Selasa, 24 November 2009

Meditasi - Buddha & Kristen

Belum lama ini saya mendapat informasi melalui Wikipedia tentang adanya argumentasi yang menyatakan bahwa tradisi meditasi agama Buddha (yang dicatat mendahului 500 tahun kelahiran Yesus dan hadir di Asia Kecil dan Alexandria selama kehidupan Yesus), mempengaruhi perkembangan beberapa aspek dari iman kontemplatif Kristen.*) Menurut saya, pernyataan itu tidak benar, berbeda, dan bertolak belakang dengan hasil pembacaan Alkitab saya selama ini.

Ada sejumlah argumentasi yang ingin saya sampaikan terkait dengan pernyataan tersebut. Argumentasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengertian dasar orang Kristen tentang doa atau meditasi adalah memanggil nama Tuhan dan hal itu telah dilakukan sejak generasi pertama dari Adam dan Hawa yaitu Set. Dengan kata lain, doa atau meditasi orang Kristen tidak berasal atau dipengaruhi oleh agama Buddha melainkan hal tersebut sudah ada sejak lama, sejak Adam dan Hawa, sejak dahulu kala. (band. Kej 4:26).

2. Orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah the second member of trinity. Ia adalah yang awal dan yang akhir. Ia ada sejak dahulu kala. Ia tidak belajar dari manusia tetapi dari Bapa. Tua-tua Yahudi, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat takjub dan heran akan hikmat dan pengertianNya sejak Ia berumur duabelas tahun. Yusuf dan Maria juga tidak mengerti mengapa Ia pergi ke Bait Suci seorang diri dan kemudian setelah dewasa pergi meninggalkan rumah, mengajar, berkhotbah dan memberitakan Injil dari satu tempat ke tempat yang lain. Yesaya pasal 7 mengatakan bahwa Ia lahir dan dikandung oleh Roh Kudus. Yesaya pasal 9 mengatakan bahwa Ia adalah Allah yang perkasa dan Bapa yang Kekal. Mikah pasal 5 mengatakan bahwa meskipun Ia lahir di Betlehem tetapi permulaannya sudah sejak dahulu kala. Dan Ia sendiri menyatakan bahwa Ia sudah ada sebelum Abraham ada (band. Yoh 8:58). Dengan kata lain, Yesus tidak belajar atau mendapat inspirasi tentang doa atau meditasi dari agama Buddha.

3. Yesus berkata bahwa Allah adalah Roh, oleh sebab itu, kita harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran. Dengan kata lain, doa dan meditasi saja tidak cukup. Ia tidak dapat berdiri sendiri tanpa kebenaran.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang perbedaan antara meditasi Buddha dan Kristen, tentunya akan lebih baik jika kita terlebih dahulu mengetahui seperti apakah pengertian dan praktek doa atau meditasi yang dilakukan oleh agama Buddha.

Berikut di bawah ini adalah kutipan informasi atau penjelasan tentang Meditasi Buddhis yang saya peroleh dari Wikipedia:

Meditasi Buddhis pada dasarnya berkaitan dengan dua tema: mengubah pikiran dan menggunakannya untuk mengeksplorasi dirinya sendiri dan fenomena lain…Sebagian besar bentuk Buddhisme membedakan antara dua kelas praktek meditasi, samatha dan Vipassana, yang keduanya dibutuhkan untuk mencapai pencerahan.…untuk mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan perhatian tajam…;…mencakup praktek-praktek yang bertujuan untuk mengembangkan wawasan dan kebijaksanaan melalui melihat hakikat dari realitas.

Theravada Buddhisme menekankan pengembangan meditasi kesadaran (sati, lihat misalnya Satipatthana Sutta) dan konsentrasi (samadhi, lihat kammatthana), sebagai bagian dari Delapan Jalan Mulia, dalam mengejar Nibbana (Nirvana).…Mata pelajaran meditasi tradisional yang populer meliputi nafas (anapana) dan cinta kasih (metta).

Dalam Vipassana gaya meditasi kesadaran yang pada awalnya difokuskan pada naik dan turunnya napas dan kemudian (saat respirasi hampir diskors dan pikiran dan hati masih eksis) simbol-simbol sederhana (nyala lilin), bagian tubuh (jempol atau ujung hidung) atau konsep (diberikan demikian mungkin supaya tidak menimbulkan gangguan emosional atau intelektual).

Di sekolah Mahayana Jepang Mahayana, Tendai (Tien-tai), konsentrasi dibudidayakan melalui ritual yang sangat terstruktur. Orang Jepang haiku poet Basho melihat puisi sebagai suatu proses meditasi yang bersangkutan dengan seni menggambarkan penampilan singkat dari diri yang kekal, dari keabadian, dalam keadaan dunia. Kesepian yang lebih dalam dan mungkin lebih mendalam ziarah dari Chaucer digambarkan dalam Canterbury Tales, Basho mencerminkan kematian dalam percampuran puisi dan prosa saat ia melakukan perjalanan ke utara dari kuil ke kuil.

Dalam tradisi ini, tujuan meditasi adalah untuk membangunkan alam dari natur pikiran, dan untuk memperkenalkan praktisi kepada sifat sejati pikiran: kesadaran sejati yang tidak berubah, yang mendasari seluruh hidup dan mati. Karena hanya melalui meditasi Anda dapat melakukan perjalanan untuk menemukan sifat sejati Anda, dan begitu menemukan stabilitas dan kepercayaan diri Anda akan perlu untuk hidup, dan mati, baik.

Sebagian besar tradisi Buddha mengakui bahwa jalan menuju Pencerahan mencakup tiga jenis pelatihan: kebajikan (sila), konsentrasi (dhyana), dan, kebijaksanaan (panna). Dengan demikian, kecakapan meditatif saja tidak cukup, melainkan hanyalah salah satu bagian dari cara.


Dengan kata lain, dalam Buddhisme, bersama-sama dengan pembinaan mental, pengembangan etika dan kebijaksanaan, pemahaman juga diperlukan untuk mencapai tujuan tertinggi.

Berbeda dengan agama Buddha, orang Kristen percaya bahwa manusia (termasuk hati, pikiran dan jiwanya) telah korup atau kehilangan kemuliaan Allah (band. Roma 3:23). Markus pasal 7 ayat 20 sampai 23 mengatakan bahwa dari dalam hati orang timbul dosa-dosa seperti pikiran jahat, percabulan, pencurian, perzinahan, iri hati, hujat, kebebalan, kesombongan, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, doa dan meditasi saja tidak dapat atau tidak akan pernah dapat membawa manusia kepada kesejatian atau kesempurnaan.

Orang Kristen percaya bahwa hanya Tuhan saja yang dapat mengaruniakan hati, pikiran dan hidup yang baru melalui penebusan Kristus. Dengan percaya, mengikut Dia, bertobat, meninggalkan dosa dan membina hubungan yang harmonis dan dekat denganNya, maka manusia akan mengalami transformasi secara rohani dan bertumbuh dari waktu ke waktu. Upaya manusia seperti doa dan meditasi semata tidaklah cukup untuk memperoleh semua itu. Tidak metode pernafasan atau apa pun yang lain.

Orang Kristen percaya bahwa perubahan pikiran manusia mutlak dipengaruhi oleh pembacaan dan pengajaran dari kitab suci mereka yaitu Alkitab. Dengan kata lain, perubahan tersebut bukan produk dari upaya bertapa atau menyendiri ke tempat-tempat yang sunyi atau sepi. Injil Markus pasal 1 ayat 35 sampai 39 menggambarkan bagaimana Yesus berdoa pagi-pagi benar sebelum mengadakan aktifitasnya yaitu memberitakan Injil. Ia tidak tampak seperti seorang pertapa yang sendiri menyendiri seorang diri. Meskipun Ia berdoa dan membaca kitab suci, Ia seringkali dapat ditemui di tengah banyak orang bahkan sangat amat banyak. Ia berinteraksi dengan banyak orang, berkomunikasi, mengajar, mengadakan banyak mujizat, menyembuhkan orang sakit, dan lain sebagainya.

Di samping itu, orang Kristen juga percaya bahwa hikmat dan kebijaksanaan manusia hanya dapat diperoleh melalui pembacaan atau pengajaran Alkitab secara teliti, tepat dan benar (band. 2 Tim 3:16-17, Mzm 119:97-104). Mereka juga tidak mengadakan praktik ramal-meramal seperti yang dilakukan oleh agama atau kepercayaan tertentu**). Satu-satunya ramalan atau prediksi yang dipercayai atau diyakini oleh orang-orang Kristen adalah ramalan atau prediksi tentang akhir zaman. Itupun juga hanya dapat diperoleh melalui pembacaaan Alkitab yang teliti dan benar pula. Orang-orang Kristen percaya bahwa kitab suci mereka yaitu Alkitab adalah merupakan anugerah atau karunia Allah melalui Roh Kudus (band. 2 Pet 1:20-21).

Jadi, kesimpulannya, doa atau meditasi yang dilakukan oleh orang Kristen bukan merupakan tiruan atau pengaruh dari cara atau praktik doa atau meditasi agama Buddha. Dalam hal mencari tempat atau lokasi yang tenang supaya dapat berkonsentrasi mungkin keduanya tampak sama atau serupa tetapi tidak di dalam hal yang mendasar dan esensial seperti pengertian, tujuan, dan caranya. Keduanya tidak sama bahkan sangat amat berbeda antara satu dengan yang lain.


Related links:
*) http://en.wikipedia.org/wiki/Meditation
**)http://en.wikipedia.org/wiki/Divination


Copyright (c) 2009 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/

Tidak ada komentar: