Bacaan: Matius 7:13-24
7:13 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
7:14 karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
7:20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu
Tidak sedikit orang yang menawarkan keselamatan. Tidak sedikit agama, kepercayaan, atau keyakinan yang menawarkannya. Banyak doktrin atau pengajaran tentang hal tersebut. Jangankan berbicara tentang agama atau kepercayaan yang lain, di dunia Kristen saja ada terdapat banyak variasi doktrin atau pengajaran yang berbeda-beda tentang keselamatan.
Saya percaya bahwa ada orang-orang tertentu yang mempunyai minat yang besar untuk mengetahui dan mempelajarinya dengan serius, sungguh, dan tekun. Tetapi tentu saja ada juga terdapat orang-orang yang kurang menaruh minat bahkan tidak peduli sama sekali mengenai hal ini. Selain itu, ada pula orang-orang yang hanya suka membicarakan dan mendebatkannya seperti halnya pembicaraan ala warung kopi.
Apapun realitanya tentang hal itu, Alkitab menginformasikan 10 (sepuluh) hal penting tentang keselamatan. Yang pertama adalah bahwa keselamatan itu tidak mudah. Apa dasar atau alasan saya sehingga sampai kepada pernyataan atau kesimpulan tersebut? Jawabnya ada pada apa yang dilakukan oleh Tuhan terhadap keselamatan. Anak Allah berinkarnasi menjadi manusia yaitu Yesus Kristus, menjadi seorang hamba, melayani, mengorbankan diriNya, menderita aniaya, disalibkan, mati dan dikuburkan, tetapi bangkit pada hari yang ketiga. Itu bukanlah hal yang mudah. Tidak bagi manusia tidak juga bagi Tuhan. Jika keselamatan adalah hal yang mudah, mungkin Tuhan tidak perlu melakukan yang seperti itu.
Anda mungkin berpikir atau mencoba berargumentasi bahwa memang Tuhan melakukannya dengan tidak mudah tetapi manusia yang memperoleh keselamatan tersebut menerimanya dengan sangat mudah. Itu salah dan tidak alkitabiah. Matius 7 ayat 13 dan 14 mengatakan: ”Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.” Artinya adalah bahwa keselamatan itu sangat tidak mudah dan sebaliknya kebinasaan itu sangat amat mudah diperoleh. Pintu menuju keselamatan adalah sesak sedangkan pintu menuju kebinasaan adalah lebar dan jalannya pun luas.
Dengan demikian, atas dasar ini, maka penginjil, pengkhotbah atau pengajar yang menyatakan secara langsung atau tidak langsung bahwa keselamatan adalah hal yang mudah atau gampang, patut diragukan atau dipertanyakan.
Yang kedua adalah bahwa keselamatan bukan kerja, bukan pencapaian, dan bukan cara manusia tetapi cara Tuhan. Tadi, memang saya menyatakan bahwa keselamatan itu tidak mudah tetapi tidak berarti bahwa tingkat kesulitannya ada pada kerja, usaha, atau pencapaian yang harus dilakukan oleh manusia. Mengapa? Karena jalan menuju keselamatan hanya berasal dari Tuhan. Dialah yang datang dari Sorga, turun ke dunia, hadir di tengah-tengah kita dan yang kembali ke sana (band. Fil 2:6-10). Dialah yang tahu alamatNya dan jalan menuju ke sana. Tidak seorang pun yang dapat tiba ke alamat yang tidak ia ketahui. Tidak seorang kurir, tidak seorang tukang pos, seorang pengantar surat, atau siapapun juga melainkan Tuhan saja. Yohanes pasal 14 ayat 2 dan 3 mengatakan: ” Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” Dengan kata lain, tanpa Tuhan menyatakan jalan keselamatan, apapun kerja, usaha, atau pencapaian yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh atau mendapatkannya tidak akan pernah berhasil. Tidak akan pernah. Sampai kapan pun. Kecuali, sekali lagi, jika Tuhan menyatakannya.
Yang ketiga adalah bahwa keselamatan bukan hal yang tidak jelas atau tidak pasti. Barusan saya menyatakan bahwa keselamatan bukanlah cara manusia tetapi cara Tuhan. Tetapi, pernyataan ini bukan berarti sikap yang menyerah dengan segala ketidaktahuan, dengan segala misteri dan ketidakpastian tentang keselamatan. Bukan…bukan yang seperti itu. Keselamatan bukanlah hal yang tidak jelas atau tidak pasti, sebaliknya ia dapat ditemukan atau didapati.
Kata “mendapati” di ayat 14 dari Matius pasal 7 tadi diterjemahkan di dalam Alkitab berbahasa Inggris dengan kata “find it”. Artinya adalah bahwa keselamatan itu sudah dinyatakan kepada kita, tinggal kita yang menemukannya. Yeremia pasal 29 ayat 13 mengatakan: ”…apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,…” Dari ayat ini dapatlah diperoleh janji atau syarat menemukan Tuhan dan tentunya juga keselamatan yang Ia anugerahkan yaitu jika kita mempunyai sikap yang segenap hati mencari Dia dan menanyakanNya. Jika tidak, maka sebaliknya kita tidak akan menemukan Dia (band. Kis 17: 27).
Yang ke-empat adalah bahwa keselamatan adalah iman dan kepatuhan terhadap firman dan kehendak Tuhan. Matius pasal 7 ayat 21 mengatakan: ”Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Selanjutnya, ayat 24 mengatakan: ”Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.” Dua ayat ini menggambarkan dua jenis orang yaitu yang tidak berkenan di hadapanNya dan yang berkenan di hadapanNya. Yang tidak dikenanNya adalah orang yang tidak melakukan kehendak Bapa sedang yang berkenan dihadapanNya adalah orang yang melakukan perkataanNya.
Dengan kata lain, keselamatan adalah iman dan kepatuhan terhadap firman dan kehendak Tuhan. Inilah yang membedakan antara keselamatan yang alkitabiah dengan yang tidak. Konsep keselamatan yang tidak alkitabiah adalah bahwa keselamatan dapat diperoleh melalui kerja, upaya, pencapaian dan cara-cara manusia. Atau, pada ekstrim yang lain, yaitu bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan begitu mudahnya sampai-sampai tidak perlu atau tidak butuh iman dan kepatuhan terhadap firman dan kehendak Tuhan.
Yang kelima adalah bahwa keselamatan bukanlah hal yang mustahil. Meskipun keselamatan itu tidak mudah tetapi ia bukanlah hal yang mustahil. Murid-murid Yesus pernah bertanya kepadaNya: ”Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Mereka menanyakan pertanyaan ini setelah menyaksikan perbincangan antara Yesus dan seorang pria muda yang kaya dan relijius. Usai perbincangan tersebut, Yesus mengatakan bahwa orang yang seperti pria itu sangat sukar sekali diselamatkan atau masuk ke dalam Kerajaan Allah. Mengapa? Karena ia lebih mencintai harta kekayaannya lebih daripada percaya kepada Yesus dan patuh kepada kehendakNya. Dengan kata lain, meskipun keselamatan bukanlah hal yang mustahil, tetapi ia sangat sukar sekali bagi orang-orang yang mencintai yang lain lebih daripada Yesus (band. Mat 10:37; Luk 14:25-26).
(bersambung)
Copyright © 2009 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
7:13 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
7:14 karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
7:20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu
Tidak sedikit orang yang menawarkan keselamatan. Tidak sedikit agama, kepercayaan, atau keyakinan yang menawarkannya. Banyak doktrin atau pengajaran tentang hal tersebut. Jangankan berbicara tentang agama atau kepercayaan yang lain, di dunia Kristen saja ada terdapat banyak variasi doktrin atau pengajaran yang berbeda-beda tentang keselamatan.
Saya percaya bahwa ada orang-orang tertentu yang mempunyai minat yang besar untuk mengetahui dan mempelajarinya dengan serius, sungguh, dan tekun. Tetapi tentu saja ada juga terdapat orang-orang yang kurang menaruh minat bahkan tidak peduli sama sekali mengenai hal ini. Selain itu, ada pula orang-orang yang hanya suka membicarakan dan mendebatkannya seperti halnya pembicaraan ala warung kopi.
Apapun realitanya tentang hal itu, Alkitab menginformasikan 10 (sepuluh) hal penting tentang keselamatan. Yang pertama adalah bahwa keselamatan itu tidak mudah. Apa dasar atau alasan saya sehingga sampai kepada pernyataan atau kesimpulan tersebut? Jawabnya ada pada apa yang dilakukan oleh Tuhan terhadap keselamatan. Anak Allah berinkarnasi menjadi manusia yaitu Yesus Kristus, menjadi seorang hamba, melayani, mengorbankan diriNya, menderita aniaya, disalibkan, mati dan dikuburkan, tetapi bangkit pada hari yang ketiga. Itu bukanlah hal yang mudah. Tidak bagi manusia tidak juga bagi Tuhan. Jika keselamatan adalah hal yang mudah, mungkin Tuhan tidak perlu melakukan yang seperti itu.
Anda mungkin berpikir atau mencoba berargumentasi bahwa memang Tuhan melakukannya dengan tidak mudah tetapi manusia yang memperoleh keselamatan tersebut menerimanya dengan sangat mudah. Itu salah dan tidak alkitabiah. Matius 7 ayat 13 dan 14 mengatakan: ”Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.” Artinya adalah bahwa keselamatan itu sangat tidak mudah dan sebaliknya kebinasaan itu sangat amat mudah diperoleh. Pintu menuju keselamatan adalah sesak sedangkan pintu menuju kebinasaan adalah lebar dan jalannya pun luas.
Dengan demikian, atas dasar ini, maka penginjil, pengkhotbah atau pengajar yang menyatakan secara langsung atau tidak langsung bahwa keselamatan adalah hal yang mudah atau gampang, patut diragukan atau dipertanyakan.
Yang kedua adalah bahwa keselamatan bukan kerja, bukan pencapaian, dan bukan cara manusia tetapi cara Tuhan. Tadi, memang saya menyatakan bahwa keselamatan itu tidak mudah tetapi tidak berarti bahwa tingkat kesulitannya ada pada kerja, usaha, atau pencapaian yang harus dilakukan oleh manusia. Mengapa? Karena jalan menuju keselamatan hanya berasal dari Tuhan. Dialah yang datang dari Sorga, turun ke dunia, hadir di tengah-tengah kita dan yang kembali ke sana (band. Fil 2:6-10). Dialah yang tahu alamatNya dan jalan menuju ke sana. Tidak seorang pun yang dapat tiba ke alamat yang tidak ia ketahui. Tidak seorang kurir, tidak seorang tukang pos, seorang pengantar surat, atau siapapun juga melainkan Tuhan saja. Yohanes pasal 14 ayat 2 dan 3 mengatakan: ” Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” Dengan kata lain, tanpa Tuhan menyatakan jalan keselamatan, apapun kerja, usaha, atau pencapaian yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh atau mendapatkannya tidak akan pernah berhasil. Tidak akan pernah. Sampai kapan pun. Kecuali, sekali lagi, jika Tuhan menyatakannya.
Yang ketiga adalah bahwa keselamatan bukan hal yang tidak jelas atau tidak pasti. Barusan saya menyatakan bahwa keselamatan bukanlah cara manusia tetapi cara Tuhan. Tetapi, pernyataan ini bukan berarti sikap yang menyerah dengan segala ketidaktahuan, dengan segala misteri dan ketidakpastian tentang keselamatan. Bukan…bukan yang seperti itu. Keselamatan bukanlah hal yang tidak jelas atau tidak pasti, sebaliknya ia dapat ditemukan atau didapati.
Kata “mendapati” di ayat 14 dari Matius pasal 7 tadi diterjemahkan di dalam Alkitab berbahasa Inggris dengan kata “find it”. Artinya adalah bahwa keselamatan itu sudah dinyatakan kepada kita, tinggal kita yang menemukannya. Yeremia pasal 29 ayat 13 mengatakan: ”…apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,…” Dari ayat ini dapatlah diperoleh janji atau syarat menemukan Tuhan dan tentunya juga keselamatan yang Ia anugerahkan yaitu jika kita mempunyai sikap yang segenap hati mencari Dia dan menanyakanNya. Jika tidak, maka sebaliknya kita tidak akan menemukan Dia (band. Kis 17: 27).
Yang ke-empat adalah bahwa keselamatan adalah iman dan kepatuhan terhadap firman dan kehendak Tuhan. Matius pasal 7 ayat 21 mengatakan: ”Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Selanjutnya, ayat 24 mengatakan: ”Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.” Dua ayat ini menggambarkan dua jenis orang yaitu yang tidak berkenan di hadapanNya dan yang berkenan di hadapanNya. Yang tidak dikenanNya adalah orang yang tidak melakukan kehendak Bapa sedang yang berkenan dihadapanNya adalah orang yang melakukan perkataanNya.
Dengan kata lain, keselamatan adalah iman dan kepatuhan terhadap firman dan kehendak Tuhan. Inilah yang membedakan antara keselamatan yang alkitabiah dengan yang tidak. Konsep keselamatan yang tidak alkitabiah adalah bahwa keselamatan dapat diperoleh melalui kerja, upaya, pencapaian dan cara-cara manusia. Atau, pada ekstrim yang lain, yaitu bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan begitu mudahnya sampai-sampai tidak perlu atau tidak butuh iman dan kepatuhan terhadap firman dan kehendak Tuhan.
Yang kelima adalah bahwa keselamatan bukanlah hal yang mustahil. Meskipun keselamatan itu tidak mudah tetapi ia bukanlah hal yang mustahil. Murid-murid Yesus pernah bertanya kepadaNya: ”Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Mereka menanyakan pertanyaan ini setelah menyaksikan perbincangan antara Yesus dan seorang pria muda yang kaya dan relijius. Usai perbincangan tersebut, Yesus mengatakan bahwa orang yang seperti pria itu sangat sukar sekali diselamatkan atau masuk ke dalam Kerajaan Allah. Mengapa? Karena ia lebih mencintai harta kekayaannya lebih daripada percaya kepada Yesus dan patuh kepada kehendakNya. Dengan kata lain, meskipun keselamatan bukanlah hal yang mustahil, tetapi ia sangat sukar sekali bagi orang-orang yang mencintai yang lain lebih daripada Yesus (band. Mat 10:37; Luk 14:25-26).
(bersambung)
Copyright © 2009 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar