Kamis, 03 Desember 2009

Yesus Kristus - Study dan Sikap terhadap Dia

The Jesus Seminar adalah sekelompok orang yang mencoba menemukan dan melaporkan konsensus ilmiah mengenai keaslian peristiwa sejarah dan perkataan yang diucapkan Yesus dalam Injil. Dari hasil penemuan dan laporan tersebut, mereka kemudian menarik kesimpulan tentang profil individu Yesus.

The Jesus Seminar identik dengan sekelompok orang Kristen liberal yang berjumlah sekitar 150 orang anggota yang terdiri dari sarjana dengan gelar studi-studi Alkitab, agama atau bidang-bidang terkait serta penulis yang terkenal dalam bidang agama, yang didirikan pada tahun 1985 oleh almarhum Robert Funk dan John Dominic Crossan di bawah naungan Westar Institute.

Meskipun The Jesus Seminar tampaknya terdiri dari orang-orang yang terpelajar dan berpendidikan, tetapi, setelah saya membaca dan memperoleh informasi tentang The Jesus Seminar, saya menemukan kejanggalan-kejanggalan mengenai penilaian, cara atau upaya yang mereka lakukan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

Yang pertama, The Jesus Seminar menganggap bahwa Injil Thomas adalah tulisan atau naskah yang otentik. Hal ini sangat bertentangan dengan kanonisasi yang telah dilakukan pada abad kedua dan ketiga yang tidak pernah menyertakan Injil Thomas ke dalam kanon Alkitab. Dengan kata lain, Injil Thomas yang meskipun menggunakan nama rasul, besar kemungkinannya dinilai oleh Bapa-Bapa Gereja sebagai tulisan yang tidak berasal dari rasul Thomas.

Ada terdapat dua kriteria penting dalam menentukan kanon Alkitab yaitu yang pertama adalah bahwa tulisan tersebut adalah berasal dari para rasul, dan yang kedua adalah bahwa tulisan-tulisan tersebut dipakai di gereja-gereja pada masa pra-kanonisasi ataupun pasca kanonisasi..

Yang kedua adalah bahwa penilaian otentik atau tidaknya naskah tersebut mereka dasarkan atas voting atau pemungutan suara dari anggota-anggota The Jesus Seminar. Dari hasil voting atau pemungutan suara tersebut maka mereka menerbitkan temuan-temuan berupa buku-buku seperti: "The Five Gospels: The Search for the Authentic Words of Jesus," dan "The Acts of Jesus: The Search for the Authentic Deeds." Cara atau upaya ini adalah sangat tidak obyektif dan tidak ilmiah sebagaimana yang mereka canangkan atau cita-citakan. Di samping itu, cara atau upaya semacam itu besar kemungkinannya juga akan mengurangi tulisan dan pesan firman Tuhan. Wahyu pasal 22 ayat 19 mengatakan:”…jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.” Dengan kata lain, mengurangi perkataan atau firman Tuhan bukan saja salah tetapi juga sangat berbahaya bagi orang yang melakukannya. Lagipula, kebenaran atau ke-otentikan firman tidak ditentukan atau dipengaruhi oleh jumlah suara terbanyak atau mayoritas.

Yang ketiga, The Jesus Seminar tidak menggunakan bukti di dalam pertimbangan, penilaian, kesimpulan, dan keputusannya, melainkan dengan asumsi. Kelompok tersebut berasumsi bahwa ke-empat kitab Injil ditulis setelah tahun 70 M yaitu setelah Bait Allah dihancurkan. Dengan demikian, mereka menyatakan bahwa nubuat Yesus yang menyatakan Bait Allah akan runtuh atau hancur hanyalah merupakan rekayasa dari orang-orang tertentu atau yang mempunyai kepentingan tertentu saja.

Yang keempat, The Jesus Seminar tidak menghormati dan menjunjung tinggi “iman” yang dihasilkan dari atau oleh tulisan atau naskah Alkitab. Roma pasal 10 ayat 17 – “iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Ibrani pasal 11 ayat 6 berkata:”…tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah…” Dengan kata lain, The Jesus Seminar mengabaikan unsur iman. Mereka menyatakan bahwa tidak ada supranatural di dunia ini. Segala sesuatu yang terjadi memiliki penyebab alami.

Yang kelima, The Jesus Seminar bersikap prejudis dan tidak fair di dalam penilaiannya. Mereka menganggap Injil adalah palsu atau bohong sampai ia terbukti benar. Ini sangat menyedihkan karena sikap seperti ini sesungguhnya adalah sikap yang salah dalam mencari Tuhan dan kebenaranNya. The Jesus Seminar seolah-oleh mendudukkan Injil atau Alkitab di kursi terdakwa dan menganggapnya sebagai tersangka. Padahal, semestinya orang-orang yang mencari kebenaran firman Tuhan haruslah dengan sikap yang sungguh-sungguh, tulus, rendah hati, dan takut akan Tuhan. (band. Kis 8, 10, 17; Yer 29:13).

Yang ke-enam, para anggota The Jesus Seminar percaya tentang adanya dokumen Q yang kemungkinan besar terdiri dari suatu kumpulan ucapan-ucapan Yesus dan dianggap menjadi sumber tekstual dari Injil Matius dan Injil Lukas yang hilang. Ini adalah sesuatu yang lucu. Di satu sisi mereka adalah orang yang tampaknya sangat sukar untuk percaya tanpa bukti tetapi di sisi lain mereka dapat percaya dan yakin dengan sesuatu yang tidak ada buktinya. Dokumen Q adalah sebuah dokumen yang tidak ada buktinya bahwa ia pernah pernah ada. Sementara dokumen Perjanjian Baru terbukti berisi ribuan salinan kuno yang hampir identik. Tulisan-tulisan tersebut tidak ada bandingnya ditinjau dari jumlah salinannya. Bahkan, tulisan-tulisan Plato pun hanya berjumlah 7 (tujuh) salinan saja. Dengan kata lain, Perjanjian Baru semestinya dinilai sebagai tulisan yang jauh lebih dapat diandalkan.

Yang ketujuh, para anggota The Jesus Seminar menyatakan bahwa Yesus tidak dinilai sebagai Allah di masa hidupNya tetapi didewakan di abad setelahnya. Tidak heran mereka menyatakan demikian karena sebelumnya mereka sudah menolak Alkitab dengan menilainya sebagai tulisan yang palsu atau bohong. Tetapi, satu hal yang sangat lucu dan menarik adalah apa yang terdapat di Lukas pasal 4 ayat 34. Di sana dicatat bahwa setan atau roh jahat saja menyebut Yesus sebagai Yang Kudus dari Allah. Dengan kata lain, berdasarkan ayat tersebut, maka itu berarti bahwa The Jesus Seminar lebih buruk theology atau christology-nya dibandingkan dengan setan atau roh jahat.

Di 2 Petrus pasal 1 ayat 20 sampai 21, rasul Petrus berkata:”…bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” Di 1 Tesalonika pasal 5 ayat 20 rasul Paulus berkata:”…janganlah anggap rendah nubuat-nubuat.” dan di Galatia pasal 1 ayat 8 rasul Paulus juga berkata:”…sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.” Dengan kata lain, manusia semestinya jangan menganggap rendah firman Tuhan, jangan salah memperlakukannya dan jangan menganggap diri lebih tinggi daripadanya, bahkan malaikat pun jangan.

The Jesus Seminar adalah salah satu contoh tentang orang-orang yang menerjemahkan Alkitab dengan cara dan sikap yang salah. Mereka mempelajari Alkitab dengan sikap yang sombong, prejudis, tidak hormat, dan tidak takut akan Tuhan.

Baca dan perhatikanlah gambaran, profil atau model orang-orang yang mencari kebenaran firmanNya dengan sikap yang benar. Bandingkanlah dengan sikap The Jesus Seminar, maka Anda akan menemukan perbedaan yang sangat besar, jelas dan nyata di antara mereka. Di Kisah Para Rasul pasal 8 tercatat tentang seorang sida-sida dari Ethiophia yang tulus dan rendah hati mencari Tuhan dan kebenaranNya dan Tuhan menolongnya dengan mengutus Filipus untuk menjelaskan firman Tuhan kepadanya. Di Kisah Para Rasul pasal 10 tercatat tentang seorang perwira bernama Kornelius yang tekun dan setia mencari Tuhan dan Tuhan mengutus rasul Petrus untuk datang ke rumahnya. Di Kisah Para Rasul pasal 17 tercatat tentang orang-orang Berea yang menguji ajaran, perkataan, atau pendapat orang lain terhadap Alkitab bukan sebaliknya menguji Alkitab dengan cara voting. Dengan kata lain, mereka percaya kepada Alkitab dan memposisikannya sebagai tulisan yang otoritatif. Tetapi, berbeda halnya dengan yang terdapat di Kisah Para Rasul pasal 9, di sana tercatat tentang seorang agamawan yang terpelajar, terpandang, terkenal, dan terhormat yang bernama Saulus. Ia ditemui Yesus saat sedang menganiaya Dia (JemaatNya). Semoga The Jesus Seminar pun demikian, seperti Saulus yang akhirnya sadar, bertobat dan memuliakan Tuhan dengan dahsyat dan luar biasa.


Related Links:
http://en.wikipedia.org/wiki/Jesus_Seminar


Copyright © 2009 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Tidak ada komentar: