Kamis, 29 April 2010

Injil Markus

Injil Markus adalah tulisan yang relatif lebih pendek dibanding dengan tulisan-tulisan Injil yang lain seperti Matius, Lukas, dan Yohanes. Selain Lukas, Markus juga adalah Injil yang ditulis oleh seseorang yang bukan rasul. Apakah Injil Markus mempunyai dasar atau alasan yang cukup kuat dan meyakinkan untuk dapat disebut sebagai salah satu kitab Injil dan termasuk dalam kanon Alkitab? Berikut di bawah ini adalah tiga jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penting yang sangat meyakinkan.

Apa Kata Bapa-Bapa Gereja tentang Injil Markus?
Papias, mengatakan bahwa Markus adalah penafsir Petrus yang menuliskan dengan hati-hati semua yang ia coba ingat kembali.

Clement dari Alexandria mengatakan bahwa Markus menuliskan wacana Petrus.

Irenaeus, Tertulianus dan Jerome cenderung mengatakan bahwa Markus adalah "penafsir Petrus."

Tertulianus mengatakan bahwa Injil diterbitkan oleh Markus dapat diperhitungkan sebagai kepunyaan Petrus.

Origenes juga mengatakan hal serupa bahwa Markus menulis Injilnya berdasarkan kaidah-kaidah Petrus." Demikian pula Athanasius.

Dengan kata lain, semua kesaksian atau pernyataan Bapa-Bapa Gereja intinya mengatakan bahwa Markus bergantung pada Petrus dalam penulisan injilnya. Apakah itu berarti bahwa Markus mencatat apa yang ia ingat dari khotbah Petrus atau mencatat apa yang didiktekan oleh Petrus, itu adalah hal lain yang berbeda yang akan dijelaskan selanjutnya.

Justin Martyr memberi kesaksian terhadap dua belas ayat terakhir dari Injil Markus sebagai bagian dari kitab tersebut. Demikian juga beberapa dari Bapa-Bapa Gereja setelahnya, seperti Epifanius, Ambrosius dan Agustinus.

Tidak ada ekspresi keraguan dari Gereja awal terhadap Injil Markus bahwa ia berasal atau dihasilkan oleh Allah Roh Kudus.

Dari mana Markus Mendapat Informasi tentang Yesus Kristus?
Markus bukanlah seorang rasul. Ia juga bukan seorang penginjil atau semacam figur besar yang setara dengan rasul pada zamannya. Melainkan, ia hanyalah seorang pria muda yang diajak pergi meninggalkan kampung halaman untuk membantu pelayanan seorang paman bernama Barnabas dan rekan kerjanya yang bernama Paulus. Mereka pergi dari satu tempat ke tempat lain, berkeliling memberitakan Injil Kristus kepada orang-orang non-Yahudi.

Hingga suatu ketika, Markus entah karena tidak kuat menghadapi tantangan atau mungkin karena usianya yang relatif muda sehingga cenderung labil, meninggalkan kedua penginjil tadi di Pamfilia.

Barnabas dan Paulus berdebat sengit soal dia, apakah mereka akan menerima dan membawanya kembali di dalam pelayanan atau tidak. Barnabas dan Paulus berpisah. Barnabas membawa keponakannya Markus, sedangkan Paulus membawa Silas di dalam perjalanan misinya.

Selain mengenal Barnabas dan Paulus, Markus juga dekat dengan rasul Petrus dan mengenalnya dengan baik. Hal ini dikisahkan oleh Lukas dalam kitab Kisah Para Rasul yang mengatakan bahwa ketika rasul Petrus dilepaskan Tuhan dari penjara, ia pergi ke rumah Markus yang juga disebut Yohanes. Tampaknya rumah Markus dan ibunya yang bernama Maria adalah tempat yang biasa dipakai untuk bersekutu dan berdoa bersama pada masa itu. Penulis kitab Kisah Para Rasul tidak menyebut nama ayah Markus karena mungkin bahwa ia tidak mempunyai ayah lagi atau dengan kata lain bahwa ibunya yang bernama Maria adalah seorang janda.

Setelah meninggalkan Barnabas dan juga Paulus, Markus kembali bertemu dengan rasul Petrus yang telah sekian lama tidak bertemu dengannya. Rasul Petrus yang disebut sebagai bapa rohani dari Markus kembali mengajak pria muda tersebut ikut dalam pelayanan. Kali ini bukan ke Cyprus, Anthiokia, ataupun Pamfilia tetapi ke kota Roma. Dari sanalah awalnya mulanya kemungkinan Markus mulai mengingat atau mencatat setiap pengajaran atau khotbah rasul Petrus tentang Yesus Kristus. Injil Markus dinilai sebagai Injil yang secara sengaja dialamatkan kepada bangsa Romawi. Pertama-tama karena tulisannya singkat, padat, tanpa silsilah seperti Injil Matius, berbicara lebih banyak dan langsung tentang kuasa, kerja dan tindakan nyata dari Yesus Kristus. Sesuatu yang menandakan gaya penulisan yang mengikuti atau menyesuaikan dengan karakteristik bangsa Romawi. Di samping itu, Markus juga selalu mengartikan atau menerjemahkan kata-kata dari bahasa Aramaic ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh bangsa Romawi.

Jadi, dengan kata lain, meskipun Markus bukanlah seorang rasul melainkan seorang pembantu dari rasul, ia mempunyai sumber informasi yang sangat kuat dan meyakinkan sebagai penulis kitab Injil. Pertama adalah bahwa ia dekat dengan rasul Petrus sejak masa mudanya dan rumahnya biasa dipakai untuk tempat berdoa, beribadah, dan bersekutu dengan jemaat. Kedua, dia adalah kemenakan Barnabas seorang yang dipilih dan diutus oleh Roh Kudus yang tentu saja juga menjadi sumber informasi yang meyakinkan dan terpercaya. Dan yang ketiga ia pada akhirnya kembali menjadi mitra dan rekan kerja pelayanan yang sangat berguna bagi rasul Paulus. Sejumlah tulisan rasul Paulus bahkan mengatakan bahwa Markus dan Paulus berada bersama-sama di dalam penjara (band. Kol 4:10; Fil 23-24).

Apakah Tujuan, Motif, dan Isi dari Injil Markus?
Dari awal penulisannya dapat dengan jelas ditemukan apakah tujuan, motif, dan isi dari Injil Markus. Ia berkata di ayat pertama dari pasal yang pertama:

”Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.”

Dengan kata lain, apa yang hendak disampaikan oleh Markus di dalam tulisannya adalah tentang Yesus Kristus yang ia sebut atau klaim sebagai Anak Allah. Secara doktrin, Markus tidak bertentangan atau bertolak belakang soal siapakah Yesus Kristus. Jika Markus tidak mengakui Yesus Kristus sebagai Anak Allah maka secara otomatis tulisan Markus tidak dapat disebut sebagai kitab Injil dan tidak layak dimasukkan sebagai kanon Alkitab. Tetapi sebaliknya tulisan Markus mengandung perkataan, pesan, dan isi yang sangat meyakinkan untuk disebut sebagai salah satu dari kitab-kitab Injil.

Berikut di bawah ini adalah sejumlah kesamaan Injil Markus dengan kitab-kitab Injil yang lain di dalam hal catatan tentang mujizat yang dilakukan oleh Yesus:


Dari sejumlah kesamaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Injil Markus tidak berisi hal-hal lain yang berbeda dan bertentangan atau bertolak belakang dengan Injil yang lain. Tidak juga berarti bahwa Injil Markus merupakan salinan, contekan, atau plagiasi dari Injil-Injil yang lain. Satu pilihan untuk dipercaya adalah bahwa Injil Markus adalah tulisan yang berasal dari sumber atau saksi mata yang terpercaya yaitu rasul Petrus. Apakah Injil Markus merupakan hasil dikte atau hasil ingatan terhadap khotbah rasul yang disebut sebagai batu karang dan pemegang kunci kerajaan Sorga tersebut? Salah satu atau kombinasi dari keduanya mungkin saja terjadi. Tetapi intinya Injil Markus bukanlah merupakan tulisan yang meragukan melainkan sangat meyakinkan, penting, dan berguna bagi orang-orang Kristen sejak dulu hingga saat ini.

Kesimpulannya, Injil Markus sangat meyakinkan untuk disebut sebagai salah satu kitab Injil dan termasuk di dalam kanon dari Alkitab. Pertama adalah karena kesaksian dan pernyataan dari Bapa-Bapa Gereja. Kedua adalah karena penulis Injil Markus adalah kemenakan Barnabas, anak rohani rasul Petrus, dan rekan kerja sepenjara dari rasul Paulus. Dan ketiga adalah karena tujuan, motif, dan isi dari tulisan Injil Markus adalah benar, tidak bertentangan, berlawanan, atau bertolak belakang dengan tulisan-tulisan di dalam Alkitab.


Copyright (c) 2010 by Naek @ NEVER MISSING QUIET TIME

Tidak ada komentar: