Rabu, 19 Agustus 2009

APOLOGETIK (Bagian 2)

Salah satu bagian dari apologetic adalah bersifat sejarah atau biasa disebut dengan historical apologetic. Artinya adalah penjagaan, pertahanan atau pembelaan terhadap Alkitab yang berkaitan dengan sejarah. Misalnya, tentang evidensi Kristus, tentang sejarah kitab-kitab, tahun, penanggalan, penggalian, arkeologi, dan tentang peneguhan waktu atau catatan sejarah di Alkitab.

Semua upaya berupa observasi, riset, penelitian, atau analisa terhadap fakta atau data yang ada atau yang ditemukan melalui eksplorasi atau discovery bertujuan untuk menjaga, memertahankan atau membela Alkitab. Contoh yang populer hingga saat ini adalah penemuan bukti sejarah mengenai kisah Nuh, bahtera dan air bah. Selain itu ada juga penemuan manuskrip Qumran, peninggalan-peninggalan sejarah seperti tembok ratapan, Via Dolorosa, dan sejumlah lokasi di Palestina dan Timur Tengah yang disebutkan oleh Alkitab.

Di masa kini, sudah banyak penyedia jasa tur wisata yang menawarkan paket perjalanan dan wisata untuk dapat melihat bukti-bukti atau peninggalan sejarah di Alkitab seperti sungai Yordan, bukit Golgota, dan sejumlah tempat-tempat sejarah lainnya. Ini menunjukkan atau membuktikan bahwa Alkitab memiliki dukungan yang kuat secara historical berupa bukti-bukti dan peninggalan-peninggalan sejarah.

Tetapi, meskipun historical apologetic memberikan kontribusi atau dukungan terhadap sejarah di Alkitab secara histories, menurut saya, itu saja tidaklah cukup untuk membawa atau mengantarkan seseorang untuk menjadi seorang Kristen atau murid Kristus yang sejati. Orang-orang Kristen memang patut berterima kasih terhadap historical apologetic tetapi jangan berpuas diri atau berhenti sampai di sana. Sebaliknya, mereka harus melanjutkan studi terhadap tulisan, konten, pesan, atau prinsip-prinsip yang ada di dalam Alkitab. Sehingga dengan demikian, barulah seseorang akan menjadi Kristen atau murid Kristus yang sejati.

Seorang Kristen yang sejati haruslah sadar dan yakin bahwa Alkitab adalah lengkap dan sempurna. Ia tidak berdusta dan tidak salah di dalam setiap kata atau tulisannya. Alkitab adalah kitab atau tulisan yang berani dan terang-terangan meng-klaim bahwa ia adalah murni, lengkap dan sempurna. Baca dan perhatikanlah dua kutipan ayat berikut di bawah ini:

Taurat Tuhan itu sempurna…(Mazmur 19:8)

Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung padaNya. Jangan menambahi firmanNya, supaya engkau tidak ditegurNya dan dianggap pendusta. (Amsal 30:5-6)


Klaim ini hanya punya dua kemungkinan. Ia benar atau dusta, itu saja. Tidak ada yang lain. Jika ia tidak benar berarti dusta. Jika ia bukan dusta atau bohong, berarti ia benar. Yesus secara jelas dan terang-terangan menyatakan bahwa Ia adalah kebenaran dan firmanNya adalah benar. Setiap kali ia mengajar, menjawab atau menjelaskan sesuatu kepada siapa saja termasuk iblis, ia merujuk dan mengutip Kitab Suci Perjanjian Lama. Kelahiran, kehidupan, pelayanan dan kebangkitanNya adalah bukti bahwa Ia bukan pembohong. Iblislah yang adalah pembohong dan bapa segala dusta.

Bagaimana dengan Kitab Perjanjian Baru? Bagi saya, itu lebih mudah dijelaskan. Mereka jelas-jelas telah menerima Roh Kudus di hari Pentakosta sesuai dengan janji yang telah disampaikan oleh Yesus. Sejak saat itu, kuasa dan kerja Roh Kudus sangat kelihatan termasuk di dalam menghasilkan tulisan-tulisan Kitab Suci. Sekian waktu setelahnya, bapa-bapa gereja menentukan kanon berdasarkan penulis yang adalah rasul dan mitra langsung dari rasul tersebut. Contohnya, rasul Paulus, Markus dan Lukas. Tulisan, isi, konten atau pesan yang disampaikan oleh kitab-kitab yang termasuk di dalam kanon tersebut pun tidak bertentangan tetapi saling mendukung atau menjelaskan. Dengan kata lain, Alkitab menjelaskan Alkitab.

Fakta ini semestinya mencengangkan dan mengherankan kita karena kitab-kitab yang ditulis oleh 40 orang di waktu, tempat, dan latar belakang yang berbeda dapat menghasilkan pesan yang singkron, tidak bertentangan, bahkan saling mendukung dan menjelaskan satu sama lain. Sesuatu yang tidak pernah dan tidak akan pernah lagi terjadi di dalam sejarah manusia. Ini menunjukkan atau membuktikan bahwa Tuhanlah yang ada dibalik semua itu. Dia-lah yang mengerjakannya, sedangkan para nabi dan rasul hanyalah alat atau mediaNya saja.

Jika kita menilai atau menyatakan bahwa Alkitab adalah benar sebagian saja, maka kita akan mengalami banyak masalah setelahnya. Apakah maksud saya? Maksud saya adalah setelah kita menyatakan demikian, maka kemudian kita pun secara otomatis dihadapkan kepada pertanyaan, bagian mana di Alkitab yang benar dan bagian mana yang salah?

Satu dasar penting untuk percaya bahwa Alkitab murni, lengkap dan sempurna adalah bahwa ia sesungguhnya tidak dihasilkan oleh manusia tetapi oleh Roh Kudus. Di 2 Tim 3:16 disebutkan bahwa tulisan Kitab Suci itu diilhamkan oleh Allah, atau nafas atau di-nafaskan Allah (menurut naskah Yunani).

Memang, yang menuliskan Alkitab adalah manusia tetapi mereka hanyalah alat atau media saja, sedangkan kata-kata yang mereka tuliskan berasal dari Allah. Kebenaran akan hal ini dijelaskan di dalam kisah-kisah para nabi ketika Tuhan sedang atau baru saja akan mengutus mereka. Contohnya, ketika Tuhan mengutus nabi Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel dari Mesir, Musa merespon dengan mengatakan bahwa ia tidak pandai berkata-kata, tetapi Tuhan mengatakan bahwa Tuhanlah yang akan berbicara atau berkata-kata sedangkan Musa menyampaikan saja. Contoh yang lain adalah Yehezkiel dan Yeremia, Tuhan menaruh perkataan-perkataanNya ke dalam mulut mereka, dan mereka menyampaikannya.

Jadi, jelas bahwa lingkup kemurnian, kelengkapan dan kesempurnaan Alkitab mencakup sampai kepada kata-katanya bukan hanya pikiran, ide, atau konsepnya saja. Karena, bagaimana mungkin pikiran, ide atau konsep dapat disampaikan tanpa kata-kata? Jadi, seseorang akan terjebak di dalam kesalahan ketika menyatakan bahwa hanya pikiran, ide atau konsepnya saja yang murni dan sempurna. Jika, kata-katanya tidak murni dan sempurna, maka itu akan berarti bahwa pikiran, ide atau konsepnya pun tidak sempurna.

Anggapan, penilaian atau kesimpulan yang menyatakan bahwa Alkitab tidak lengkap juga akan berbahaya bagi orang Kristen. Mengapa? Karena jika orang Kristen menganggap atau menilai bahwa Alkitab tidak atau belum lengkap, itu berarti bahwa masih akan ada wahyu, nubuat atau penyataan yang lain, yang baru dari Allah di masa depan. Ini terjadi di dunia kekristenan yang nyata jelas mengacaukan dan membingungkan.

Ada orang-orang Kristen tertentu yang percaya dan mengekspos bahwa mereka masih menerima wahyu, nubuat, atau pun penglihatan bahkan dalam frekuensi yang cukup sering. Kepercayaan atau keyakinan seperti ini sebenarnya disadari atau tidak merupakan sikap yang tidak menghormati bahkan berpotensi menggeser atau menggantikan Alkitab. Di samping itu ia pun nantinya dapat memutar arah haluan orang-orang Kristen dari menuju Tuhan dan kebenaranNya kepada sesuatu yang lain, yang berbeda, dan itu tidak lain dan tidak bukan adalah dusta dan kebohongan, di mana iblis adalah dalang di balik semuanya.

Bukankah Alkitab sudah lengkap dan selesai ditulis? Itu berarti bahwa kita tidak perlu menambah atau menguranginya seperti yang dinyatakan oleh ayat-ayat berikut di bawah ini:

Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. (1 Korintus 13:8-10)

…:”Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.” (Wahyu 22:18-19)



Copyright (c) 2009 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Tidak ada komentar: