Senin, 05 Januari 2009

LEBIH DARI SAUDARA

Rabu, 23 Desember 2008

Bacaan: Gal 1:18; 2:11,13-14

1:18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya.
2:11 Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterus-terang menentangnya, sebab ia salah.
2:13 Dan orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.
2:14 Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: ”Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?”

Jika bukan karena Yesus, murid-murid-Nya tak kan pernah bersatu. Jika bukan karena Kristus, Petrus, nelayan asal Galilea tetap menyimpan kebencian terhadap Matius, pemungut cukai. Jika bukan karena Dia, Paulus tetap akan menganiaya murid-murid-Nya. Seorang Sanhendrin dari golongan Farisi keturunan Benyamin itu tidak akan pernah bersatu dengan nelayan Galilea dan pemungut cukai. Jika bukan karena pengajaran dan bimbingan-Nya, murid-murid-Nya akan selalu bersaing untuk menjadi lebih besar mengatasi yang lain. Jika bukan oleh Dia mereka tidak akan ada bedanya dengan orang-orang duniawi yang tidak saling mengasihi.

Pengajaran Yesus melebihi sekadar hikmat atau filosofi. Karena hikmat manusia atau filosofi berasal dari manusia. Sedangkan hikmat-Nya berasal dari Sorga. Jika kita mengumpamakan dunia adalah sebuah kotak, maka ia hanya berlaku di dalam kotak bukan di luarnya. Sedangkan hikmat Allah adalah kebenaran rohani. Ia mencapai tingkat atau realitas rohani bahkan sorgawi. Ia tidak berasal dari dalam kotak tetapi dari luar kotak. Kebenarannya berlaku di dunia maupun di Sorga.

Jika hubungan di dunia pada umumnya dikategorikan sebagai hubungan yang dangkal, maka hubungan antar murid Yesus melebihi hubungan yang dalam bagi dunia. Karena hubungan antar murid Yesus sesungguhnya tidak dapat dibandingkan dengan hubungan yang ada pada umumnya. Meskipun mungkin dapat digambarkan dengan ilustrasi atau analogi “keluarga” atau “saudara”. Tetapi, ada satu ilustrasi atau analogi yang tidak biasa yaitu “satu tubuh” yaitu Tubuh Kristus. Hubungan antar murid Yesus bukan sekadar di-ibaratkan seperti satu tubuh tetapi memang sesungguhnya adalah “satu tubuh”, sekali lagi, yaitu Tubuh Kristus. Bukan jasmani tetapi rohani.

Perhatikanlah apa yang Yesus doakan dan ajarkan bagi hubungan antar murid-murid-Nya melalui kutipan berikut ini:

…, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka (Yoh 17:10b).

…supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita,…(Yoh 17:21a).

…,supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka (Yoh 17:26b).

Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi (Yoh 13:34-35).

Berbeda dengan moto three musketeer yang sangat dikagumi, murid-murid Yesus adalah “One in All & All in One” bukan “One for All & All for One”. Sekali lagi, moto three musketeer tidak mencapai tingkat rohani atau sorgawi tidak seperti hubungan antar murid Yesus.

Hubungan yang rohani tidak berarti tanpa koreksi atau tanpa argumentasi. Paulus mengkoreksi Petrus ketika sedang melakukan kesalahan, meskipun ia pernah tinggal di rumahnya selama lima belas hari. Dan meskipun ia pernah menjadi rekan kerja Barnabas dan dibela saat berhadapan dengan murid-murid yang lain yang takut terhadap dia, Paulus tetap berargumentasi ketika sedang berselisih pendapat dengannya.

Alkitab memang tidak memberitahukan apakah hubungan antar Paulus dengan Barnabas berakhir dengan rekonsiliasi damai. Tetapi dengan memanggil kembali Markus yang menjadi persoalan mereka pada masa itu, menunjukkan kasih dan pengampunan Paulus terhadap Barnabas.

Demikian pula Petrus yang pernah ditegur oleh Paulus tetap mengasihi dan menghormatinya. Bahkan di dalam kutipan suratnya berikut ini ia menyebutkan nama Paulus dengan “saudara kita yang kekasih”:

…, seperti juga Paulus saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya (2 Pet 3:15b)

Konflik atau argumentasi boleh ada atau terjadi tetapi ingatlah wahai orang Kristen bahwa hubungan Anda dengan yang lain melebihi hubungan saudara.

Doa:
Tuhan terima kasih atas pelajaran pagi ini. Mampukan hamba agar dapat senantiasa mengingat bahwa hubungan hamba dengan murid-murid Engkau melebihi hubungan saudara. Di dalam nama Yesus Kristus. Amin.



Tidak ada komentar: