Senin, 07 Desember 2009

Yesus Kristus - Kain Kafan Turin

Bacaan: Ibrani 11:1

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Bagi saya, Ibrani pasal 11 ayat 1 cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan saya tentang Kain Kafan Turin - bahwa iman adalah dasar bukan bukti. Sebaliknya, bukti bukanlah dasar. Ia tidak pernah lahir sebelum iman. Contohnya, jika seseorang saat ini sudah berada di Sorga bersama dengan Yesus, melihat Dia dan berbincang-bincang denganNya, sudah tentu saat ini ia tidak lagi membutuhkan iman terhadap Yesus. Hal serupa terjadi dengan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang selalu meminta tanda atau bukti tanpa pernah beriman. Hasilnya, mereka tidak pernah memperoleh bukti bagi diri mereka meskipun sesungguhnya bukti itu telah ada (band. Mat 28:12-13). Demikian pula halnya dengan bukti-bukti arkeologis, meskipun itu baik adanya, ia tidak dapat menghasilkan iman tetapi pendengaran akan firman Tuhan, itulah yang menghasilkan iman (band. Roma 10:17).

Lagipula, sejarah kain kafan Turin mengandung celah-celah perdebatan. Tetapi, sebelum melanjutkan pembahasan lebih jauh tentang hal tersebut, mari baca dan perhatikanlah sejarah singkat dari kain kafan Turin berikut ini:

Sejarah kain kafan Turin*:
a. Pada tahun 348 St. Sirilus, uskup Yerusalem, membuktikan kebangkitan Yesus dengan menunjukkan kepada umatnya kain kafan Yesus.

b. Pada tahun 670 uskup Arkulfus dari Britani Perancis menulis dalam buku hariannya bahwa ia melihat, mencium dan mengukur panjang kain kafan itu.

c. Pada tahun 1005 Yerusalem diserang dan diduduki oleh orang-orang Turki. Orang-orang kristiani melarikan diri ke Konstantinopel (Istambul sekarang); harta Gereja dan barang-barang suci yang sangat berharga mereka bawa serta, termasuk kain kafan Yesus.

d. Pada tahun 1147 raja Louis VII dari Perancis datang ke Konstantinopel dan menghormati Kain kafan. Berkali-kali Konstantinopel menjadi rebutan antara raja-raja kristiani dan raja-raja Islam dan Turki. Tetapi kain kafan Turin masih tetap aman dan utuh dan selama Perang-perang Salib berikutnya diamankanlah barang-barang suci dari Konstantinopel.

e. Pada tahun 1353 kain kafan diketahui berada di keluarga Geoffrey de Charny dari Perancis, di kota Lirey.

f. Pada tahun 1452 kain kafan itu dipertukarkan dengan sebuah puri dan tanah yang mengelilinginya. Pemilik kain kafan selanjutnya adalah Pangeran Louis Savoie. Kain kafan dipindah dari Lirey ke Chambery di sebuah kapel yang indah. Kain kafan disimpan dalam sebuah peti perak, dilipat rapi.

g. Pada tahun 1532 terjadi kebakaran di sakristi kapel itu. Sebagian tutup peti perak itu terbakar. Lelehan perak menjatuhi kain kafan dan menghanguskan lipatan-lipatannya.

h. Pada tahun 1534 suster-suster Klaris dari Chambery diberi tugas memperbaiki kain kafan itu.

i. Pada tahun 1578 Emmanuele Filibert II, Raja Savoie, memindahkan kain kafan ke Turin di gereja St. Laurensius, di dalam kapel Bunda Berdukacita.

j. Pada tahun 1649 kain kafan dipindahkan ke kapel yang dirancang dan dibangun oleh Guarino Guarini di dekat Katedral Turin.

k. Pada Perang Dunia II, kain kafan Turin sempat diamankan ke kota Napels.

l. Pada tahun 1946 kain kafan dibawa kembali ke Turin dan disimpan di sana hingga sekarang. Kain kafan tetap menjadi milik keluarga Savoie dengan tiga instansi sebagai pemegang kuncinya yaitu keturunan keluarga Savoie sendiri, Uskup Agung Turin, dan Pemerintah di Turin.

Dari waktu kebangkitan Yesus sampai dengan tahun 348 tidak ada berita atau informasi sedikitpun tentang kain kafan tersebut baik dari dokumen-dokumen Perjanjian Baru maupun dokumen sekuler. Sesuatu semacam missing link di dalam teori evolusi. Hal ini mengakibatkan kain kafan Turin menjadi sesuatu yang tidak jelas dan kurang meyakinkan.

Pada waktu kain kafan Turin berada pada keluarga Geoffrey de Charny pada tahun 1353, ada terjadi banyak pemalsuan setelah keluarga miskin Perancis Tengah tersebut memamerkan kain kafan itu kepada masyarakat luas. Ini menandakan bahwa kain kafan Turin mempunyai potensi wisata dan bisnis. Dengan kata lain, upaya memertahankan kain kafan tersebut sebagai benda sejarah hingga saat ini mungkin sangat subyektif karena ia berpotensi sebagai obyek wisata dan menghasilkan bisnis yang cukup besar.

Kebakaran di sakristi kapel pada tahun 1532 mungkin dapat memengaruhi kain atau gambar kain kafan Turin dan pada tahun 1534 suster-suster Klaris dinyatakan sudah memperbaiki kain kafan tersebut. Peristiwa ini juga dapat menimbulkan keraguan atau kecurigaan terhadap keaslian atau otentisitas dari kain kafan sebelumnya.

Selain dari sejarah kain kafan Turin, penelitian-penelitian terhadap kain kafan tersebut pun mengandung cukup banyak celah untuk diperdebatkan. Baca dan perhatikanlah penelitian-penelitian berikut di bawah ini sebelumnya.

Penelitian Kain Kafan Turin*
a. Pada tahun 1898 oleh seorang fotografer Italia bernama Secondo Pia meneliti kain kafan bermula dengan pembuatan foto kain kafan itu. Ia memperbesar negatifnya dan terkejut karena menemukan gambar positif dari wajah pada kain kafan itu, sebuah gambar yang jauh lebih jelas

b. Pada tahun 1900 seorang seniman Perancis dan ahli biologi, Paul Vignon, menetapkan bahwa kain kafan Turin bukanlah lukisan atau celupan dan menyatakan bahwa gambar itu diproyeksikan oleh sebuah tubuh manusia.

c. Pada tahun 1931 seseorang bernama Joseph Enrie membuat foto lagi atas kain kafan dengan hasil yang lebih jelas dan lengkap.

d. Paus Johannes Paulus II menginstruksikan agar kain kafan diselidiki secara ilmiah dengan test carbon 14 yang dikenal sebagai cara yang baik untuk menentukan umur dari barang purbakala. Test dilakukan oleh tiga Universitas (satu di Amerika, satu di Inggris dan satu di Swis) dan dikoordinasi oleh Direktur dari British Museum, Dr. Tite.

e. Pada tahun 1969 Uskup Agung Turin, Kardinal Pellegrino, membentuk suatu komisi penelitian untuk mempelajari lebih mendalam.

f. Pada tahun 1973 Prof. Gilbert Raes dari Universitas Gent diBelgium membuktikan bahwa benang dari kain kafan dipintal dengan tangan. Prof. Raes masih menyimpan sepotong dari kain kafan itu dan dikirim ke Universitas di California (Amerika Serikat) untuk diselidiki dengan test-Carbon-14. Hasilnya, kain kafan itu dibuat lebih kurang 200 tahun sebelum Yesus lahir.

g. Pada tahun 1973 tanggal 22 dan 23 November, Kain kafan dipertunjukkan di layar televisi untuk pertama kalinya. Giovanni Battista Judica-Cordiglia membuat foto baru kain kafan dengan teknik-teknik fotografi yang lebih maju.

h. Pada tahun 1976 Monsignor Giulio Ricci terpilih menjadi presiden Centro Romano di Sindonologia (Pusat Sindonologi Roma) dan dipandang sebagai seorang ahli terkemuka tentang kain kafan. Ia mengabdikan diri kepada penelitian kain kafan sejak tahun 1950 dan membuat foto-foto dari kain kafan untuk meneruskan penyelidikan-penyelidikannya.

i. Pada tahun 1976 team dari Amerika menyelidiki kain kafan. Hasil penyelidikan mereka dipelajari di Amerika oleh lebih dari 400 orang ahli sains. Mereka semua berpendapat, bahwa kain kafan bukan penipuan tetapi sungguh cetakan dari jenasah seorang yang disiksa seperti diceriterakan dalam Injil, dan bukan lukisan juga. Tidak ketemu kesalahan anatomis dan ilmu anatomi yang tepat baru berumur 150 tahun. Luka pada tangan Yesus ketemu pada pergelangan tangan, bukan ditengah-tengah tangan seperti lukisan-lukisan dari abad pertengahan. Luka pada lambung Yesus ketemu disebelah kanan bawah, bukan kiri atas seperli patung salib biasa.

j. Pada tahun 1978 terbentuk kelompok ilmuwan dari Amerika Serikat yang disebut Proyek Penelitian kain kafan Turin termasuk Kenneth Stevenson, seorang insinyur dan bekas perwira angkatan udara, dan Gary Habermas, seorang profesor sejarah dan filsafat. Penemuan Kenneth Stevenson dan Gary Habermas membuktikan bahwa kain kafan Turin ditenun di Timur Tengah dan sudah diproduksi 2000 tahun yang lalu, dan bahwa Kain kafan Turin itu pernah berada di Palestina, di Turki dan di kawasan Laut Tengah.

Dari penelitian-penelitian yang dilakukan, ada terdapat tuduhan di antara para peneliti yaitu Dr. Bruno Bonnet-Eymard terhadap Dr. Tite. Dr. Tite disebut sebagai pelaku penipuan dengan cara menukar potongan kain kafan dengan potongan kain lain yang diambil dari Korkap Santo Louis, Uskup dari Anjou pada abad ke-14. Diawali dengan pernyataan Dr. Bruno, maka test Cabon 14 diulang lagi dengan penjagaan ketat. Pada waktu yang sama, hasil penelitian yang diumumkan pada bulan Oktober yang melibatkan Dr. Tite, yang menyatakan bahwa kain kafan di Torino adalah berasal dari abad 14, dinilai sebagai hasil yang tidak valid atau palsu. Sesuatu yang kurang sedap didengar karena seorang peneliti mulai diragukan integritasnya bahkan oleh seseorang yang setara dengannya. Orang awam akan mengalami kesulitan untuk mempercayai peneliti yang mana yang harus mereka percayai dan mungkin pula peneliti-peneliti yang lain pun diragukan pula hasil penelitiannya.

Selain hal-hal tadi, kain kafan Turin juga tidak mendapat peneguhan atau konfirmasi dari rasul-rasul. Padahal, injil Yohanes pasal 17 ayat 10 mengatakan:”…Aku telah dipermuliakan di dalam mereka (para rasul).”. Kisah Para Rasul pasal 2 ayat 42 mengatakan:”…mereka (jemaat) bertekun dalam pengajaran rasul-rasul…” Efesus pasal 2 ayat 20 mengatakan:”…(jemaat)…dibangun di atas dasar para rasul...” Dengan kata lain, kain kafan Turin tidak dapat disebut sebagai kain kafan Yesus hanya dengan menggunakan carbon 14. Jika para rasul tidak mengkonfirmasi atau meneguhkannya di dalam tulisan atau dokumentasi dari mereka, maka tidak ada alasan yang cukup dan kuat untuk mengatakan “ya” kepada kain kafan Turin.

Kesimpulan saya, terbukti atau tidaknya kain kafan Turin tidak akan mempengaruhi iman Kristen. Dan selama Anda dan saya masih hidup di dunia ini, saya percaya, bahwa pasti selalu ada ruang di dalam diri Anda dan saya untuk “iman” kepadaNya.


Reference/ Related Links:
http://en.wikipedia.org/wiki/Shroud_of_Turin
* http://media.isnet.org/kristen/Kafan/Manusia.html

Copyright © 2009 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

1 komentar:

yuanita mengatakan...

Thanks utk sharingnya, Bro. Beberapa waktu lalu saya search di google artikel ttg Kain Kafan dari Turin. Ternyata membaca artikel kamu lebih mudah dicerna karena sudah diringkas kronologinya dengan rapi & baik ;-)
GBU..