbeda.
Kepada Yerusalem, gudang pembunuh para nabi ia katakan: Yerusalem, Yerusalem... Kepada Marta, wanita repot yang lupa ber-saat teduh ia katakan: Marta, Marta... Kepada Simon, pria sombong dan sok jagoan, ia katakan: Simon, Simon... Kepada Allah yang meninggalkan-Nya di kayu salib, ia katakan: Allahku, Allahku... Ia masih menggandeng kata "Allah" dengan kata "Ku". Suatu tanda posesif atau belonging atau mungkin yang paling tepat adalah tanda kasih kepada Bapa-Nya yang ada di Sorga.
Jadi, jika demikian, dapatkah Anda bayangkan apa dan bagaimana Ia ketika memandang Anda dengan segala dosa, kelemahan atau kekurangan-kekurangan Anda? Mungkin akan seperti berikut ini:
Budi…Budi…mengapa engkau tidak memprioritaskan-Ku?
Andi…Andi… mengapa engkau menyalahgunakan seks?
Wati…Wati… mengapa engkau marah dan dendam?
Atau, …Anda mungkin lebih dapat mengira-ngira kalimat yang paling tepat bagi diri Anda.
1 komentar:
Buat sahabat-sahabat sekalian usahlah kita berputus asa dari rahmatNya dengan meminta sesuatu yang bukan selayaknya kita untuk meminta dariNya. Sesungguhnya Dia lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita:
“…barangkali kamu membenci sesuatu,padahal ia baik bagimu…dan barangkali kamu menyukai sesuatu padahal ia buruk bagimu…Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”
(Al-Baqarah: 216)
Posting Komentar