Senin, 31 Mei 2010
THE WONDER
Arrangement: Aboen, Runir, Marcel
Song and Lyrics: Pierre Jacobs
Backing Vocal: Franky, Dessy
The paralytic can walk, the blind man can see
The man raised from the death, the mute man able to speak
Who is He? Who is He? Who is He? Who's cured them all? 2x
The wind and sea obey Him
All the wonders, all have seen 2x
Amazing parables He preach to many people (multitude)
All the great things all have seen, great things have made by Him
Who is He? Who is He? Who's made these all? 2x
Reff:
He is Jesus (He is Jesus), He is Jesus (He is Jesus)
He is Jesus (He is Jesus), My Lord Jesus (My Lord Jesus)
Copyright (c) 2008 by Berean Recording
Alkitab dan Kebenaran (Bagian 1)
Apakah Alkitab dapat dipercaya sebagai dasar atau sumber informasi yang benar mengenai keselamatan?
Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka penulis mencoba menjelaskan 5 (lima) hal penting dari atau mengenai Alkitab. Yang pertama adalah proses penulisannya, yang kedua adalah bukti-buktinya, yang ketiga adalah keuntungannya, yang ke-empat adalah kekuatan atau kuasanya, dan yang kelima adalah peneguhannya oleh Kristus.
A. Proses Penulisan Alkitab
Penulisan Alkitab dilakukan oleh manusia yang dipilih atau ditentukan oleh Allah atau yang biasa disebut nabi atau rasul. Tetapi, meskipun yang melakukan penulisan adalah manusia, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa sesungguhnya atau sebenarnya, tulisan di dalam Alkitab tidak dihasilkan oleh kehendak manusia itu sendiri melainkan oleh Roh Kudus atau Tuhan (band. 2 Pet 1:20-21). Dengan kata lain, Tuhan menggunakan diri mereka termasuk hati, pikiran, jiwa, emosi atau perasaan, perbendaharaan kata mereka, dan lain sebagainya untuk menuliskan Alkitab. Sehingga dengan demikian firman atau kehendak Tuhan dapat disampaikan atau dinyatakan kepada manusia.
Salah satu contoh dari proses penulisan Alkitab dapat ditemukan di Yeremia pasal 1 ayat 9. Di sana disebutkan bahwa TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulut nabi Yeremia; TUHAN berfirman kepadanya: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu…” Dengan kata lain, setiap kata yang diucapkan atau yang dituliskan oleh nabi Yeremia adalah berasal dari Tuhan – ketika ia mengajar, berkhotbah, atau berbicara atas nama Allah. Dan hal itu dilakukan oleh Tuhan terhadap nabi Yeremia sebelum Ia mengirim atau mengutus dia sebagai nabi. Ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai standar prosedur dan proses penulisan Alkitab yang jelas, teliti, hati-hati dan tidak sembarangan. Di Yeremia 36:2-4 jelas disebutkan bahwa Tuhanlah yang memberikan instruksi kepada nabi Yeremia untuk menuliskan Kitab Suci bukan Yeremia ataupun orang lain.
Selain nabi Yeremia, Alkitab juga menuliskan hal yang serupa yang dilakukan oleh Tuhan terhadap nabi Musa, Yesaya, Yehezkiel, dan lain-lain (band. Kel; Yes 6; Yeh 1). Proses seperti ini tampaknya merupakan proses Tuhan yang baku dan konsisten dalam mengutus nabi-nabiNya. Tidak ada nabi yang pergi menyampaikan pesanNya tanpa diutus dan dipersiapkan terlebih dahulu olehNya. Entahkah itu dengan menjamah mulut seperti yang Ia lakukan terhadap nabi Yeremia atau menyentuh bibir seperti terhadap nabi Yesaya atau memasukkan kitab ke dalam mulut seperti yang Ia lakukan terhadap nabi Yehezkiel. Ini adalah dasar bagi orang Kristen untuk percaya kepada Alkitab sebagai tulisan yang murni 100% berasal dari Allah. Bukan ide, konsep atau pemikiran-Nya saja tetapi juga kata-kata-Nya. Setiap pembaca Alkitab penting untuk memperhatikan dan mempelajari setiap kata-kata di dalam Alkitab lebih dari sekadar mengerti isinya secara umum atau berupa gambaran besarnya saja.
Pesan Alkitab yang singkron juga adalah fakta yang sangat mengagumkan dan meyakinkan. Padahal, penulis Alkitab berjumlah empat puluh orang dan hidup dengan latar belakang yang berbeda-beda - waktu, tempat, pekerjaan, kultur, budayanya, dan lain sebagainya.
B. Bukti-bukti dan Sejarah dari Alkitab
Alkitab adalah dokumen sejarah yang terpercaya dan dapat diandalkan. Dari sekian banyak dokumen sejarah kuno, Alkitab adalah dokumen yang mempunyai salinan yang terbanyak daripada dokumen-dokumen lainnya di sepanjang sejarah manusia. Berikut di bawah ini adalah perbandingan dokumen PB dengan dokumen kuno Yunani.
Di samping keunggulannya secara historis, Alkitab juga benar di dalam hal pernyataan-pernyataannya secara sains dan ilmu pengetahuan. Salah satu contoh atau buktinya adalah di bidang ilmu hidrologi yang menyatakan bahwa hujan dan salju jatuh di tanah atau ke tanah, sebagian tersimpan dalam tanah sebagai air tanah, sebagian mengalir ke dalam sungai, turun ke laut dan dari laut kembali lagi ke awan dan jatuh lagi. Demikian juga disebutkan oleh Yesaya 55:10:”Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan…” Kitab-kitab yang lain di dalam PL juga menyatakan hal yang sama yaitu sebagai berikut:
"Ia menarik ke atas titik-titik air, dan memekatkan kabut menjadi hujan, yang dicurahkan oleh mendung, dan disiramkan ke atas banyak manusia" (lih. Ayub 36:27-28)
"Ia menaikkan kabut dari ujung bumi, Ia membuat kilat mengikuti hujan, Ia mengeluarkan angin dari dalam perbendaharaan-Nya" (lih. Mzm 135:7)
Selain dalam bidang ilmu hidrologi, Alkitab juga terbukti benar dalam bidang ilmu kedokteran dan kesehatan. Semelweiss (Vienna, 1847) berhasil menurunkan tingkat kematian wanita-wanita pasca melahirkan akibat infeksi dari 18% turun menjadi 0.5%. Penurunan tingkat kematian tersebut dapat ia capai atau raih karena mencoba melakukan perintah Tuhan di kitab Imamat yang berbunyi:”Siapa pun yang menyentuh mayat orang akan menjadi najis selama tujuh hari. Dia harus memurnikan diri dengan air pada hari ketiga dan ketujuh ... mengambil beberapa hyssop, mencelupkan ke dalam air dan menaburi tenda dan perabotan dan orang-orang yang berada di sana.” Demikian juga terhadap penyakit kusta yang telah membunuh jutaan orang di Eropa dan di seluruh dunia selama ribuan tahun, Alkitab terbukti sebagai sumber informasi dan solusi yang benar, yang dapat menolong dan menyelamatkan manusia. Imamat 13:46 menasihatkan:”Selama dia (penderita kusta) memiliki infeksi ia tetap najis. Ia harus hidup sendirian; ia harus tinggal di luar perkemahan.” Dengan kata lain, penderita kusta butuh dikarantina demi mengantisipasi penularan penyakit tersebut. Dan itu terbukti benar bahkan sangat menolong ilmu kedokteran dan kesehatan dan perkembangan serta pengaruhnya hingga masa kini.
Sebaliknya, nasihat-nasihat kesehatan dari sumber lain di luar Alkitab sangat berbeda bahkan dinilai berbahaya bagi kesehatan. Salah satunya adalah The Ebers Papyrus yang menasihatkan penggunaan darah sapi, minyak atau lemak ular untuk mencegah uban pada rambut atau campuran enam lemak kuda, kuda nil, buaya, kucing, ular dan untuk mencegah rambut rontok.
Herbert Spencer yang meninggal pada tahun 1803 dipandang dunia Sains sebagai salah seorang penemu yang terbesar karena telah mengkategorikan semua hal yang ada di lingkungan alam semesta sebagai: waktu, tenaga, aksi, ruang dan materi. Dan itu sudah disebutkan di ayat pertama dari Alkitab yaitu: Pada mulanya (waktu) Allah (energi), menciptakan (aksi), langit (ruang) dan bumi (materi).
Soal doa Yosua yang pernah dinilai salah karena mendoakan matahari berhenti di atas lembah Ayalon dapat diterima dan dimengerti sebagai bahasa manusia sehari-hari bukan bahasa Sains. Hingga saat ini, hampir setiap orang juga masih menggunakan istilah “sunset” atau “sunrise” yang kedengarannya seperti mengatakan bahwa matahari yang bergerak atau berpindah tempat. Demikian juga dengan menyampaikan maksud-maksud yang serupa. Contohnya, mengatakan “lapar” atau “kenyang” sebagai bahasa sehari-hari bukan “hipotalamus sedang mengirim sinyal ke otak”.
Intinya, pernyataan-pernyataan di dalam Alkitab adalah benar dan ilmu pengetahuan adalah juga merupakan cara yang baik untuk menunjukkan keabsahannya.
Dikutip dari buku NMQT Edisi Pertama:"Yesus & Keselamatan" (Berean Media, 2010), 33-43
Copyright (c) 2010 by Naek @ NMQT
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka penulis mencoba menjelaskan 5 (lima) hal penting dari atau mengenai Alkitab. Yang pertama adalah proses penulisannya, yang kedua adalah bukti-buktinya, yang ketiga adalah keuntungannya, yang ke-empat adalah kekuatan atau kuasanya, dan yang kelima adalah peneguhannya oleh Kristus.
A. Proses Penulisan Alkitab
Penulisan Alkitab dilakukan oleh manusia yang dipilih atau ditentukan oleh Allah atau yang biasa disebut nabi atau rasul. Tetapi, meskipun yang melakukan penulisan adalah manusia, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa sesungguhnya atau sebenarnya, tulisan di dalam Alkitab tidak dihasilkan oleh kehendak manusia itu sendiri melainkan oleh Roh Kudus atau Tuhan (band. 2 Pet 1:20-21). Dengan kata lain, Tuhan menggunakan diri mereka termasuk hati, pikiran, jiwa, emosi atau perasaan, perbendaharaan kata mereka, dan lain sebagainya untuk menuliskan Alkitab. Sehingga dengan demikian firman atau kehendak Tuhan dapat disampaikan atau dinyatakan kepada manusia.
Salah satu contoh dari proses penulisan Alkitab dapat ditemukan di Yeremia pasal 1 ayat 9. Di sana disebutkan bahwa TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulut nabi Yeremia; TUHAN berfirman kepadanya: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu…” Dengan kata lain, setiap kata yang diucapkan atau yang dituliskan oleh nabi Yeremia adalah berasal dari Tuhan – ketika ia mengajar, berkhotbah, atau berbicara atas nama Allah. Dan hal itu dilakukan oleh Tuhan terhadap nabi Yeremia sebelum Ia mengirim atau mengutus dia sebagai nabi. Ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai standar prosedur dan proses penulisan Alkitab yang jelas, teliti, hati-hati dan tidak sembarangan. Di Yeremia 36:2-4 jelas disebutkan bahwa Tuhanlah yang memberikan instruksi kepada nabi Yeremia untuk menuliskan Kitab Suci bukan Yeremia ataupun orang lain.
Selain nabi Yeremia, Alkitab juga menuliskan hal yang serupa yang dilakukan oleh Tuhan terhadap nabi Musa, Yesaya, Yehezkiel, dan lain-lain (band. Kel; Yes 6; Yeh 1). Proses seperti ini tampaknya merupakan proses Tuhan yang baku dan konsisten dalam mengutus nabi-nabiNya. Tidak ada nabi yang pergi menyampaikan pesanNya tanpa diutus dan dipersiapkan terlebih dahulu olehNya. Entahkah itu dengan menjamah mulut seperti yang Ia lakukan terhadap nabi Yeremia atau menyentuh bibir seperti terhadap nabi Yesaya atau memasukkan kitab ke dalam mulut seperti yang Ia lakukan terhadap nabi Yehezkiel. Ini adalah dasar bagi orang Kristen untuk percaya kepada Alkitab sebagai tulisan yang murni 100% berasal dari Allah. Bukan ide, konsep atau pemikiran-Nya saja tetapi juga kata-kata-Nya. Setiap pembaca Alkitab penting untuk memperhatikan dan mempelajari setiap kata-kata di dalam Alkitab lebih dari sekadar mengerti isinya secara umum atau berupa gambaran besarnya saja.
Pesan Alkitab yang singkron juga adalah fakta yang sangat mengagumkan dan meyakinkan. Padahal, penulis Alkitab berjumlah empat puluh orang dan hidup dengan latar belakang yang berbeda-beda - waktu, tempat, pekerjaan, kultur, budayanya, dan lain sebagainya.
B. Bukti-bukti dan Sejarah dari Alkitab
Alkitab adalah dokumen sejarah yang terpercaya dan dapat diandalkan. Dari sekian banyak dokumen sejarah kuno, Alkitab adalah dokumen yang mempunyai salinan yang terbanyak daripada dokumen-dokumen lainnya di sepanjang sejarah manusia. Berikut di bawah ini adalah perbandingan dokumen PB dengan dokumen kuno Yunani.
Di samping keunggulannya secara historis, Alkitab juga benar di dalam hal pernyataan-pernyataannya secara sains dan ilmu pengetahuan. Salah satu contoh atau buktinya adalah di bidang ilmu hidrologi yang menyatakan bahwa hujan dan salju jatuh di tanah atau ke tanah, sebagian tersimpan dalam tanah sebagai air tanah, sebagian mengalir ke dalam sungai, turun ke laut dan dari laut kembali lagi ke awan dan jatuh lagi. Demikian juga disebutkan oleh Yesaya 55:10:”Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan…” Kitab-kitab yang lain di dalam PL juga menyatakan hal yang sama yaitu sebagai berikut:
"Ia menarik ke atas titik-titik air, dan memekatkan kabut menjadi hujan, yang dicurahkan oleh mendung, dan disiramkan ke atas banyak manusia" (lih. Ayub 36:27-28)
"Ia menaikkan kabut dari ujung bumi, Ia membuat kilat mengikuti hujan, Ia mengeluarkan angin dari dalam perbendaharaan-Nya" (lih. Mzm 135:7)
Selain dalam bidang ilmu hidrologi, Alkitab juga terbukti benar dalam bidang ilmu kedokteran dan kesehatan. Semelweiss (Vienna, 1847) berhasil menurunkan tingkat kematian wanita-wanita pasca melahirkan akibat infeksi dari 18% turun menjadi 0.5%. Penurunan tingkat kematian tersebut dapat ia capai atau raih karena mencoba melakukan perintah Tuhan di kitab Imamat yang berbunyi:”Siapa pun yang menyentuh mayat orang akan menjadi najis selama tujuh hari. Dia harus memurnikan diri dengan air pada hari ketiga dan ketujuh ... mengambil beberapa hyssop, mencelupkan ke dalam air dan menaburi tenda dan perabotan dan orang-orang yang berada di sana.” Demikian juga terhadap penyakit kusta yang telah membunuh jutaan orang di Eropa dan di seluruh dunia selama ribuan tahun, Alkitab terbukti sebagai sumber informasi dan solusi yang benar, yang dapat menolong dan menyelamatkan manusia. Imamat 13:46 menasihatkan:”Selama dia (penderita kusta) memiliki infeksi ia tetap najis. Ia harus hidup sendirian; ia harus tinggal di luar perkemahan.” Dengan kata lain, penderita kusta butuh dikarantina demi mengantisipasi penularan penyakit tersebut. Dan itu terbukti benar bahkan sangat menolong ilmu kedokteran dan kesehatan dan perkembangan serta pengaruhnya hingga masa kini.
Sebaliknya, nasihat-nasihat kesehatan dari sumber lain di luar Alkitab sangat berbeda bahkan dinilai berbahaya bagi kesehatan. Salah satunya adalah The Ebers Papyrus yang menasihatkan penggunaan darah sapi, minyak atau lemak ular untuk mencegah uban pada rambut atau campuran enam lemak kuda, kuda nil, buaya, kucing, ular dan untuk mencegah rambut rontok.
Herbert Spencer yang meninggal pada tahun 1803 dipandang dunia Sains sebagai salah seorang penemu yang terbesar karena telah mengkategorikan semua hal yang ada di lingkungan alam semesta sebagai: waktu, tenaga, aksi, ruang dan materi. Dan itu sudah disebutkan di ayat pertama dari Alkitab yaitu: Pada mulanya (waktu) Allah (energi), menciptakan (aksi), langit (ruang) dan bumi (materi).
Soal doa Yosua yang pernah dinilai salah karena mendoakan matahari berhenti di atas lembah Ayalon dapat diterima dan dimengerti sebagai bahasa manusia sehari-hari bukan bahasa Sains. Hingga saat ini, hampir setiap orang juga masih menggunakan istilah “sunset” atau “sunrise” yang kedengarannya seperti mengatakan bahwa matahari yang bergerak atau berpindah tempat. Demikian juga dengan menyampaikan maksud-maksud yang serupa. Contohnya, mengatakan “lapar” atau “kenyang” sebagai bahasa sehari-hari bukan “hipotalamus sedang mengirim sinyal ke otak”.
Intinya, pernyataan-pernyataan di dalam Alkitab adalah benar dan ilmu pengetahuan adalah juga merupakan cara yang baik untuk menunjukkan keabsahannya.
Dikutip dari buku NMQT Edisi Pertama:"Yesus & Keselamatan" (Berean Media, 2010), 33-43
Copyright (c) 2010 by Naek @ NMQT
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Sabtu, 22 Mei 2010
Kisah Para Rasul
Kisah Para Rasul adalah tulisan Lukas yang kedua setelah Injil Lukas. Tulisan itu dialamatkan kepada pribadi yang sama yaitu Theofilus yang Mulia. Kisah Para Rasul merupakan lanjutan dari Injil Lukas. Di ayat yang pertama dari kitab tersebut, Lukas mengatakan bahwa di Injil Lukas ia menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, tetapi, di kitab Kisah Para Rasul, Kristus menjanjikan turunnya Roh Kudus dan murid-murid-Nya menjadi saksi bagi Dia di Yerusalem, dan di seluruh Yudea, dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (band. Kis 1:8).
Sejumlah Alasan: Lukas sebagai Penulis Kisah Para Rasul
Bapa-Bapa Gereja secara langsung dan tidak langsung mengatakan bahwa Lukas adalah penulis kitab Kisah Para Rasul. Irenaeus dalam mengutip bagian tulisan berulang kali menggunakan frase berikut: "Lukas murid dan pengikut Paulus mengatakan demikian." Clement dari Alexandria, mengutip pidato Paulus di Athena, dengan menggunakan frase, "Jadi Lukas dalam Kisah Para Rasul menghubungkan." Eusebius mengatakan: "Lukas telah meninggalkan kita dua volume yang meng-inspirasi, Injil dan Kisah Para Rasul."
Selain itu, penulusuran dengan menggunakan metode “we section” mulai dari Kisah Para Rasul pasal 16 dan seterusnya juga mengarah kepada Lukas sebagai penulis. Di samping itu juga alamat penulisan juga adalah sama seperti Injil Lukas yaitu Theopilus yang Mulia.
Perkataan dan Janji Yesus kepada Murid-murid-Nya
Di ayat ke 4 pasal 1 dari Kisah Para Rasul disebutkan bahwa Yesus melarang murid-murid-Nya untuk pergi meninggalkan Yerusalem. Meskipun mereka mungkin sudah sangat antusias untuk memberitahukan kepada banyak orang bahwa Kristus telah bangkit, Yesus justru menyuruh mereka tinggal di suatu tempat sampai Roh Kudus turun ke atas mereka. Hal ini sangat konsisten dengan apa yang dinyatakan oleh Yohanes Pembaptis di waktu-waktu sebelumnya. Yohanes Pembaptis pernah berkata:”Aku membaptis kamu dengan air tetapi Dia yang datang setelah aku, akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.” Dan itu memang terjadi, setelah Yesus naik ke Sorga, sepuluh hari setelahnya, Roh Kudus turun ke atas murid-murid-Nya. Mereka berbicara dengan berbagai bahasa sehingga setiap orang yang hadir dari berbagai tempat dapat mengerti dan heran terhadap rasul-rasul itu.
Di Kisah Para Rasul pasal 2 disebutkan bahwa orang-orang yang hadir dan menyaksikan rasul-rasul itu datang ke Yerusalem sebenarnya adalah untuk merayakan hari raya Pentakosta tetapi mereka justru mendapatkan pengalaman yang istimewa dan luar biasa. Mereka adalah orang-orang yang berasal dari Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, Frigia, Pamfilia, Mesir, Libia, Kirene, Roma, Kreta, Arab, dan lain-lain. Seketika setelah rasul Petrus selesai berkhotbah, orang-orang itu merasa terharu (NIV Bible: cut to the heart), bertobat, dan dibaptis. Jumlah mereka ada kira-kira tiga ribu jiwa. Hari raya Pentakosta pada saat itu menjadi hari raya yang paling berkesan dan merupakan momen penting dalam hidup mereka yang hadir di sana pada saat itu karena mereka mendapatkan pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus dan Jemaat Kristus yang pertama pun telah lahir.
Apa yang terjadi pada saat itu membuktikan kebenaran dari perkataan Yesus. Di Yohanes pasal 16 ayat 8, Yesus berkata:”…kalau Ia (Roh Kudus) datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman;…” Dan itulah yang terjadi pada hari raya Pentakosta pada saat itu. Segera setelah Roh Kudus turun, orang-orang merasa terharu, bertobat, sadar akan dosa-dosa mereka dan dibaptis.
Peran, Kerja, dan Kuasa Roh Kudus
Di kitab Kisah Para Rasul kita akan melihat Roh Kudus berperan di dalam diri murid-murid Kristus dan Jemaat. Ini adalah sejumlah hal yang dilakukan-Nya yang disebutkan di dalam kitab Kisah Para Rasul:
Hal ini menunjukkan bahwa peran Roh Kudus sangat penting di dalam pemberitaan Injil – di dalam menjadi saksi bagi Kristus. Itulah sebabnya mengapa Yesus berpesan kepada murid-murid-Nya agar mereka jangan pergi dulu meninggalkan Yerusalem sebelum menerima atau dibaptis dengan Roh Kudus. Meskipun mereka sudah mempunyai bukti atau evidence tentang kebangkitan-Nya, itu tidaklah cukup untuk dapat menjadi saksi-Nya. Dengan kata lain, tanpa kuasa dan kekuatan dari Roh Kudus mereka tidak akan mampu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Roh Kudus mutlak dibutuhkan dan sesungguhnya Dia-lah yang bekerja melalui murid-murid-Nya (jemaat).
Pertumbuhan Jemaat yang Pertama
Selain kerja dan kuasa Roh Kudus, kita juga akan melihat pertumbuhan jemaat pertama di kitab Kisah Para Rasul. Seperti yang dijanjikan oleh Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menjadi saksi bagi Dia di Yerusalem, di Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi. Itulah yang juga terjadi pada masa itu. Di Kisah Para Rasul pasal 6 ayat 7 disebutkan bahwa firman Allah makin tersebar dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya. Kisah Para Rasul pasal 9 ayat 31 mengatakan:”Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea, dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.” Artinya, pada waktu itu jemaat sudah ada di Yudea, Galilea, dan Samaria. Dan jemaat-jemaat itu tentunya adalah jemaat-jemaat yang berasal dari Yerusalem dan tersebar dari sana. Kisah Para Rasul pasal 7 dan pasal 9 memberikan latarbelakang terjadinya penyebaran itu yaitu penganiayaan terhadap Stefanus dan kisah Saulus yang berjibaku menganiaya jemaat dan murid-murid Yesus di masa itu.
Setelah Yudea, Galilea, dan Samaria di pasal 9, jemaat terus bertumbuh sampai ke Antiokhia. Kisah Para Rasul pasal 12 ayat 24 mengatakan:”…firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak di dengar orang.” Kisah Para Rasul pasal 16 ayat 5 mengatakan:”…jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya.” Waktu itu jemaat sudah sampai ke Asia Kecil dan Galatia. Kisah Para Rasul pasal 19 ayat 20 mengatakan:”Dengan jalan ini makin tersebarlah firman Tuhan dan makin berkuasa.” Jemaat pada waktu itu sudah ada di Efesus, Korintus, dan bahkan sampai ke Roma. Kisah Para Rasul pasal 28 ditutup dengan mengatakan:”Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia (rasul Paulus) memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.” Dengan kata lain, jemaat terus bertumbuh oleh kerja dan kuasa Roh Kudus, dan apa yang dijanjikan oleh Yesus Kristus terbukti benar dan sungguh-sungguh terjadi (band. Kis 1:1-8).
Dua Rasul Besar (Petrus dan Paulus)
Di kitab Kisah Para Rasul dikisahkan tentang dua rasul besar yaitu rasul Petrus dan rasul Paulus. Rasul Petrus dikisahkan dari Kisah Para Rasul pasal 1 sampai 12, sedangkan rasul Paulus dikisahkan dari Kisah Para Rasul pasal 13 sampai 28. Selain itu di sana juga tercatat tiga kali perjalanan misi Paulus yaitu di pasal 13, pasal 15, dan pasal 18.
Di kitab Galatia dikisahkan juga tentang rasul Paulus yang menegur rasul Petrus karena meninggalkan meja saudara-saudara non-Yahudi untuk bergabung dan makan bersama dengan saudara-saudara dari bangsa Yahudi (band. Gal 2:11-14; Kis 15). Orang Yahudi memang sejak dulu beranggapan bahwa orang non Yahudi adalah orang ‘kelas dua’ di mata Tuhan. Mereka bukan keturunan Abraham dan mereka tidak selamat. Orang Yahudi menganggap haram makan semeja atau sehidangan dengan orang non-Yahudi dan bahkan tidak boleh menginjakkan kaki dan masuk ke dalam rumah mereka. Meskipun mereka sudah dibaptis dan bergabung dengan jemaat Yahudi, orang non-Yahudi masih saja tetap dianggap ‘kelas dua’ atau lebih inferior. Mereka diposisikan di sisi luar Bait Suci di dalam setiap acara atau ritual keagamaan. Begitu jelasnya permasalahan ini sehingga penulis kitab Galatia juga menyebutkan bahwa bukan saja Kefas (Petrus) yang melakukan hal seperti itu tetapi juga Barnabas.
Hal ini menunjukkan sesuatu yang harus dijawab dan diselesaikan oleh rasul-rasul pada masa itu. Kisah Para Rasul pasal 15 mengatakan bahwa rasul-rasul mengadakan sidang atau rapat dan mereka menyadari bahwa orang Yahudi maupun orang non-Yahudi adalah sama di mata Tuhan. Kisah Para Rasul pasal 10 dan pasal 11 juga mengatakan hal yang sama kepada rasul Petrus melalui peristiwa Kornelius, seorang perwira pasukan Italia.
Dua Jemaat Besar
Kisah Para Rasul juga menyebutkan dua jemaat besar yang ada pada masa itu yaitu jemaat Yerusalem dan jemaat Antiokhia. Dua jemaat tersebut dapat disebut sebagai pusat atau center dari murid-murid Yesus pada masa itu. Hal itu ditunjukkan oleh sejumlah murid-murid dari Yerusalem yang datang mengunjungi jemaat Antiokhia, begitu juga rasul Petrus, Paulus, dan Barnabas juga ada disebutkan berada di sana. Dan di Antiokhia, murid-murid Yesus untuk pertama kalinya disebut Kristen (band. Kis 11:26).
Berdasarkan letak atau posisi wilayahnya, maka secara otomatis, jemaat Yerusalem adalah jemaat yang terdiri dari sejumlah besar orang Yahudi, sedangkan jemaat Antiokhia adalah jemaat yang terdiri dari sejumlah besar orang non-Yahudi.
Konsistensi Doktrin atau Pengajaran
Di dalam kitab Kisah Para Rasul juga dapat ditemukan adanya konsistensi pengajaran atau doktrin yang berlaku atau diterapkan oleh rasul-rasul dan murid-murid Yesus yang ada pada masa itu. Rasul Petrus berkata di Kisah Para Rasul pasal 2 ayat 38:”Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” Rasul Paulus juga melakukan hal yang sama bahkan ia membaptis lagi orang-orang yang sudah menerima baptisan Yohanes di dalam nama Yesus Kristus (band. Kis 19:5; Rom 6:3-4). Di samping itu juga ada terdapat sejumlah kisah yang mengatakan hal yang sama yaitu Sida-sida dari Etiophia yang dibaptis oleh Filipus (Kis 8), Saulus yang dibaptis oleh Ananias (Kis 9), dan Kornelius yang dibaptis oleh Petrus (Kis 10).
Empat Kesimpulan Penting
Pertama, Tuhan Yesus selalu menepati setiap janji dan perkataan-Nya. Ia berjanji bahwa Roh Kudus akan turun dan murid-murid-Nya akan menjadi saksi di Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi. Itu sungguh terjadi dan terbukti benar.
Kedua, Tuhan sangat berkuasa. Ia menginjili dunia dengan orang-orang yang biasa dan sederhana dalam kurun waktu 30 tahun saja.
Ketiga, kekuatan Roh Kudus mutlak dibutuhkan. Strategi, teknik, metode penginjilan, evidence, pengalaman, pengetahuan tentang Kristus dan kebangkitan-Nya, dan lain sebagainya tidak dapat berdiri sendiri tanpa Tuhan – tanpa kuasa dan kekuatan dari Roh Kudus-Nya. Kita tidak boleh mengandalkan kekuatan atau kemampuan diri sendiri atau demi kepentingan diri sendiri. Jemaat dan penginjilan it’s all about His power and glory.
Ke-empat, Pekerjaan penebusan sudah selesai. Itu dilakukan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Pekerjaan Penginjilan belum selesai. Kita (Jemaat) bersama dengan Dia masih terus bekerja melakukannya hingga saat ini. Dia masih incharge sampai sekarang. Yesus berkata di Matius pasal 28 ayat 18 sampai 20:
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Pergilah dan Kristus menyertai anda dan saya!
Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Sejumlah Alasan: Lukas sebagai Penulis Kisah Para Rasul
Bapa-Bapa Gereja secara langsung dan tidak langsung mengatakan bahwa Lukas adalah penulis kitab Kisah Para Rasul. Irenaeus dalam mengutip bagian tulisan berulang kali menggunakan frase berikut: "Lukas murid dan pengikut Paulus mengatakan demikian." Clement dari Alexandria, mengutip pidato Paulus di Athena, dengan menggunakan frase, "Jadi Lukas dalam Kisah Para Rasul menghubungkan." Eusebius mengatakan: "Lukas telah meninggalkan kita dua volume yang meng-inspirasi, Injil dan Kisah Para Rasul."
Selain itu, penulusuran dengan menggunakan metode “we section” mulai dari Kisah Para Rasul pasal 16 dan seterusnya juga mengarah kepada Lukas sebagai penulis. Di samping itu juga alamat penulisan juga adalah sama seperti Injil Lukas yaitu Theopilus yang Mulia.
Perkataan dan Janji Yesus kepada Murid-murid-Nya
Di ayat ke 4 pasal 1 dari Kisah Para Rasul disebutkan bahwa Yesus melarang murid-murid-Nya untuk pergi meninggalkan Yerusalem. Meskipun mereka mungkin sudah sangat antusias untuk memberitahukan kepada banyak orang bahwa Kristus telah bangkit, Yesus justru menyuruh mereka tinggal di suatu tempat sampai Roh Kudus turun ke atas mereka. Hal ini sangat konsisten dengan apa yang dinyatakan oleh Yohanes Pembaptis di waktu-waktu sebelumnya. Yohanes Pembaptis pernah berkata:”Aku membaptis kamu dengan air tetapi Dia yang datang setelah aku, akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.” Dan itu memang terjadi, setelah Yesus naik ke Sorga, sepuluh hari setelahnya, Roh Kudus turun ke atas murid-murid-Nya. Mereka berbicara dengan berbagai bahasa sehingga setiap orang yang hadir dari berbagai tempat dapat mengerti dan heran terhadap rasul-rasul itu.
Di Kisah Para Rasul pasal 2 disebutkan bahwa orang-orang yang hadir dan menyaksikan rasul-rasul itu datang ke Yerusalem sebenarnya adalah untuk merayakan hari raya Pentakosta tetapi mereka justru mendapatkan pengalaman yang istimewa dan luar biasa. Mereka adalah orang-orang yang berasal dari Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, Frigia, Pamfilia, Mesir, Libia, Kirene, Roma, Kreta, Arab, dan lain-lain. Seketika setelah rasul Petrus selesai berkhotbah, orang-orang itu merasa terharu (NIV Bible: cut to the heart), bertobat, dan dibaptis. Jumlah mereka ada kira-kira tiga ribu jiwa. Hari raya Pentakosta pada saat itu menjadi hari raya yang paling berkesan dan merupakan momen penting dalam hidup mereka yang hadir di sana pada saat itu karena mereka mendapatkan pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus dan Jemaat Kristus yang pertama pun telah lahir.
Apa yang terjadi pada saat itu membuktikan kebenaran dari perkataan Yesus. Di Yohanes pasal 16 ayat 8, Yesus berkata:”…kalau Ia (Roh Kudus) datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman;…” Dan itulah yang terjadi pada hari raya Pentakosta pada saat itu. Segera setelah Roh Kudus turun, orang-orang merasa terharu, bertobat, sadar akan dosa-dosa mereka dan dibaptis.
Peran, Kerja, dan Kuasa Roh Kudus
Di kitab Kisah Para Rasul kita akan melihat Roh Kudus berperan di dalam diri murid-murid Kristus dan Jemaat. Ini adalah sejumlah hal yang dilakukan-Nya yang disebutkan di dalam kitab Kisah Para Rasul:
Hal ini menunjukkan bahwa peran Roh Kudus sangat penting di dalam pemberitaan Injil – di dalam menjadi saksi bagi Kristus. Itulah sebabnya mengapa Yesus berpesan kepada murid-murid-Nya agar mereka jangan pergi dulu meninggalkan Yerusalem sebelum menerima atau dibaptis dengan Roh Kudus. Meskipun mereka sudah mempunyai bukti atau evidence tentang kebangkitan-Nya, itu tidaklah cukup untuk dapat menjadi saksi-Nya. Dengan kata lain, tanpa kuasa dan kekuatan dari Roh Kudus mereka tidak akan mampu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Roh Kudus mutlak dibutuhkan dan sesungguhnya Dia-lah yang bekerja melalui murid-murid-Nya (jemaat).
Pertumbuhan Jemaat yang Pertama
Selain kerja dan kuasa Roh Kudus, kita juga akan melihat pertumbuhan jemaat pertama di kitab Kisah Para Rasul. Seperti yang dijanjikan oleh Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menjadi saksi bagi Dia di Yerusalem, di Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi. Itulah yang juga terjadi pada masa itu. Di Kisah Para Rasul pasal 6 ayat 7 disebutkan bahwa firman Allah makin tersebar dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya. Kisah Para Rasul pasal 9 ayat 31 mengatakan:”Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea, dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.” Artinya, pada waktu itu jemaat sudah ada di Yudea, Galilea, dan Samaria. Dan jemaat-jemaat itu tentunya adalah jemaat-jemaat yang berasal dari Yerusalem dan tersebar dari sana. Kisah Para Rasul pasal 7 dan pasal 9 memberikan latarbelakang terjadinya penyebaran itu yaitu penganiayaan terhadap Stefanus dan kisah Saulus yang berjibaku menganiaya jemaat dan murid-murid Yesus di masa itu.
Setelah Yudea, Galilea, dan Samaria di pasal 9, jemaat terus bertumbuh sampai ke Antiokhia. Kisah Para Rasul pasal 12 ayat 24 mengatakan:”…firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak di dengar orang.” Kisah Para Rasul pasal 16 ayat 5 mengatakan:”…jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya.” Waktu itu jemaat sudah sampai ke Asia Kecil dan Galatia. Kisah Para Rasul pasal 19 ayat 20 mengatakan:”Dengan jalan ini makin tersebarlah firman Tuhan dan makin berkuasa.” Jemaat pada waktu itu sudah ada di Efesus, Korintus, dan bahkan sampai ke Roma. Kisah Para Rasul pasal 28 ditutup dengan mengatakan:”Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia (rasul Paulus) memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.” Dengan kata lain, jemaat terus bertumbuh oleh kerja dan kuasa Roh Kudus, dan apa yang dijanjikan oleh Yesus Kristus terbukti benar dan sungguh-sungguh terjadi (band. Kis 1:1-8).
Dua Rasul Besar (Petrus dan Paulus)
Di kitab Kisah Para Rasul dikisahkan tentang dua rasul besar yaitu rasul Petrus dan rasul Paulus. Rasul Petrus dikisahkan dari Kisah Para Rasul pasal 1 sampai 12, sedangkan rasul Paulus dikisahkan dari Kisah Para Rasul pasal 13 sampai 28. Selain itu di sana juga tercatat tiga kali perjalanan misi Paulus yaitu di pasal 13, pasal 15, dan pasal 18.
Di kitab Galatia dikisahkan juga tentang rasul Paulus yang menegur rasul Petrus karena meninggalkan meja saudara-saudara non-Yahudi untuk bergabung dan makan bersama dengan saudara-saudara dari bangsa Yahudi (band. Gal 2:11-14; Kis 15). Orang Yahudi memang sejak dulu beranggapan bahwa orang non Yahudi adalah orang ‘kelas dua’ di mata Tuhan. Mereka bukan keturunan Abraham dan mereka tidak selamat. Orang Yahudi menganggap haram makan semeja atau sehidangan dengan orang non-Yahudi dan bahkan tidak boleh menginjakkan kaki dan masuk ke dalam rumah mereka. Meskipun mereka sudah dibaptis dan bergabung dengan jemaat Yahudi, orang non-Yahudi masih saja tetap dianggap ‘kelas dua’ atau lebih inferior. Mereka diposisikan di sisi luar Bait Suci di dalam setiap acara atau ritual keagamaan. Begitu jelasnya permasalahan ini sehingga penulis kitab Galatia juga menyebutkan bahwa bukan saja Kefas (Petrus) yang melakukan hal seperti itu tetapi juga Barnabas.
Hal ini menunjukkan sesuatu yang harus dijawab dan diselesaikan oleh rasul-rasul pada masa itu. Kisah Para Rasul pasal 15 mengatakan bahwa rasul-rasul mengadakan sidang atau rapat dan mereka menyadari bahwa orang Yahudi maupun orang non-Yahudi adalah sama di mata Tuhan. Kisah Para Rasul pasal 10 dan pasal 11 juga mengatakan hal yang sama kepada rasul Petrus melalui peristiwa Kornelius, seorang perwira pasukan Italia.
Dua Jemaat Besar
Kisah Para Rasul juga menyebutkan dua jemaat besar yang ada pada masa itu yaitu jemaat Yerusalem dan jemaat Antiokhia. Dua jemaat tersebut dapat disebut sebagai pusat atau center dari murid-murid Yesus pada masa itu. Hal itu ditunjukkan oleh sejumlah murid-murid dari Yerusalem yang datang mengunjungi jemaat Antiokhia, begitu juga rasul Petrus, Paulus, dan Barnabas juga ada disebutkan berada di sana. Dan di Antiokhia, murid-murid Yesus untuk pertama kalinya disebut Kristen (band. Kis 11:26).
Berdasarkan letak atau posisi wilayahnya, maka secara otomatis, jemaat Yerusalem adalah jemaat yang terdiri dari sejumlah besar orang Yahudi, sedangkan jemaat Antiokhia adalah jemaat yang terdiri dari sejumlah besar orang non-Yahudi.
Konsistensi Doktrin atau Pengajaran
Di dalam kitab Kisah Para Rasul juga dapat ditemukan adanya konsistensi pengajaran atau doktrin yang berlaku atau diterapkan oleh rasul-rasul dan murid-murid Yesus yang ada pada masa itu. Rasul Petrus berkata di Kisah Para Rasul pasal 2 ayat 38:”Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” Rasul Paulus juga melakukan hal yang sama bahkan ia membaptis lagi orang-orang yang sudah menerima baptisan Yohanes di dalam nama Yesus Kristus (band. Kis 19:5; Rom 6:3-4). Di samping itu juga ada terdapat sejumlah kisah yang mengatakan hal yang sama yaitu Sida-sida dari Etiophia yang dibaptis oleh Filipus (Kis 8), Saulus yang dibaptis oleh Ananias (Kis 9), dan Kornelius yang dibaptis oleh Petrus (Kis 10).
Empat Kesimpulan Penting
Pertama, Tuhan Yesus selalu menepati setiap janji dan perkataan-Nya. Ia berjanji bahwa Roh Kudus akan turun dan murid-murid-Nya akan menjadi saksi di Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi. Itu sungguh terjadi dan terbukti benar.
Kedua, Tuhan sangat berkuasa. Ia menginjili dunia dengan orang-orang yang biasa dan sederhana dalam kurun waktu 30 tahun saja.
Ketiga, kekuatan Roh Kudus mutlak dibutuhkan. Strategi, teknik, metode penginjilan, evidence, pengalaman, pengetahuan tentang Kristus dan kebangkitan-Nya, dan lain sebagainya tidak dapat berdiri sendiri tanpa Tuhan – tanpa kuasa dan kekuatan dari Roh Kudus-Nya. Kita tidak boleh mengandalkan kekuatan atau kemampuan diri sendiri atau demi kepentingan diri sendiri. Jemaat dan penginjilan it’s all about His power and glory.
Ke-empat, Pekerjaan penebusan sudah selesai. Itu dilakukan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Pekerjaan Penginjilan belum selesai. Kita (Jemaat) bersama dengan Dia masih terus bekerja melakukannya hingga saat ini. Dia masih incharge sampai sekarang. Yesus berkata di Matius pasal 28 ayat 18 sampai 20:
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Pergilah dan Kristus menyertai anda dan saya!
Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Jumat, 21 Mei 2010
Preach the Word
Song & Lyric by Pierre Jacobs
Taken from Blessed be You album
Produced by Berean Recording
Copyright (c) 2008 by Berean Recording Ministry
Blessed be You (Acoustic Version)
Song & Lyric by Pierre Jacobs
Taken from Blessed be you album
Produced by Berean Recording
Copyright (c) 2008 by Berean Recording Ministry
Rabu, 19 Mei 2010
Kisah Para Rasul
Speaker: Naek
Fri, May 21, 2010
PDA Menara Kuningan
Copyright (c) 2010 Never Missing Quiet Time
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Speaker: Naek
Wed, May 19, 2010
PDA Harapan Indah, Bekasi
Copyright (c) 2010 Never Missing Quiet Time
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Jumat, 14 Mei 2010
Injil Lukas
Speaker: Naek
Friday, May 14, 2010
PD Menara Kuningan
F2 - Ruang Alpha Omega
Maaf atas noise (gangguan suara) di awal khotbah.
Copyright (c) 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://nevermissingqt.blogspot.com/
Kamis, 13 Mei 2010
Injil Lukas
Injil Lukas dimulai dengan sebuah prolog. Suatu gaya yang biasa dilakukan juga oleh para sejarahwan Yunani dalam tulisan-tulisan klasik mereka. Hal ini juga menandakan bahwa tulisan Injil Lukas adalah tulisan yang highly educated dan berasal dari pribadi yang highly educated pula.
A. Siapakah Penulis Injil Lukas?
Ada dua sumber informasi yang dapat kita gunakan untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Yang pertama adalah tradisi. Tradisi mengatakan bahwa Injil Lukas ditulis oleh seseorang yang bernama Lukas. Ia adalah seorang tabib yang kekasih yang juga adalah rekan kerja sepelayanan dari rasul Paulus mulai dari Makedonia hingga akhir hidup dan pelayanan dari rasul Paulus tersebut (band. Kis 16).
Selain tradisi, kita juga dapat menemukan penulis Injil Lukas melalui kitab Kisah Para Rasul. Di kitab Kisah Para Rasul ada terdapat sejumlah nama dari rekan-rekan kerja Paulus yang menemani dia di dalam perjalanan misinya. Mereka adalah Mark, Aristarchus, Demas, Timothy, Titus, Silas, Epaphras, Barnabas, Sopater, Secundus, Gaius, Tychicus and Trophimus. Dari antara nama-nama tersebut, nama-nama yang tidak disebutkan oleh penulis kitab Kisah Para Rasul adalah Demas, Epafras, dan Titus. Tetapi, Demas tidak mengikuti Paulus sampai akhir pelayanan sedangkan Epafras dan Titus tidak mengikuti Paulus sejak dari Makedonia padahal mulai dari sana penulis kitab Kisah Para Rasul sudah menyebut “kami” sebagai kata ganti orang pertama.
Lukas adalah seorang yang rendah hati (band. Luk 1:3; Kis 1:1). Ia adalah seorang yang peduli dan mengasihi (band. Kol 4:14). Ia setia dan dapat diandalkan bahkan di masa-masa yang sukar sekalipun (band. 2 Tim 4:11). Lukas juga adalah seorang yang pintar dan intelek. Dia adalah seorang tabib atau dokter pada zamannya. Di dalam Injil yang ditulisnya, Lukas mencatat sejumlah hal yang erat kaitannya dengan bidang atau keahliannya sebagai tabib atau dokter. Contohnya, tentang perempuan yang sakit pendarahan, ia menyebutkan bahwa penyakit wanita itu tidak dapat disembuhkan oleh siapapun. Selain itu juga adalah tentang penyembuhan telinga Malkhus dan tentang peluh Yesus yang menjadi seperti titik-titik darah ketika Ia berdoa di taman Getsemani.
Dari tulisannya juga dapat ditemukan bahwa Lukas adalah pribadi yang tidak pilih bulu. Ia menulis dan menyebutkan sejumlah nama perempuan. Selain itu ia juga menulis tentang pemungut cukai dan juga tentang orang Samaria. Hal ini tidak biasa dilakukan oleh orang-orang Yahudi pada masa itu. Dan ini semakin memperkuat dugaan bahwa Lukas adalah seorang non-Yahudi. Yang pertama adalah dari gaya tulisannya yang menggunakan prolog ala Yunani klasik, yang kedua adalah karena ia disebutkan secara terpisah dari daftar sejumlah saudara Yahudi di surat Kolose dan yang ketiga adalah karena ia tidak pilih bulu di dalam tulisan dan sebutan nama dan gender.
B. Apa kata Bapa-Bapa Gereja mengenai Injil Lukas?
Irenaeus menyatakan bahwa "Lukas, teman Paulus, menaruh dalam sebuah buku Injil apa yang dikhotbahkan olehnya." Origenes, Eusebius, Athanasius, Gregorius, Nazianze, Jerome juga setuju akan hal itu.
Eusebius dan Jerome menyatakan bahwa Lukas berasal dari Antiokhia di Syria
Tertulianus berkata: "Informasi Lukas sering dianggap berasal dari Paulus..."
Eusebius berkata, "Lukas telah menyampaikan dalam Injilnya sejumlah hal sebagaimana dia telah dijamin dari atau oleh perkenalan yang intim dan akrab dengan Paulus, dan hubungannya dengan para rasul yang lain." Jerome juga sepakat dengan hal ini.
Athanasius menyatakan bahwa Injil Lukas adalah didikte oleh rasul Paulus.
Eusebius Clement dari Alexandria menerima tradisi dari penatua yang lebih kuno "bahwa Injil yang berisi silsilah ditulis pertama kali." Itu mengartikan bahwa mereka mengatakan bahwa Injil Matius dan Lukas lah yang pertama kali ditulis.
Theophylact mengatakan: ”Lukas menulis lima belas tahun setelah kenaikan Kristus.”
Sementara Eutichius menyatakan bahwa Lukas menulis Injil di masa Nero.
C. Alamat Penulisan Injil Lukas
Tulisan Lukas dialamatkan kepada Theofilus yang mulia. Sejumlah komentator PB menyebutkan bahwa Theofilus adalah nama dari sebuah kelompok atau golongan. Selain itu ia mungkin juga adalah nama dari seseorang yang mulia dan terhormat di tengah masyarakat Yunani. Theofilus berasal dari bahasa Yunani yang berarti Pecinta Tuhan (Theo = Tuhan, Filus = Cinta).
Theofilus mungkin sudah mendengar tentang Yesus atau bahkan juga telah menjadi salah seorang dari murid Kristus di zaman Lukas. Sehingga dengan demikian, tulisan Lukas dapat dipandang sebagai follow up atau sesuatu semacam tulisan yang memperjelas atau mempertegas maksud atau apa yang telah diberitakan sebelumnya.
D. Latarbelakang Penulisan Injil Lukas
Sangat besar kemungkinan bahwa di zaman Lukas banyak juga orang yang mencoba menjelaskan atau menceriterakan tentang Yesus tetapi tidak benar dan akurat atau bahkan mungkin merupakan berita atau kisah yang palsu (band. Mat 28:11-15, Luk 1:1). Hal itu mungkin membingungkan atau menimbulkan keraguan di dalam diri Theofilus. Itulah yang mungkin menjadi sebab, alasan, atau latar belakang mengapa Lukas menuliskan Injil Lukas dan Kisah Para Rasul.
E. Proses Penulisan Injil Lukas
Lukas memberitahukan bagaimana cara dia melakukan penulisan Injil yang ditulisnya tersebut. Pertama-tama ia mengatakan bahwa ia menyelidiki segala peristiwa dengan seksama dari asal mulanya dan yang kedua ia mengatakan bahwa ia membukukannya secara teratur (band. Luk 1:3). Besar kemungkinan Lukas mengadakan sejumlah interview terhadap saksi-saksi mata atau orang-orang yang melihat atau terlibat secara langsung terhitung sejak dari masa kelahiran sampai kenaikan Yesus ke Sorga. Itu juga yang mungkin menyebabkan mengapa Lukas dapat menjelaskan sejumlah kisah atau perumpamaan dengan sangat jelas, detil, dan terperinci. Di antara sejumlah kisah tersebut ada terdapat kisah tentang Maria, Elizabeth, dan Zakharia. Lukas mungkin dengan sengaja menemui mereka dan bertanya kepada mengenai hal-hal yang telah mereka lihat, saksikan, dan rasakan secara langsung.
F. Tujuan dan Sasaran Penulisan Injil Lukas
Tujuan dan sasaran penulisan Injil Lukas jelas disebutkan di ayat ke 4 dari pasal 1 dari Injil Lukas yaitu supaya Theofilus dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadanya sungguh benar. Dengan kata lain Lukas menulis sebagai konfirmasi yang dapat dipercaya karena bersumber langsung dari saksi mata kejadian atau peristiwa kelahiran sampai kenaikan Yesus ke Sorga. Dan secara otomatis Injil Lukas juga merupakan klarifikasi atau proteksi terhadap pemberitaan yang salah tentang Yesus yang dilakukan oleh orang lain pada zamannya.
G. Kualitas Tulisan Injil Lukas
Injil Lukas terlihat sangat sistematis bahkan seringkali lebih spesifik, lebih detil dan terperinci dibanding dengan tiga injil yang lain karena seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa Lukas mengadakan penyelidikan dan interview terhadap saksi-saksi mata terlebih dahulu. Ini tidak sedang mengatakan bahwa tulisan Injil yang lain adalah tidak benar atau salah.
Di ayat 4 pasal pertama dari Injil Lukas disebutkan bahwa Lukas mengambil keputusan untuk membukukan tulisannya dengan teratur bagi Theofilus. Dengan kata lain Lukas mengadakan suatu upaya yang tekun dan sungguh-sungguh di dalam mengerjakan dan menyelesaikan hal-hal tersebut.
H. Peran Lukas di dalam Tulisan Perjanjian Baru
Lukas adalah penulis dari Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Ia memberi kontribusi tulisan sebanyak 52 pasal dari 260 pasal dari Perjanjian Baru. Itu adalah sama dengan 20% dari total pasal yang ada di sana. Dia adalah penulis terbanyak setelah rasul Paulus yang memberi kontribusi tulisan sebanyak 87 pasal atau yang berarti sama dengan 33%. Setelah Lukas, Yohanes adalah penulis terbanyak yang memberi kontribusi tulisan sebanyak 50 pasal atau 19% dari total pasal seluruhnya di Perjanjian Baru. Selain itu ada 42 hal termasuk prolog, kisah, dan perumpamaan yang tidak terdapat di Injil yang lain tetapi ada terdapat di Injil Lukas. Di antaranya juga ada 6 mujizat yang dilakukan oleh Yesus yang tidak terdapat di Injil lain tetapi terdapat di Injil Lukas. Dengan kata lain, Lukas sangat berperan dan memberi kontribusi yang sangat besar di dalam tulisan Perjanjian Baru.
Berikut di bawah ini adalah tabel dan daftar dari hal-hal yang dijelaskan tadi:
(i) Perbandingan jumlah pasal antara tulisan Lukas dan penulis-penulis PB yang lain:
A. Siapakah Penulis Injil Lukas?
Ada dua sumber informasi yang dapat kita gunakan untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Yang pertama adalah tradisi. Tradisi mengatakan bahwa Injil Lukas ditulis oleh seseorang yang bernama Lukas. Ia adalah seorang tabib yang kekasih yang juga adalah rekan kerja sepelayanan dari rasul Paulus mulai dari Makedonia hingga akhir hidup dan pelayanan dari rasul Paulus tersebut (band. Kis 16).
Selain tradisi, kita juga dapat menemukan penulis Injil Lukas melalui kitab Kisah Para Rasul. Di kitab Kisah Para Rasul ada terdapat sejumlah nama dari rekan-rekan kerja Paulus yang menemani dia di dalam perjalanan misinya. Mereka adalah Mark, Aristarchus, Demas, Timothy, Titus, Silas, Epaphras, Barnabas, Sopater, Secundus, Gaius, Tychicus and Trophimus. Dari antara nama-nama tersebut, nama-nama yang tidak disebutkan oleh penulis kitab Kisah Para Rasul adalah Demas, Epafras, dan Titus. Tetapi, Demas tidak mengikuti Paulus sampai akhir pelayanan sedangkan Epafras dan Titus tidak mengikuti Paulus sejak dari Makedonia padahal mulai dari sana penulis kitab Kisah Para Rasul sudah menyebut “kami” sebagai kata ganti orang pertama.
Lukas adalah seorang yang rendah hati (band. Luk 1:3; Kis 1:1). Ia adalah seorang yang peduli dan mengasihi (band. Kol 4:14). Ia setia dan dapat diandalkan bahkan di masa-masa yang sukar sekalipun (band. 2 Tim 4:11). Lukas juga adalah seorang yang pintar dan intelek. Dia adalah seorang tabib atau dokter pada zamannya. Di dalam Injil yang ditulisnya, Lukas mencatat sejumlah hal yang erat kaitannya dengan bidang atau keahliannya sebagai tabib atau dokter. Contohnya, tentang perempuan yang sakit pendarahan, ia menyebutkan bahwa penyakit wanita itu tidak dapat disembuhkan oleh siapapun. Selain itu juga adalah tentang penyembuhan telinga Malkhus dan tentang peluh Yesus yang menjadi seperti titik-titik darah ketika Ia berdoa di taman Getsemani.
Dari tulisannya juga dapat ditemukan bahwa Lukas adalah pribadi yang tidak pilih bulu. Ia menulis dan menyebutkan sejumlah nama perempuan. Selain itu ia juga menulis tentang pemungut cukai dan juga tentang orang Samaria. Hal ini tidak biasa dilakukan oleh orang-orang Yahudi pada masa itu. Dan ini semakin memperkuat dugaan bahwa Lukas adalah seorang non-Yahudi. Yang pertama adalah dari gaya tulisannya yang menggunakan prolog ala Yunani klasik, yang kedua adalah karena ia disebutkan secara terpisah dari daftar sejumlah saudara Yahudi di surat Kolose dan yang ketiga adalah karena ia tidak pilih bulu di dalam tulisan dan sebutan nama dan gender.
B. Apa kata Bapa-Bapa Gereja mengenai Injil Lukas?
Irenaeus menyatakan bahwa "Lukas, teman Paulus, menaruh dalam sebuah buku Injil apa yang dikhotbahkan olehnya." Origenes, Eusebius, Athanasius, Gregorius, Nazianze, Jerome juga setuju akan hal itu.
Eusebius dan Jerome menyatakan bahwa Lukas berasal dari Antiokhia di Syria
Tertulianus berkata: "Informasi Lukas sering dianggap berasal dari Paulus..."
Eusebius berkata, "Lukas telah menyampaikan dalam Injilnya sejumlah hal sebagaimana dia telah dijamin dari atau oleh perkenalan yang intim dan akrab dengan Paulus, dan hubungannya dengan para rasul yang lain." Jerome juga sepakat dengan hal ini.
Athanasius menyatakan bahwa Injil Lukas adalah didikte oleh rasul Paulus.
Eusebius Clement dari Alexandria menerima tradisi dari penatua yang lebih kuno "bahwa Injil yang berisi silsilah ditulis pertama kali." Itu mengartikan bahwa mereka mengatakan bahwa Injil Matius dan Lukas lah yang pertama kali ditulis.
Theophylact mengatakan: ”Lukas menulis lima belas tahun setelah kenaikan Kristus.”
Sementara Eutichius menyatakan bahwa Lukas menulis Injil di masa Nero.
C. Alamat Penulisan Injil Lukas
Tulisan Lukas dialamatkan kepada Theofilus yang mulia. Sejumlah komentator PB menyebutkan bahwa Theofilus adalah nama dari sebuah kelompok atau golongan. Selain itu ia mungkin juga adalah nama dari seseorang yang mulia dan terhormat di tengah masyarakat Yunani. Theofilus berasal dari bahasa Yunani yang berarti Pecinta Tuhan (Theo = Tuhan, Filus = Cinta).
Theofilus mungkin sudah mendengar tentang Yesus atau bahkan juga telah menjadi salah seorang dari murid Kristus di zaman Lukas. Sehingga dengan demikian, tulisan Lukas dapat dipandang sebagai follow up atau sesuatu semacam tulisan yang memperjelas atau mempertegas maksud atau apa yang telah diberitakan sebelumnya.
D. Latarbelakang Penulisan Injil Lukas
Sangat besar kemungkinan bahwa di zaman Lukas banyak juga orang yang mencoba menjelaskan atau menceriterakan tentang Yesus tetapi tidak benar dan akurat atau bahkan mungkin merupakan berita atau kisah yang palsu (band. Mat 28:11-15, Luk 1:1). Hal itu mungkin membingungkan atau menimbulkan keraguan di dalam diri Theofilus. Itulah yang mungkin menjadi sebab, alasan, atau latar belakang mengapa Lukas menuliskan Injil Lukas dan Kisah Para Rasul.
E. Proses Penulisan Injil Lukas
Lukas memberitahukan bagaimana cara dia melakukan penulisan Injil yang ditulisnya tersebut. Pertama-tama ia mengatakan bahwa ia menyelidiki segala peristiwa dengan seksama dari asal mulanya dan yang kedua ia mengatakan bahwa ia membukukannya secara teratur (band. Luk 1:3). Besar kemungkinan Lukas mengadakan sejumlah interview terhadap saksi-saksi mata atau orang-orang yang melihat atau terlibat secara langsung terhitung sejak dari masa kelahiran sampai kenaikan Yesus ke Sorga. Itu juga yang mungkin menyebabkan mengapa Lukas dapat menjelaskan sejumlah kisah atau perumpamaan dengan sangat jelas, detil, dan terperinci. Di antara sejumlah kisah tersebut ada terdapat kisah tentang Maria, Elizabeth, dan Zakharia. Lukas mungkin dengan sengaja menemui mereka dan bertanya kepada mengenai hal-hal yang telah mereka lihat, saksikan, dan rasakan secara langsung.
F. Tujuan dan Sasaran Penulisan Injil Lukas
Tujuan dan sasaran penulisan Injil Lukas jelas disebutkan di ayat ke 4 dari pasal 1 dari Injil Lukas yaitu supaya Theofilus dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadanya sungguh benar. Dengan kata lain Lukas menulis sebagai konfirmasi yang dapat dipercaya karena bersumber langsung dari saksi mata kejadian atau peristiwa kelahiran sampai kenaikan Yesus ke Sorga. Dan secara otomatis Injil Lukas juga merupakan klarifikasi atau proteksi terhadap pemberitaan yang salah tentang Yesus yang dilakukan oleh orang lain pada zamannya.
G. Kualitas Tulisan Injil Lukas
Injil Lukas terlihat sangat sistematis bahkan seringkali lebih spesifik, lebih detil dan terperinci dibanding dengan tiga injil yang lain karena seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa Lukas mengadakan penyelidikan dan interview terhadap saksi-saksi mata terlebih dahulu. Ini tidak sedang mengatakan bahwa tulisan Injil yang lain adalah tidak benar atau salah.
Di ayat 4 pasal pertama dari Injil Lukas disebutkan bahwa Lukas mengambil keputusan untuk membukukan tulisannya dengan teratur bagi Theofilus. Dengan kata lain Lukas mengadakan suatu upaya yang tekun dan sungguh-sungguh di dalam mengerjakan dan menyelesaikan hal-hal tersebut.
H. Peran Lukas di dalam Tulisan Perjanjian Baru
Lukas adalah penulis dari Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Ia memberi kontribusi tulisan sebanyak 52 pasal dari 260 pasal dari Perjanjian Baru. Itu adalah sama dengan 20% dari total pasal yang ada di sana. Dia adalah penulis terbanyak setelah rasul Paulus yang memberi kontribusi tulisan sebanyak 87 pasal atau yang berarti sama dengan 33%. Setelah Lukas, Yohanes adalah penulis terbanyak yang memberi kontribusi tulisan sebanyak 50 pasal atau 19% dari total pasal seluruhnya di Perjanjian Baru. Selain itu ada 42 hal termasuk prolog, kisah, dan perumpamaan yang tidak terdapat di Injil yang lain tetapi ada terdapat di Injil Lukas. Di antaranya juga ada 6 mujizat yang dilakukan oleh Yesus yang tidak terdapat di Injil lain tetapi terdapat di Injil Lukas. Dengan kata lain, Lukas sangat berperan dan memberi kontribusi yang sangat besar di dalam tulisan Perjanjian Baru.
Berikut di bawah ini adalah tabel dan daftar dari hal-hal yang dijelaskan tadi:
(i) Perbandingan jumlah pasal antara tulisan Lukas dan penulis-penulis PB yang lain:
(ii) Empat puluh dua hal yang tidak ada di tiga Injil yang lain:
1. Luke’s Introduction (Prolog)
2. Announcement of Birth of John (1:5-25)
3. Announcement of Birth of Jesus to the Virgin (1:26-38)
4. Song of Elizabeth to Mary (1:39-45)
5. Mary’s Song of Praise (1:46-56)
6. Birth, Infancy, and Purpose for Future of John the Baptist (1:57-80)
7. Proclamation by the Angels (2:8-14)
8. The Visit of Homage by Shepherds (2:15-20)
9. Jesus’ Circumcision (2:21)
10. First Temple Visit with Acknowledgments by Simeon and Anna (2:22-38)
11. Childhood of Jesus (2:40)
12. Jesus, 12 Year Old, Visits the Temple (2:41-50)
13. 18 Year Account of Jesus’ Adolescence and Adulthood (2:51,52)
14. Rejected at Nazareth (4:16-30)
15. Raises Widow’s Son from Dead (7:11-17)
16. A Sinful Woman Anoints Jesus (7:36-50)
17. Another Tour of Galilee (8:1-3)
18. The Service of the Seventy (10:1-24)
19. Lawyers Hears the Story of the Good Samaritan (10:25-37)
20. The Hospitality of Martha and Mary (10:38-42)
21. Another Lesson on Prayer (11:1-13)
22. Accused of Connection with Beelzebu (11:14-36)
23. Judgment Against Lawyers and Pharisees (11:37-54)
24. Jesus Deals with Hypocrisy, Covetousness, Worry, and Alertness (12:1-59)
25. Repent or Perish (13:1-5)
26. Barren Fig Tree (13:6-9)
27. Crippled Woman Healed on Sabbath (13:10-17)
28. Parables of Mustard Seed and Leaven (13:18-21)
29. Begins Teaching Return to Jerusalem with Special Words About Herod (13:22-35)
30. Meal with a Pharisee Ruler Occasion Healing Man with Dropsy; Parables of Ox, Best Places, and Great Supper (14:1-24)
31. Demands of Discipleship (14:25-35)
32. Parables of Lost Sheep, Coin, Son (15:1-32)
33. Parables of Unjust Steward, Rich Man and Lazarus (16:1-31)
34. Lessons on Service, Faith, Influence (17:1-10)
35. Begins Last Journey to Jerusalem via Samaria & Galilee (17:11)
36. Heals Ten Lepers (17:12-19)
37. Lessons on the Coming Kingdom (17:20-37)
38. Parables: Persistent Widow, Pharisee and Tax Collector (18:1-14)
39. Interview with Zacchaeus (19:1-10)
40. Parable: the Minas (19:11-27)
41. Peter and John See the Empty Tomb (24:12)
42. Jesus’ Appearance to Ten Disciples without Thomas (24:36-43)
(iii) Enam mujizat yang tidak terdapat di Injil yang lain tetapi terdapat di Injil Lukas:
1. Escape from the Hostile Multitude (4:30)
2. Catch of Fish (5:1)
3. Raising of a Widow’s Son at Nain (7:1)
4. Healing the Man with Dropsy (14:1)
5. Cleansing the Ten Lepers (17:11)
6. Restoring a Servant’s Ear (22:51)
Kesimpulannya, meskipun Lukas bukanlah seorang rasul atau saksi mata dari kelahiran Yesus hingga kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Sorga, Ia dipakai dan digunakan oleh Tuhan sebagai salah seorang penulis dari Injil di Perjanjian Baru. Tuhan menaruh beban di dalam hatinya untuk menolong Theofilus secara khusus tetapi juga untuk memberikan klarifikasi atau proteksi terhadap berita yang salah atau tidak akurat. Tuhan menyertai dia karena tujuannya yang mulia yaitu untuk memastikan apa yang disampaikan dan diajarkan kepada Theofilus adalah sungguh benar. Lukas bukan seorang penipu, bukan seorang yang sembrono, juga bukan orang yang mementingkan diri sendiri melainkan ia sangat rendah hati, penuh pengabdian, setia, peduli, mengasihi, dan high educated. Ia dan tulisannya sangat meyakinkan dan layak dipercaya.
Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
1. Luke’s Introduction (Prolog)
2. Announcement of Birth of John (1:5-25)
3. Announcement of Birth of Jesus to the Virgin (1:26-38)
4. Song of Elizabeth to Mary (1:39-45)
5. Mary’s Song of Praise (1:46-56)
6. Birth, Infancy, and Purpose for Future of John the Baptist (1:57-80)
7. Proclamation by the Angels (2:8-14)
8. The Visit of Homage by Shepherds (2:15-20)
9. Jesus’ Circumcision (2:21)
10. First Temple Visit with Acknowledgments by Simeon and Anna (2:22-38)
11. Childhood of Jesus (2:40)
12. Jesus, 12 Year Old, Visits the Temple (2:41-50)
13. 18 Year Account of Jesus’ Adolescence and Adulthood (2:51,52)
14. Rejected at Nazareth (4:16-30)
15. Raises Widow’s Son from Dead (7:11-17)
16. A Sinful Woman Anoints Jesus (7:36-50)
17. Another Tour of Galilee (8:1-3)
18. The Service of the Seventy (10:1-24)
19. Lawyers Hears the Story of the Good Samaritan (10:25-37)
20. The Hospitality of Martha and Mary (10:38-42)
21. Another Lesson on Prayer (11:1-13)
22. Accused of Connection with Beelzebu (11:14-36)
23. Judgment Against Lawyers and Pharisees (11:37-54)
24. Jesus Deals with Hypocrisy, Covetousness, Worry, and Alertness (12:1-59)
25. Repent or Perish (13:1-5)
26. Barren Fig Tree (13:6-9)
27. Crippled Woman Healed on Sabbath (13:10-17)
28. Parables of Mustard Seed and Leaven (13:18-21)
29. Begins Teaching Return to Jerusalem with Special Words About Herod (13:22-35)
30. Meal with a Pharisee Ruler Occasion Healing Man with Dropsy; Parables of Ox, Best Places, and Great Supper (14:1-24)
31. Demands of Discipleship (14:25-35)
32. Parables of Lost Sheep, Coin, Son (15:1-32)
33. Parables of Unjust Steward, Rich Man and Lazarus (16:1-31)
34. Lessons on Service, Faith, Influence (17:1-10)
35. Begins Last Journey to Jerusalem via Samaria & Galilee (17:11)
36. Heals Ten Lepers (17:12-19)
37. Lessons on the Coming Kingdom (17:20-37)
38. Parables: Persistent Widow, Pharisee and Tax Collector (18:1-14)
39. Interview with Zacchaeus (19:1-10)
40. Parable: the Minas (19:11-27)
41. Peter and John See the Empty Tomb (24:12)
42. Jesus’ Appearance to Ten Disciples without Thomas (24:36-43)
(iii) Enam mujizat yang tidak terdapat di Injil yang lain tetapi terdapat di Injil Lukas:
1. Escape from the Hostile Multitude (4:30)
2. Catch of Fish (5:1)
3. Raising of a Widow’s Son at Nain (7:1)
4. Healing the Man with Dropsy (14:1)
5. Cleansing the Ten Lepers (17:11)
6. Restoring a Servant’s Ear (22:51)
Kesimpulannya, meskipun Lukas bukanlah seorang rasul atau saksi mata dari kelahiran Yesus hingga kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Sorga, Ia dipakai dan digunakan oleh Tuhan sebagai salah seorang penulis dari Injil di Perjanjian Baru. Tuhan menaruh beban di dalam hatinya untuk menolong Theofilus secara khusus tetapi juga untuk memberikan klarifikasi atau proteksi terhadap berita yang salah atau tidak akurat. Tuhan menyertai dia karena tujuannya yang mulia yaitu untuk memastikan apa yang disampaikan dan diajarkan kepada Theofilus adalah sungguh benar. Lukas bukan seorang penipu, bukan seorang yang sembrono, juga bukan orang yang mementingkan diri sendiri melainkan ia sangat rendah hati, penuh pengabdian, setia, peduli, mengasihi, dan high educated. Ia dan tulisannya sangat meyakinkan dan layak dipercaya.
Copyright © 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME
http://www.nevermissingqt.blogspot.com/
Langganan:
Postingan (Atom)